Metode Pencucian Benih Metode Inkubasi

120 kering dapat dilakukan secara cepat untuk mendapatkan informasi awal tentang penampakan atau status kesehatan benih. Tetapi metode ini hanya mendeteksi cendawan yang ada di permukaan benih atau tercampur bersama benih serta kondisi fisik benih saja. Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi patogen yang menyebabkan gejala khas pada benih misalnya disklorisasi atau perubahan warna pada kulit benih, perubahan ukuran, dan bentuk benih. Metode ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi patogen yang menghasilkan struktur tubuh buah yang dapat dilihat secara visual pada benih atau tercampur pada benih. Sebagai tambahan metode ini berguna untuk mengetahui adanya seranganinfestasi serangga benih atau kerusakan benih atau melihat adanya perlakuan benih dengan pestisida. Metode ini berkaitan langsung dengan kegiatan analisis kemurnian benih purity, yaitu apakah benih tercampur dengan benda-benda dan benih lainnya dalam proses pemberian sertifikasi benih. Berdasarkan peraturan Internasional Seed Testing Association ISTA benda-benda tercampur benih antara lain butiran tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru nematoda, maupun tubuh buah cendawan seperti sklerotia, smut bunt yaitu butiran benih yang telah terisi struktur cendawan. Unsur-unsur yang tercampur dengan benih tersebut sangat potensial dalam perkembangan dan penyebaran suatu patogen, karena berbagai cendawan mampu bertahan pada sisa-sisa tanaman atau butiran-butiran tanah. Benih yang mengalami diskolorasi maupun yang mengandung patogen infeksi tidak dicantumkan dalam analisis kemurnian benih, oleh karena itu perlu ada kerjasama dari petugas yang menangani kemurnian benih dengan petugas yang menangani kesehatan benih sebelum menerbitkan sertifikat benih. Prosedur : Metode ini bersifat kualitatif, sehingga tidak ada standar dalam jumlah contoh benih tertentu yang digunakan dalam pengujian.

c. Metode Pencucian Benih

Metode pencucian benih terutama dilakukan untuk mendeteksi cendawan yang membentuk struktur di permukaan benih. Pengujian dapat dilakukan secara cepat dan mudah, namun pengujian dengan cara ini memiliki keterbatasan karena cendawan yang berada di dalam jaringan benih tidak dapat diketahui atau terdeteksi. Hasil pengujian tersebut tidak dapat menggambarkan tingkat infeksi dan infestasi patogen pada benih. Sebagaimana pengamatan secara visual terhadap benih kering, dalam metode pencucian benih tidak ada standar dalam jumlah benih yang diuji. Prosedur yang biasa digunakan di berbagai laboratorium adalah sebagai berikut : Prosedur pencucian benih adalah sebagai berikut: Sebanyak 50 gr benih dari 1 kg benih contoh dimasukan ke dalam gelas Erlenmeyer kemudian ditambahkan Di unduh dari : Bukupaket.com 121 100 ml air steril. Untuk memudahkan peluruhan struktur cendawan dari permukaan benih sering ditambahkan 1 tetes Twin 20. Benih tersebut dikocok selama 5 menit dengan shaker selanjutnya disaring dengan kain kasa. Air hasil pencucian dimasukan dalam tabung sentri-fugasi dan kemudian disentrifugasi pada kecepatan 1500–2000 rpm selama 3 menit. Sedimen yang terbentuk dipisahkan dengan air dengan cara membuang air tersebut menggunakan pipet. Selajutnya dilakukan pengamatan mikroskopis; sebanyak 1 ml lactofenol ditambahkan pada sedimen dalam tabung dan dicampur hingga merata. Dengan menggunakan pipet, campuran sedimen diteteskan pada gelas objek dan ditutup dengan gelas penutup dan selanjutnya dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 100–400 kali untuk melihat struktur cendawan. Bila pendekatan kuantitatif diperlukan, maka pengamatan dapat menggunakan haemacytometer untuk mengetahui kepadatan inokulum cendawan per satuan berat benih.

