119
10-13 Benih aman untuk disimpan selama 6-18 bulan. Benih masih peka
terhadap beberapa serangga hama dan kerusakan mekanik. 8-10
Benih aman untuk disimpan selama 1-3 tahun. Benih cukup tahan terhadap serangan patogen, tetapi masih peka terhadap beberapa
hama dan kerusakan mekanik. 4-8
Benih aman untuk disimpan dalam wadah tertutup dan kedap udara.
0-4 Benih terlalu kering sehingga kondisi benih dalam keadaan rusak.
33-66 Benih akan berkecambah setelah mengimbibisi air sampai kadar
air benih 33-66
4.6 Pengujian Kesehatan Benih
Berbagai jenis cendawan, bakteri, nematoda dan virus dapat terbawa
benih tanaman. Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
diketahui kelompok cendawan merupakan mikro-organisme yang
paling dominan berasosiasi dengan benih. Sebagian patogen terbawa
benih dapat menimbulkan gangguan tidak saja di pertanaman, tetapi juga di
tempat penyimpanan. Cendawan merupakan mikroorganisme utama
yang sering menimbulkan gangguan di tempat penyimpanan. Kebanyakan
patogen terbawa benih menjadi aktif segera setelah benih disebar atau
disemai, tetapi sebagian patogen baru menunjukkan aktivitasnya yang
ditunjukkan gejala tertentu setelah tanaman dewasa dan berproduksi.
Patogen lebih tepat disebut inokulum patogen dapat terbawa benih
tanaman dalam 3 cara. Pertaman patogen terbawa secara internal dan
berada di dalam jaringan struktur perbanyakan tanaman seperti biji,
dalam hal ini patogen bias berada di embrio, endosperm atau kulit biji.
Kedua, patogen menempel pada permukaan benih. Dan ketiga,
patogen secara terpisah terbawa biji, dalam hal ini patogen bisa berada
dalam sisa tanaman, butiran tanah atau dalam bentuk struktur tertentu.
Sebagai upaya untuk mencegah atau mengurangi risiko akibat
gangguan penyakit atau patogen terbawa benih, maka perlu dilakukan
pemeriksaan atau pengujian kesehatan benih sebelum benih
disimpan ataupun sebelum ditanam. Metode pengujian kesehatan benih
yang digunakan sangat tergantung pada jenis benih dan jenis patogen
yang mungkin terbawa benih. Penentuan metode tersebut
dimaksudkan agar deteksi dan identifikasi patogen terbawa benih
dapat dilakukan dengan mudah dan akurat. Hal tersebut berarti untuk
pengujian suatu contoh benih dapat digunakan lebih dari satu metode
pengujian kesehatan benih. Berbagai macam cara pengujian kesehatan
benih untuk mendeteksi mikroorganisme atau patogen terbawa
benih dapat dikelompokan menjadi :
a. Pengamatan Secara Visual
terhadap Benih Kering Pengujian kesehatan benih
dengan metode pengamatan benih
Di unduh dari : Bukupaket.com
120
kering dapat dilakukan secara cepat untuk mendapatkan informasi awal
tentang penampakan atau status kesehatan benih. Tetapi metode ini
hanya mendeteksi cendawan yang ada di permukaan benih atau
tercampur bersama benih serta kondisi fisik benih saja. Metode ini
dapat digunakan untuk mendeteksi patogen yang menyebabkan gejala
khas pada benih misalnya disklorisasi atau perubahan warna pada kulit
benih, perubahan ukuran, dan bentuk benih. Metode ini juga dapat
digunakan untuk mendeteksi patogen yang menghasilkan struktur tubuh
buah yang dapat dilihat secara visual pada benih atau tercampur pada
benih.
Sebagai tambahan metode ini berguna untuk mengetahui adanya
seranganinfestasi serangga benih atau kerusakan benih atau melihat
adanya perlakuan benih dengan pestisida. Metode ini berkaitan
langsung dengan kegiatan analisis kemurnian benih purity, yaitu apakah
benih tercampur dengan benda-benda dan benih lainnya dalam proses
pemberian sertifikasi benih.
Berdasarkan peraturan Internasional Seed Testing
Association ISTA benda-benda tercampur benih antara lain butiran
tanah, pasir, batu, sisa tanaman, puru nematoda, maupun tubuh buah
cendawan seperti sklerotia, smut bunt yaitu butiran benih yang telah terisi
struktur cendawan. Unsur-unsur yang tercampur dengan benih tersebut
sangat potensial dalam perkembangan dan penyebaran suatu
patogen, karena berbagai cendawan mampu bertahan pada sisa-sisa
tanaman atau butiran-butiran tanah. Benih yang mengalami diskolorasi
maupun yang mengandung patogen infeksi tidak dicantumkan dalam
analisis kemurnian benih, oleh karena itu perlu ada kerjasama dari petugas
yang menangani kemurnian benih dengan petugas yang menangani
kesehatan benih sebelum menerbitkan sertifikat benih.
Prosedur : Metode ini bersifat kualitatif, sehingga
tidak ada standar dalam jumlah contoh benih tertentu yang digunakan
dalam pengujian.
c. Metode Pencucian Benih