Gradien Garis Singgung Kurva y = fx di x = a

220 Mmt Aplikasi SMA 2 IPS

2. Syarat Fungsi Naik dan Fungsi Turun

Perhatikan kembali Gambar 5.5, yaitu kurva y = x 2 + 2. Seperti yang telah kita ketahui bahwa turunan dari fungsi fx atau f x dapat ditafsirkan sebagai gradien garis singgung kurva y = fx di titik x, fx. Dengan demikian, dapat kita ketahui hal-hal berikut. a. Dalam interval x 0, fungsi fx = x 2 + 2 merupakan fungsi turun karena gradien garis singgungnya bernilai negatif condong ke kiri sehingga f x 0. b. Dalam interval x 0, fungsi fx = x 2 + 2 merupakan fungsi naik karena gradien garis singgungnya bernilai positif condong ke kanan sehingga f x 0. c. Pada x = 0 fungsi fx = x 2 + 2 tidak naik dan tidak turun karena gradien garis singgungnya bernilai nol mendatar sehingga f x = 0. Pada fungsi fx = x 2 + 2, f0 merupakan nilai stasioner. Dari uraian di atas, dapat dikemukakan syarat fungsi naik dan fungsi turun. Misalkan fungsi fx kontinu dalam interval I dan diferen- siabel dapat diturunkan di setiap titik dalam interval tersebut. a. Jika f x 0 untuk setiap x dalam interval I maka fungsi f x dikatakan fungsi naik dalam interval I. b. Jika f x 0 untuk setiap x dalam interval I maka fungsi f x dikatakan fungsi turun dalam interval I. Untuk menentukan interval-interval pada saat fungsi fx naik atau turun, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. a. Tentukan turunan fungsi fx, yaitu f x. b. Selesaikan pertidaksamaan f x 0 untuk fungsi naik atau f x 0 untuk fungsi turun. Tes Mandiri Kerjakan di buku tugas Kurva fx = x 3 + 3x 2 – 9x + 7 naik pada interval .... a. x 0 b. –3 x 1 c. –1 x 3 d. x –3 atau x 1 e. x –1 atau x 3 Soal UMPTN, Kemam- puan Dasar, 1996 Contoh: Tentukan interval-interval yang menunjukkan fungsi fx = x 3 + 9x 2 + 15x + 4 a. naik; b. turun. Penyelesaian: Diketahui fx = x 3 + 9x 2 + 15x + 4 maka f x = 3x 2 + 18x + 15 = 3x 2 + 6x + 5. a. f x merupakan fungsi naik jika f x 0 ‹ 3x 2 + 6x + 5 0 ‹ x 2 + 6x + 5 0 ‹ x + 1x + 5 0 ‹ x –5 atau x –1 Jadi, fx merupakan fungsi naik pada interval x –5 atau x –1. Gambar 5.6 ---- +++ +++ -5 -1 221 Turunan b. f x merupakan fungsi turun jika f x 0 ‹ 3x 2 + 6x + 5 0 ‹ x 2 + 6x + 5 0 ‹ x + 1x + 5 0 ‹ –5 x –1 Jadi, fx merupakan fungsi turun pada interval –5 x –1.

3. Nilai Stasioner

a. Pengertian Nilai Stasioner dan Titik Stasioner

Misalkan terdapat sebuah kurva dengan persamaan y = fx dan gradien garis singgung kurva itu di titik a, f a dapat dinyatakan sebagai turunan fungsi di x = a atau f a. Grafik beberapa macam bentuk kurva y = fx, antara lain terlihat seperti pada Gambar 5.8. Gambar 5.7 ---- +++ +++ -5 -1 Tes Mandiri Kerjakan di buku tugas Fungsi fx = x 3 – 3x 2 – 9x + 5 mencapai .... a. maksimum di 0, 5 b. maksimum di 3, –22 c. minimum di –1, 10 d. minimum di –3, 22 e. minimum di 3, –22 Soal SPMB, Kemam- puan Dasar, 2004 Gambar 5.8 f x Y O a a 1 a 2 a 3 a 4 e d c X b Pada Gambar 5.8 arah garis singgung di titik a 1 , fa 1 , a 2 , fa 2 , a 3 , fa 3 , dan a 4 , fa 4 sejajar sumbu X. Oleh karena itu, gradien garis singgungnya bernilai nol sehingga f a 1 = 0, f a 2 = 0, f a 3 = 0 dan f a 4 = 0. Titik-titik ini disebut titik stasioner, yaitu suatu titik pada kurva di mana gradien garis singgung kurva di titik tersebut bernilai nol. Nilai fungsi f di titik itu dinamakan nilai stasioner.

b. Jenis-Jenis Titik Stasioner

Jenis-jenis titik stasioner dapat kita tentukan dengan me- merhatikan tanda dari f x. Perhatikan kembali Gambar 5.8. 1 Untuk x a 1 , nilai f x negatif; untuk x = a 1 , nilai f a 1 = 0; sedangkan untuk x a 1 , nilai f x positif. Karena nilai f x berubah tanda dari negatif ke nol, kemudian ke positif, dalam garis bilangan hal ini dapat digambarkan seperti gambar di samping. Ingat, tanda 0 di atas garis bilangan bukan menunjuk- kan nilai suatu bilangan, tetapi hanya tanda arah Gambar 5.9 --- +++ a 1 f x