162
benda berwarna terang atau putih, sehingga pada saat matahari bersinar,
tanah-tanah hitam dan gelap cenderung lebih hangat ketimbang tanah-tanah
terang atau putih. Lebih banyaknya energi panas yang tersedia dalam tanah
akan lebih mendorong laju evaporasi, namun adanya mulsa atau vegetasi
penutup tanah atau mengeliminasi perbedaan ini.
5.2.6 Klasifikasi Warna
Gelombang elektromagnetik yang dikenal sebagai sinar visibel dapat
dilihat mata mempunyai panjang gelombang sekitar 0,38 – 0,75
P
m. Efek sinar dari berbagai panjang
gelombang yang memengaruhi mata impresi sangat bervariasi. Perbedaan
imperasi inilah yang disebut sebagai “warna”.
Dalam pengklasifikasian warna tanah, metode yang telah dikenal luas
oleh banyak Soil Specialist adalah “Sistem Munsell”, yang membedakan
warna tanah secara langsung dengan bantuan kolom-kolom warna standar.
Warna ini dibedakan berdasarkan tiga faktor basal basic berupa komponen
warna, yaitu hue, value dan chroma, yang mendasari penyusunan variasi
warna pada kartu-kartu Munsell : Hue merujuk pada spektral atau kualitas
warna yang dominan, yang merupakan pembeda antara merah dari kuning, dan
lainnya. Dalam hue ini warna dipilah menjadi 10 warna, yaitu : Y yellow =
kuning, YR yellow – red , R red = merah, RP red – purple, P Purple =
ungu, PB purple – brown, B brown = coklat, BG brown – gray, G gray =
kelabu, dan GY gray – yellow, kemudian setiap warna ini dibagi
menjadi kisaran hue : 0 – 2,5 2,5 – 5,0 5,0 – 7,5 dan 7,5 – 10, yang pada kartu
warna hanya tertulis 2,5 5,0 7,5 dan 10.
Value atau briliance kecemerlangan yang mengekspresikan
variasi berkas sinar yang terjadi jika dibandingkan warna putih absolut. