KPEI - Laporan Tahunan

(1)

(2)

Daftar Isi

Contents

01

02

03

04

05

06

12

18

26

Halaman Tema Theme Page

Sekilas KPEI KPEI In Brief

Visi Misi Vision Mission

Nilai-nilai Inti Core Values

Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

Sambutan Dewan Komisaris

Message from the Board of Commissioners

Laporan Direksi

Report of the Board of Directors

Strategi Bisnis Business Strategy

Tinjauan Bisnis Business Review

Teknologi Informasi Information Technology

Sumber Daya Manusia Human Resources

Tata Kelola Perusahaan yang Baik Good Corporate Governance

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility

Diskusi dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis

Peristiwa Penting 2010 2010 Event Highlights

Data Perusahaan Corporate Data

Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors’ Statement

Laporan Keuangan Financial Statements

38

42

48

60

64

74

80

86

87


(3)

Dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional, di

tahun 2010 Pasar Modal Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan yang

sangat baik. KPEI terus memberikan dukungan dengan meningkatkan

layanan serta mengembangkan kapasitas dan kompetensi dalam bidang

manajemen risiko. Fokus pada pengguna jasa dan tekad untuk meraih

pencapaian terbaik, disertai integritas, kehati-hatian, dan kerja sama

merupakan nilai inti yang senantiasa dijunjung. Semua hal ini mengantarkan

KPEI menuju kinerja yang lebih baik.

Towards Greater Performance

Menuju Kinerja yang Lebih Baik

By leveraging the momentum of national economic growth, the Indonesian Capital Market in

2010 managed to record an outstanding growth. KPEI continued to give supports by improving

services and developing its capacity and competence in the area of risk management.

Customer focus and determination to attain achievement of excellence, as well as integrity,

prudence, and fellowships are the core values which remain upheld. All of these have led KPEI

towards greater performance.


(4)

Sekilas KPEI

KPEI In Brief

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) adalah satu-satunya lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian atas transaksi bursa. Perusahaan yang juga merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) ini didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 8 tanggal 5 Agustus 1996 dan memperoleh status sebagai badan hukum pada tanggal 24 September 1996 melalui pengesahan Menteri Kehakiman RI. KPEI memperoleh ijin operasional dari Bapepam-LK pada tanggal 1 Juni 1998 berdasarkan SK No. Kep-26/PM/1998. Seluruh saham KPEI dimiliki oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), sesuai dengan Akta Notaris Perubahan Anggaran Dasar No. 173 tanggal 19 Juni 2009.

Dalam kurun waktu lebih dari satu dasawarsa menjalankan fungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI terus berperan aktif dalam pengembangan infrastruktur pasar modal guna mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik. KPEI senantiasa berusaha menyediakan layanan terbaik dengan terus menerus menyempurnakan sistem pengelolaan risikonya. Saat ini KPEI menyelenggarakan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa untuk saham, obligasi, serta produk derivatif. Dalam kapasitasnya sebagai Central Counterparty (CCP), KPEI menerapkan sistem Continuous Settlement dengan fasilitas intraday, menyediakan fasilitas pinjam meminjam efek, serta mengelola Agunan Anggota Kliring dan Dana Jaminan. Secara umum, kehadiran KPEI lebih

meningkatkan eisiensi dan kepastian dalam penyelesaian

transaksi bursa di BEI.

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) is the only institution in Indonesia performing the clearing and guarantee for the settlement of stock exchange transactions. The Company, which is also a Self-Regulatory Organization (SRO), was established based on a Notarial Deed No. 8 dated 5 August 1996 and obtained its status as a legal entity on 24 September 1996 through the approval of RI Minister of Justice. KPEI received operational licence from Bapepam-LK on 1 June 1998 based on SK No. Kep-26/PM/1998. All of KPEI shares is owned by the Indonesia Stock Exchange (IDX) according to the Notarial Deed Amendment of Articles of Association No. 173 dated 19 June 2009.

Within more than a decade performing its function as a Clearing and Guarantee Institution, KPEI remains its active role in developing capital market infrastructures to actualize a safe and attractive Indonesian capital market. KPEI maintains its endeavors by providing the best service by conducting constant improvements on its risk management system. Currently, KPEI performs clearing and guarantee of settlement transactions for stocks, bonds, and derivative products. In its capacity as the Central Counterparty (CCP), KPEI applies the Continuous Settlement with intraday facility, provides securities borrowing and lending, and manage the Clearing Member’s Collateral and Guarantee Funds. In general, the presence of KPEI has

increased eficiency and certainty of the settlement of stock

exchange transactions in IDX.


(5)

Visi Misi

Vision Mission

VISI

Menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk

menyediakan layanan terbaik di Pasar Modal Indonesia

MISI

Mewujudkan Pasar Modal Indonesia yang aman dan menarik

VISION

To become the Clearing and Guarantee Institution reliable of

providing the best service in Indonesian Capital Market


(6)

ahunan 2010

Nilai-Nilai Inti

Core Values

KPEI

senantiasa

mengutamakan

kepentingan

dan kebutuhan Pengguna Jasa serta berupaya

memberikan pelayanan dengan mutu terbaik kepada

seluruh pemangku kepentingan, baik internal maupun

eksternal. Fokus terhadap pengguna jasa merupakan

sikap yang responsif, proaktif, berpandangan luas,

dan siap membantu pihak yang membutuhkan.

KPEI senantiasa berupaya memberi kontribusi yang

maksimal, menjaga keseimbangan antara tujuan dan

proses guna meraih hasil yang terbaik.

KPEI places strong emphasis of the needs and interest

on the Customers at all times, also exerts every effort

to provide the best-quality service to all stakeholders,

both internal and external. Customer Focus relects

our collective conduct that are responsive, proactive,

with broad perspectives and ready to lend a hand.

Customer Focus

Achievement of Excellence

Integrity

Prudence

Fellowship

KPEI senantiasa menjaga konsistensi antara pikiran,

ucapan dan tindakan, melakukan diskusi secara

terbuka, mendukung keputusan yang telah ditetapkan,

serta menumbuhkan rasa memiliki yang tinggi.

KPEI mengharuskan semua pihak di lingkungan

Perusahaan untuk mempertimbangkan dampak dari

setiap tindakan dan pengambilan keputusan serta

menerapkan kaidah pengelolaan risiko yang baik dan

benar.

KPEI senantiasa menumbuhkan kerja sama tim

yang erat, bersikap saling mendukung dan saling

menghargai.

KPEI constantly strives to contribute optimally,

maintaining a balance between aims and means to

produce the very best.

KPEI is always consistent in thoughts, words as well

as deeds. Engages in open discussions, supports the

decision that has been taken, and cultivates a high

sense of belonging.

KPEI requires everyone in the Company to consider

the outcome of every action and decision and adopt

the principles of risk management in line with best

practices.

KPEI continuously nurtures strong teamwork and is

supportive and respectful to one another.


(7)

Ikhtisar Keuangan

Financial Highlights

Neraca

dalam jutaan Rupiah

Balance Sheets

in million Rupiah

2010 2009 2008 2007 2006

ASET ASSETS

Aset Lancar 2,127,622 1,754,911 867,896 2,689,215 1,175,081 Current Assets

Aset Tidak Lancar 91,707 68,886 36,106 28,649 24,985 Non-Current Assets

JUMLAH ASET 2,219,329 1,823,797 904,002 2,717,864 1,200,066 TOTAL ASSETS

KEWAJIBAN DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY

Kewajiban Lancar 1,664,887 1,396,802 606,648 2,480,748 1,068,182 Current Liabilities

Kewajiban Tidak Lancar 7,905 6,957 6,645 6,113 6,013 Non-Current Liabilities

JUMLAH KEWAJIBAN 1,672,792 1,403,758 613,293 2,486,861 1,074,195 TOTAL LIABILITIES

JUMLAH EKUITAS 546,536 420,039 290,709 231,003 125,871 TOTAL EQUITY

JUMLAH KEWAJIBAN DAN

EKUITAS 2,219,329 1,823,797 904,002 2,717,864 1,200,066

TOTAL LIABILITIES and EQUITY

Laporan Laba Rugi

dalam jutaan Rupiah

Income Statements

in million Rupiah

2010 2009 2008 2007 2006

Pendapatan Usaha 217,408 181,520 189,834 192,381 92,550 Operating Revenues

Setoran atas Penerimaan

Negara Bukan Pajak (16,306) (13,614) (14,237) (14,429) 0

Contribution on Non Tax State Revenues

Pendapatan Usaha Bersih 201,102 167,906 175,596 177,952 92,550 Net Operating Revenues

Beban Usaha 85,419 65,712 64,182 48,702 42,919 Operating Expenses

Laba (Rugi) Usaha 115,683 102,194 111,414 129,250 49,631 Operating Income (Loss)

Pendapatan (beban) lain -

Bersih 41,790 54,036 (2,139) 19,235 11,592 Other Income - Net

Pendapatan Sebelum Pajak 157,473 156,230 109,275 148,485 61,223 Income Before Tax

Beban Pajak (35,787) (34,872) (41,734) (43,389) (18,521) Tax Expense

Laba Bersih 121,686 121,358 67,541 105,096 42,702 Net Income

Rasio-rasio

dalam persentase

Ratios

in percentage

2010 2009 2008 2007 2006

Laba Usaha/Pendapatan

Usaha 53.21 56.30 58.69 67.18 53.63

Operating Income/Operating Revenues

Laba Usaha/Pendapatan

Usaha Bersih 57.52 60.86 63.45 72.63 53.63

Operating Income/Net Operating Revenues

Beban Usaha/Pendapatan

Usaha 39.29 36.20 33.81 25.32 46.37

Operating Expenses/Operating Revenues

Laba Bersih/Pendapatan

Usaha 55.97 66.86 35.58 54.63 46.14

Net Income/Operating Revenues

Laba Usaha Bersih/

Pendapatan Usaha Bersih 60.51 72.28 38.46 59.06 46.14

Net Operating Income/Net Operating Revenues


(8)

ahunan 2010

Sambutan Dewan Komisaris

Message from the Board of Commissioners

Rencana Strategis Bisnis KPEI yang baru untuk

lima tahun ke depan (2010-2014) memantapkan

langkah guna meraih kinerja yang lebih baik di masa

mendatang.

KPEI’s new Strategic Business Plan for the next ive years

(2010-2014) strengthens its steps to achieve greater

performance in the future.


(9)

Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,

Tahun 2010 merupakan tahun yang penuh berkah bagi industri pasar modal Indonesia secara umum. Perkembangan ekonomi global maupun domestik yang terus membaik di sepanjang tahun 2010 sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan baik sektor riil maupun keuangan dan pasar modal Indonesia. Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan selama dua tahun terakhir, perekonomian dunia secara bertahap mengalami pemulihan, yang ditandai oleh kebangkitan Asia sebagai pemimpin pemulihan kawasan dari krisis global. Didukung oleh kekuatan konsumsi domestik dan kebijakan ekonomi yang tepat, pada akhir tahun 2010, Indonesia berhasil mencatatkan tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 6,1%, sementara nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2010 berada di kisaran Rp 2.310,7 triliun dengan pendapatan per kapita sekitar USD 3.000.

Sepanjang tahun 2010, pasar modal Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) penutupan 2010 meningkat sekitar 45,96% hingga mencapai level 3.703,51 dibandingkan posisi awal tahun. Dilihat dari pertumbuhan IHSG pada tahun 2010, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan kinerja terbaik dan menduduki peringkat pertama untuk pertumbuhan indeks di kawasan Asia Pasiik. Sementara jika dilihat dari sisi kapitalisasi pasar, sepanjang tahun 2010 nilai kapitalisasi pasar saham berada di kisaran Rp 3.243,77 triliun, mengalami kenaikan sekitar 60,63% dibanding akhir Desember 2009 yang mencapai angka sekitar Rp 2.019,38 triliun. Selama tahun 2010 terdapat 23 emiten yang mencatatkan perusahaannya di BEI, sehingga total emiten yang terdaftar menjadi 415 emiten.

Hal lain yang menjadi indikator pertumbuhan pasar modal Indonesia adalah peningkatan nilai, volume dan frekuensi transaksi, penambahan jumlah investor lokal dan asing, serta peningkatan minat perusahaan untuk mencatatkan saham di BEI.

Most Honored Stakeholders,

2010 has been a propitious period for Indonesian capital market industry in general. Steady improvements to the global and domestic economy throughout 2010 have signiicantly contributed to consistent growth in Indonesia’s real sector as well as the Indonesian inancial and capital market. Having undergone an economic development slowdown in the past two years, the world’s economy is gradually on the road to recovery with Asia at the forefront of pulling the region out of the global crisis. Riding on the back of strong domestic consumption and sound economic policies, by the end of 2010 Indonesia posted 6.1% in Gross Domestic Product (GDP) growth, while the GDP value based on constant price in 2010 reached approximately Rp 2,310.7 trillion with income per capita around USD 3,000.

Throughout 2010, Indonesian capital market experienced tremendous growth. The 2010 IDX Composite Index closed at an increase of around 45.96% to reach the level of 3,703.51 compared to its position at the start of the year. Based on this index growth, the Indonesia Stock Exchange (IDX) recorded the best performance and ranked irst for the index growth in the Asia Paciic region. In terms of market capitalization, over the course of 2010 the market capitalization of stock market was within the range of Rp 3,243.77 trillion, increasing by approximately 60.63% compared to end of December 2009 which reached Rp 2,019.38 trillion. In addition, as 23 issuers listed their companies in the IDX in 2010, bringing the total number of issuers to 415 issuers.

Another indicator of Indonesian capital market growth can be observed from an upward trend in transaction value, volume and frequency, and the number of local and foreign investors, as well as heightened interest among corporations to have their shares listed at the IDX.


(10)

ahunan 2010

Sejalan dengan peningkatan tersebut, kondisi keuangan KPEI di tahun 2010 pun mengalami peningkatan yang cukup baik. Berdasarkan laporan keuangan KPEI yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio dan Rekan (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) jumlah aset KPEI per 31 Desember 2010 mencapai Rp 2,22 triliun, sementara di tahun 2009 berjumlah Rp 1,82 triliun. Pendapatan usaha bersih di tahun 2010 adalah Rp 201,1 miliar dan di 2009 sebesar Rp 167,91 miliar. Beban usaha di tahun 2010 adalah Rp 85,42 miliar sementara di 2009 adalah Rp 65,71 miliar. Pendapatan lain-lain bersih adalah Rp 41,79 miliar di tahun 2010 dan Rp 54,03 miliar di tahun 2009. Sebagai hasilnya, laba bersih Perusahaan di tahun 2010 adalah Rp 121,69 miliar sedangkan di 2009 adalah Rp 121,36 miliar. Sementara itu, arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp 10,25 miliar.

Perkembangan-perkembangan yang positif ini merupakan kesempatan dan tantangan bagi KPEI untuk terus melangkah maju dalam menjalankan perannya di pasar modal.

Menuju Kinerja yang Lebih Baik

Dewan Komisaris menilai bahwa sejauh ini Direksi KPEI telah berhasil memimpin dan mengarahkan Perusahaan untuk menuju kinerja yang lebih baik dalam mengemban perannya mendukung kegiatan transaksi bursa dan mengembangkan pasar modal Indonesia. Pada akhir tahun 2009, Direksi dan manajemen telah merumuskan Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014), yang telah disepakati oleh Dewan Komisaris. Rencana Strategis Bisnis tersebut bermuara pada empat tema strategi perusahaan yaitu memperkuat peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, membangun kapasitas (capacity building), Straight Through Processing (STP), dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based organization). KPEI fokus dalam pencapaian visinya menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di pasar modal Indonesia. Di bidang pengembangan pasar modal, Direksi dan karyawan KPEI senantiasa berusaha mengembangkan diri agar dapat mengatasi tantangan yang ada serta berperan aktif pada tingkat domestik, regional, maupun global. Selama tahun 2010, KPEI meningkatkan kontribusinya dalam pengembangan sistem pasar modal nasional dengan mengembangkan sistem manajemen risiko, menerapkan sistem Continuous Settlement, dan memantau portofolio Anggota Kliring (AK). KPEI juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi, serta pendirian institusi pendidikan pasar modal yang diselenggarakan bersama Bapepam–LK, BEI dan KSEI. Pada tingkat internasional, KPEI terus membina hubungan kerjasama dengan CCP dari negara-negara lain dengan tujuan untuk mengembangkan infrastruktur pasar modal agar lebih maju dan

eisien.

In line with these increases, KPEI inancial condition in 2010

had also experienced a relatively good improvement. Based on

KPEI’s inancial statements audited by Osman Bing Satrio and

Associates Public Accounting Firm (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), as of 31 December 2010 KPEI’s assets reached Rp 2.22 trillion, while in 2009 was Rp 1.82 trillion. Net operating income in 2010 was Rp 201.1 billion and in 2009 was Rp 167.9 billion. Operating expenses in 2010 was Rp 85.42 billion, while in 2009 was Rp 65.71 billion. Other income (net) in 2010 was Rp 41.79 billion and Rp 54.03 billion in 2009. These have resulted in company net income of Rp 121.69 billion in

2010 as compared to Rp 121.36 billion in 2009. Cash low from

investment activities amounted to Rp 10.25 billion.

These favorable developments presented both opportunities

and challenges for KPEI to take conident and bold strides

forward in effectively assuming its role in the capital market.

Towards Greater Performance

The Board of Commissioners has taken due notice of KPEI Board of Directors’ ability to lead and steer the Company towards greater performance in undertaking its role to support stock exchange transactions and develop the Indonesian capital market. At the end of 2009, the Board of Directors and management formulated the KPEI Business Strategic Plan for the

next ive years (2010 – 2014), which has gained approval from the

Board of Commissioners. The Business Strategic Plan sets forth four overarching corporate strategy themes, i.e., strengthening the Central Counterparty (CCP) and Regulatory role, capacity building, application of Straight Through Processing (STP) and evolving into a knowledge-based organization. KPEI remains focused on achieving its mission of becoming the Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best services in Indonesian capital market.

With regard to capital market development, the Board of Directors and employees of KPEI constantly strives toward self-development in order to surmount challenges and play an active role at the domestic, regional and global levels. Throughout 2010, KPEI assured greater contribution in advancing the national capital market system by developing the risk management system, applying the Continuous Settlement system, and monitoring the portfolios of Clearing Members (CMs). KPEI also avidly engages in socialization and educational activities, and the establishment of capital market educational institutions jointly managed with Bapepam-LK, IDX and KSEI. At the international level, KPEI continues to foster cooperative ties with CCP from other countries in the hope of developing a more advanced and

eficient capital market infrastructure.

Sambutan Dewan Komisaris


(11)

Dengan memperhatikan kondisi keuangan KPEI dan untuk mempertegas peran selaku CCP dalam pasar modal Indonesia, maka sangatlah penting bagi KPEI untuk memperkuat sumber dana untuk menjalankan fungsi penjaminan penyelesaian transaksi bursa dengan mengelola suatu bentuk Cadangan Jaminan. Oleh karenanya, Dewan Komisaris mengusulkan agar persetujuan penyisihan besaran Cadangan Jaminan menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Tata Kelola Perusahaan

Dewan Komisaris memahami bahwa penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) merupakan hal yang sangat vital bagi KPEI sebagai sebuah Perusahaan sekaligus Self Regulatory Organization (SRO) di pasar modal Indonesia. Kami berkomitmen untuk mendukung penegakan GCG di KPEI dengan senantiasa menjalankan fungsi pengawasan kami dengan penuh tanggung jawab, serta mendorong evaluasi dan penyempurnaan penerapan GCG di seluruh jajaran perusahaan.

Dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan, maka selama tahun 2010 Dewan Komisaris telah melakukan 12 kali Rapat Gabungan Komisaris dan Direksi yang rutin dilaksanakan setiap bulannya. Rapat Gabungan tersebut bertujuan untuk menginformasikan kegiatan operasional dan jalannya perusahaan kepada Dewan Komisaris. Untuk menjalankan fungsi pengawasan terutama dari perspektif laporan keuangan, secara konsisten Dewan Komisaris menyelenggarakan Rapat Internal dengan Komite Audit selaku organ pendukung Dewan Komisaris. Di samping itu secara berkala Dewan Komisaris dan Direksi SRO menyelenggarakan rapat gabungan untuk membahas agenda terkait perkembangan pasar modal.

Sebagai upaya untuk menindaklanjuti program GCG yang telah dilaksanakan dengan baik oleh Komisaris, Direksi dan karyawan di tahun 2010 KPEI memulai persiapan untuk penerapan Enterprise Risk Management (ERM) sebagai kerangka kerja

dan panduan untuk mengidentiikasi dan mengelola risiko-risiko

internal KPEI.

Adapun terkait dengan pemeriksaan Bapepam-LK terhadap KPEI yang dilakukan di tahun 2010, Dewan Komisaris memperhatikan hasil pemeriksaan tersebut dan terus memantau status tindak lanjut yang dilakukan oleh Direksi.

By considering KPEI inancial condition and in order to heighten

its role as a CCP in the Indonesian capital market, it is deemed

necessary for KPEI to strengthen the inancial resources

required in performing its function to guarantee the settlement of securities transactions by managing a form of Fund Reserved for Guarantee. Accordingly, the Board of Commissioners proposes the approval of allowance for the amount of Fund Reserved for Guarantee as one the agendas to be discussed at the General Meeting of Shareholders (GMS).

Corporate Governance

The Board of Commissioners in every respect understands that Good Corporate Governance (GCG) is fundamental for KPEI in its capacity as a Company and Self Regulatory Organization (SRO) at Indonesian capital market. We stand by the commitment to support the upholding of GCG principles in KPEI by consistently implementing our oversight function in a responsible manner, promoting GCG evaluation and ensuring improvements to GCG application at all corporate levels.

In order to perform its oversight function, during 2010 the Board of Commissioners has conducted 12 Joint Meetings of the Board of Commissioners and Board of Directors, regularly held each month. The Joint Meetings aimed to give information of operational activities and the running of the company to the Board of Commissioners. To perform its oversight function

particularly in inancial statements perspective, the Board of

Commissioners consistently convened Internal Meetings and sought constructive input from the Audit Committee as an organ supporting the Board of Commissioners. In addition, the Board of Commissioners and the Board of Directors of SROs regularly convene joint meetings to discuss agendas related to capital market developments.

In an effort to follow-up the GCG program that has been properly implemented by the Board of Commissioners, Board of Directors and employees in 2010 KPEI commenced the preparation for the Enterprise Risk Management (ERM) as a framework and guideline in identifying and managing KPEI’s internal risks.

Related to the audit of Bapepam-LK to KPEI held in 2010, the Board of Commissioners puts attention to the audit results and continuously monitors the follow-up status carried out by the Board of Directors.

Sambutan Dewan Komisaris


(12)

ahunan 2010

Rencana Ke Depan

Kami optimis bahwa pasar modal akan tetap bergerak positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diprediksikan masih tetap berlangsung di tahun 2011. Kami harapkan KPEI akan senantiasa mencermati perkembangan yang terjadi sehingga dapat mengantisipasi berbagai tantangan dan peluang yang berkaitan dengan perannya sebagai CCP. Pengembangan peran dan bisnis KPEI akan diselaraskan dengan Rencana Strategis Bisnis KPEI selama lima tahun ke depan.

Komposisi Dewan Komisaris Baru

Sesuai hasil RUPS Tahunan yang diadakan tanggal 4 Juni 2010, komposisi Dewan Komisaris KPEI untuk masa jabatan tahun 2010-2013 terdiri dari Bapak Sebastianus Harry Wiguna sebagai Komisaris Utama, didampingi oleh Bapak Rahmat Waluyanto dan Bapak Inarno Djajadi. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Agus Muhammad atas kontribusinya yang sangat berharga selama menjabat sebagai Komisaris Utama KPEI sejak tahun 2001-2010, serta mengharapkan kesuksesan senantiasa menyertai dalam tugas-tugasnya di masa mendatang.

Apresiasi

Dewan Komisaris menilai manajemen dan karyawan KPEI telah berusaha dengan maksimal dan berkontribusi secara positif untuk senantiasa bekerja sama dengan Bapepam-LK dan SRO lainnya terutama dalam Strategic Management

Ofice (SMO) dan Project Management Ofice (PMO) dalam rangka pengembangan infrastruktur pasar modal yang meliputi penerapan Single Investor Identity (SID), pengembangan Straight Through Processing (STP), dan pengembangan mekanisme Data Warehouse. Penerapan ketiga pilar ini akan meningkatkan

eisiensi, kapasitas, dan transparansi transaksi, mempermudah

mekanisme pengendalian dan pengawasan, serta lebih memberikan perlindungan terhadap investor. Selain itu, pilar-pilar ini juga merupakan bagian dari upaya mengantisipasi perkembangan pasar modal Indonesia dan mewujudkan

transaksi bursa yang aman, teratur, wajar, dan eisien.

Future Plan

We are convinced that the capital market will remain on a positive trajectory in parallel with a healthy outlook on national economic growth in 2011. Hopefully KPEI will constantly keep abreast with on-going developments in order to anticipate emerging challenges and opportunities with regard to its role as CCP. Further developments in KPEI’s role and business interests

shall be consistent with its ive-year Business Strategic Plan.

New Composition of the Board of Commissioners

Based on the result of the Annual General Meeting of Shareholders held on 4 June 2010, composition of KPEI Board of Commissioners for period of 2010-2013 consisted of Mr. Sebastianus Harry Wiguna as President Commissioner, with Mr. Rahmat Waluyanto and Mr. Inarno Djajadi. On this occasion, we would like to express our highest appreciation to Mr. Agus Muhammad for his valuable contributions during his term as KPEI President Commissioner from 2001-2010, and wish him luck in his future assignments.

Appreciation

The Board of Commissioners observes that the management and employees of KPEI have put maximum efforts and contributed positively in promoting the cooperation with Bapepam-LK and other SROs particularly in the areas of

Strategic Management Ofice (SMO) and Project Management Ofice (PMO), held in accordance with the development of

capital market infrastructures, which includes application of the Single Investor Identity (SID), development of Straight Through Processing (STP) system, and development of the Data Warehouse mechanism. The implementation of all three pillars

will further create greater eficiency, capacity, and transaction

transparency, facilitate control and oversight mechanisms, and ensure increased protection for investors. In addition, these pillars also serve as part of efforts in anticipating the Indonesian capital market development and creating a secure, organized,

proper, and eficient stock exchange transactions.

Sambutan Dewan Komisaris


(13)

Sebagai penutup, kami mengucapkan selamat kepada manajemen dan karyawan KPEI atas prestasi yang diraih pada tahun 2010. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pemegang saham, mitra kerja dan otoritas pasar modal atas dukungan yang diberikan. Kami memiliki keyakinan penuh bahwa dengan memelihara kerja sama yang baik di lingkup internal maupun dengan SRO dan otoritas pasar modal Indonesia serta para pemegang kepentingan lainnya, KPEI akan mampu meraih pencapaian yang semakin baik di masa mendatang.

Allow us to conclude by congratulating the management and employees of KPEI for their outstanding contributions and achievements in 2010. Our highest appreciation also to the shareholders, professional partners and the capital market authorities for their unreserved support. We abide in the conviction that by nurturing cooperation within the Company as well as with other SROs, the Indonesian capital market authorities and other stakeholders, KPEI shall unfailingly attain even greater accomplishments in years to come.

Sebastianus Harry Wiguna

Komisaris Utama

President Commissioner

Rahmat Waluyanto

Komisaris

Commissioner

Inarno Djajadi

Komisaris

Commissioner

Sambutan Dewan Komisaris


(14)

ahunan 2010

Laporan Direksi

Report of the Board of Directors

Bagi KPEI, tahun 2010 merupakan titik awal untuk

meningkatkan peran sebagai

Central Counterparty

(CCP) dan Regulator, serta semakin fokus dalam upaya

meraih kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu.

For KPEI, the year 2010 marks as the deining moment to

further strengthen its role as a Central Counterparty (CCP)

and Regulator, while staying focused on bolstering efforts to

achieve greater performance from time to time.


(15)

Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

Dengan memanjatkan syukur ke hadirat-Nya, perkenankan kami menyampaikan ringkasan pencapaian yang telah diraih PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) selama periode tahun 2010.

Kondisi ekonomi makro nasional yang kondusif di sepanjang tahun 2010 memberikan iklim yang baik bagi pertumbuhan investasi di Indonesia, termasuk di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami peningkatan signiikan sekitar 45,96%. Total frekuensi transaksi bursa mencapai 27,29 juta kali transaksi, dengan rata-rata frekuensi transaksi bursa harian sebesar 111.392 kali transaksi. Total volume transaksi bursa mencapai 1,45 triliun unit saham, dengan rata-rata volume transaksi bursa harian sebesar 5,93 miliar unit saham. Sementara total nilai transaksi bursa mencapai Rp 1.181 triliun dengan rata-rata nilai transaksi bursa harian sebesar Rp 4,82 triliun.

Di sisi pengembangan pasar modal, Bapepam-LK, BEI, KPEI dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus bekerja bahu membahu melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik. Perkembangan-perkembangan ini memberikan dampak positif bagi para pelaku dalam industri pasar modal secara umum. Bagi KPEI sendiri, tahun 2010 merupakan titik awal untuk meningkatkan peran sebagai Central Counterparty (CCP) dan Regulator, serta semakin fokus dalam upayanya meraih kinerja yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Menuju Kinerja yang Lebih Baik

Menjelang tahun 2010, dalam rangka memenuhi misi Perusahaan untuk ikut mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik, KPEI telah mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014). Rencana ini disusun dengan tujuan memberikan pedoman dan arah strategis Perusahaan guna mengembangkan dan memperkokoh posisi dan peran KPEI di pasar modal Indonesia. Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal perusahaan, KPEI merumuskan empat tema Rencana Strategis Bisnis yaitu memperkuat peran KPEI sebagai CCP dan Regulator, membangun kapasitas (capacity building), implementasi Straight Through Processing (STP), dan organisasi berbasis ilmu pengetahuan (knowledge-based organization). Keempat tema ini diyakini akan menjadikan KPEI lebih fokus dalam menjalankan fungsi-fungsinya dan meraih kinerja yang lebih baik.

Perkembangan Operasional

Pada akhir tahun 2010, KPEI berhasil membukukan total Pendapatan Usaha sebesar Rp 217,41 miliar, naik 19,77% dari tahun sebelumnya. Pendapatan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa atas saham merupakan kontributor

Most Honored Stakeholders,

As we humbly express our gratitude for the Almighty’s blessings, allow us to put forth highlights achieved by PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) throughout 2010.

An advantageous national macroeconomic condition all through 2010 creates a favorable climate for investment growth in Indonesia including the capital market. The IDX Composite Index at the Indonesia Stock Exchange (IDX) experienced a signiicant upsurge of 45.96%. Total stock exchange transaction frequency reached 27.29 million times with an average daily transaction frequency of 111,392 times. Total transaction volume at the stock exchange registered at 1.45 trillion shares with an average daily transaction volume of 5.93 billion shares. Total transaction value on the other hand, amounted to Rp 1,181 trillion with an average daily transaction value worth Rp 4.82 trillion.

With regard to capital market development, Bapepam-LK, IDX, KPEI and Indonesian Central Securities Depository (KSEI) work hand in hand to initiate far-reaching efforts aimed at creating a secure and attractive Indonesian capital market. These encouraging developments have brought about positive impact to capital market players and the industry in general. For KPEI itself, the year 2010 marks as the deining moment to further strengthen its role as a Central Counterparty (CCP) and Regulator, while staying focused on bolstering efforts to achieve greater performance from time to time.

Towards Greater Performance

As KPEI approaches 2010 and seeks to achieve the Corporate mission of safe and attractive Indonesian capital market, the Company has prepared a Strategic Business Plan for the forthcoming ive years (2010-2014). The principal purpose of this plan is to provide guidance and strategic Corporate direction to advance and assert KPEI’s position and role in Indonesian capital market. Based on results of a corporate internal and external analysis, KPEI has formulated four central themes to its Business Strategic Plan, namely strengthening the CCP and Regulatory role, capacity building, implementation of Straight Through Processing (STP), and evolving into a knowledge-based organization. All four themes shall indeed make KPEI become increasingly focused in carrying out its functions and attain greater performance.

Progress in Operations

In 2010, KPEI managed to post total operating income worth Rp 217.41 billion, a 19.77% jump from the previous year. Income from clearing and settlement guarantee services for stock exchange transactions represents as the main contributor with


(16)

ahunan 2010

Pada sisi operasional sehari-hari, proses kliring transaksi bursa yang dilakukan secara netting oleh KPEI sepanjang tahun 2010

telah mencapai eisiensi volume penyelesaian transaksi bursa

dengan rata-rata harian sebesar 59,59% sehingga volume efek yang diselesaikan melalui KPEI menjadi sebesar 40,41% atau

2,3 miliar unit saham per hari. Eisiensi nilai dari penyelesaian

transaksi bursa rata-rata harian adalah sebesar 82,74%, sehingga rata-rata harian nilai penyelesaian dana yang dilakukan melalui KPEI menjadi sebesar 17,26% atau sejumlah Rp 792,74 miliar.

Pengelolaan agunan milik Anggota Kliring (AK) dan Dana Jaminan berlangsung dengan baik. Hingga akhir tahun 2010, agunan milik AK telah mencapai Rp 10,93 triliun yang terdiri dari Rp 5,94 triliun agunan off-line dan Rp 4,99 triliun agunan on-line.

Sedangkan untuk posisi saldo Dana Jaminan per akhir tahun 2010 telah mencapai Rp 1,44 triliun, meningkat Rp 278,76 miliar atau 23,98% dibandingkan saldo Dana Jaminan tahun 2009. Dana Jaminan digunakan sebagai last resort dari mekanisme penjaminan yang dilakukan oleh KPEI. Untuk mengantisipasi risiko likuiditas KPEI juga memiliki fasilitas kredit dari bank serta menyisihkan sebagian surplus operasional sebagai Cadangan Jaminan yang merupakan salah satu instrumen utama atau sumber pembiayaan dalam proses penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Besaran penyisihan surplus operasional untuk penyisihan Cadangan Jaminan tahun buku 2010 akan direkomendasikan oleh Komite Kebijakan Kredit & Pengendalian Risiko dan oleh Dewan Komisaris serta Direksi untuk selanjutnya disetujui dan ditetapkan oleh Pemegang Saham KPEI dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Posisi Cadangan Jaminan per akhir 2010 mencapai Rp 6,95 miliar.

Peningkatan transaksi bursa mendorong KPEI untuk memperkokoh perannya sebagai CCP, antara lain dengan terus meningkatkan kompetensinya di bidang manajemen risiko. KPEI melakukan penyempurnaan manajemen risiko yang telah ada dengan melakukan pengembangan metodologi dan sistem berbasis teknologi informasi mutakhir, yang memungkinkan perhitungan risiko lebih cepat. Pengembangan sistem yang dilakukan oleh Razor Risk Technologies, Ltd. ini dimulai sejak bulan Maret 2009 dan telah selesai awal bulan Juli 2010. Sistem tersebut akan diintegrasikan dengan sistem-sistem KPEI lainnya dan merupakan bagian dari pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia.

Guna memperlancar proses penyelesaian transaksi bursa dan menegaskan peran KPEI selaku CCP, sejak tanggal 5 Agustus 2010 KPEI mengimplementasikan metode Continuous Settlement dalam proses penyelesaian transaksi bursa. Untuk mendukung hal tersebut selain dilakukan pengembangan sistem e-CLEARS, KPEI telah mendapatkan fasilitas intraday yang berasal dari tiga bank pembayaran yaitu Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri dan Bank Permata sehingga total fasilitas intraday yang diperoleh KPEI sebesar Rp 1,49 triliun. Sejak tanggal 5 Agustus 2010 hingga 29 Desember 2010, penggunaan fasilitas intraday

telah mencapai total nilai lebih dari Rp 11,07 triliun, dengan

rata-Laporan Direksi

Report of the Board of Directors

Within the context of daily operations, the stock exchange transaction clearing process applied by KPEI through the netting

mechanism in 2010 has attained 59.59% average eficiency of

daily transaction settlement volume, hence stock volume settled through KPEI reached 40.41% or 2.3 billion shares each day.

Eficiency of average daily transaction settlement value recorded

at 82.74% which meant that the average daily fund settlement value that goes through KPEI reached 17.26% or equivalent to Rp 792.74 billion.

The management of collateral under the possession of Clearing Members (CMs) and Guarantee Funds proceeded smoothly. By the end of 2010, CMs-owned collateral reached Rp 10.93 trillion, consisting of Rp 5.94 trillion off-line collateral and Rp 4.99 trillion on-line collateral. Guarantee Funds at the end of 2010 has totaled Rp 1.44 trillion, an increase of Rp 278.76 billion or 23.98% compared with the position in 2009. The Guarantee Funds as the last resort of the guaranteeing mechanism applied by KPEI. In anticipation to the liquidity risk, KPEI also has in place credit facilities from bank and allocated some part of its operational surplus as a Fund Reserved for Guarantee as one of

the main instruments of inancing sources in the stock exchange

transaction guaranteeing process. The amount of allowance of

operational surplus for Fund Reserved for Guarantee for inancial

year 2010 will be recommended by the Credit Policy & Risk Management Committee as well as the Board of Commissioners and Board of Directors, for further approved and determined by KPEI Shareholders in the General Meeting of Shareholders. Fund Reserved for Guarantee as of end of 2010 amounted to Rp 6.95 billion.

A rise in stock exchange transactions has encouraged KPEI to further strengthen its role as CCP, among others by continuing to build its competency on risk management. KPEI has made the necessary improvements to the existing risk management system by developing a cutting edge information technology-based system which enable a faster risk calculation. The system was developed by Razor Risk Technologies Ltd. in March 2009 and completed by early July 2010. The entire mechanism shall be synchronized with other KPEI supporting systems and treated as part of efforts to develop Indonesian capital market infrastructure.

In order to ensure a smooth stock exchange transaction settlement process, since 5 August 2010 KPEI has applied the method of Continuous Settlement for the stock exchange transactions settlement. To support this, aside of the development of the e-CLEARS system, KPEI has gained an intraday facility from certain Payment Banks, which includes Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri and Bank Permata, thus total intraday facilities received by KPEI amounted to Rp 1.49 trillion. Since 5 August 2010 to 29 December 2010, intraday facility usage has totaled more than Rp 11.07 trillion, with average intraday facility usage


(17)

rata harian penggunaan fasilitas intraday sebesar Rp 123 miliar dan penggunaan tertinggi sebesar Rp 575,14 miliar. Adapun total biaya yang harus dikeluarkan oleh KPEI untuk penggunaan fasilitas intraday tersebut adalah sebesar Rp 461,3 juta. Penerapan metode Continuous Settlement dalam proses penyelesaian transaksi bursatelah meningkatkan eisiensi dan efektivitas proses penyelesaian transaksi bursa di AK. Sejauh ini telah terlihat peningkatan rata-rata jumlah instruksi penyelesaian transaksi bursa yang telah diselesaikan sebelum pukul 11.00 WIB telah mencapai 93,74% dibandingkan dengan sebelum implementasi Continuous Settlement yang sebesar 65,52%. Bersama-sama dengan Bapepam-LK, dan Self Regulatory Organization (SRO) lainnya, KPEI juga melakukan pengembangan modul berupa Pemantauan Portofolio AK sebagai pendukung sistem pengendalian dan pengelolaan risiko penyelesaian transaksi bursa. Sistem ini akan memudahkan Bapepam-LK dan SRO, termasuk KPEI untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya risiko akibat ketidaksesuaian pelaporan portofolio oleh AK.

Membangun Kapasitas

Visi KPEI untuk menjadi Lembaga Kliring dan Penjaminan yang handal untuk menyediakan layanan terbaik di pasar modal Indonesia hanya dapat tercapai dengan dukungan karyawan yang memiliki kompetensi tinggi dan sistem operasional yang efektif. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan, terutama untuk memelihara dan menyebarluaskan keahlian dan kompetensi individu serta mentransformasikannya menjadi kompetensi kelembagaan, KPEI menerapkan metode Knowledge Management. Selain itu, KPEI telah mengimplementasikan suatu sistem penilaian dan remunerasi karyawan yang diharapkan akan mendorong karyawan untuk mencapai prestasi yang lebih baik. KPEI juga telah melakukan otomasi terhadap berbagai proses operasional guna mendukung peningkatan efektivitas pencapaian target Perusahaan.

Pengembangan Pasar Modal Indonesia

Selama tahun 2010, pengembangan infrastruktur pasar modal terus berlanjut. Pengembangan infrastruktur pasar modal Indonesia mencakup tiga pilar, yakni penerapan Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP), dan sistem Data Warehouse. Ketiga pilar ini diwujudkan demi memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasar modal Indonesia, termasuk diantaranya perlindungan terhadap investor, sesuai dengan tujuan otoritas pasar modal untuk menciptakan pasar modal

Indonesia yang teratur, wajar dan eisien. Melalui Strategic Management Ofice (SMO) dan Project Management Ofice (PMO) yang dibentuk Bapepam-LK pada tahun 2009, KPEI bertanggung jawab mengkoordinasikan beberapa inisiatif untuk mendukung tercapainya mekanisme STP pada perdagangan, kliring dan penyelesaian transaksi bursa. Inisiatif yang dilakukan

Laporan Direksi

Report of the Board of Directors

of Rp 123 billion daily and the highest usage of Rp 575.14 billion. Total expense paid by KPEI for this intraday facility amounted to Rp 461.3 million.

The application of Continuous Settlement method for transaction

settlement at the stock exchange has improved the eficiency

and effectiveness of transaction settlement process by CMs. Thus far, average settlement instruction processed before 11.00 WIB reached 93.74%, compared to 65.52% prior to the implementation of Continuous Settlement.

Together with Bapepam-LK and other Self Regulatory Organization (SRO), KPEI has also developed the module for Monitoring CMs Portfolio as a control system support and the risk management of stock exchange transaction settlement. This system will assist Bapepam-LK and SROs, including KPEI, in anticipating the probability of risks arising from the incompatibility of portfolio reporting by CMs.

Capacity Building

KPEI’s vision to become the Clearing and Settlement Institution reliable of providing the best service in Indonesian capital market can only be achieved with the support of highly-competent employees and an effective operational system. As part of efforts to enhance employee knowledge and competencies, particularly to retain and spread individual skills and competencies and transforming into an institutional competence, KPEI has adopted the Knowledge Management method. In addition, the KPEI has applied an effective employee assessment and remuneration system intended to encourage employees to continue to raise their performance standards. KPEI has also assured the automation of various operational processes necessary to support greater effectiveness in achieving Company goals.

Indonesian Capital Market Development

The year 2010 is characterized by continuous improvements to the capital market infrastructure. Such developments cover three main pillars, i.e., application of Single Investor ID (SID), Straight Through Processing (STP) and Data Warehouse systems. All three pillars are necessary to provide premier services for Indonesian capital market, including the protection of investors in accordance with the objective of the capital market authorities

to provide for regulated, appropriate, and eficient capital

market in the country. Through the Strategic Management

Ofice (SMO) and the Project Management Ofice (PMO)

established by Bapepam-LK in 2009, KPEI takes responsibility for coordinating several initiatives to support the application of STP mechanisms in the stock exchange trading, clearing and settlement transactions. Among the initiatives carried out are


(18)

ahunan 2010

KPEI juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal yang diselenggarakan bersama Bapepam– LK, BEI dan KSEI, diantaranya melalui penyelenggaraan acara

Campus to Campus, Sekolah Pasar Modal, Forum Calon Investor, workshop wartawan, serta mendirikan Perhimpunan Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) dan The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Selain itu, sebagai bagian dari sosialisasi pengembangan Risk Management System (RMS), KPEI menyelenggarakan workshop dan Focus Group Discussion

bagi AK. Pada tingkat internasional, KPEI terus membina hubungan kerja sama dengan CCP dari negara-negara lain untuk mengembangkan sistem kliring dan penjaminan dan menyesuaikan dengan standar internasional.

Tata Kelola Perusahaan

Tuntutan untuk menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) menjadi semakin besar seiring dengan meningkatnya kompleksitas transaksi di pasar modal. Untuk mengimbangi hal ini, KPEI terus mengembangkan berbagai langkah untuk menyempurnakan penerapan GCG pada seluruh organisasi. Sebelum memasuki tahun 2010, kami telah mempersiapkan Rencana Strategis Bisnis untuk periode 2010-2014. Langkah ini diharapkan akan meningkatkan kesiapan KPEI dalam mengantisipasi beragam kesempatan dan tantangan yang muncul di masa depan.

Hal lain yang telah dilakukan KPEI adalah memastikan berlangsungnya mekanisme pengawasan, diantaranya dengan keberadaan Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dan Komite Audit yang bekerja secara independen, serta penggunaan jasa akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Perusahaan. Selain itu, terkait dengan penanganan risiko internal Perusahaan, di tahun 2010 KPEI mulai mengembangkan Enterprise Risk Management (ERM). Seluruh sistem yang dikembangkan KPEI untuk kepentingan pasar modal, termasuk diantaranya Risk Management System(RMS), sebelum diimplementasikan telah terlebih dahulu dikaji oleh pihak ketiga yang independen dan berpengalaman. Selain untuk memastikan keandalan sistem, langkah ini juga dilakukan dalam rangka menegakkan GCG dan kepatuhan.

Sebagai bagian dari fungsi Bapepam-LK sebagai pengawas sehari-hari kegiatan pasar modal, pada tahun 2010 Bapepam-LK melakukan audit atas KPEI dengan tujuan untuk mengukur kepatuhan operasional KPEI terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. KPEI telah menetapkan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan dan secara berkala melaporkan perkembangannya ke Bapepam-LK.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Bidang pendidikan tetap menjadi sasaran utama kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan karena kami percaya bahwa pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Secara rutin, KPEI memberikan donasi kepada tiga yayasan yang berlokasi di Bantar Gebang, Bekasi, serta beasiswa bulanan kepada 10 siswa/mahasiswa

KPEI is also keenly involved in socialization and educational activities related to the capital market carried out together with Bapepam-LK, IDX and KSEI, among others by organizing the Campus to Campus event, the School of Capital Market, Forum for Potential Investor, journalist workshops, and establishing the Pendidikan Pasar Modal Indonesia (P3MI) and The Indonesian Capital Market Institute (TICMI). Furthermore, as part of the Risk Management System (RMS) development socialization, KPEI has held workshops and Focus Group Discussion for Clearing Members (CMs). At the international level, KPEI continues to foster cooperation with the CCP from other countries with the purpose of developing the clearing and guarantee system and aligning with international standards.

Corporate Governance

Demands for the effective implementation of Good Corporate

Governance (GCG) have clearly intensiied in line with the

increasing complexity of capital market transactions. In response to this, KPEI always initiates various measures to improve on company-wide GCG implementation. Before entering the year 2010, we have earlier prepared the Strategic Business Plan for 2010 – 2014. This planning process is expected to enhance KPEI’s readiness in dealing with diverse opportunities and challenges that may emerge in the following years.

Another thing that has been performed by KPEI is to ensure ongoing monitoring mechanisms, among others with the presence of the Internal Audit Unit (SPI) and Audit Committee, which work independently, and use of public accountants

services to audit inancial statements of the Company. In

addition, related to the Company internal risk management, in 2010 KPEI started to develop the Enterprise Risk Management

(ERM). The entire system developed by KPEI for the beneit of

capital market, including Risk Management System (RMS), has already been reviewed by an independent and experienced third party prior to its implementation. In addition to ensuring system reliability, this activity is also carried out in order to enforce GCG and compliance.

As part of Bapepam-LK’s functions as the supervisor of capital market daily activities, in 2010 Bapepam-LK conducted audit to KPEI with aim to measure KPEI’s operational compliance towards the applicable law and regulations. KPEI has determined the follow-ups on audit results and regularly reported the progress to Bapepam-LK.

Corporate Social Responsibility

The education sector remains to be the priority of our Corporate Social Responsibility activities as we are fully aware of its profound contribution in elevating the life quality of the people. KPEI regularly donates to several foundations situated in Bantar Gebang, Bekasi, and offers monthly scholarships to 10 PERTUNI students. In addition, KPEI in collaboration with Bapepam-LK

Laporan Direksi


(19)

PERTUNI. Selain itu, KPEI bersama Bapepam-LK dan SRO lainnya turut memberikan sumbangan kepada para korban bencana alam Wasior, Mentawai, dan Merapi, yang disampaikan melalui Palang Merah Indonesia pada bulan Desember 2010. Secara keseluruhan, kontribusi KPEI dalam CSR tahun 2010 mengalami peningkatan 594,12 % atau sekitar Rp 2,02 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.

Rencana Ke Depan

Pengembangan KPEI di masa mendatang akan dilakukan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Bisnis KPEI untuk lima tahun ke depan (2010-2014) serta pendekatan Balance Score Card yangtelah dirumuskan sebelumnya. Dari perspektif

Learning and Growth, pengembangan akan diarahkan pada Competency Building terhadap karyawan, termasuk membentuk KPEI sebagai Organisasi Pembelajar dengan menerapkan metode Knowledge Management. Sementara itu, dari perspektif Internal Business Process, pengembangan perusahaan dilakukan melalui pengembangan infrastruktur pasar modal, seperti implementasi Risk Management System

(RMS)dan Netting per Counter - Single Investor Identity (NPC-SID).

Berkenaan dengan perspektif Customer Focus, KPEI akan terus menyelenggarakan workshop dan Focus Group Discussion

kepada seluruh AK, melakukan kunjungan ke AK dan senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada AK. Dari perspektif pemangku kepentingan, KPEI akan melanjutkan partisipasi aktifnya dalam pengembangan infrastruktur pasar modal, serta meningkatkan peran sebagai lembaga CCP sekaligus Regulator dalam pasar modal Indonesia. KPEI juga akan terus berusaha meningkatkan pendapatan usahanya untuk kepentingan pengembangan KPEI khususnya dan pasar modal Indonesia pada umumnya. Kerja sama dengan SRO lainnya senantiasa dibina demi mewujudkan pasar modal yang aman, teratur,

wajar dan eisien, serta meningkatkan peran pasar modal dalam

perekonomian nasional. Penutup

Akhir kata, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan penuh Bapepam-LK dan BEI, serta arahan yang diberikan Dewan Komisaris. Kami juga berterimakasih kepada otoritas perbankan, bank-bank pembayaran, dan seluruh SRO atas kerja sama yang baik, para pemakai jasa dan mitra kerja KPEI atas kepercayaannya, dan seluruh karyawan atas dedikasinya yang tinggi.

and other SROs have channeled donations to natural disaster victims in Wasior, Mentawai and Merapi distributed through the Indonesian Red Cross in December 2010. In overall, KPEI contributions to CSR-related activities in 2010 experienced a

signiicant increase of 594.12% or approximately Rp 2.02 billion

compared to the previous year.

Future Plan

Developments within KPEI in the near future shall be consistent

with its Strategic Business Plan for the next ive years (2010-2014)

and Balance Score Card approach which previously has been formulated. From Learning and Growth perspective, development will be directed to Competency Building for employees, including establishment of KPEI as a Learning Organization by applying the Knowledge Management method. As for Internal Business Process perspective, company development will be carried out through capital market infrastructure development, such as implementation of the Risk Management System (RMS) and Netting Per Counter – Single Investor Identity (NPC-SID).

Related with Customer Focus perspective, KPEI will remain conducting workshops and Focus Group Discussion for CMs,

visiting CMs ofice, and improving the quality of services to

CMs. From stakeholder perspective, KPEI will continue its active participation in capital market infrastructure development, as well as heightening its CCP and Regulatory roles in Indonesian capital market. Furthermore, KPEI strives to increase its operating revenues for the purpose of KPEI development in particular and Indonesian capital market in general. Cooperation with other SROs will be maintained in order to establish a safe,

organized, fair and eficient capital market, and to heighten the

role of capital market in the national economy.

Closing

In closing, we wish to take this opportunity to extend our sincere appreciation and indebtedness to Bapepam-LK and the IDX for their full support, and the Board of Commissioners for their constructive guidance. Our sincere thanks also for the banking authorities, payment banks, and all SROs for effective cooperation, KPEI service users and business partners for the unfailing trust, and all employees for true dedication.

Laporan Direksi


(20)

ahunan 2010

Strategi Bisnis


(21)

Tahun 2010 merupakan awal tahun dari rangkaian rencana kerja menengah Perusahaan, setelah periode 2006-2009 berakhir. Adapun tema strategis KPEI yang akan dibawa untuk periode jangka menengah 2010-2014 yaitu Strengthening CCP & Regulatory Roles, Capacity Building, Straight Through Processing (STP) dan Knowledge Based Organization. Keempat tema tersebut akan menjadi pijakan untuk menyusun rencana kerja tahun 2010 sampai 2014 berikut sasaran-sasaran strategisnya.

Penyusunan rencana kerja merupakan bentuk implementasi dalam rangka pencapaian sasaran strategis Perusahaan. Selain itu, juga merupakan upaya Perusahaan untuk terus menerus melakukan perbaikan dari sisi pelayanan maupun pengembangan kapasitas organisasi dengan mengacu pada standar terbaik dan hasil studi banding terhadap lembaga sejenis di negara lain, serta rekomendasi lembaga-lembaga internasional.

Empat tema strategis Perusahaan yaitu memperkuat peran

sebagai

Central Counterparty

(CCP) dan Regulator, membangun

kapasitas, menerapkan

Straight Through Processing

(STP), dan

organisasi berbasis ilmu pengetahuan, menjadi landasan bagi

pengembangan KPEI dalam periode tahun 2010-2014.

The four Corporate strategic themes, namely strengthening the Central

Counterparty (CCP) and Regulatory roles, capacity building, applying the Straight

Through Processing (STP), and evolving into a knowledge based organization,

serve as a foundation for KPEI development for 2010-2014 period.

2010 is a starting year of the Company’s medium-range work plan after the 2006-2009 period ends. The strategic themes of KPEI that would be conveyed to the 2010-2014 medium-term period are Strengthening CCP & Regulatory Roles, Capacity Building, Straight Through Processing (STP) and Knowledge-Based Organization. These four themes serve as a foundation for preparing the 2010 to 2014 work plan including its strategic objectives.

The work plan preparation is an implementation carried out to achieve the Company’s strategic objectives. It also represents the Company’s effort to conduct continuous improvements both in services and development of organization capacity by referring to the best standards and result of comparative studies to similar institutions in other countries as well as international institutions recommendations.


(22)

ahunan 2010

INISIATIF DAN SASARAN STRATEGIS

Agenda pengembangan yang disusun setiap tahun merupakan uraian singkat dari berbagai inisiatif yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam Key Performance Indicator (KPI). Inisiatif-inisiatif ini merupakan bentuk implementasi dari sasaran-sasaran strategi yang telah ditetapkan Perusahaan sebagai penjabaran dari visi dan misi yang dimiliki Perusahaan. Adapun kaitan dan proses rencana pengembangan tahunan, visi-misi Perusahaan, dan unsur perencanaan strategis lainnya digambarkan sebagai berikut:

INITIATIVES AND STRATEGIC OBJECTIVES

The agenda of development which is prepared every year represents a brief description of the various initiatives to be implemented in order to achieve the targets determined in

the Key Performance Indicator (KPI). These initiatives relect

an implementation of the Company’s predetermined strategy objectives which translate the vision-mission of the Company. The inter relationships and process of the annual development plan, the Company’s vision and mission, and other strategic planning elements are described as follows:

Strategi Bisnis

Business Strategy

 Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role

 Capacity Building

 Straight Through Processing (STP)

 Knowledge Based Organization

 Internal & External Analysis

 Strategy Formulation & Selection

 Measurement

 Target

 Stakeholder = Sustainable Cash Flow and Strengthen CCP Regulatory Role

 Customer = Capacity building

 Internal Process = Straight Through Processing (STP)

 Learning & Growth = Knowledge Based Organization

 Project Initiatives

 Non-Project Initiatives

 Mission : To actualize a safe and attractive Indonesia capital market

 Vision : To become a Clearing and Guarantee Institution reliable of providing the best service in Indonesia capital market

 Value : Customer Focus, Achievement of Excellence, Integrity,

Prudence, Fellowship Mission,

Vision & Values

Strategic Themes

Strategic Business Plan (2010-2014)

Strategy Map/Strategy Objective (BSC Frames) (2010-2014)

Key Performance Indicator (KPI)

Strategic Initiatives

Gambar 1. Hirarki Proses Perumusan dan Implementasi Strategi


(23)

Perumusan sasaran strategis dilakukan dengan berpedoman pada visi dan misi yang dimiliki Perusahaan, serta diselaraskan dengan tema-tema strategis dan arahan dari Direksi untuk lima tahun ke depan. Berikut ini adalah peta strategi (strategy map) Perusahaan yang disusun dengan menerapkan kerangka Balance Score Card (BSC):

Formulation of strategic objectives was carried out based on the Company’s vision and mission, and aligned with strategic themes

and the Board of Directors’ guidances for the next ive years.

Following is the Company’s strategy map which was prepared by applying the Balance Score Card (BSC) framework:

Strategi Bisnis

Business Strategy

INISIATIF PROYEK DAN NON-PROYEK

Inisiatif merupakan kegiatan strategis yang dilakukan Perusahaan dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Inisiatif ini meliputi rangkaian aktivitas baru yang akan dilakukan selama periode tahun berjalan. Adapun inisiatif Perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu inisiatif yang bersifat proyek dan

PROJECT AND NON-PROJECT INITIATIVES

An initiative is a strategic activity carried out by the Company in order to achieve predetermined strategic objectives. The initiative includes a series of new activities that will be conducted during the corresponding year. The Company’s initiatives can be divided into two types, namely project and non-project

Gambar 2. Peta Strategi Perusahaan

Image 2. Company Strategy Map

Lear

ning & Gr

owth

Clearing Member/

Customer

Inter

nal Pr

ocess

Stakeholder

Increase Cash Flow Increase

Revenue

Manage Cost Effectively

Capital Market Development

Strengthen CCP & Regulatory Roles

Capacity Building Build Image &

Reputation Customer

Satisfaction Create New

Product or Services

Enhance Clearing/Sett.

Process

IT Good Governance

Improve Rules & Governance

Effective Corp. Communication Improve Strategic

Process & Implementation Improve General

Administrative Process Enhance Risk

Mgt. Process

Build Competency

Knowledge Based Organization

Improve Employee Performance

High Motivation

Organization Development


(24)

ahunan 2010

Inisiatif yang dikategorikan sebagai inisiatif proyek harus mengikuti mekanisme/prosedur dan metodologi proyek sebagaimana yang tertuang dalam standar operasional prosedur dan metodologi project management. Adapun aktivitas yang bersifat non proyek tidak melewati mekanisme dalam metodologi proyek melainkan hanya mengikuti proses pelaporan melalui Strategic

Management Ofice (SMO) dan Project Management Ofice (PMO). Hal ini juga berlaku pada kegiatan yang berupa program atau kegiatan rutin.

INISIATIF 2010 DAN PENCAPAIANNYA

Sebagai bagian penting dalam rangka implementasi strategi, berbagai inisiatif telah direncanakan dan dilaksanakan di tahun 2010. Berikut ini uraian singkat rencana pengembangan di tahun 2010 dan pencapaiannya:

1. Keuangan dan Pengembangan Usaha

Sebagai Perusahaan yang tidak berorientasi laba, aspek keuangan KPEI ditujukan pada pencapaian posisi kas Perusahaan yang memadai sehingga bisa mencapai inancial independence untuk membiayai kegiatan operasional serta membiayai dan melakukan investasi pengembangan pasar modal. Untuk mencapai posisi kas yang memadai, beberapa inisiatif yang dapat dilakukan Perusahaan dalam rangka mengoptimalkan pemasukan kas adalah optimalisasi kebijakan pengelolaan investasi, memperluas pasar, dan mengembangkan produk.

Seiring dengan meningkatnya nilai transaksi bursa di bursa efek, posisi kas Perusahaan meningkat pada posisi yang cukup memadai, meskipun masih harus terus ditingkatkan ke posisi yang lebih aman sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Kebijakan pengelolaan investasi juga sudah dirancang dan diterapkan dalam rangka memperoleh tingkat imbal hasil investasi yang optimal dengan meningkatkan aspek tata kelolanya. Perluasan pasar dan pengembangan produk masih dilakukan bersama-sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku pemegang saham.

2. Kliring dan Penyelesaian

Sebagai salah satu proses bisnis inti (core business process), maka pengembangan proses kliring dan penyelesaian di

tahun 2010 diarahkan untuk meningkatkan eisiensi dan

efektivitas serta memberikan kepuasan bagi Anggota Kliring (AK) sebagai pengguna jasa. Sesuai dengan sasaran strategis perusahaan, maka tahun 2010 merupakan tahun dimulainya implementasi Straight Through Processing (STP). Salah satu titik penting yang mengawali penerapan STP adalah implementasi Continuous Settlement. Dengan implementasi Continuous Settlement yang didukung oleh fasilitas intraday dari perbankan, AK yang telah menyelesaikan seluruh kewajiban serah efek akan menerima hak terima dana lebih awal.

Initiatives under category of project initiatives shall follow the project mechanism/procedure and methodology as set forth in the standard operational procedures and project management methodology. Non-project activities do not need to go through the project methodology mechanism, but follow the reporting

process through Strategic Management Ofice (SMO) and Project Management Ofice (PMO). This also applies to routine

program or activities.

2010 INITIATIVES AND ACHIEVEMENTS

As an integral part of strategy implementation, several initiatives have been planned and implemented in 2010. Following are brief explanations on the 2010 development plan and achievements:

1. Finance and Business Development

As a non-proit Company, KPEI’s inancial aspect is aimed at achieving an adequate cash position to achieve inancial

independence for funding its operational activities as well as funding and performing investments for capital market development. To achieve adequate cash position, some initiatives that can be performed by the Company to optimize cash income include optimization of investment management policies, market expansion and product development.

Along with the increasing value of transactions at the stock exchange, the Company’s cash position has been increased to a fairly reasonable position, though still must be improved to a safer position in accordance with the target. Investment management policy has also been designed and implemented in order to obtain an optimum level of investment returns by improving its governance aspect. Market expansion and product development is still conducted together with the Indonesia Stock Exchange (IDX) as the shareholder.

2. Clearing and Settlement

As one of the core business processes, development of the clearing and settlement process in 2010 was aimed

to improve the eficiency and effectiveness and provide

satisfaction for Clearing Members (CMs) as users. In accordance with the corporate strategic objectives, 2010 is the beginning year of the Straight Through Processing (STP) implementation. One of the milestones for starting the STP application is the implementation of Continuous Settlement. With the implementation of Continuous Settlement supported by intraday facilities from banking institutions, CMs who have settled their obligation to deliver shares will receive their right of cash earlier.

Strategi Bisnis


(25)

Pengembangan Continuous Settlement telah selesai tahun lalu dan sudah berhasil diimplementasikan di bulan Agustus 2010. Pengembangan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menegaskan peran dan fungsi KPEI sebagai CCP di pasar modal Indonesia.

3. Manajemen Risiko

Inisiatif di bidang manajemen risiko yang merupakan salah satu kompetensi inti Perusahaan didominasi oleh pelaksanaan tahap-tahap menuju implementasi Risk Management System (RMS) yang baru, yang telah selesai dikembangkan di tahun 2010. Mengingat banyaknya hal yang harus dipersiapkan (termasuk regulasi), berbagai tahapan ini masih akan berlangsung hingga tahun 2011.

Selain itu, sebagai upaya memperbaiki manajamen risiko secara internal KPEI, di tahun 2010 Perusahaan melanjutkan tahapan inisiatif Enterprise Risk Management (ERM) yang sudah dimulai di tahun 2009 dalam bentuk kegiatan sosialisasi dan internalisasi.

The Continuous Settlement development has been inalized

last year and successfully implemented since August 2010. This development is part of efforts to heighten the role and function of KPEI as CCP in the Indonesian capital market.

3. Risk Management

Initiatives in risk management as one of the Company’s core competencies are dominated by necessary steps carried out towards the implementation of a new Risk Management System (RMS), which has been completely developed in 2010. Considering a number of aspects to be prepared (including the regulation), some of the steps are still being performed in 2011.

In addition, in an attempt to improve KPEI’s internal risk management, in 2010 the Company continued the Enterprise Risk Management (ERM) initiative which had been started in 2009 in form of socialization and internalization activities.

Strategi Bisnis


(1)

10. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

10. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES

Kebijakan manajemen risiko keuangan Dana Jaminan bertujuan untuk memastikan bahwa sumber dana dikelola di instrumen dan lembaga keuangan yang aman, sesuai dengan aturan yang ditetapkan dengan memperhatikan risiko-risiko yang terkait yang meliputi risiko tingkat bunga, risiko kredit, risiko likuiditas, dan juga tersedia pada saat digunakan sesuai dengan fungsi Dana Jaminan untuk menalangi kegagalan transaksi bursa.

Guarantee Fund financial risk management policy is aimed to ensuring that financial resources are managed in the secure instruments and secure financial institutions, in accordance with rules established by taking into account associated risks including interest rate risk, credit risk, liquidity risk, and also available at the time used in accordance with the functions of Guarantee Funds to cover the failure of securities transactions.

Dalam pengelolaan Dana Jaminan mengacu kepada Peraturan Bapepam III. B. 6, III B.7, Hasil Pertemuan Komite Kebijakan Investasi dan Pengendalian Risiko, dan Kebijakan Investasi Dana Jaminan.

For the management of Guarantee Funds refer to Bapepam III. B. 6, III B.7, Investment Policy and Risk Management Committee Meeting Results and Investment Policy of Guarantee Fund.

a. Risiko Tingkat Bunga a. Interest Rate Risk

Risiko suku bunga terkait dengan fluktuasi arus kas di masa yang akan datang dan nilai wajar dari instrumen keuangan Dana jaminan yaitu kas setara kas, deposito dan surat utang negara. Pengelolaan atas risiko tingkat bunga dilakukan melalui proporsi yang memadai antara deposito dan surat utang negara.

Interest rate risk is associated with fluctuations in cash flows in the future and the fair value of financial instruments of guarantee fund namely cash equivalents, time deposits and government bonds. Interest rate risk is managed by adequate proportion between time deposits and government bonds.

b. Risiko Kredit b. Credit Risk

Risiko kredit terkait dengan kerugian yang timbul sehubungan dengan kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajiban kontraktual. Aset keuangan Dana Jaminan adalah kas dan setara kas, deposito dan surat utang negara.

Credit risk relating to losses incurred in connection with the failure of its

counterparty’s in fulfilling contractual

obligations. Guarantee fund financial assets are cash and cash equivalents, deposits and government bonds.

Penempatan Dana Jaminan pada Lembaga Keuangan dilakukan setelah proses analisis dengan mempertimbangkan kinerja bank, batasan proporsi penempatan pada setiap bank sebagaimana yang ditetapkan dalam kebijakan investasi Dana Jaminan, dan atas persetujuan manajemen.

Placements of Guarantee Fund in Financial Institutions are made after careful analysis by considering the performance of banks, limits on proportion of each bank as defined in the guarantee fund investment policies, and with management approval.

Risiko kredit atas kas dan setara kas serta piutang bunga dan surat utang negara adalah terbatas karena counterparty Dana Jaminan adalah lembaga keuangan yang terpercaya.

Credit risk on cash and cash equivalents and related interest receivable and government bonds are limited because the counterparties are reputable financial institution.

Risiko kredit atas piutang Dana Jaminan dari BEI adalah terbatas, karena penerimaan Dana Jaminan sudah dilakukan secara rutin dengan BEI dan KPEI setiap bulannya dan tidak pernah terjadi gagal bayar.

Credit risk on Guarantee Fund’s receivables

from BEI is considered limited because such has been carried out routinely with BEI and KPEI each month and there is no history of default.


(2)

154

KPEI

Laporan T

ahunan 2010

P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued

- 16 -

c. Risiko Likuiditas c. Liquidity Risk

Risiko likuiditas dapat timbul dari pendanaan kredit oleh bank penyedia kredit. Dana yang dikucurkan bank dalam rangka pemenuhan kegagalan transaksi bursa. Tetapi risiko tersebut terbatas karena counterparty Dana Jaminan merupakan lembaga keuangan terpercaya (bank pemerintah).

Liquidity risk may arise from financing activities by bank as credit providers. Funds are disbursed in the context of fulfilling the failure of bank transactions. But that risk is limited because the counterpart of the Guarantee Fund is a trusted financial institution (government banks).

11. KOMITMEN 11. COMMITMENTS

a. KPEI memperoleh fasilitas kredit dana talangan (standby credit facility) dari PT Bank Mandiri Tbk sebesar Rp 30 miliar yang jatuh tempo pada 31 Juli 2011 sesuai Addendum II No. RCO.JSD/156/PKAD/2009 tanggal 9 Agustus 2010. Fasilitas kredit ini semata-mata digunakan untuk menanggulangi kegagalan penyelesaian transaksi bursa tanpa warkat dan dijamin dengan deposito berjangka dana jaminan di bank yang sama.

a. KPEI obtained a standby credit facility from Bank Mandiri amounting to Rp 30 billion, which is originally due on July 31, 2011 with reference to Addendum II No. RCO.JSD/156/ PKAD/2009 dated August 9, 2010. This credit facility is solely intended for handling failure in settlement of securities transactions and is collateralized by time deposits of the guarantee fund in the same bank.

b. Pada Agustus 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas mengalami gagal bayar atas transaksi saham. KPEI memperkirakan potensi kegagalan beruntun sebesar Rp 30.986.550.000. Selanjutnya, KPEI memutuskan untuk menunda penyelesaian transaksi tersebut. Keputusan ini telah sesuai dengan surat Ketua Bapepam tanggal 11 Nopember 2002, untuk memberikan kesempatan kepada Bapepam untuk melakukan penyidikan atas adanya indikasi transaksi yang tidak wajar.

b. In August 2002, PT Usaha Bersama Sekuritas failed to settle securities transactions. KPEI estimated potential recurring failure of Rp 30,986,550,000. Moreover, KPEI decided to postpone the settlement of such transaction. The decision was in accordance with the letter of the Chairman of Bapepam dated November 11, 2002, in order to give Bapepam a chance to investigate any indication of unfair transactions.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan, KPEI masih melakukan penundaan penyelesaian sehubungan dengan status hukum transaksi tersebut.

As of the date of the financial statements, KPEI has still placed on hold the settlement of such transaction due to the legal status of the transactions.

12. PERISTIWA PENTING LAINNYA 12. OTHER SIGNIFICANT EVENTS

Berdasarkan Surat Keputusan No. SR-02/BL/2009 tertanggal 6 Januari 2009, Bapepam-LK telah memerintahkan KPEI untuk melakukan pembekuan aset-aset atas nama PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS), sehubungan dengan proses pemeriksaan yang sedang dilakukan Bapepam-LK terhadap adanya dugaan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal yang diduga dilakukan oleh SPS, kecuali aset-aset untuk penyelesaian transaksi bursa yang terjadi sebelum keluarnya surat tersebut, yang merupakan kewajiban kepada KPEI.

Based on decision letter of Bapepam-LK No. SR-02/BL/2009 dated January 6, 2009, Bapepam-LK has ordered KPEI to freeze the assets of PT Sarijaya Permana Sekuritas (SPS) in connection with the on-going investigation by Bapepam-LK of the alleged violation of capital market regulations by SPS, except for assets for the settlement of securities transactions of SPS that occurred before the decision letter was issued which represent obligations to KPEI.

– –


(3)

Sehubungan dengan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal berupa penyalahgunaan Rekening Efek Nasabah tersebut, beberapa nasabah SPS (Para Penggugat) mengajukan gugatan perdata kepada SPS, Menteri Keuangan dan Bapepam-LK sebagai Tergugat I,II dan III (Para Tergugat) serta KPEI dan KSEI sebagai Turut Tergugat I dan II (para Turut Tergugat) melalui Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji/ Wanprestasi No. MS.DS/01. Ggtn.NPSP/VII/2009 tanggal 24 Juli 2009 yang telah didaftarkan di Pengadilan

Negeri Jakarta Selatan dengan

No. 1356/Pdt.G/2009/PN.Jkt.Sel.

In connection with the violation of capital market regulations such as manipulation of SPS customer stock accounts, several SPS customers (the plaintiffs) filed a civil lawsuit against SPS, the Minister of Finance and Bapepam-LK as defendants I, II, and III (the defendants) with KPEI and KSEI as accessory defendants I and II (the co-defendants) by means of Summon Letter for Breach of Contract (Surat Gugatan Perbuatan Ingkar Janji) / Default No. MS.DS/01.Ggtn. NPSP/VII/2009 dated July 24, 2009 and registered to the South Jakarta District Court with case No. 1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.Sel.

Pada tanggal 4 Agustus 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak gugatan para penggugat tersebut.

On August 4, 2010, the South Jakarta District Court decided to reject the plaintiffs’ claims. Tanggal 4 Nopember 2010, KPEI menerima

Relaas Pemberitahuan Pernyataan Permohonan Banding, dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No:1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.SEL, yang menyatakan bahwa pada tanggal 12 Mei 2010 beberapa Penggugat melalui Kuasa Hukumnya menyatakan banding.

On November 4, 2010, KPEI received Official Notification of Declaration of Request for Appeal from the South Jakarta District Court No. 1356/Pdt.G/2009/PN.JKT.SEL, which states that on May 12, 2010 some of the Plaintiffs through their Legal Counsel, filed an appeal.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan KPEI belum ada keputusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta.

As of the date of this financial statements, KPEI has not yet received the decision from the High Court Jakarta.

Disamping itu, KPEI juga menerima gugatan beberapa Nasabah SPS, sebagaimana dimaksud dalam Gugatan Perdata No. 1604/Pdt.G/2009/ PN.Jak Sel. Atas gugatan tersebut Majelis Hakim pada tanggal 22 Juni 2010 telah memutuskan, yang pada intinya hal-hal sebagai berikut:

In addition, KPEI also received legal claims from several SPS customers as mentioned in Civil Complaint No. 1604/Pdt.G/2009/PN.Jak.Sel. In this lawsuit, on 22 June 2010, the Panel of Judges issued a verdict, the essence of which is as follows:

1. Menyatakan Tergugat I (SPS) wanprestasi. 1. Declared Defendant I (SPS) to be in default. 2. Menghukum Tergugat I untuk membayar

secara tunai dan sekaligus dana milik Para Penggugat yanga da pada Tergugat I, dengan total senilai Rp 6.232.917.490.

2. Ordered Defendant I to pay in cash and all at once the funds owned by the Plaintiffs held by Defendant I, in the total amount of Rp 6,232,917,490.

3. Menghukum Tergugat I untuk membayar bunga atas kewajiban pembayaran yang besarnya 2% perbulan selama 17 bulan, dengan total senilai Rp 2.119.191.946.

3. Ordered Defendant I to pay interest of payment liability in the amount of 2% per month for 17 months, in the total amount of Rp 2,119,191,946.

4. Menghukum Para Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng sebesar Rp 2.641.000.

4. Ordered the Defendants and the Co-defendants to pay litigation costs, jointly and severally, in the amount of Rp 2,641,000.

Atas putusan tersebut, SPS melakukan upaya banding pada tanggal 6 Juli 2010.

In response to this verdict, SPS undertook an appeal on July 6, 2010.


(4)

156

KPEI

Laporan T

ahunan 2010

P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DANA JAMINAN

31 DESEMBER 2010 DAN 2009

SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

P.T. KLIRING PENJAMINAN EFEK INDONESIA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS OF GUARANTEE FUND DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED – Continued

- 18 - Manajemen KPEI berpendapat bahwa gugatan tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan KPEI dengan pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan oleh nasabah tersebut hanya menuntut ganti rugi kepada Tergugat I atas aset-aset nasabah SPS yang diduga diselewengkan oleh SPS, dan tidak menuntut ganti rugi kepada KPEI, namun hanya meminta KPEI selaku Turut Tergugat I mematuhi putusan Majelis Hakim apabila aset-aset milik SPS, yang saat ini sedang dibekukan oleh KPEI berdasarkan perintah Bapepam-LK, diputuskan untuk diserahkan kepada Para Penggugat.

The Management of KPEI believes that the above mentioned civil lawsuit will not have a significant impact on the financial statements of KPEI, considering that the claim submitted by the customers is only demanding indemnification from defendant I for assets of SPS customers that were allegedly embezzled by SPS and is not demanding indemnification from KPEI; it only requests KPEI, as co-defendant I, to comply with the Judges’ decision if it is decided that SPS assets that were frozen by KPEI based on the instruction from Bapepam-LK are to be surrendered to the plaintiffs.

13. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN 13. APPROVAL OF FINANCIAL STATEMENTS Laporan keuangan telah disetujui oleh Direksi

KPEI untuk diterbitkan pada tanggal 24 Pebruari 2011.

The financial statements have been approved by the Directors of KPEI for issue on February 24, 2011.


(5)

(6)

Laporan Tahunan

2010

Annual Report

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Indonesia Stock Exchange Building, Tower I, 5th Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190

Indonesia

Tel. (62-21) 515 5115 (hunting) Fax. (62-21) 515 5106 www.kpei.co.id