96
180kg yang terdiri atas biaya tenaga kerja, transportasi,penyusutan, pengemasan, dan biaya listrik. Keuntungan yang diperoleh PPK sebesar Rp 420kg. PPK
kemudian mendistribusikan wortel ke STA yang kemudian dilakukan beberapa perlakuan. Biaya yang dikeluarkan STA sebesar Rp 554,89kg dengan keuntungan
sebesar Rp 645,11kg dari harga jual sebesar Rp 2.600kg wortel. Wortel selanjutnya didistribusikan kepada pedagang pengecer. Biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 632, 64kg dengan keuntungan sebesar Rp 767,36kg dari harga jual sebesar Rp 4.000kg.
Berikut adalah rincian perhitungan dari biaya, margin dan keuntungan tataniaga wortel di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada
Lampiran 3.
6.4.2 Farmer’s Share
Hasil pembagian harga yang diterima oleh petani dibandingkan dengan harga di konsumen akhir dapat diketahui dengan menggunakan analisis Farmer
Share’s. Farmer Share’s ditentukan dalam persentase perbandingan harga ditingkat petani dengan harga ditingkat konsumen akhir, dimana farmer’s share
juga memiliki hubungan negatif dengan margin tataniaga. Semakin tinggi margin tataniaga maka sebaliknya bagian yang didapatkan oleh petani akan semakin
kecil. Bagian harga terbesar dalam saluran tataniaga wortel terdapat pada saluran tataniaga III yaitu sebesar 51,43 persen karena petani bertindak juga sebagai PPK
dan pedagang besar. Sedangkan farmer’s share terkecil terjadi pada saluran
tataniaga II yakni sebesar 18,89 persen. Hal ini menunjukkan bahwa padia saluran tataniaga tersebut kurang menguntungkan karena terdapat margin yang cukup
besar antara harga ditingkat petani dengan harga ditingkat konsumen akhir. Pada saluran tataniaga I dan IV cukup menguntungkan dibandingkan dengan saluran
tataniaga II. Pada saluran tataniaga II dan IV pedagang besar dan STA juga menyakurkan wortelnya ke pasar modern supermarket,
farmer’s share atas penjualan wortel ke pasar modern akan semakin kecil diakibatkan oleh margin
tataniaga yang semakin besar. Farmer Share’s pada sistem tataniaga wortel dapat
dilihat pada Tabel 19.
97
Tabel 19.
Farmer’s share pada Saluran Tataniaga Wortel di Kecamatan Pacet
Tahun 2012
Saluran Tataniaga Harga di
Tingkat Petani
RpKg Harga Di Tingkat
Konsumen Akhir RpKg
Farmers Share Pasar
Lokal Pasar
Modern Pasar
Lokal Pasar
Modern Saluran Tataniaga I
700 3000
- 23,33
- Saluran Tataniaga II
850 4500
6470 18,89
0,13 Saluran Tataniaga III
1800 3500
- 51,43
- Saluran Tataniaga IV
800 4000
6800 20,00
0,12
6.4.3 Rasio Keuntungan dan Biaya
Analisis rasio keuntungan biaya digunakan untuk mengukur penyebaran keuntungan pada setiap loembaga tataniaga yang terlibat dalam setiap saluran
tataniaga. Pada saluran tataniaga I petani tidak mengeluarkan biaya tataniaga sehingga tidak dapat dihitung rasio keuntungan dan biayanya. Tiga lembaga
tataniaga yang dapat dihitung rasio keuntungan dan biayanya yaitu PPK sebesar 0,61, pedagang besar sebesar 0,69 dan pedagang pengecer sebesar 1,63. Total
rasio keuntungan dan biaya pada saluran tataniaga I yaitu sebesar 2,93 yang berarti bahwa setiap Rp 1kg yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan
sebesar Rp 2,93. Pada saluran tataniaga II total rasio keuntungan dan biayanya mencapai
5,50 yang menandakan bahwa setiap Rp 1kg yang dikeluarkan maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5,50. Pada saluran tataniaga ini hanya
terdapat dua lembaga tataniaga yang dapat dilihat rasio keuntungan dan biayanya yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer.
Saluran tataniaga III memiliki rasio keuntungan dan biaya sebesar Rp 5,83kg yang menunjukkan bahwa setiap Rp 1kg yang dikeluarkan maka akan
menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5,83. Dalam saluran ini lembaga yang dapat dianalisis rasio keuntungan biayanya adalah petani dan pedagang pengecer. Pada
saluran ini petani dapat dihitung rasio keuntungan dan biayanya karena pada
98
saluran tataniaga ini, petani mengeluarkan biaya tataniaga tidak sama halnya dengan petani pada saluran I dan II.
Sedangkan pada saluran tataniaga IV terdapat tiga lembaga tataniga yang dapat dianalisis rasio keuntungan dan biayanya yaitu PPK, STA dan pedagang
pengecer. Jumlah rasio keuntungan dan biaya yang diperoleh pada saluran tataniaga ini yaitu sebesar Rp 4,70kg. Dengan kata lain bahwa setiap Rp 1kg
yang dikeluarkan maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 4,70. Berdasarkan uarain diatas rasio keuntungan dan biaya terbesar yaitu pada
saluran tataniaga III yaitu sebesar 5,83. Pada Tabel 20 dapat dilihat mengenai rincian perhitungan rasio keuntungan dan biaya lembaga-lembaga tataniaga pada
masing-masing sluran tataniaga wortel di Kecamatan Pacet.
Tabel 20. Rasio Keuntungan dan Biaya Lembaga Tataniaga pada Masing-masing
Saluran Tataniaga Wortel di Kecamatan Pacet Tahun 2012
Lembaga Tataniaga Saluran Tataniaga
I II
III IV
Petani Li
1.101,23 Ci
265,83 Rasio LiCi
4,14 PPK
Li 227,50
420,00 Ci
372,50 180,00
Rasio LiCi 0,61
2,33 Pedagang Besar STA
Li 204,58
466,10 645,11
Ci 295,42
583,90 554,89
Rasio LiCi 0,69
0,80 1,16
Pedagang Pengecer Li
743,74 2.143,74
1.067,36 767,36
Ci 456,26
456,26 632,64
632,64 Rasio LiCi
1,63 4,70
1,69 1,21
Keterangan : Li : Keuntungan Ci : Biaya
99
6.5 Analisis Efisiensi Tataniaga