Durasi Waktu Analisis Data
                                                                                124
1 Baseline-1,  kecenderungan  arah  pada  fase  baseline-1  yaitu  sejajar
=,  hal  tersebut  berarti  pada  baseline-1  tidak  ada  perubahan kemampuan atau kecenderungan arah sejajar.
2 Intervensi,  kecenderungan  arah  pada  fase  intervensi  yaitu  menurun
ke  arah  positif  +,  hal  tersebut  berarti  bahwa  adanya  perubahan perilaku  akademik  subjek  ke  arah  yang  positif  yaitu  berkurangnya
durasi  pengerjaan  subjek  dalam  menyelesaikan  tes  pemahaman konsep  bangun  datar  selama  diberikan  intervensi  yaitu  berupa
penggunaan media replika bangun datar. 3
Baseline-2, kecenderungan arah pada fase baseline-2 yaitu menurun ke  arah  positif  +,  hal  tersebut  berarti  bahwa  adanya  perubahan
perilaku  akademik  subjek  ke  arah  yang  positif  yaitu  berkurangnya durasi  pengerjaan  subjek  dalam  menyelesaikan  tes  pemahaman
konsep  bangun  datar  selama  fase  baseline-2  setelah  diberikannya intervensi yaitu berupa penggunaan media replika bangun datar.
c. Kecenderungan Stabilitas Data
1 Baseline-1,  stabilitas  data  yaitu  100  setelah  melalui  perhitungan
yang dilampirkan pada lampiran. Stabilitas data 100 berarti bahwa pada  fase  baseline-1  seluruh  data  berada  pada  rentang  stabil  yang
telah ditentukan yaitu 37 sampai pada 43 yang berarti bahwa ketiga data pada baseline-1 stabil.
2 Intervensi,  stabilitas  data  yaitu  83,33  setelah  melalui  perhitungan
yang dilampirkan pada lampiran. Stabilitas data 83,33 berarti pada
125
fase  intervensi  ada  lima  dari  enam  data  yang  berada  pada  rentang stabil  yang  telah  ditentukan  yaitu  31,83  sampai  pada  37,83  yang
berarti bahwa ada lima data yang stabil. 3
Baseline-2,  stabilitas  data  yaitu  100  setelah  melalui  perhitungan yang  dilampirkan  pada  lampiran.  Stabilitas  data  100  berarti  pada
fase  baseline-2  seluruh  data  berada  pada  rentang  stabil  yang  telah ditentukan yaitu 26,42 sampai pada 30,92 yang berarti bahwa ketiga
data pada baseline-2 stabil. d.
Jejak Data 1
Baseline-1,  jejak  data  pada  fase  baseline-1  yaitu  sejajar  =,  hal tersebut berarti pada baseline-1 tidak terjadi perubahan data dari satu
sesi ke sesi selanjutnya sehingga disebut sejajar atau tetap. 2
Intervensi, jejak data pada fase intervensi yaitu menurun positif +, hal  tersebut  berarti  bahwa  pada  fase  intervensi  terjadi  perubahan
perilaku akademik subjek ke arah positif yang terlihat dari perubahan semakin  berkurangnya  waktu  yang  diperlukan  subjek  dari  satu  sesi
ke  sesi  selanjutnya  dalam  mengerjakan  tes  pemahaman  konsep bangun  datar  selama  diberikan  intervensi  yaitu  berupa  penggunaan
media replika bangun datar. 3
Baseline-2, jejak data pada fase baseline-2 yaitu menurun positif +, hal  tersebut  berarti  bahwa  pada  fase  baseline-2  terjadi  perubahan
perilaku akademik subjek ke arah positif yang terlihat dari perubahan semakin  berkurangnya  waktu  yang  diperlukan  subjek  dari  satu  sesi
126
ke  sesi  selanjutnya  dalam  mengerjakan  tes  pemahaman  konsep bangun  datar  setelah  diberikan  intervensi  yaitu  berupa  penggunaan
media replika bangun datar. e.
Level dan Stabilitas Rentang 1
Baseline-1,  stabilitas  rentang  merupakan  jarak  antara  data  sesi pertama  dengan  data  sesi  terakhir  yang  ada  pada  fase  baseline-1
yaitu 40-40. 2
Intervensi,  stabilitas  rentang  merupakan  jarak  antara  data  sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase intervensi yaitu
30-40. 3
Baseline-2,  stabilitas  rentang  merupakan  jarak  antara  data  sesi pertama  dengan  data  sesi  terakhir  yang  ada  pada  fase  baseline-2
yaitu 28-30. f.
Perubahan Level 1
Baseline-1,  perubahan  level  menunjukkan  besar  perubahan  atau selisih  antara  data  sesi  pertama  dengan  data  sesi  terakhir  yang  ada
pada fase baseline-1 yaitu 40-40= 0 yang berarti tidak ada perubahan level atau perubahan durasi waktu pengerjaan pada fase baseline-1.
2 Intervensi,  perubahan  level  menunjukkan  besar  perubahan  atau
selisih  antara  data  sesi  pertama  dengan  data  sesi  terakhir  yang  ada pada fase intervensi  yaitu 30-40=+10  yang berarti ada  perubahan
level  pada  fase  intervensi  yaitu  subjek  mampu  menjawab  tes
127
pemahaman  konsep  bangun  datar  10  detik  lebih  cepat  selama  fase intervensi yang berupa penurunan durasi waktu.
3 Baseline-2,  perubahan  level  menunjukkan  besar  perubahan  atau
selisih  antara  data  sesi  pertama  dengan  data  sesi  terakhir  yang  ada pada  fase  baseline-2  yaitu  28-30=+2  yang  berarti  ada  perubahan
level  pada  fase  baseline-2  yaitu  subjek  mampu  menjawab  tes pemahaman  konsep  bangun  datar  2  detik  lebih  cepat  selama  fase
baseline-2 yang berupa penurunan durasi waktu.
Perhitungan secara rinci dari ke-6 analisis data  dalam kondisi tersebut terlampir pada lampiran di halaman 194. Setelah dilakukan perhitungan
dalam  kondisi,  maka  dilanjutkan  dengan  perhitungan  analisis antarkondisi yang tergambar pada tabel data berikut ini:
Tabel 22. Data Akumulasi Hasil Analisis Antarkondisi Durasi Waktu Mengerjakan Tes Pemahaman Konsep Bangun Datar Subjek
Perbandingan Kondisi BA
A’B
1.
Jumlah  variabel  yang diubah
1 1
2.
Perubahan kecenderungan arah dan efeknya
=           + +             +
3.
Perubahan kecenderungan stabilitas
Stabil ke variabel Variabel ke stabil
4.
Perubahan level
40 - 40 = 0 tetap
30 - 30 = 0 tetap
5.
Presentase Overlap
2:6 x 100= 33,3  0:3 x 100= 0
Berdasarkan analisis data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: a.
Jumlah Variabel yang Diubah
128
1 Pada  analisis  antarkondisi  baseline-1  dengan  intervensi,  jumlah
variabel  yang  diubah  satu  yaitu  kemampuan  pemahaman  konsep bangun datar.
2 Pada  analisis  antarkondisi  intervensi  dengan  baseline-2,  jumlah
variabel  yang  diubah  satu  yaitu  kemampuan  pemahaman  konsep bangun datar.
b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya
1 Pada  analisis  antarkondisi  baseline-1  dengan  intervensi,
kecenderungan perubahan arah yaitu dari sejajar pada fase baseline-1 sampai pada menurun ke arah positif yaitu adanya penurunan durasi
waktu  pengerjaan  tes  pemahaman  konsep  bangun  datar  setelah diberikan intervensi yaitu penggunaan media replika bangun datar.
2 Pada  analisis  antarkondisi  intervensi  dengan  baseline-2,
kecenderungan  arah  pada  fase  intervensi  yaitu  menurun  +  dan dilanjutkan  pada  fase  baseline-2  yaitu  penurunan  positif  yang  tetap
terjadi.  Hal  tersebut  berarti  bahwa  adanya  perubahan  perilaku akademik  subjek  ke  arah  yang  positif  selama  diberikan  intervensi
yaitu berupa penggunaan media replika bangun datar dan selanjutnya pada  fase  baseline-2  pengaruh  penggunaan  media  replika  bangun
datar  tetap  terlihat  dengan  tetap  terjadinya  penurunan  durasi pengerjaan tes pemahaman konsep bangun datar.
c. Perubahan Kecenderungan Stabilitas
129
1 Pada  analisis  antarkondisi  baseline-1  dengan  intervensi,  perubahan
kecenderungan  stabilitas  yaitu  dari  durasi  waktu  pengerjaan  yang stabil  di  fase  baseline-1  berubah  menjadi  variabel  atau  cenderung
tidak  stabil  pada  fase  intervensi  yaitu  durasi  waktu  yang  berubah- ubah dan semakin menurun pada fase intervensi.
2 Pada  analisis  antarkondisi  intervensi  dengan  baseline-2,
kecenderungan stabilitas yaitu pada fase intervensi durasi pengerjaan subjek berubah-ubah atau tidak stabil dan pada fase baseline-2 data
durasi waktu subjek menjadi stabil. d.
Perubahan Level 1
Pada  analisis  antarkondisi  baseline-1  dengan  intervensi,  tidak  ada perubahan  level  yang  terjadi  atau  tetap.  Hal  tersebut  berarti  bahwa
pemberian intervensi berupa penggunaan media replika bangun datar pada  fase  intervensi  pertama  belum  mampu  mengurangi  durasi
pengerjaan tes pemahaman konsep bangun datar. 2
Pada  analisis  antarkondisi  intervensi  dengan  baseline-2,  tidak  ada perubahan  level  yang  terjadi  atau  tetap.  Hal  tersebut  berarti  bahwa
setelah  diberikan  intervensi,  durasi  waktu  subjek  mengerjakan  tes pemahaman  konsep  bangun  datar  sama  seperti  pada  fase  intervensi
keenam. e.
Presentase Overlap 1
Pada  analisis  antarkondisi  baseline-1  dengan  intervensi,  presentase overlap  yaitu  33,3.  Hal  tersebut  berarti  ada  data  yang  tumpang
130
tindih atau overlap dengan presentase 33,3, yang berarti bahwa ada 33,3  pada  fase  intervensi  yang  kurang  berpengaruh  dalam
pemahaman  konsep  bangun  datar  pada  subjek  yang  terlihat  dari durasi  pengerjaan  subjek  dalam  menjawab  tes  pemahaman  konsep
bangun datar. Namun, secara keseluruhan penggunaan media replika bangun  datar  memberikan  pengaruh  postif  terhadap  kemampuan
pemahaman konsep bangun datar subjek. 2
Pada  analisis  antarkondisi  intervensi  dengan  baseline-2,  tidak terdapat  data  durasi  waktu  pengerjaaa  tes  pemahaman  konsep
bangun  datar  yang  tumpang  tindih  overlap.  Hal  tersebut  berarti bahwa  pemberian  intervensi  berupa  penggunaan  media  replika
bangun datar berpengaruh positif dalam pemahaman konsep bangun datar pada subjek yang terlihat dari frekuensi ketepatan subjek dalam
menjawab tes pemahaman konsep bangun datar pada fase intervensi dan fase baseline-2 setelah diberikannya intervensi tersebut.
Perhitungan  secara  rinci  dari  ke-6  analisis  data    antarkondisi  tersebut terlampir pada lampiran di halaman 198.
Berdasarkan  analisis  data  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  hasil penelitian  ini  menunjukkan  pemberian  intervensi  berupa  penggunaan
media  replika  bangun  datar  berpengaruh  positif  terhadap  kemampuan pemahaman  konsep  bangun  datar  anak  tunanetra  kelas  1  SD  di  SLB
Negeri 1 Bantul Yogyakarta yang ditunjukkan dari indikator keberhasilan penggunaan  media  replika  bangun  datar  yaitu  apabila  dalam  menjawab
131
soal  tes  yang  berjumlah  20  item,  frekuensi  ketepatan  subjek  yang  stabil atau  cenderung  naik  yaitu  ≤  14  item  soal  benar  yang  apabila  dalam
perolehan skor bermakna 70 serta durasi waktu  pengerjaan siswa dalam menjawab  soal  semakin  menurun  atau  semakin  sedikit  selama  proses
penelitian,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  penggunaan  media  replika bangun datar berpengaruh dalam pemahaman konsep bangun datar. Oleh
karena itu, adanya perubahan perilaku akademik subjek sebagai hasil dari pemberian  intervensi  yaitu  frekuensi  ketepatan  yang  bertambah  dan
durasi  waktu  menjadi  lebih  pendek  dalam  mengerjakan  tes  pemahaman konsep  bangun  datar  dan  didukung  analisis  data  mengenai  data  overlap
frekuensi  ketepatan  0  dan  durasi  waktu  33,3    yang  berarti  bahwa penggunaan  media  replika  bangun  datar  berpengaruh  positif  terhadap
kemampuan pemahaman konsep bangun datar siswa tunanetra buta total kelas 1 SD di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta.