Inclusive cakupan, adalah peserta didik dengan berbagai tingkat keterampilan Whole, Part dan Whole–Part-Whole keseluruhan, per bagian adalah Pendekatan Pembelajaran Kontekstual adalah pedekatan pembelajaran yang Pendekatan Scientiic adalah pendekatan pe

4 Buku Guru Kelas VIII SMPMTs 6. Gaya Mengajar Pemecahan Masalah: gaya ini hampir sama dengan penemuan terpimpin. Jika pada gaya penemuan terpimpin, peserta didik diarahkan untuk menemukan jawaban yang sama, dalam gaya pemecahan masalah, peserta didik dapat memberikan jawaban yang berbeda. Misalnya, guru memberikan masalah “bagaimana caranya supaya kita dapat mendarat dengan aman dan sejauh mungkin dari posisi sebelum melompat?” 7. Gaya Mengajar Eksplorasi: adalah gaya mengajar yang berpusat pada siswa, guru memberikan tugas gerak yang memungkinkan peserta didik untuk bergerak bebas melakukan tugas sesuai yang mereka inginkan. Guru hanya memberi sedikit arahan. Gaya ini dapat dipergunakan untuk mengenalkan suatu konsep, peralatan yang baru dikenal, atau untuk mengetahui apakah peserta didik menyukai tugas gerak. Misalnya: “Temukan berapa gerakan menendang bola yang bisa dilakukan?” Guru harus selalu menelaah gaya mengajar dan membuat analisis pembelajaran untuk memilih gaya mengajar yang sesuai. Selain itu, guru juga harus mengenal pembelajaran gerak. Pembelajaran adalah perubahan yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Dimensi dalam pembelajaran gerak dapat merangsang peserta didik untuk berpikir. Pembelajaran dipengaruhi persepsi peserta didik tentang situasi pembelajaran. Mengajar bukan hanya transfer ilmu, tetapi peserta didik perlu belajar bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan tentang gerak dalam berbagai cara. Peserta didik harus terlibat dalam seluruh proses dan mereka melakukan gerak sesuai batas kemampuannya. Kepemimpinan adalah faktor penting dalam pembelajaran. Dalam praktik, guru harus dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Di bawah ini beberapa pendekatannya.

1. Inclusive cakupan, adalah peserta didik dengan berbagai tingkat keterampilan

berpartisipasi dalam tugas yang sama dengan memilih tingkat kesulitan yang mereka dapat lakukan. Contoh, lompat tinggi mistar miring, yaitu peserta didik yang sudah mampu melompat dengan baik, maka ia melakukan pada mistar yang tinggi, sedangkan untuk peserta didik yang kemampuannya sedang, melompat pada mistar tengah-tengahnya, dan yang masih belum mampu, melompat pada mistar yang rendah.

2. Whole, Part dan Whole–Part-Whole keseluruhan, per bagian adalah

pendekatan pembelajaran dengan memberikan keseluruhan atau bagian per bagian. Keseluruhan, jika keterampilan gerak harus diajarkan secara keseluruhan sehingga peserta didik dapat memahami gerakan secara keseluruhan, misalnya ketika mengajarkan lompat tinggi, harus diberikan secara utuh. Per bagian jika tingkat kesulitan gerak tinggi dan harus diberikan perbagian, dan kemudian bagian-bagian gerakan digabungkan untuk dilakukan secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan PJOK 5

3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual adalah pedekatan pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memproses informasi baru atau pengetahuan sedemikian rupa sehingga masuk akal untuk mereka bingkai sendiri.

4. Pendekatan Scientiic adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan ilmiah dengan observasi, eksperimen, dan mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan dipandu oleh guru. Guru dapat memilih metode dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan, berdasarkan situasi kelas atau kesiapan peserta didiknya. Setiap pembelajaran dilakukan melalui tiga tahapan sebagaimana berikut. a. Tahapan Kognitif Pada tahap ini, guru memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang gerak baru, tentang apa dan bagaimana gerakan diikuti. b. Tahapan Motorik Setelah peserta didik dapat menjawab persoalan kognitif dan membentuk organisasi pola gerak yang efektif untuk menghasilkan gerak, mereka dituntut membangun kemampuan kontrol serta konsistensi sikap berdiri, dan rasa percaya diri. c. Tahapan Otomatisasi Setelah banyak melakukan latihan, peserta didik akan memasuki tahap otomatisasi secara berangsur-angsur. Gerak sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrolnya dalam waktu singkat.

C. Penggunaan Sarana dan Prasana