Strategy Planning KPEI - Laporan Tahunan

25 KPEI Annual Report 2010

7. Satuan Pemeriksa Internal

Satuan Pemeriksa Internal SPI memiliki tanggung jawab antara lain untuk memastikan bahwa KPEI memiliki sistem pengendalian internal yang baik dan mematuhi hukum dan perundang-undangan, termasuk kebijakan dan prosedur internal KPEI, mengevaluasi kehandalan informasi keuangan dan tersedianya sarana-sarana yang memadai untuk menjaga dan melindungi aset-aset KPEI, serta melaksanakan tugas-tugas khusus yang relevan dengan pekerjaan audit. Disamping itu, dengan diterapkannya kebijakan manajemen mutu di KPEI sesuai standar internasional, yaitu ISO 9001 : 2008, maka SPI merupakan mitra dari konsultan eksternal terkait kebijakan mutu tersebut. Sepanjang tahun 2010, SPI telah menyampaikan laporan-laporan audit yang terdiri dari laporan operasional audit. Selain itu SPI bekerja sama dengan konsultan eksternal telah melakukan audit terhadap kesiapan dari sisi TI dalam rangka implementasi sistem manajemen risiko yang baru. Terkait dengan hasil pemeriksaan Bapepam- LK, SPI berkewajiban untuk memantau tindak lanjut KPEI terhadap hasil pemeriksaan Bapepam-LK.

8. Sumber Daya Manusia SDM

Di bidang Sumber Daya Manusia SDM, Perusahaan melanjutkan implementasi SDM sebagai mitra strategis. Sepanjang tahun 2010 inisiatif ini telah berjalan baik dengan perkembangan kemajuan kegiatan yang dilaporkan setiap bulan. Kegiatan lainnya yang telah dilakukan adalah survei gaji pada bulan Desember 2010. SDM juga telah melakukan kajian terhadap sistem SDM yang ada saat ini dan kemungkinan dilakukannya pengembanganpembelian Human Resources Information System HRIS. Selain itu, implementasi Knowledge Management KM yang sudah dimulai di tahun 2009, telah resmi diluncurkan di kuartal pertama tahun 2010. Hal-hal lain yang sudah dilakukan di tahun 2010 adalah melengkapi berbagai sarana dalam rangka implementasi KM, seperti struktur organisasi, pembentukan Community of Practices CoP, dan mekanisme Reward and Recognition RR. HRIS dan teknologi pendukung KM diharapkan selesai dikembangkan di tahun 2011.

9. Perencanaan Strategi

Tahun 2010 merupakan tahun awal dari program jangka menengah perusahaan untuk periode 5 tahun ke depan yaitu 2010-2014. Tema strategi dan sasaran strategi pada tingkat korporasi dan divisi untuk 5 tahun ke depan telah ditetapkan dan disosialisasikan. Langkah selanjutnya adalah menetapkan Key Performance Indicator KPI dan gambaran rencana kerja lima tahun ke depan di masing-masing divisi. KPI ini akan dijadikan acuan dalam mengukur pencapaian strategi dan kinerja organisasi. Sedangkan gambaran rencana kerja roadmap lima tahun ke depan diharapkan memberikan arahan dalam penetapan insiatif atau rencana pengembangan tahunan.

7. Internal Audit

Internal Audit SPI has responsibility, among others, to ensure that KPEI has a good system of internal control and compliance with laws and regulations, including internal policies and procedures of KPEI; evaluate the reliability of inancial information and the availability of adequate facilities to maintain and protect the assets of KPEI, and perform speciic tasks relevant to the work of audit. In addition, with the implementation of quality management in KPEI to meet with the international standards, namely ISO 9001 : 2008, the SPI became a partner of the external consultants related to the quality management policy. During 2010, SPI has submitted audit reports consisting of operational audit reports. In addition, SPI in collaboration with an external consultant conducted an audit on the readiness of the IT in regard with the implementation of new risk management system. In relation to the audit results of Bapepam-LK, SPI shall monitor the follow-up of KPEI on those results.

8. Human Resources HR

In Human Resources HR area, the Company continued the implementation of HR as a strategic partner. Throughout 2010, this initiative has been running well as shown by the monthly report of activity development progress. Other activity which was successfully carried out was the salary survey held in December 2010. The HR has also conducted an assessment of the existing HR system and the possibility of developing or purchasing a Human Resources Information System HRIS. In addition, the implementation of Knowledge Management KM, which had begun in 2009, was oficially launched in the irst quarter of 2010. Other activities carried out in 2010 were completion of various means to implement KM, such as organizational structure, establishment of the Community of Practices CoP, and Reward and Recognition RR mechanisms. HRIS and KM support technology is expected to complete in 2011.

