Subkategori Mengejek Kategori Ketidaksantunan Mengancam Muka Sepihak

4 Penanda ketidaksantunan pragmatik Konteks tuturan B4: Penutur perempuan berumur 7 tahun, kelas 2 SD. Mitra tutur 1 perempuan berumur 21 tahun, sebagai tamu. Mitra tutur 2 laki- laki berumur 61 tahun, sebagai kakek penutur. Tuturan terjadi di ruang tamu, saat siang hari. Penutur berbincang dengan mitra tutur 1. Mitra tutur 1 bertanya kepada penutur mengapa takut kepada mitra tutur 2. Mitra tutur 2 mendengar tuturan penutur. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur menjawab mitra tutur 1 dengan malu-malu karena takut terdengar oleh mitra tutur 2. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur 2 adalah menimpali jawaban penutur. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan B4: Penutur bermaksud mengungkapkan ketidaksengannya terhadap mitra tutur.

4.2.2.5 Subkategori Mengejek

Subkategori mengejek dalam kategori mengancam muka sepihak terjadi karena penutur mengucapkan tuturan yang tidak disengaja seperti mengejek atau meremehkan mitra tutur, sehingga membuat mitra tutur tersinggung karena tuturan tersebut tidak berkenan oleh mitra tutur. Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori kesal. Cuplikan tuturan 10 MT : “Kancaku SMA kae wis duwe gawean saiki.” Temanku SMA itu sudah punya pekerjaan sekarang. P :”Iya, ora kaya kowe kuwi Isih nganggur wae.” B6 Iya, tidak seperti kamu itu Masih menganggur saja. MT : “Enak wae Sing penting tetep usaha golek.” Enak saja Yang penting tetap usaha mencari. Konteks tuturan: Penutur laki-laki berumur 22 tahun. Mitra tutur laki-laki berumur 12 tahun tahun. Mitra tutur adalah adik penutur. Tuturan terjadi di depan rumah, saat sore hari. Mitra tutur menceritakan temannya yang sudah memiliki pekerjaan. Penutur menimpali cerita mitra tutur. Dari tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut. 1 Wujud ketidaksantunan linguistik Tuturan B6: “Iya, ora kaya kowe kuwi Isih nganggur wae.” Iya, tidak seperti kamu itu Masih menganggur saja. 2 Wujud ketidaksantunan pragmatik Tuturan B6: Penutur berbicara dengan ketus. Penutur tidak bermaksud menyindir mitra tutur. Penutur tidak sadar telah membuat mitra tutur tersinggung. 3 Penanda ketidaksantunan linguistik Tuturan B6: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Penutur berbicara dengan nada naik tinggi. Tekanan digunakan pada frasa “kowe kuwi”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi seru. 4 Penanda ketidaksantunan pragmatik Konteks tuturan B6: Penutur laki-laki berumur 22 tahun. Mitra tutur laki- laki berumur 12 tahun tahun. Mitra tutur adalah adik penutur. Tuturan terjadi di depan rumah, saat sore hari. Mitra tutur menceritakan temannya yang sudah memiliki pekerjaan. Penutur menimpali cerita mitra tutur. Tujuan penutur sebenarnya hanya ingin menggoda mitra tutur yang belum juga bekerja.Tindak verbal dari tuturan penutur ialah ekspresif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur memberikan pembelaan diri. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan B6: Penutur bermaksud menyindir mitra tutur yang masih menganggur.

4.2.3 Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka