4, 9 1, 10 Kendala utama dalam pengelolaan TNKL secara co-management

87 pada pengelolaan TNKL dengan pendekatan co-management. Sub elemen tersebut merupakan kekuatan penggerak driver power yang besar dengan tingkat ketergantungan dependence yang rendah terhadap sub elemen kendala lainnya. Sub elemen pada sektor II terdiri dari ketidakpercayaan masyarakat terhadap programkegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintahpihak BTNKL, belum jelasnya kesepakatan dalam pengelolaan antara masyarakat dengan pihak BTNKL, ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya dalam kawasan TNKL, belum adanya komitmen dalam pengelolaan bersama, serta keengganan pemerintahpihak BTNKL untuk berbagi hak dan tanggung jawab pengelolaan, merupakan peubah dependent, yang berarti sub elemen tersebut terpengaruh oleh sub elemen lain dalam pengelolaan TNKL dengan pendekatan co-management. Gambar 21 Posisi sub elemen kendala utama dalam pengelolaan TNKL melalui pendekatan co-management pada Grafik Driver Power – Dependence. Sub elemen paradigma preservationist pihak BTNKL berada pada sektor I autonomus yang merupakan sub elemen yang tidak terkait dengan sistem. Walaupun demikian, sub elemen kendala tersebut mungkin dapat mempengaruhi kendala utama lainnya. Model struktur elemen kendala utama sebagaimana Gambar 22 terdiri dari 5 tingkat. Kurangnya koordinasi internal BTNKL serta kurangnya koordinasi antar stakeholders inti merupakan elemen kunci kendala utama. Sub elemen ini menjadi penggerak utama dan mempengaruhi sub elemen pada tingkat di bawahnya. 8 7

3, 4, 9 1, 10

2 5, 6 DEPENDENCE 88 Level 1 Level 4 Level 2 Level 3 Ketidakpercayaan masyarakat terhadap program kegiatan yang dilaksanakan oleh pengelola Keengganan pengelola untuk berbagi hak dan tanggung jawab pengelolaan Belum jelasnya kesepakatan dalam pengelolaan antara masyarakat dengan pengelola Rendahnya kapasitas SDM masyarakat setempat Lemahnya peran pemda terkait alokasi anggaran Kurangnya komitmen internal pengelola Kurangnya koordinasi antar stakeholders inti Level 5 Belum adanya komitmen dalam pengelolaan bersama Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya dalam kawasan TNKL Gambar 22 Diagram model struktural dari elemen kendala utama dalam pengelolaan TNKL melalui pendekatan co-management. Berdasarkan hasil pengolahan dengan teknik ISM terhadap elemen kendala utama, terdapat elemen kunci yaitu kurangnya komitmen internal BTNKL maupun kurangnya koordinasi antara komunitas lokal dengan BTNKL. Sebagai sebuah konsep, pentingnya koordinasi telah disadari oleh stakeholders, namun sebagai sebuah proses riil, koordinasi cenderung menjadi slogan yang mudah diucapkan namun sulit diimplementasikan dan menjadi penyebab bagi kegagalan berbagai institusi dalam melaksanakan tupoksinya. Koordinasi merupakan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak karena perubahan situasilingkungan yang begitu cepat, menuntut interaksi antar stakeholders yang semakin cepat pula. Kegagalan dalam koordinasi disebabkan karena kegagalan di dalam membangun tujuan organisasi Moekayat 1994, dalam Karyana 2007. Koordinasi membutuhkan pertukaran informasi yang intensif antar semua pihak untuk mengkonfirmasi sejumlah data detail sumberdaya untuk mencapai tujuan. 89 Berdasarkan hasil wawancara, pelaksanaan koordinasi oleh pihak BTNKL telah sering dilakukan. Dalam rangka koordinasi internal, pelaksanaan rapat rutin bulanan maupun pertemuan dalam rangka pemantapan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan, telah dilaksanakan oleh pihak BTNKL. Begitu juga dengan rapat- rapat koordinasi dengan stakeholders terkait, yang dimulai dengan penyusunan rencana kegiatan di tingkat desa hingga di kabupaten. Namun, koordinasi yang dilakukan terhadap masyarakat sekitar TNKL sebagai stakeholders inti masih kurang. Koordinasi yang telah dilakukan, nampaknya belum menyentuh substansi dari tujuan pelaksanaan kegiatannya. Pemahaman yang muncul menganggap bahwa power sharing yang diterapkan merupakan hasil akhir dari suatu pengelolaan kawasan, padahal mestinya hal tersebut baru merupakan titik awal suatu proses co-management dalam sistem pengelolaan TNKL. Disamping itu, terkait lemahnya peran pemerintah daerah dalam alokasi anggaran untuk kegiatan pemberdayaan desa sekitar TNKL, perlu didukung dengan pendanaan dari pihak BTNKL. Koordinasi yang diterapkan bersama stakeholders termasuk dinas terkait akan menguntungkan sistem pengelolaan TNKL ke depan, termasuk dukungan nyata dari pemerintah daerah dalam hal arahan kebijakan pemberdayaan desa.

5.4.4. Tujuan dari pengelolaan dengan pendekatan co-management