9. Strategy Planning

2010 is the starting year of the corporate medium-term program for the next 5 years period of 2010-2014. The themes of the strategy and target at the corporate and division level for the next 5 years have been established and socialized. The next step is to deine the Key Performance Indicator KPI and description of the work plan for the next ive years in each division. The KPI will serve as reference in measuring the achievement of strategy and organization performance. While the roadmap for the next ive years is expected to provide direction in setting the annual development initiatives or plans. Strategi Bisnis Business Strategy 26 KPEI Laporan T ahunan 2010 Tinjauan Bisnis Business Review 27 KPEI Annual Report 2010 Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan prestasi yang membanggakan, dengan peningkatan signiikan di berbagai sektor. Kondisi ekonomi makro nasional yang kondusif di sepanjang tahun 2010 pun berdampak positif pada pertumbuhan investasi di Indonesia, termasuk di pasar modal. Pertumbuhan investasi di sektor pasar modal diantaranya tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG Bursa Efek Indonesia yang terus menguat. Pada tanggal 9 Desember 2010, tercatat pertumbuhan tertinggi dalam rekor perdagangan IHSG yang mencapai 3.786,09. Pertumbuhan IHSG hingga akhir tahun 2010 meningkat sekitar 45,96 dibandingkan posisi awal tahun, hingga ke level 3.703,51. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan indeks tertinggi di Asia Pasiik. Nilai kapitalisasi pasar saham di akhir Desember 2010 mencapai sekitar Rp 3.243,77 triliun, naik lebih kurang 60,63 dibanding akhir Desember 2009 sebesar Rp 2.019,38 triliun. Sepanjang tahun 2010, KPEI mencatat berbagai kemajuan penting diantaranya dengan menerapkan Continuous Settlement yang didukung fasilitas intraday, mengembangkan Risk Management System, dan mengawali penerapan Enterprise Risk Management. Throughout 2010, KPEI recorded several important progresses, among others by implementing the Continuous Settlement with support of intraday facilities, developing the Risk Management System, and initiating the Enterprise Risk Management implementation. Throughout 2010, Indonesia’s economy has made impressive strides forward through signiicant advancements in various sectors. The country’s macroeconomic condition during the entire year augured well for investment growth in Indonesia, including the capital market. Investment growth in the capital market among others is relected in the steady strengthening of the IDX Composite Index. On 9 December 2010, the IDX Composite Index peaked at a record high of 3,786.09. The IDX Composite Index by the end of 2010 soared roughly 45.96 to the level of 3,703.51 compared to the position attained at the start of the year. This registered as the highest index growth in Asia Paciic. Stock market capitalization by the end of December 2010 reached the value of Rp 3,243.77 trillion, an approximate 60.63 upsurge compared to the end of December 2009 at Rp 2,019.38 trillion. 28 KPEI Laporan T ahunan 2010 Selanjutnya jika dilihat dari sisi pengembangan pasar yang terjadi dalam industri keuangan khususnya pasar modal, telah muncul berbagai inisiatif yang umumnya diarahkan pada pengembangan yang berorientasi pada integrasi pasar secara regional. Semua inisiatif tersebut pada intinya menuntut dilakukannya harmonisasi dan standarisasi berbagai market practices dan regulasi antar negara. Pasar Modal Indonesia harus siap menghadapi berbagai tekanan regional ini karena cepat atau lambat kondisi ini akan mengharuskan pasar modal Indonesia untuk mengikuti arus regional dan global tersebut. Oleh karena itu, pasar modal Indonesia harus terus-menerus berupaya melakukan pengembangan dengan mengedepankan berbagai praktik dan regulasi sehingga dapat diharmonisasikan dengan pasar-pasar lain baik di lingkup regional maupun global. Kinerja Perusahaan di tahun 2010 tentunya tidak terlepas dari dampak yang ditimbulkan oleh luktuasi kondisi pasar global dan regional. Selain dari itu, sebagai bagian dari regulator pasar, Perusahaan harus siap menghadapi berbagai tuntutan perubahan yang terjadi. Sejauh ini KPEI tetap konsisten berusaha memperbaiki berbagai layanan jasa yang diberikan dengan melaksanakan berbagai inisiatif pengembangan, seperti pengembangan sistem Continuous Settlement di tahun 2010. Selain itu KPEI juga senantiasa melakukan pengembangan terhadap jasa-jasa yang diberikan Perusahaan di seputar bisnis inti yang meliputi Jasa Kliring dan Penyelesaian, Manajemen Risiko, Pengelolaan Agunan dan Dana Jaminan, serta layanan Pinjam Meminjam Efek. LAYANAN JASA KLIRING Layanan jasa yang diberikan Perusahaan melalui sistem Electronic Clearing and Guarantee System e-CLEARS masih didominasi jasa kliring atas transaksi pasar saham ekuitas. Hal ini dikarenakan transaksi bursa atas pasar obligasi dan derivatif sampai saat ini masih belum berkembang sesuai dengan harapan. Sepanjang tahun 2010, total nilai transaksi bursa mencapai Rp 1.181,86 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4,82 triliun. Adapun total frekuensi transaksi bursa yang terjadi sebanyak 27,29 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 111.392 kali transaksi. Volume transaksi mencapai 1,45 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,93 miliar unit saham. Proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2010 telah mencapai rata-rata eisiensi sebesar 59,59 jika dilihat dari sisi volume efeknya, sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 40,41 atau 2,3 miliar unit saham per hari. Sementara itu, jika dilihat dari sisi nilai, rata-rata eisiensi penyelesaian Transaksi Bursa di tahun 2010 mencapai 82,74, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana menjadi sebesar 17,26 atau senilai Rp 792,74 miliar per harinya. Tingkat eisiensi kliring penyelesaian transaksi bursa secara netting baik dari sisi volume efek maupun dana yang tinggi, merupakan bentuk nilai tambah bagi Angggota Kliring AK. Kinerja eisiensi netting selama tiga tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut: Tinjauan Bisnis Business Review With regard to market development within the inancial industry particularly the capital market, several development initiatives have emerged primarily geared at market integration on a regional scale. These initiatives generally call for the harmonization and standardization of various market practices and cross-border regulations. Regardless of the government’s political and economic stance and strategy in dealing with these initiatives, Indonesia Capital Market must remain poised in facing various regional pressures as in due course these conditions will require Indonesian capital market to persistently work towards further advancements by placing priority on various practices and regulations for greater harmonization with other markets both at the regional and global levels. The Company performance in 2010 is inextricably linked to the impact brought forth by global and regional market luctuations. Furthermore, as part of the market regulatory system, the Company must be prepared to deal with these emerging shifts. KPEI has thus far been consistent in improving various services on offer by introducing a range of development initiatives such as the establishment of the Continuous Settlement system in 2010. In addition, KPEI also continues to develop services related to core businesses which cover Clearing and Settlement Services, Risk Management, Collateral and Guarantee Fund Management, also Securities Borrowing and Lending. CLEARING SERVICES Services rendered by the Company through Electronic Clearing and Guarantee System e-CLEARS remain principally focused on clearing services for stock market transactions equity. This is due to the current state of the bonds and derivatives market which have yet to develop as expected. Throughout 2010, total stock exchange transaction value amounted to Rp 1,181.86 trillion with a daily average stock exchange transaction value of Rp 4.82 trillion. Total frequency of stock exchange transactions is 27.29 million times with an average daily stock exchange transaction frequency of 111,392 times. Transaction volume registered at 1.45 trillion shares with a daily average stock exchange transaction volume of 5.93 billion shares. Stock exchange transactions cleared by KPEI through the netting process in 2010 reached the average eficiency of 59.59 in terms of securities volume of which those settled through KPEI amounted to 40.41 or 2.3 billion shares each day. With regard to its value, the average eficiency of stock exchange transactions settlement in 2010 attained the level of 82.74, thereby the daily average value of funds settlement reached 17.26 or equivalent to Rp 792.74 billion on a daily basis. The eficiency level for the clearing of stock exchange transactions settlement through the netting process in terms of securities volume and substantial funds is an added value for Clearing Members CMs . Netting eficiency in the past three years is provided in Table 1 below: 29 KPEI Annual Report 2010 CONTINUOUS SETTLEMENT Dalam rangka menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai Central Counterparty CCP di pasar modal Indonesia, KPEI telah melakukan pengembangan sistem e-CLEARS untuk mendukung kelancaran proses penyelesaian transaksi bursa dengan konsep yang disebut Continuous Settlement. Implementasi sistem ini sejak 5 Agustus 2010 terbukti telah meningkatkan eisiensi dan efektivitas proses penyelesaian transaksi bursa. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata instruksi penyelesaian transaksi bursa sebelum pukul 11.00 WIB yang telah mencapai 93,74, sementara sebelum implementasi Continuous Settlement sebesar 65,52. Dengan implementasi Continuous Settlement yang didukung oleh fasilitas intraday, AK yang telah menyelesaikan kewajiban serah efek akan menerima hak terima dana lebih awal. Dalam melaksanakan Continuous Settlement, KPEI memerlukan dukungan pembiayaan dalam bentuk fasilitas intraday yang diperoleh dari sejumlah Bank Pembayaran agar dapat segera memenuhi hak terima dana AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efeknya, tanpa harus menunggu terlebih dahulu penyelesaian kewajiban serah dana dari AK lainnya. BANK PENYEDIA FASILITAS INTRADAY Saat ini, telah terdapat 3 Bank Pembayaran yang memberikan fasilitas intraday kepada KPEI. Bank tersebut adalah Bank CIMB Niaga sejumlah Rp 290 miliar, Bank Mandiri sejumlah Rp 1 triliun, dan Bank Permata sejumlah Rp 200 miliar. Dengan demikian, total fasilitas intraday yang dapat digunakan oleh KPEI dalam memperlancar proses penyelesaian transaksi bursa adalah sebesar Rp 1,49 triliun. Mengingat frekuensi, volume dan nilai transaksi yang semakin meningkat, kebutuhan akan penggunaan fasilitas intraday tersebut diperkirakan juga akan terus meningkat. Untuk mengantisipasi hal tersebut, KPEI juga tengah menjajaki untuk memperoleh fasilitas intraday lainnya dari Bank BCA sebagai salah satu Bank Pembayaran dengan nilai kurang lebih sebesar Rp 300 miliar. Tabel 1. Transaksi Netting dan Tingkat Eisiensi Rata-rata Table 1. Netting Transaction and Average Eficiency Rate 2010 2009 2008 Total Volume Unit Efek 564,896,113,000 509,199,200,500 337,090,998,000 Total Volume Total Nilai Rupiah 194,223,233,637,000 154,297,747,887,000 188,326,993,072,559 Total Value Rata-rata Volume 2,305,698,420 2,112,859,753 1,404,545,825 Average Volume Rata-rata Nilai 792,747,892,396 640,239,617,788 784,695,804,469 Average Value Eisiensi Efek Rata-rata 59.59 62.31 55.90 Securities Eficiency Average Eisiensi Dana Rata-rata 82.74 82.55 81.16 Fund Eficiency Average Tinjauan Bisnis Business Review CONTINUOUS SETTLEMENT In efforts to strengthen its role and function as a Central Counterparty CCP in the Indonesian capital market, KPEI has developed e-CLEARS to ensure for the smooth running of the Continous Settlement process of stock exchange transactions. Implemented since 5 August 2010, the system has proven to boost the eficiency and effectiveness of the stock exchange transaction settlement process. This is evident in higher average instructions of stock exchange settlements before 11.00 WIB have reached 93.74 as compared to prior to the Implementation of Continuous Settlement 65.52. With the implementation of Continuous Settlement supported by intraday facilities, CMs who have settled their obligation to deliver shares will receive their right of cash earlier. In the implementation of Continuous Settlement, KPEI requires funding support in the form of intraday facilities drawn from a number of Payment Banks to ensure the immediate fulillment of CMs right to receive funds for those who have settled all obligations of handing over securities without having to wait for other CMs to settle their part of the obligation to hand over funds. BANK PROVIDER OF INTRADAY FACILITY There are currently 3 Payment Banks offering intraday facilities to KPEI. These Banks are Bank CIMB Niaga for Rp 290 billion, Bank Mandiri for the Rp 1 trillion, and Bank Permata for Rp 200 billion. Total intraday facilities available to KPEI in expediting the stock exchange settlement process therefore amounted to Rp 1.49 trillion. Given the increasing level of transaction frequency, volume and value, demand for these intraday facilities shall also correspondingly rise. To anticipate this, KPEI is currently looking into the possibility of utilizing other intraday facilities from Bank BCA as a Payment Bank with the value of roughly Rp 300 billion. 