Uji Serologi TEKNIK PRODUKSI BENIH GENERATIF TANAMAN 4.1 Proses Pembentukan Biji Pada

124 tanaman. Beberapa patogen tidak mudah dideteksi dengan metode lain karena serangan patogen tersebut yang bersifat laten. Sehingga diperlukan fase tertentu pertumbuhan tanaman agar gejala dan perkembangan patogen dapat dideteksi. Metode ini sangat bermanfaat untuk pengujian contoh benih yang jumlahnya terbatas seperti benih hasil pemuliaan pada tahap tertentu dan juga bermanfaat untuk tujuan karantina. Pengujian gejala bibitkecambah dapat digunakan untuk evaluasi efektivitas perlakuan benih, baik dengan kimia maupun secara fisik. Prosedur pengujian dengan metode media agar cair adalah sebagai berkiut: Dengan media agar air water agar dilakukan dengan cara sebagai berikut. Tuangkan 10 ml agar air ke dalam tabung reaksi ukuran 160x16 mm kemudia tutup dengan kapas dan selanjutnya disterilisasi pada temperatur 121o C selama 15 menit. Sebutir benih ditanam pada media agar air steril. Sebelum dan sesudah penanaman, tabung tetap tertutup dengan kapas. Penanaman dikerjakan secara aseptik. Tabung reaksi yang berisi media agar air dan benih kemudian diletakkan pada rak tabung reaksi dan diinkubasikan sampai 14 hari pada temperatur ruang dengan penyinaran lampu ultra violet. Setelah masa inkubasi diamati gejala yang timbul, koloni cendawan dan struktur cendawan. Pengamatan sebenarnya bisa dilakukan selama masa inkubasi.

f. Uji Serologi

Uji ELISA Enzyme-Linked Immuno-sorbent Assays adalah pengujian serologi terutama digunakan untuk mendeteksi bakteri dan virus terbawa benih. Prinsip pengujian tersebut adalah reaksi in vitro antara antigen dan antibodi. Dalam pengujian cara ini sangat tergantung kepada ketersediaan sejumlah antibodi yang spesifik untuk patogen sasaran. Uji ELISA sebagai salah satu metode serologi untuk mendeteksi virus sering digunakan karena metode tersebut sederhana, mudah dilakukan, cepat, sensitif, akurat, dan dapat digunakan untuk menguji sampel dalam jumlah besar. Metode tersebut berdasarkan pada konjugasi antara virus– antibodi dan enzim, dengan menambahkan substrat pewarna maka adanya konjugasi tersebut dapat diperlihatkan. Dalam uji ELISA ada beberapa cara yang digunakan yaitu indirect ELISA, double antibody sandwich ELISA DAS ELISA, DAS ELISA protocol, F ab’ 2 indirect ELISA dan F ab’2 ELISA protocol, tetapi yang banyak digunakan adalah metode indirect ELISA dan double antibody sandwich ELISA DAS ELISA. Dalam indirect ELISA uji didasarkan pada adanya ikatan enzim dengan molekul antibody yang dapat dideteksi oleh antiviral immunoglobulin. Sedangkan pada DAS ELISA, virus diikat oleh antibody spesifik yang kemudian bereaksi lagi dengan antibody spesifik yang telah diikat oleh enzim. Dari segi praktikal indirect ELISA lebih sederhana dan lebih cepat karena dalam indirect ELISA tidak Di unduh dari : Bukupaket.com 125 melalui prosedur pemurnian virus, mempersiapkan stock gamma– globulin lgG, dan mela-kukan konjugasi enzim–immuno-globulin. Prosedur uji serologi adalah sebagai berikut: Antigen ekstrak tanaman yang diuji harus dipersiapkan terlebih dahulu Persiapan kontrol yaitu ekstrak tanaman sehat dan suspensi tanaman yang positif terinfeksi virus dalam antigen buffer dengan pengenceran 150. Buat ekstrak antigen dengan cara menggerus jaringan tanaman yang akan diuji kemudian diencerkan dengan antigen buffer dengan pengenceran 19. Masukan antigen tersebu sebanyak 100 —l pada setiap lubang plate ELISA. Tutup plate ELISA dengan plastik tipis dan diinkubasikan selama 1 jam pada suhu tumbuh 37o C atau semalaman pada suhu kamar. Primary specific antiserum harus disiapkan terlebih dahulu. Selama inkubasi atau sebelum uji dimulai dapat dilakukan cross–adsorbtion antiserum dengan jaringan sehat dengan cara sebagai berikut. Jaringan sehat dihancurkan dalam serum buffer dengan pengeceran 120. Suspensi disaring dengan menggunakan kain kasa. Encerkan anti-serum sesuai anjuran dalam suspensi tersebut. Aduk sampai rata dan inkubasi selama 45 menit pada suhu 37 o C. Pencucian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Kosongkan plate ELISA. Cuci plate ELISA dengan PBS Tween, rendam selama 3 menit dengan PBS Tween, ulangi sampai 4 kali cucian. Keringkan dengan kertas tissue. Masukan primary antiserum 100 —l setiap lubang plate ELISA. Inkubasikan plate tersebut selama 1 jam pada suhu 37 o C. Secondary antiserum conjugate harus disiapkan setelah primery antiserum yaitu dengan cara: Kosongkan plate ELISA dan cuci dengan cara seperti di atas. Masukan konjugasi antibody– Alkaline phosphatase tersedia secara komersial sebagai SWAREC = Swine antirabbit enzyme conju-gate pada pengenceran 11000–12000 dalam serum buffer. Inkubasikan selama 1 jam pada suhu 37 o C. Substrat dibuat setelah antiserum siap untuk digunakan. Metoda pembuatan substrat adalah sebagai berikut: Kosongkan plate ELISA dan cuci sebagaimana di atas. Buat larutan substrat dari 1 tablet p– nitrophenyl PNPP, tersedia se-cara komersial dalam 10–15 ml diethanolamine buffer DIEAB. Masukan substrat tersebut 100 —l per lubang. Inkubasikan selama 30 menit pada suhu kamar. Reaksi positif yaitu apabila terjadi perubahan warna menjadi kuning. Baca nilai absorban ultra violet dengan menggunakan alat spektro- fotometer. Untuk menghentikan reaksi dapat dilakukan dengan menambah setetes 3 N NaOH pada tiap lubang. Cara Pembuatan Buffer untuk Inderect ELISA : PBS Phosphate Buffered Saline : a. 0,05 M KH2 PO4 Na2 HPO4 + 8,5 g Na Cl l b. pH 7,2 Di unduh dari : Bukupaket.com 126 Antigen buffer: i. PBS + 0,01 M NaDIECA. PBS Tween untuk mencuci x 1 liter PBS Tween x 0,2 g KCl. x 0,5 ml Tween 20 Serum buffer : x 1 liter PBS Tween x 20 g Polyvinylpyrrolidone 2 MW = 25.000 x 2 g Ovalbumin 0,2 Substrate – Buffer : DIEAB : Diethanolamine Buffer. x 100 ml diethanolamine C4H11NO2. x 200 ml deinonized H2O x 24 ml 5 N Hcl x buat suspensi dalam deionized H2O sampai mencapai volume 1000 ml.

g. Uji Tanaman Indikator