Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka Sepihak

tidak santun karena membuat mitra tuturnya kesal dan marah sehingga muncullah konflik diantara penutur dan mitra tutur.

4.3.2 Penanda Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik

Seperti halnya wujud ketidaksantunan, penanda ketidaksantunan juga dibedakan ke dalam bagian linguistik dan pragmatik. Penanda ketidaksantunan linguistik dapat dilihat berdasarkan unsur segmental dan suprasegmental suatu kalimat atau tuturan, sedangkan penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks yang melingkupi tuturan tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, berikut ini diperlihatkan tuturan-tuturan dari kelima kategori ketidaksantunan, yaitu melanggar norma, mengancam muka sepihak, melecehkan muka, menghilangkan muka, dan menimbulkan konflik.yang menjadi contoh di dalam pembahasan penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik.

4.3.2.1 Kategori Ketidaksantunan Melanggar Norma

Berikut ini adalah contoh tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan melanggar norma. 1 Subkategori menjanjikan Tuturan A1: “Bentar ta, Ma Lagi seru game-nya.” Konteks: Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat malam hari. Penutur sedang bermain game sampai lupa waktu. Mitra tutur mengingatkan penutur untuk berhenti bermain karena sudah waktunya untuk belajar. Penutur tidak mengindahkan perintah mitra tutur. Tuturan A3: “Kosik ta, iya-iya dilit maneh.” Sebentar ta, iya-iya sebentar lagi Konteks: Tuturan terjadi di ruang makan, saat sore hari. Penutur asyik bermain laptop. Mitra tutur mengingatkan penutur untuk mematikan laptop karena sudah waktunya untuk belajar. Penutur tidak mengindahkan perintah mitra tutur. 2 Subkategori menolak Tuturan A2: “Ah males. Pisan-pisan ora ya ra papa ta, Bu.” Ah malas. Sekali-sekali tidak kan tidak apa-apa, Bu Konteks: Tuturan terjadi di ruang makan, saat sore hari. Penutur dan mitra tutur sedang makan malam. Di dalam keluarga penutur, ada peraturan bahwa setelah makan, setiap orang harus mencuci piring sendiri-sendiri. Setelah selesai makan, penutur meminta mitra tutur untuk mencucikan piring miliknya. Mitra tutur menolak untuk mencucikan piring pernutur 3 Subkategori kesal Tuturan A4: “Ya ampun, Bu. Lagi jam sanga masak wis malem ta?” Ya ampun, Bu. Baru jam sembilan masak sudah malam? Konteks: Tuturan terjadi di luar rumah, saat malam hari. Penutur baru pulang ke rumah. Penutur melihat mitra tutur yang baru saja pulang. Mitra tutur mengingatkan penutur bahwa ia pulang sudah terlalu malam. Mitra tutur memperbolehkan penutur pergi sampai jam delapan malam.

4.3.2.2 Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka Sepihak

Berikut ini adalah contoh tuturan yang termasuk dalam kategori ketidaksantunan mengancam muka sepihak. 1 Subkategori menyindir Tuturan B7: “Masalahnya kamu itu ngeyel.” Konteks: Tuturan terjadi di depan rumah, saat sore hari. Mitra tutur bertanya kepada penutur mengapa orang tuanya tidak mau membelikan sepeda. Penutur menjawab pertanyaan mitra tutur. Tuturan B8: “Diajari bola-bali kok ra dong-dong” Dilatih berkali-kali kok tidak mengerti Konteks: Tuturan terjadi ruang keluarga, saat sore hari. Mitra tutur meminta bantuan penutur untuk mengajarinya memakai komputer. Penutur sudah berkali-kali mengajari mitra tutur. Mitra tutur tidak bisa mengingat ajaran penutur. 2 Subkategori memerintah Tuturan B2: “Udah-udah sana, karo mama kana” Sudah-sudah sana, sama mama sana. Konteks: Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat siang hari. Penutur sedang mengerjakan tugas. Mitra tutur mengajak penutur bermain sehingga mengganggu pekerjaan penutur. Penutur yang merasa terganggu meminta mitra tutur untuk bermain dengan ibunya. Tuturan B5: “Mbah, ngelih Mbah. Cepet ta Mbah, selak laper je Mbah” Mbah lapar Mbah, cepat Mbah sudah lapar Mbah. Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu, saat siang hari. Penutur melihat mitra tutur memasak. Penutur tidak membantu mitra tutur yang memasak.Mitra tutur tidak tahu kalau penutur juga berada di dapur. 3 Subkategori menjanjikan Tuturan B3: “Dipakai-dipakai. Iya sebentar ta, pakai-pakai.” Konteks: Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat siang hari. Penutur sedang menggendong adik mitra tutur. Mitra tutur meminta penutur untuk memakaikan baju superman. Penutur belum bisa memakaikan baju kepada penutur karena masih menggendong adik mitra tutur. 4 Subkategori kesal Tuturan B4: “Nggak suka mbah kakung.” Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu, saat siang hari. Penutur berbincang dengan mitra tutur 1. Mitra tutur 1 bertanya kepada penutur mengapa takut kepada mitra tutur 2. Mitra tutur 2 mendengar tuturan penutur. 5 Subkategori mengejek Tuturan B6: “Iya, ora kaya kowe kuwi Isih nganggur wae.” Iya, tidak seperti kamu itu Masih menganggur saja. Konteks: Tuturan terjadi di depan rumah, saat sore hari. Mitra tutur menceritakan temannya yang sudah memiliki pekerjaan. Penutur menimpali cerita mitra tutur.

4.3.2.3 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka