BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pedagang Eceran
2.1.1 Definisi Perdagangan Eceran
Menurut Kotler 2002 diantara produsen dan konsumen terdapat saluran pemasaran, yaitu serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam
proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Pedagang eceran merupakan salah satu saluran pemasaran barang dan jasa dari
produsen ke konsumen akhir. Pedagang eceran dapat dijadikan perantara bagi konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Pelaku pedaga ng eceran dapat
melakukan penjualan melalui berbagai media seperti toko, pinggir jalan atau di rumah konsumen. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
Republik Indonesia No.23MPPI1998, pedagang pengecer retailer adalah perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan secara langsung
kepada konsumen akhir dalam partai kecil. Menurut Engel, Blackwell dan Miniard 1995 perdagangan eceran
sebenarnya mencakup semua bentuk penjualan kepada konsumen untuk dipakai. Menurut Kotler 2002, perdagangan eceran retailing adalah seluruh kegiatan
yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir untuk penggunaan pribadi atau bukan bisnis.
2.1.2 Tingkat Pelayanan Pengecer
Kotler 2002 membagi tingkat pelayanan pengecer ke dalam empat tingkatan yaitu :
1. Eceran Swalayan Self-Service Retailing Digunakan dalam banyak operasi eceran, khususnya untuk memperoleh
barang kebutuhan sehari-hari dan barang belanjaan. Swalayan merupakan dasar dari semua operasi diskon. Banyak pelanggan bersedia melakukan
sendiri proses menemukan, membandingkan, dan memilih untuk menghemat uang.
2. Eceran Swapilih Self-Service Retailing Melibatkan pelanggan dalam menemukan barangnya meskipun mereka dapat
meminta bantuan. Pelanggan menyelesaikan transaksi mereka dengan membayar kepada pramuniaga. Berbagai organisasi swapilih memiliki biaya
operasi yang lebih tinggi daripada operasi swalayan karena diperlukan staf tambahan.
3. Eceran Pelayanan Terbatas Limited-Service Retailing Memberikan lebih banyak bantuan penjualan karena para pengecer ini
memilih lebih banyak barang belanjaan, dan pelanggan memerlukan lebih banyak informasi karena toko-toko ini juga menawarkan jasa seperti kredit
dan hak pengembalian barang yang umumnya tidak terdapat pada toko yang kurang berorientasi jasa, mereka memiliki biaya operasi yang lebih tinggi.
4. Eceran Pelayanan Penuh Full-Service Retailing Menyediakan pramuniaga yang siap membantu dalam setiap tahap proses
menemukan, membandingkan dan memilih.
Salah satu contoh yang menggambarkan tipe pelayanan penuh adalah restoran. Menurut Keputusan Menteri Pos dan Telekomunikasi No. 73PW.
105MPPT.1985, restoran merupakan salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi
persyaratan.
2.1.3 Konsep Selling Environment