d. Metode Inkubasi

Prinsip pengujian benih dengan metode inkubasi adalah memberikan kondisi tumbuh yang optimal bagi mikroorganisme terbawa benih, baik yang ada di permukaan ataupun yang ada di dalam jarungan benih. Dengan cara tersebut maka mikro-organisme patogen terbawa benih, terutama cendawan dan bakteri dapat terdeteksi dengan mengamati karakteristik pertumbuhan dan struktur cendawan. Pengujian kesehatan benih dengan metode inkubasi yang sering dilakukan adalah pengujian dengan media kertas Blotter-test, dan pengujian pada media agar. Metode Inkubasi dengan Media Kertas Blotter-Test Metode Blotter adalah salah satu dari metode inkubasi, yaitu benih ditumbuhkan pada kertas saring basah, diinkubasikan selama 7 hari dengan penyinaran lampu ultra violet selama 12 jam terang dan selama 12 jam kondisi gelap secara bergantian. Benih yang diinkubasi tersebut diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 50–60 kali untuk melihat pertumbuhan cendawan. Cendawan yang tumbuh diamati dan didekteksi berdasarkan karakteristik keberadaan tumbuhnya seperti tubuh buah, konidia yang muncul dari konidiofor tangkai konidia, spora dengan massa sporanya, sporodokium dan aservulus, piknidiospora da-lam piknidia, dan askospora dalam peritesia. 1 Metode inkubasi dengan media kertas saring Sebanyak 400 benih diletakkan dalam cawan petri berdiameter 9 cm. Jumlah benih per cawan petri 10 atau 25 tergantung dari ukuran benih. Tiap cawan petri diberi label nomor benih dan tanggal pengujian. Sebelum benih diletakkan, cawan dialasi dengan 2 lapis kertas saring yang telah dicelupkan ke dalam air bersih. Usahakan jangan terlalu banyak air tidak tergenang. Letakan benih satu Di unduh dari : Bukupaket.com 122 per satu dengan menggunakan pinset seperti Gambar 2. Selanjutnya benih diinkubasi pada suhu kamar dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian selama 7 hari. Pada hari ke-8 dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop stereo. Pada tiap benih diamati karakteristik pertumbuhan berbagai cendawan yang tumbuh. Kadang-kadang sangat sulit mengidentifikasi cendawan melalui pengamatan karakteristik pertumbuhan cendawan, oleh karena itu dibuat preparat dari cendawan tersebut dan diamati dengan bantuan mikroskop compoun dan kunci identifikasi. Jika suatu cendawan telah teridentifikasi, dituliskan kode cendawan pada kertas blotter didekat cendawan yang bersangkutan. Jumlah benih yang terinfeksi suatu cendawan dihitung sebagai tingkat infeksi cendawan pada contoh benih yang diuji. 2 Metode inkubasi dengan media kertas dengan pendinginan Sebanyak 400 benih diletakkan dalam cawan petri yang telah dialasi kertas saring seperti pada metode inkubasi dengan kertas standar. Benih diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap. Pada hari ke-2 benih disimpan pada suhu –20 o C selama 24 jam. Tujuan perlakuan pendinginan tersebut adalah untuk menghambat atau menekan perkecambahan benih. Hal ini disebabkan sering perkecambahan benih menyulitkan secara teknis dalam pengamatan sehingga informasi menjadi bias. Setelah diberi perlakuan dingin kemudian benih diinkubasi selama 5 hari pada suhu ruang dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian. Pada hari ke-8 benih diamati seperti prosedur pengamatan metode inkubasi dengan media kertas standar. 3 Metode inkubasi pada media agar Dalam metode media agar inokulum terbawa benih, dideteksi berdasarkan karakteristik koloni pada media agar yang berkembang dari benih. Secara umum prinsipnya sama dengan prinsip dari pengujian dengan media kertas. Dalam beberapa hal metode ini memiliki kelebihan, yaitu memberikan informasi relatif lebih cepat dan cukup menggambarkan status kesehatan benih dibandingkan dengan metode media kertas, karena ketersediaan nutrisi pada media agar memungkinkan cendawan atau bakteri tumbuh dan berkembang secara lebih baik dan lebih cepat sehingga memudahkan dalam pengamatan. Biasanya cendawan atau bakteri akan membentuk koloni yang khas pada media agar. Dalam pelaksanaan pengujian dengan media agar memerlukan persiapan yang lebih lama, relatif rumit dan mahal, terutama bila menggunakan media spesifik. Sering terjadi kesulitan dalam pengamatan karena pertumbuhan koloni cendawan atau bakteri men-jadi berbeda atau berubah bila menggunakan media Di unduh dari : Bukupaket.com 123 tumbuh yang berbeda dengan waktu yang berbeda pula. Kesulitan lain pada waktu pengamatan adalah pertumbuhan cendawan bukan sasaran cendawan saprofit tumbuh lebih ekstensif sehingga menekan pertumbuhan cendawan patogen yang menjadi sasaran pengamat-an. Untuk keperluan pengujian dengan media agar digunakan berbagai jenis media tumbuh seperti PDA dan media semi selektif atau selektif seperti Czapek, Media BSC, Media Komada, dan lain- lain. Prosedur metode inkubasi pada media agar adalah sebagai berikut: Media agar steril disiapkan dalam cawan petri steril. Sebanyak 400 benih dari satu contoh benih diberi perlakuan sterilisasi permukaan dengan NaOCL 1 selama 3 menit. Kemudian benih ditiriskan pada kertas saring steril. Dalam banyak kasus, perlakuan sterilisasi pada permukaan benih tidak dilakukan. Benih diletakkan pada media agar dalam cawan petri. Tiap cawan ditanami 10 butir benih. Pekerjaan penanaman benih tersebut dilakukan secara aseptik, yaitu membersihkan tempat dan alat kerja dengan bahan aseptik seperti alkohol 70 . Benih diinkubasi pada suhu kamar selama 7 hari dengan penyinaran lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian. Pengamatan dilakukan pada hari ke-8 tetapi sering pula dilakukan mulai hari ke-4, karena koloni cendawan sudah mulai tampak. Hal yang diamati adalah karak-teristik koloni dan struktur cendawan. Untuk bakteri bahkan peng-amatan sudah dapat dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3.

e. Uji Gejala pada BibitKecambah