Subketegori Mengacam Kategori Ketidaksantunan Melecehkan Muka

Tuturan C16: Penutur bermaksud mengejek mitra tutur yang belum bisa menggunakan handphone barunya.

4.2.3.5 Subketegori Mengacam

Subkategori mengancam pada kategori melecehkan muka muncul karena tuturan penutur menyiratkan suatu ancaman kepada mitra tutur, sehingga membuat mitra tutur tersinggung. Berikut ini contoh tuturan yang termasuk dalam subkategori mengancam. Cuplikan tuturan 24 P : “Mbak, rumuse bener kaya ngene?” Mbak, rumusnya benar seperti ini? MT : “Ya.” P : “Tenane? Awas nek salah kowe lho” C11 Beneran? Awas kalau salah kamu lho MT : “Ya karepmu lah.” Ya terserah kamu lah. Konteks tuturan: Penutur perempuan berumur 13 tahun, kelas VII SMP. Mitra tutur perempuan berumur 22 tahun. Penutur adalah adik mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat malam hari. Penutur sedang belajar. Mitra tutur menenami penutur belajar. Penutur bertanya kepada mitra tutur tentang suatu soal. Penutur merasa jawaban mitra tutur tidak meyakinkan. Dari tuturan tersebut, analisis wujud ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, penanda ketidaksantunan linguistik dan pragmatik, serta maksud ketidaksantunan penutur dapat diperinci sebagai berikut. 1 Wujud ketidaksantunan linguistik Tuturan C11: ”Tenane? Awas nek salah, kowe lho” Beneran? Awas kalau salah, kamu lho 2 Wujud ketidaksantunan pragmatik Tuturan C11: Penutur berbicara dengan sinis. Penutur berbicara tanpa melihat mitra tutur. Penutur telah membuat mitra tutur tersinggung. Penutur sadar bahwa mitra tutur adalah adiknya. 3 Penanda ketidaksantunan linguistik Tuturan C11: Diksi yang digunakan termasuk dalam bahasa nonstandar. Bahasa nonstandar ditandai dengan penggunaan bahasa Jawa. Kata fatis yang terdapat dalam tuturan C11 ialah “lho”. Penutur berbicara dengan nada naik rendah. Tekanan pada kata “tenane”. Intonasi yang digunakan penutur ialah intonasi tanya. 4 Penanda ketidaksantunan pragmatik Konteks tuturan C11: Penutur perempuan berumur 13 tahun, kelas VII SMP. Mitra tutur perempuan berumur 22 tahun. Penutur adalah adik mitra tutur. Tuturan terjadi di ruang keluarga, saat malam hari. Penutur sedang belajar. Mitra tutur menenami penutur belajar. Penutur bertanya kepada mitra tutur tentang suatu soal. Penutur merasa jawaban mitra tutur tidak meyakinkan. Tujuan penutur dari tuturannya ialah penutur memastikan kebenaran dan keyakinan pada jawaban mitra tutur. Tindak verbal dari tuturan penutur ialah komisif. Tuturan tersebut menyebabkan tindak perlokusi mitra tutur menjawab tuturan mitra tutur dengan kesal karena merasa diragukan. 5 Maksud ketidaksantunan penutur Tuturan C11: Penutur hanya bermaksud bercanda kepada mitra tutur.

4.2.4 Kategori Ketidaksantunan Menghilangkan Muka