30 KPEI Laporan T ahunan 2010 PEMAKAIAN FASILITAS INTRADAY Sepanjang Tahun 2010, sejak tanggal 5 Agustus 2010 hingga 29 Desember 2010, penggunaan fasilitas intraday oleh KPEI untuk penyelesaian transaksi bursa telah mencapai total nilai lebih dari Rp 11 triliun. Sementara itu, rata-rata harian penggunaan fasilitas intraday adalah sebesar Rp 123 miliar, dengan angka tertinggi harian sebesar Rp 575 miliar dan angka terendah harian sebesar Rp 7,3 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp 461,3 juta. Secara keseluruhan, penggunaan fasilitas intraday oleh KPEI di tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penggunaan Fasilitas Intraday Tahun 2010 Table 2. Intraday Facility Usage in 2010 Penggunaan Fasilitas Intraday Intraday Facility Usage Agustus 2010 August 2010 September 2010 September 2010 Oktober 2010 October 2010 Nopember 2010 November 2010 Desember 2010 December 2010 Total Penggunaan FI 11,070,344,953,222 1,456,366,469,000 1,915,661,757,500 2,940,692,100,222 2,485,060,434,500 2,272,564,192,000 Total IF Usage Tertinggi Harian 575,139,572,500 225,876,763,000 355,622,743,500 539,280,390,722 301,061,575,500 575,139,572,500 Daily Highest Rata-Rata Harian 123,003,832,814 85,668,615,824 119,728,859,844 142,877,376,326 118,336,211,167 126,253,566,222 Daily Average Terendah Harian 7,363,844,000 9,255,208,000 7,363,844,000 24,357,895,000 22,168,726,000 10,785,604,500 Daily Lowest Jumlah Hari 90 17 16 18 21 18 Number of Days PENGELOLAAN AGUNAN Agunan AK yang ditempatkan di KPEI merupakan bagian terpenting dari pengelolaan risiko yang dilakukan oleh KPEI untuk memitigasi risiko penyelesaian transaksi bursa dan menentukan batasan transaksi atau limit bagi order transaksinya. Oleh karena itu, AK diwajibkan untuk menempatkan agunannya di KPEI. Agunan ini dapat berupa agunan online, yaitu agunan dalam bentuk uang dan atau efek yang ditempatkan ke dalam rekening agunan di KSEI, atau pun berupa agunan ofline dalam bentuk instrumen keuangan seperti deposito, bank garansi termasuk juga saham BEI milik AK yang diagunkan pada KPEI. Sampai dengan akhir Desember 2010, agunan AK yang dikelola oleh KPEI telah mencapai Rp 10,93 triliun, terdiri dari agunan ofline senilai Rp 5,94 triliun dan agunan online senilai Rp 4,99 triliun. Komposisi agunan ofline senilai Rp 5,94 triliun yang terdiri dari Rp 4,73 triliun atau 79,77 berbentuk bank garansi dan Rp 1,18 triliun atau sekitar 20,03 berbentuk deposito berjangka, serta Rp 11,9 miliar atau 0,20 merupakan nilai nominal yang berasal dari saham BEI milik AK. Sementara komposisi agunan online berjumlah senilai kurang lebih Rp 4,99 triliun, sebagian besar masih berasal dari efek senilai Rp 4,78 triliun 95,77, dan sisanya sebesar Rp 211,33 miliar 4,23 berbentuk tunai. Komposisi masing-masing jenis agunan tersebut dapat dilihat pada graik di bawah ini. INTRADAY FACILITY USAGE Throughout 2010, from 5 August 2010 to 29 December 2010, KPEI’s usage of intraday facilities for stock exchange transaction settlement reached a total value of more than Rp 11 trillion. The daily average of intraday facility usage amounted to Rp 123 billion with the highest daily value of Rp 575 billion and the lowest at Rp 7.3 billion. Total expenditure incurred by KPEI in utilizing intraday facilities posted at Rp 461.3 million. In overall, KPEI’s usage of intraday facilities in 2010 is provided in Table 2. COLLATERAL MANAGEMENT CMs collateral deposited at KPEI is an integral part of KPEI’s risk management process aimed at covering risks arising from stock exchange transaction settlement and maintaining transaction limits. It is therefore compulsory for CMs to deposit their collateral at KPEI. Deposited collateral may take the form of online collateral which refers to money and or securities placed in