4 Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bervariasi
serta dapat memperoleh pengalaman belajar.
5
Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada setiap siswa.
6 Membuat siswa mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam
diskusi kelompok.
b.
Bagi Guru
1 Menambah wawasan tentang metode pembelajaran yang efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2
Memberikan masukan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
3 Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan
dan keterampilannya dalam menghidupakn suasana belajar di kelas.
4 Mendorong guru untuk mempersiapkan metode belajar yang
bervariasi dalam setiap pembelajaran sehingga membuat belajar mengajar lebih menyenangkan.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan yang bermanfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses belajar mengajar mata pelajaran PAI
khususnya dan mata pelajaran lain pada umumnya agar hasil ketuntasan menjadi meningkat.
d. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Memberikan masukan kepada peneliti lain mengenai metode Group Investigation sehingga dapat diteliti lebih lanjut mengenai
metode pembelajaran ini.
10
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi
aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.
12
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah
yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
13
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi dan saling asuh antar siswa untuk
menghindari ketersinggungan
dan kesalahpahaman
yang dapat
menimbulkan permusuhan.
14
12
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 41.
13
Agus Suprijono, Cooperatif Learning dan Teori Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009, h. 54.
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2010, h. 359.
Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya
dikatakan pula, keberhasilan dari kelompok tergantung dari kemampuan dan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara
kelompok.
15
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada tim kelompok. Pada pembelajaran kooperatif ini
peserta didik berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak kurang lebih 4 sampai 5 orang. Dalam belajar secara kooperatif ini terjadi
interaksi antara anggota kelompok. Semua anggota kelompok harus turut terlibat, karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas
anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu.
16
Sehubungan dengan pengertian tersebut, penulis menambahkan bahwa belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok. Sebuah analisis penelitian menunjukan, dalam kelompok siswa-
siswa akan belajar lebih cepat, dan bahwa pengalaman kelompok sering beralih ke anggota-anggota kelompok sehingga mereka bekerja lebih
efektif. Akan tetapi ada beberapa keterbatasannya. Beberapa siswa yang pandai tidak menikmati manfaat dari pengalaman belajar berkelompok,
dan bagi mereka proses social yang terjadi di dalam kelompok sebenarnya merupakan hambatan bagi kegiatan belajar mereka. Namun keuntungan
15
Etin Solihatin dan Raharjo, Cooperatif Learning, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 4.
16
Suderajat, Muslihuddin, dan Ujang hendara, Revolusi Mengajar, Bandung : HDP Press. 2012, h. 59.