penutur ialah ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur langsung diam tidak melanjutkan pembicaraan.
5 Maksud ketidaksantunan penutur
Tuturan C4: penutur bermaksud menegur mitra tutur yang tidak sengaja
menginjak kakinya.
Tuturan C7: penutur hanya bermaksud mengungkapkan rasa kesalnya
kepada mitra tutur yang dianggap terlalu ingin mencari perhatian.
4.2.3.2 Subkategori Memerintah
Subkategori memerintah terjadi ketika tuturan penutur seolah-olah atau memang bermaksud memberikan perintah kepada mitra tutur. Tuturan tidaksantun
dalam kategori melecehkan muka ini memang dituturkan oleh penutur dengan sengaja, sehingga membuat mitra tutur tersinggung. Berikut ini contoh tuturan
yang termasuk dalam subkategori memerintah. Cuplikan tuturan 16
MT : “Bu, gorengke endhog” Bu, gorengkan telur
P :
“Ya kana gawe dewe Wong kowe yang laper.” C3 Ya sana buat sendiri Kan kamu yang lapar.
Konteks tuturan: Penutur perempuan berumur 36 tahun. Mitra tutur perempuan 12 tahun, kelas V SD. Penutur adalah ibu mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang
tamu pada saat siang hari. Penutur sedang menerima tamu di rumah. Mitra tutur baru saja pulang dari sekolah. Penutur tidak menyiapkan makan siang, padahal
mitra tutur sudah lapar.
Cuplikan tuturan 22 P :
“Acara kaya ngono ditonton. Ganti” C9 Acara seperti itu ditonton. Ganti
MT : “Nyoh.” Nih.
Konteks tuturan: Penutur laki-laki berumur 16 tahun. Mitra tutur perempuan berumur 13 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang
keluarga, saat malam hari. Penutur datang mendekati mitra tutur karena ingin menonton televisi juga. Mitra tutur menonton sinetron sesukaannya. Mitra tutur
tidak suka menonton sinetron.
Dari kedua tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud
ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut.
1 Wujud ketidaksantunan linguistik
Tuturan C3:
“Ya kana gawe dewe Wong kowe yang laper.” Ya sana buat sendiri Kan kamu yang lapar.
Tuturan C9:
“Acara kaya ngono ditonton. Ganti” Acara seperti itu ditonton. Ganti
2 Wujud ketidaksantunan pragmatik
Tuturan C3: Penutur berbicara dengan volume yang keras. Penutur tidak
menghiraukan mitra tutur. Penutur telah membuat mitra tutur tersinggung. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah anaknya.
Tuturan C9: Penutur berbicara dengan memaksa mitra tutur. Penutur
berbicara dengan ekspresi kesal. Penutur telah membuat mitra tutur tersinggung. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah adiknya.
3 Penanda ketidaksantunan linguistik
Tuturan C3: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar.
Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa dan penyisipan kata “laper” yang merupakan kata tidak baku dalam bahasa Indonesia. Kata
fatis yang terdapat dalam tuturan C3 ialah “ya” dan “wong”. Penutur
berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada frasa “gawe dewe”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi perintah.
Tuturan C9: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar.
Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Penutur berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan pada kata “ganti”. Intonasi yang
digunakan penutur ialah intonasi seru.
4 Penanda ketidaksantunan pragmatik
Konteks tuturan C3: Penutur perempuan berumur 36 tahun. Mitra tutur
perempuan 12 tahun, kelas V SD. Penutur adalah ibu mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang tamu pada saat siang hari. Penutur sedang menerima tamu di
rumah. Mitra tutur baru saja pulang dari sekolah. Penutur tidak menyiapkan makan siang, padahal mitra tutur sudah lapar. Tujuan penutur dari tuturannya
ialah tidak bisa menyiapkan makanan karena sedang ada tamu. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah direktif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak
perlokusi mitra tutur diam saja dan langsung ke dapur untuk memasak.
Konteks tuturan C9: Penutur laki-laki berumur 16 tahun. Mitra tutur
perempuan berumur 13 tahun. Penutur adalah kakak mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat malam hari. Penutur datang mendekati mitra
tutur karena ingin menonton televisi juga. Mitra tutur menonton sinetron sesukaannya. Mitra tutur tidak suka menonton sinetron. Tujuan penutur dari
tuturannya ialah penutur mengungkapkan kekecewaannya kepada mitra tutur yang tidak mau membelikan teh dan tetap asyik bermain handphone. Tindak
verbal dari tuturan penutur ialah direktif. Tuturan tersebut menyebabkan
tindak perlokusi mitra tutur mengganti acara televisi, kemudian pergi meninggalkan penutur dengan kesal.
5 Maksud ketidaksantunan penutur
Tuturan C3: Penutur bermaksud menyuruh atau memerintah mitra tutur
untuk memasak sendiri.
Tuturan C9: Penutur bermaksud menegur mitra tutur yang sedang
menonton acara televisi karena acara televisi tersebut dianggap tidak sesuai dengan umur mitra tutur.
4.2.3.3 Subkategori Menyindir