a collateral account at KSEI or ofline collateral in the form of inancial instruments such as time deposit, bank guarantee including CMs owned stock exchange seats put up as collateral at KPEI. By end of December 2010, CMs collateral managed by KPEI amounted to Rp 10.93 trillion, consisting of ofline collateral at Rp 5.94 trillion and online collateral valued at Rp 4.99 trillion. The composition of ofline collateral worth Rp 5.94 trillion comprised bank guarantee at Rp 4.73 trillion or 79.77, time deposits at Rp 1.18 trillion or approximately 20.03, as well as CMs owned IDX shares valued at Rp 11.9 billion or 0.20. Online collateral composition worth Rp 4.99 trillion on the other hand largely consists of securities amounting to Rp 4.78 trillion 95.77 and the remaining Rp 211.33 billion 4.23 comes in cash form. The composition of each type of collateral is provided in the graphs below. Tinjauan Bisnis Business Review 31 KPEI Annual Report 2010 DANA JAMINAN Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No.III.B.7, Dana Jaminan adalah kumpulan dana dan atau efek yang diadministrasikan dan dikelola oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan yang dapat digunakan untuk membiayai penjaminan penyelesaian transaksi bursa oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan. Dana Jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak dapat didistribusikan untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan yang telah diatur dalam ketentuan tersebut. Dana Jaminan akan digunakan untuk penanggulangan atas kegagalan penyelesaian transaksi bursa pada perdagangan efek tanpa warkat dan perdagangan Kontrak Berjangka Indeks Efek KBIE. Pelaporan keuangan Dana Jaminan tidak termasuk dalam laporan keuangan KPEI dan wajib dilaporkan secara terpisah. Dana Jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam Surat Utang Negara SUN dan atau deposito bank dengan komposisi yang disetujui oleh Komite Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko. Hingga akhir tahun 2010, Posisi Dana Jaminan yang dikelola KPEI telah mencapai Rp 1,44 triliun, terdiri dari Dana Jaminan Ekuitas sebesar Rp 1,43 triliun, KBIE sebesar Rp 963,48 juta, Obligasi sebesar Rp 1,08 juta serta Cadangan Jaminan berjumlah Rp 6,95 miliar. GUARANTEE FUND Based on Bapepam-LK Regulation No.III.B.7, Guarantee Fund is collection of funds andor securities administered and managed by Clearing and Guarantee Institution, which can be utilized to cover the guarantee of settlement of stock exchange transactions by Clearing and Guarantee Institution. Guarantee Fund is not owned by a particular party and cannot be distributed for any purpose except for those stipulated in the regulation. The Guarantee Fund will be utilized for handling the default of settlement of stock exchange transactions for scripless trading and Index Futures KBIE trading. The Guarantee Fund inancial statement is not included in KPEI inancial statement and shall be reported separately. Guarantee Fund can only be invested in Government Bonds SUN and time deposits, with a composition that has been approved by the Credit Policy and Risk Management Committee. By the end of 2010, the position of Guarantee Fund managed by KPEI has totaled Rp 1.44 trillion, consisting of Equity worth Rp 1.43 trillion, KBIE at Rp 963.48 million, Bonds at Rp 1.08 million, and Fund Reserved for Guarantee. 0,20 20,03 79,77 Komposisi Agunan Off line per 30 Desember 2010 Ofline Collateral Composition as of 30 December 2010 Komposisi Agunan On line per 30 Desember 2010 Online Collateral Composition as of 30 December 2010 4,23 95,77 Bank Garansi | Bank Guarantee Deposito | Time Deposits Saham BEI Milik AK | IDX Shares Belonging to CM Uang | Cash Saham | Shares Tinjauan Bisnis Business Review 32 KPEI Laporan T ahunan 2010 LAYANAN JASA KLIRING UNTUK TRANSAKSI BURSA OBLIGASI DAN DERIVATIF Dalam memberikan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa atas instrumen obligasi yang terdiri dari Obligasi Korporasi dan Surat Utang Negara SUN, KPEI didukung oleh sistem Electronic Bonds Clearing System e-BOCS, sedangkan untuk transaksi produk derivatif seperti kontrak opsi saham dan KBIE menggunakan sistem Risk Monitoring Online RMOL. Sejauh ini transaksi obligasi dan derivatif hampir tidak pernah terjadi. LAYANAN PINJAM MEMINJAM EFEK PME Pinjam Meminjam Efek adalah layanan KPEI yang bertujuan membantu AK dalam memenuhi sementara kebutuhan efek, untuk menghindari terjadinya kegagalan penyelesaian transaksi bursa. Selain itu PME dapat juga digunakan untuk mendukung strategi perdagangan AK seperti hedging, arbitrage, short selling dan lain sebagainya. Total AK yang terdaftar sebagai anggota PME KPEI hingga akhir tahun 2010 sebanyak 97 AK dan 3 Bank Kustodian. Total frekuensi pinjaman tercatat sebanyak 1.736 transaksi, total volume efek sekitar 839,57 juta unit efek, dengan total nilai sejumlah Rp 1,74 triliun. Transaksi tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan total nilai sebesar Rp 385,67 miliar dengan volume 72,51 juta unit efek dan frekuensi sebanyak 244 transaksi. Secara keseluruhan, pelaksanaan Transaksi Pinjam Meminjam Efek di KPEI sepanjang tahun 2010 dirangkum dalam Tabel 3. Tabel 3. Transaksi Pinjam Meminjam Efek KPEI 2010 Table 3. KPEI Securities Borrowing and Lending Transaction in 2010 Nilai Value Volume Volume Frekuensi Frequency Jumlah Hari Number of Days Total 1,749,010,314,000 839,573,500 1,736 357 Total Rata-rata 145,750,859,500 69,964,458 144.67 Average Tertinggi 385,669,858,000 243,485,000 244 Highest Terendah 47,034,925,000 25,667,500 63 Lowest PENANGANAN KEGAGALAN MELALUI MEKANISME ALTERNATE CASH SETTLEMENT ACS DAN KASUS GAGAL BAYAR ACS merupakan mekanisme yang diterapkan bagi AK yang gagal memenuhi kewajiban serah efeknya pada tanggal penyelesaian, yang mengakibatkan AK tersebut dikenakan kewajiban menyediakan uang pengganti yang dihitung sebesar 125 dari volume dan harga tertinggi efek tersebut. Selama periode tahun 2010, penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui mekanisme ACS terjadi atas 29 AK Serah dan 49 AK Terima dalam hari yang berbeda, dengan total volume CLEARING SERVICES FOR BONDS AND DERIVATIVES MARKET TRANSACTIONS In providing services for the clearing and settlement of stock exchange transactions for debt instruments consisting of Corporate Bonds and Government Bonds SUN, KPEI is supported by the Electronic Bonds Clearing System e-BOCS, while transactions for derivatives such as stock options and stock index futures adopt the Risk Monitoring Online RMOL system. Thus far, bonds and derivatives transactions are practically non-existent. SECURITIES BORROWING AND LENDING SBL SERVICES Securities Borrowing and Lending is a KPEI service aimed at assisting CMs in meeting temporary needs for securities and to avert the occurrence of default on stock exchange transaction settlement. In addition, SBL can also be utilized to support CM trading strategies such as hedging, arbitrage, short selling and others. Total CM registered as KPEI SBL members by the end of 2010 reached 97 CMs and 3 Custodian Banks. Total loan frequency recorded at 1,736 transactions, total securities volume amounted to 839.57 million securities with a total value of Rp 1.74 trillion. The highest transaction occurred in December for a total value of Rp 385.67 billion for the volume of 72.51 million securities and at a frequency of 244 transactions. In overall, the implementation of Securities Borrowing and Lending Transactions at KPEI throughout 2010 is summarized in Table 3. HANDLING DEFAULT THROUGH ALTERNATE CASH SETTLEMENT MECHANISM ACS AND PAYMENT DEFAULT CASES ACS is a mechanism applicable to CMs who have failed to fulill their obligation in handing over securities at the date of settlement which makes it compulsory for CMs to ensure alternate cash settlement set at 125 from the highest volume and price of the securities. In 2010, stock exchange transactions settled through the ACS mechanism involved 29 Delivery CMs and 49 Recipient CMs on different dates with a total securities settlement volume of 23.17 million shares at the equivalent ACS value of Rp 94.56 Tinjauan Bisnis Business Review 33 KPEI Annual Report 2010 penyelesaian efek sebesar 23,17 juta unit saham yang setara dengan nilai ACS-nya yaitu sebesar Rp 94,56 miliar. Persentase volume dan nilai ACS tersebut masing-masing adalah 0,0041 dan 0,05 dari total volume dan nilai penyelesaian transaksi bursa yang dilakukan melalui KPEI lihat Tabel 4. Tabel 4. Penyelesaian Transaksi Bursa melalui Mekanisme ACS, Periode 2008 sampai 2010 Table 4. Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism from 2008 to 2010 Tahun Year Penyelesaian Transaksi Bursa Stock Exchange Transaction Settlement Alternate Cash Settlement ACS Persentase Penggunaan ACS dari Penyelesaian Transaksi Bursa Percentage of ACS Utilitization to Stock Exchange Transaction Settlement Volume Volume Nilai Value Volume Volume Nilai Value Volume Volume Nilai Value 2010 564,896,113,000 194,223,233,637,000 23,170,500 94,563,685,000 0.0041 0.0487 2009 509,199,200,500 154,297,747,887,000 33,770,000 33,427,435,625 0.0066 0.0217 2008 337,090,998,000 188,326,993,072,500 8,015,000 8,476,820,750 0.0023 0.0045 Khusus untuk tahun 2010, data Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS adalah sebagai berikut lihat Tabel 5: Tabel 5. Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Mekanisme ACS tahun 2010 Table 5. Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism in 2010 Keterangan Description Alternate Cash Settlement ACS ACS Dari Netting ACS of Netting Jumlah AK Number of CMs Volume Volume Nilai Value Volume Volume Nilai Value AK Serah Delivery CMs AK Terima Recipient CMs Total Total 23,170,500 94,563,685,000 0.00 0.05 29 49 Tertinggi Highest 11,396,500 74,533,221,875 0.36 4.23 2 14 Rata-rata Average 94,573 385,974,224 0.00 0.03 0.12 0.20 Terendah Lowest 0.00 0.00 Untuk informasi mengenai gagal bayar yang terjadi dalam penyelesaian transaksi bursa, selama tahun 2010 tidak terdapat kasus gagal bayar oleh AK lihat Tabel 6. Tabel 6. Transaksi Gagal Bayar Table 6. Default Transaction 2010 2009 2008 Anggota Kliring AK - - 1 Clearing Members CMs Nilai Netting - - 188,114,836,096,500 Value of Netting Nilai Gagal Bayar - - 439,458,702,911.27 Value of Default Persentase 0.23 Percentage billion. The ACS volume and value percentages are 0.0041 and 0.05 respectively from the total stock exchange transaction settlement volume and value carried out by KPEI see Table 4. For 2010 in particular, data on Stock Exchange Transaction Settlement through ACS Mechanism is presented below see Table 5: With regard to default payment associated with stock exchange transaction settlement, there were no such cases involving CMs during 2010 see Table 6. Tinjauan Bisnis Business Review 34 KPEI Laporan T ahunan 2010 LAYANAN KEANGGOTAAN DAN KEPUASAN PENGGUNA JASA Saat ini KPEI melayani sebanyak 119 AK. Selain mengelola berbagai data administratif dan agunan AK, KPEI secara rutin menyelenggarakan pelatihan bagi AK dengan topik terkait dengan layanan jasa KPEI. Selain itu, Departemen Keanggotaan juga melakukan kunjungan ke kantor AK guna mendapatkan berbagai masukan atau feedback sehubungan dengan upaya peningkatan kualitas layanan yang telah berjalan selama ini. Bentuk nyata kegiatan yang telah dilaksanakan KPEI sepanjang tahun 2010 adalah penyelenggaraan workshop dan Focused Group Discussion FGD. Workshop dilaksanakan dalam dua seri, yaitu seri pertama dilaksanakan satu kali di Jimbaran, Bali dan seri kedua sebanyak empat kali di Jakarta. Workshop seri pertama ditujukan kepada para Direksi AK yang membahas mengenai pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia secara keseluruhan, dengan pembicara berasal dari Bapepam- LK dan SRO. Workshop seri kedua ditujukan kepada bagian operasional masing-masing AK, membahas secara rinci mengenai Risk Management System dengan tema “New Risk Management Member Interface for Clearing Members” . PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PASAR MODAL Guna mengkoordinasikan pengembangan infrastruktur pasar modal, Bapepam-LK dan SRO telah membentuk tim kerja Strategic Management Ofice SMO dan Project Management Ofice PMO dalam mengelola dan memantau berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal. Terdapat tiga inisiatif utama dalam pengembangan infrastruktur pasar modal, yaitu implementasi Single Investor ID SID, Straight Through Processing STP, dan Data Warehouse industri pasar modal. Dalam hal ini, KPEI berkontribusi dan bertanggung jawab dalam pengembangan dan implementasi STP, disamping mendukung berbagai proyek-proyek lainnya yang terkait dengan inisiatif utama lainnya. KPEI sebagai bagian dari industri pasar modal Indonesia terus melakukan pembangunan kapasitas capacity building untuk dapat berperan aktif dalam percaturan pasar modal baik domestik, regional, maupun global. Selama tahun 2010 program-program kerja yang dijalankan meliputi:

1. Straight Through Processing STP