Maksud Ketidaksenangan Maksud Menyindir

tetapi maksud tersebut tidak sampai kepada mitra tutur karena penutur merasa diabaikan oleh penutur.

4.3.3.5 Maksud Memohon

Maksud memohon yang ditemukan pada tuturan B5 kategori mengancam muka sepihak. Tuturan B5: “Mbah, ngelih Mbah. Cepet ta Mbah, selak laper je Mbah” Mbah lapar Mbah, cepat Mbah sudah lapar Mbah. Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu, saat siang hari. Penutur melihat mitra tutur memasak. Penutur tidak membantu mitra tutur yang memasak.Mitra tutur tidak tahu kalau penutur juga berada di dapur. Sesungguhnya, penutur bermaksud memohon kepada mitra tutur, neneknya, untuk menyediakan makanan karena dia sudah lapar. Namun, mitra tutur menanggapi permohonan mitra tutur yang meminta tolong disediakan makanan dengan kesal karena penutur dianggap memerintah mitra tutur yang adalah neneknya. Hal inilah yang membuat tuturan B5 masuk dalam subkategori memerintah.

4.3.3.6 Maksud Ketidaksenangan

Tuturan tidak santun yang memiliki maksud ketidaksenangan terdapat dalam kategori mengancam muka sepihak, tuturan B4. Tuturan B4: “Nggak suka mbah kakung.” Konteks: Tuturan terjadi di ruang tamu, saat siang hari. Penutur berbincang dengan mitra tutur 1. Mitra tutur 1 bertanya kepada penutur mengapa takut kepada mitra tutur 2. Mitra tutur 2 mendengar tuturan penutur. Penutur mengucapkan tuturan yang mengandung maksud tidak senang kepada kakeknya. Ketidaksenangan penutur muncul karena penutur merasa takut kepada kakeknya. Ketakutan itulah yang menyebabkan rasa kesal yang dirasakan oleh penutur. Inilah sebabnya, tuturan B4 termasuk dalam subkategori kesal.

4.3.3.7 Maksud Menyindir

Penutur yang memiliki maksud menyindir terdapat pada kategori mengancam muka sepihak tuturan B6, menghilangkan muka tuturan D2, dan menimbulkan konflik tuturan E8. Tuturan B6: “Iya, ora kaya kowe kuwi Isih nganggur wae.” Iya, tidak seperti kamu itu Masih menganggur saja. Konteks: Tuturan terjadi di depan rumah, saat sore hari. Mitra tutur menceritakan temannya yang sudah memiliki pekerjaan. Penutur menimpali cerita mitra tutur. Tuturan D2: “Kalau pas ada ibue, kesete.” Kalau waktu ada ibunya, malasnya. Konteks: Tuturan terjadi di dalam ruang tamu, saat sore hari. Mitra tutur 1 bertamu di rumah penutur. Mitra tutur 1 bertanya tentang sifat rajin mitra tutur 2. Mitra tutur 2 mengantarkan minuman untuk penutur dan mitra tutur. Tuturan E8: “Senengane nek ngrampungke gawean kok ora tuntas” Sukanya kalau mengerjakan tugas kok tidak tuntas Konteks: Tuturan terjadi di ruang makan, saat pagi hari. Mitra tutur sedang mengepel lantai. Penutur berjalan melewati mitra tutur. Mitra tutur meminta penutur untuk mengeringkan lantai yang masih basah. Penutur masih memiliki tanggungan pekerjaan rumah yang lain. Penutur B6 bermaksud memberikan sindiran kepada mitra tutur, kakaknya, yang masih saja menganggur padahal teman yang seumuran dengan kakaknya sudah bekerja. Penutur D2 menyindir mitra tutur, anaknya, yang malas membantu pekerjaan orang tua jika ada ibunya. Maksud menyindir yang terakhir terdapat pada penutur E8. Penutur E8 menyatakan bahwa sindirannya ditujukan kepada mitra tutur, adiknya, yang selalu mengerjakan tugas rumah dengan setengah-setengah.

4.3.3.8 Maksud Mengejek