Mengingat B, C D:

perkembangan pemahaman responden. Proses perkembangan pemahaman ini akan optimal jika pembelajaran dirancang dengan baik, dimana peran peneliti sangat besar untuk membantu responden meningkatkan pemahamannya. Dalam proses pembelajaran, peneliti harus sering bertanya untuk mengkonfirmasi pemahaman dan memberikan klarifikasi jawaban jika jawaban yang diberikan responden keliru, hal ini untuk menghindari miskonsepsi yang dapat terjadi seperti pada responden B. Konfirmasi pemahaman tidak cukup pada kelompok saja tetapi juga dilakukan pada masing-masing responden sehingga dapat mengetahui dan mengantisipasi jika terjadi miskonsepsi. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Hana Natalia Pamungkas mengungkapkan bahwa proses belajar dengan metode problem solving berbantuan simulasi PhET ternyata mampu mengembangkan keaktifan, eksplorasi dan dinamika siswa dalam belajar. Dalam penelitian tersebut siswa juga belajar di dalam kelompok. Penelitian sebelumnya ini yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian yang serupa tetapi dengan metode belajar yang berbeda untuk dapat mengembangkan pemahaman siswa. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa belajar menggunakan simulasi PhET dalam kelompok dengan bimbingan peneliti dapat mengembangkan pemahaman responden. 161 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pemahaman awal masing-masing responden berbeda-beda. Pemahaman awal responden adalah sebagai berikut: a. Pada materi Hukum Boyle, responden B memenuhi semua aspek kognitif yang diukur meliputi: 1 memahami menjelaskan, 2 mengaplikasikan mengimplementasikan dan 3 menganalisis mengorganisasi. Responden D memenuhi aspek kognitif 1 memahami menjelaskan, sedangkan responden A, C, E dan F tidak memenuhi semua aspek kognitif. b. Pada materi hukum Gay Lussac, responden A memenuhi semua aspek kognitif yang diukur meliputi: 1 memahami menjelaskan, 2 menganalisis mengorganisasi dan 3 mengevaluasi mengkritik. Responden B, C dan D memenuhi aspek kognitif 1 memahami menjelaskan, dan 2 menganalisis mengorganisasi, sedangkan responden E dan F tidak memenuhi semua aspek kognitif. c. Pada materi hukum Charles-Gay Lussac, tidak ada responden yang memenuhi semua aspek kognitif yang diukur. Responden A, B, D, E dan F memenuhi aspek kognitif 1 mengingat mengenali. Sedangkan responden C tidak memenuhi semua aspek kognitif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Semua responden mengalami perkembangan pemahaman. Perkembangan pemahaman responden adalah sebagai berikut: a. Pada materi hukum Boyle, responden A mengalami perkembangan pemahaman pada semua aspek kognitif yang diukur meliputi: 1 memahami menjelaskan, 2 mengaplikasikan mengimplementasikan dan 3 menganalisis mengorganisasi. Responden B dari awal memenuhi ketiga aspek kognitif, tetapi setelah proses pembelajaran responden B mengalami masalah sehingga keliru pada aspek kognitif 3 menganalisis mengorganisasi. Responden C mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 1 memahami menjelaskan, dan 2 mengaplikasikan mengimplementasikan. Responden D dari awal memenuhi aspek kognitif 1 memahami menjelaskan, setelah proses pembelajaran responden tidak mengalami perkembangan pemahaman. Responden E mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 1 memahami menjelaskan. Responden F tidak mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif apapun. b. Pada materi hukum Gay Lussac, responden A dari awal memenuhi ketiga aspek kognitif yang diukur meliputi: 1 memahami menjelaskan, 2 menganalisis mengorganisasi dan 3 mengevaluasi mengkritik. Responden B dan D dari awal memenuhi aspek kognitif 1 memahami menjelaskan dan 2 menganalisis mengorganisasi, setelah proses pembelajaran mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 3 mengevaluasi mengkritik. Responden C mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 1 memahami menjelaskan dan 2 menganalisis mengorganisasi. Responden E mengalami perkembangan pemahaman pada semua aspek kognitif yang diukur. Responden F tidak mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif apapun. c. Pada materi hukum Charles-Gay Lussac, responden A, B dan E dari awal memenuhi aspek kognitif 1 mengingat mengenali, setelah proses pembelajaran responden mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 2 menganalisis mengorganisasi dan 3 mengevaluasi mengkritik. Responden C mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 1 mengingat mengenali. Responden D mengalami perkembangan pemahaman pada semua aspek kognitif yang diukur. Responden F dari awal memenuhi aspek kognitif 1 mengingat mengenali, setelah proses pembelajaran mengalami perkembangan pemahaman pada aspek kognitif 2 menganalisis mengorganisasi.

B. Saran

Saran yang dapat peneliti berian berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa simulasi PhET dapat mengembangkan pemahaman siswa. Maka disarankan bagi guru untuk menggunakan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika. 2. Bagi peneliti yang ingin mengembangkan penelitian ini disarankan melakukan wawancara untuk mengkonfirmasi jawaban responden sehingga pemahaman responden benar-benar dapat diketahui. Daftar Pustaka Anderson, L. W dan David R. K. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Berg, E. Van Den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi . Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika untuk SMA Kelas XI . Jakarta: Erlangga. Myers, David G. 2010. Psikologi Sosial Edisi 10 Buku 1 . Jakarta: Salemba Humanika. Nugroho, Timotius Vivid. 2016. Identifikasi Proses Kognitif Siswa dalam Menyelesaikan Soal Fisika Tentang Perubahan Wujud Sebuah Studi Kasus. Yogyakarta: Skripsi Universitas Sanata Dharma. Pamungkas, H.N. 2016. Proses Belajar Metode Problem Solving Berbantuan Simulasi PhET: Studi Kasus Siswa kelas XI IPA di SMA Negri 1 Prambanan dan SMA Negri 2 Klaten materi Hukum Boyle dan Hukum Gay-Lusac . Yogyakarta: Skripsi Universitas Sanata Dharma. Perkins, Katherine, dkk. 2006. Interactive Simulations for Teaching and Learning Physics. The Physics Teacher . Vol. 44. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya . Jakarta: Rineka Cipta. Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif . Surabaya: Srikandi. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.