Pada siklus II, sebelum dilakukan pembelajaran mendapatkan rata- rata skor pretest 78,85. Namun, setelah mengalami pembelajaran, rata-rata
hasil belajar siswa meningkat menjadi 91,14. Adapun nilai rata-rata dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa dihitung dengan cara sebagai
berikut: Menentukan skor rata-rata Mean X =
Skor rata-rata pertemuan ketiga = = 78,85
Skor rata-rata pertemuan keempat = = 91,14
Menentukan presentase ketuntasan = x 100
Presentase ketuntasan hasil belajar pertemuan pertama = = 82,85
Presentase ketuntasan hasil belajar pertemuan kedua = = 94,28
Hasil pretest dan posttest yang dilaksanakan telah memenuhi ketuntasan yang diharapkan yaitu sebesar 82,85 pada pertemuan ketiga
dan 94,28 pada pertemuan keempat.
4 Tahap Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis selama kegiatan
siklus II, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada pelajaran IPS ditinjau dari hasil rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 8,57
dari siklus I ke siklus II yaitu dari nilai rata-rata 80,85 menjadi 91,14. Pada proses pembelajaran siklus II ini, tampak siswa telah mampu
mengikuti pembelajaran dengan baik, suasana kelas lebih kondusif, dan siswa banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya
perbaikan-perbaikan pada rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan pola mengajar guru membuat siswa senang dan mudah mempelajari materi
yang disampaikan.
5 Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Penelitian ini hanya dibatasi sampai siklus II karena jumlah siswa yang telah mencapai KKM sudah
mencapai 94,28 melebihi nilai KKM yang diharapkan, yaitu sebesar 80. Dalam proses pembelajaran siswa sudah mampu melakukan
pembelajaran dengan lebih baik dan sudah dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga terjalin kerjasama antar siswa. Lampiran
17
C. Analisis Data
Tahap analisis data ini dimulai dengan membaca dan memahami keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, diantaranya sebagai berikut:
1. Tes Hasil Belajar Tes Hasil belajar diberikan sebanyak dua kali pada setiap akhir siklus I
dan siklus II. Soal terdiri dari 10 soal untuk silus I dan 10 soal untuk siklus II, dimana masing-masing soal merupakan soal pilihan ganda. Hasil dari tes siklus
I dan siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Tes Belajar Siklus I dan Siklus II
No. Keterangan
Siklus I Siklus II
1 Rata-rata
80,85 91,14
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar
85,71 94,28
3 Nilai KKM
65
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa hasil tes pembelajaran menggunakan metode Index Card Match mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Rata-rata nilai siswa meningkat sebesar 8,57 atau 10,29 pada
siklus II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa semakin meningkat, hal ini dikarenakan siswa semakin memahami materi pembelajaran
dan dapat mengerjakan soal tes dengan baik. Berdasarkan hasil tersebut, penelitian ini dihentikan pada siklus II dan terbukti bahwa pembelajaran
menggunakan Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
D. Pembahasan
Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 3b SDN Cempaka Putih I Ciputat Timur dengan menggunakan pembelajaran
metode Index Card Match dapat dilihat adanya perbedaan rata-rata dan ketuntasan siswa pada siklus I dan II melalui grafik di bawah ini.
Pada awal pertemuan, guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah- langkah dalam melaksanakan pembelajaran Index Card Match, pada awal
pembelajaran, siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Hal ini terjadi karena perubahan kondisi belajar di dalam ruang kelas
yang berbeda dengan suasana belajar siswa biasanya. Pada saat melakukan kegiatan diskusi kelompok pun siswa sering berdebat antar anggota kelompok.
Siswa yang pintar mendominasi kegiatan pembelajaran dan sangat aktif di dalam kelas. Beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan
74 76
78 80
82 84
86 88
90 92
94
Nilai Rata-rata Siklus I Nilai Rata-rata Siklus II
Nilai Rata-Rata Siswa Kelas 3b
Nilai Rata-rata Siklus I Nilai Rata-rata Siklus II
selalu mengganggu temannya yang belum selesai. Siswa sangat aktif bercanda di dalam kelas sehingga pada pertemuan pertama kelas terkesan sangat gaduh dan
ribut. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 85,71 sehingga di dapatkan nilai rata-rata posttest siswa sebesar 80,85. Pada siklus I ini masih
terdapat 5 orang siswa yang mendapat nilai di bawah 65. Masih banyaknya siswa yang belum mencapai KKM pada siklus I ini
disebabkan karena siswa masih belum mengerti pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match. Hal ini disebabkan karena selama ini
siswa terbiasa diberi pelajaran dengan metode ceramah dan siswa belum terbiasa menerima pelajran dengan menggunakan metode Index Card Match.
Selanjutnya, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru yang diobservasi dengan menggunakan lembar observasi, dalam kegiatan
pembelajaran siswa terlihat lebih aktif dan senang mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebelumnya siswa tergolong pasif dan terlihat bosan dalam
kegiatan pembelajaran, meskipun ada beberapa siswa yang terlihat aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.
Untuk memperbaiki hasil pada siklus pertama, maka pada siklus kedua guru lebih aktif dan kreatif dalam menguasai kelas dan menarik perhatian siswa,
terutama pada saat menjelaskan materi dan membimbing siswa dalam diskusi kelompok agar tidak terjadi kegaduhan dan saling berdebat antar siswa.
Hasil yang di dapat dari siklus II yaitu rata-rata nilai untuk posttest sebesar 91,14. Jumlah persentase siswa yang mencapai KKM sebesar 94,28 dari 35
orang siswa. Hal ini berarti indikator keberhasilan telah tercapai karena siswa yang tuntas belajar melebihi target yang diharapkan yaitu 80. Pada siklus II ini
terdapat 2 dua orang siswa yang mendapat nilai di bawah 65. Dari hasil tersebut yang diharapkan dari siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa sebesar 8,57. Selanjutnya, jika dilihat dari observasi siswa mengenai aktivitas belajar siswa dari diskusi kelompok pada
siklus II sudah sangat baik, karena kegiatan diskusi juga berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dan kerjasama siswa dalam kelompok belajar
mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.
Dari hasil wawancara tersebut, wali kelas 3b menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode Index Card Match sangat efektif untuk digunakan
dalam menciptakan suasana belajar yang berbeda dan dapat menarik perhatian siswa untuk belajar. Sehingga siswa tidak mudah jenuh dan bosan dengan suasana
belajar yang biasa. Dengan digunakannya metode pembelajaran Index Card Match membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta
menjadi lebih termotivasi untuk belajar. Hasil-hasil di atas dapat terjadi dimungkinkan karena penerapan pembelajaran dengan metode Index Card Match
baru pertama kali diterapkan kepada siswa. Lampiran 1 Berdasarkan data-data hasil pengamatan menunjukan bahwa penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari penjelasan-penjelasan diatas, menunjukan
bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match memberikan peluang besar kepada siswa untuk aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
E. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan dan kelemahan. Di antara kekurangan dan kelemahannya adalah
kurangnya waktu karena pembelajaran dengan diskusi kelompok memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan ideal
sesuai dengan RPP. Selain itu, butir-butir soal yang telah dibuat dan disusun dalam instrument penelitian kemungkinan belum dapat mewakili dengan baik.
Kemudian, kondisi awal siswa yang sempat bingung ketika proses pembelajaran dengan metode Index Card Match berlangsung, hal ini dikarenakan siswa belum
terbiasa menggunakan metode dalam pembelajaran, dan peneliti belum bisa menerapkan metode Index Card Match dengan baik.
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata siswa yang mengalami peningkatan yang semula pada siklus I sebesar 80,85 meningkat menjadi 91,14 pada siklus II.
Dalam persentase didapatkan hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada siklus I sebesar 85,71 meningkat menjadi 94,28 pada siklus II. Hal ini dapat terlihat
pada meningkatnya keaktifan siswa di dalam kelas dan terjalinnya kerjasama yang baik antar siswa dalam kelompok belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, antara lain:
1. Bagi peneliti, untuk dapat lebih memperluas wawasan dan memperdalam teknik
pengelolaan kelas,
terutama dalam
pembelajaran dengan
menggunakan metode Index Card Match. 2. Bagi siswa, untuk membuat pelajaran lebih menarik, menyenangkan, dan
siswa lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam pembelajaran IPS.
3. Bagi guru, untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran terutama pembelajaran IPS, guru sebaiknya tidak selalu
menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pembelajaran. 4. Bagi sekolah, sebaiknya dilakukan penelitian serupa untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran lain sehingga memperoleh hasil yang optimal dalam setiap pelajaran.