Melalui Penerapan Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Index Card Match di kelas III
SD. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
dan observasi yang telah penulis lakukan, maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran IPS yang digunakan guru masih dengan metode pembelajaran konvensional sehingga siswa kurang tertarik dalam belajar IPS.
2. Metode pembelajaran konvensional yang biasa digunakan guru, membuat siswa kurang menyukai mata pelajaran IPS
3. Nilai siswa pada mata pelajaran IPS banyak yang di bawah KKM.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Peneliti membatasi masalah dengan memfokuskan penelitian mengenai “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan
Metode Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur ”,
yaitu: 1. Metode Pembelajaran IPS yang digunakan guru masih dengan metode
pembelajaran konvensional sehingga siswa kurang tertarik dalam belajar IPS. 2. Nilai siswa pada mata pelajaran IPS banyak yang di bawah KKM.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dapat dirumuskan bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan metode Index Card Match di kelas III SD?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode
pembelajaran Index Card Match di Kelas III SDN Cempaka Putih 1 Ciputat Timur.
F.
Kegunaan penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang metode
pembelajaran dan pengelolaan kelas. Khususnya pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match.
2. Bagi siswa, dapat memberikan suasana belajar yang menyenangkan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar IPS sehingga mudah memahami
materi yang disampaikan. 3. Bagi guru, dapat menjadi referensi metode pembelajaran dalam meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar IPS siswa. 4. Bagi sekolah, dapat menjadi pilihan metode pembelajaran untuk menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan dan hasil yang optimal dalam belajar IPS.
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoretik
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Arnie Fajar berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan
kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan lain-
lain”.
1
Belajar dikatakan proses perubahan tingkah laku karena keadaan peserta didik saat belum belajar
dengan setelah belajar mengalami perubahan baik perubahan secara langsung maupun berkesinambungan.
Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor”.
2
Artinya, setiap kegiatan belajar akan memperoleh suatu hasil baik berupa perubahan
tingkah laku, pengetahuan, dan perkembangan kemampuannya. Oleh sebab itu, dalam kegiatan belajar individu harus melakukan kegiatan yang
semaksimal mungkin untuk memperoleh hasil yang baik. Senada dengan pendapat di atas, Ngalim Purwanto berpendapat bahwa
“Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada
kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk”.
3
Hal ini
1
Arnie Fajar. Portofolio Dalam Pelajaran IPS Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 hal. 10
2
Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar Jakarta: Rineka Cipta, 2011 hal. 13
3
Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013 hal. 85
7
berarti bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan dari proses belajar baik yang mengarah tingkah laku positif maupun negatif.
Perubahan disini bergantung kepada penerimaan dari individu itu sendiri selama dalam proses belajar.
Wina Sanjaya mengemukakan bahwa “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya
perubahan perilaku”.
4
Sedangkan Abin Syamsuddin Makmun berpendapat bahwa “Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya”.
5
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses dimana seorang individu
mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya agar menjadi lebih maksimal melalui latihan. Hasil dari belajar tersebut dapat berupa
perkembangan kemampuan peserta didik pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik baik berkembang menuju ke arah positif maupun negatif.
b. Tujuan Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang pasti mempunyai tujuan yang harus dicapai begitu pun dengan kegiatan belajar. Tujuan dari belajar
adalah mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik agar lebih terarah dan terasah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hendarman bahwa, “Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektifitas kegiatan pembelajaran”.
6
Berbeda dengan pendapat di atas, Agus Suprijono membagi tujuan belajar menjadi dua, yaitu “Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan untuk
4
Wina Sanjaya. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP Jakarta: Prenada Media Group, 2008 hal. 229
5
Abin Syamsuddin Makmun. Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007 hal. 156
6
Hendarman, dkk. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan: Pengetahuan Tentang Penilaian Hasil Belajar Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 hal. 227
dicapai dengan tindakan intruksional, lazim dinamakan instructional effects, yang biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan
belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan belajar instruksional lazim disebut nurturant effects
”.
7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yaitu mengembangkan kemampuan serta pengetahuan yang
dimiliki peserta didik agar lebih terasah secara maksimal melalui kegiatan belajar yang dilakukan.
c. Pengertian Hasil Belajar
Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan perilaku yaitu perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perubahan dalam
ketiga aspek tersebut menjadi hasil dari proses belajar. Hasil belajar merupakan tujuan yang relevan dari proses pengajaran yang telah dilakukan.
Oleh karena itu, hasil belajar dapat berupa perubahan dalam kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik, tergantung dari tujuan pengajarannya.
Nasution mengemukakan bahwa “Hasil belajar siswa dirumuskan sebagai tujuan instruksional umum TIU yang dinyatakan dalam bentuk
yang lebih spesifik dan merupakan komponen dari tujuan umum mata kuliah atau bidang studi. Hasil belajar ini menyatakan apa yang akan
dapat dilakukan atau dikuasai siswa sebagai hasil pelajaran itu, akan
tetapi tidak mencakup semua komponen TIK”.
8
Dari hasil belajar tersebut, kita dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Apabila
tujuan tersebut telah tercapai dengan baik, maka pembelajaran yang telah dilakukan berhasil sehingga memperoleh hasil yang memuaskan. Disamping
itu, keberhasil pembelajaran juga menjadi penunjang baik tidaknya mutu pendidikan yang ada. Hasil pembelajaran yang diperoleh dianggap menjadi
penentu keberhasilan pendidikan, seharusnya proses menjadi peranan penting
7
Agus Suprijono. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2013 hal. 5
8
Nasution. Kurikulum Dan Pengajaran Jakarta: Bumi Aksara, 2012 hal. 61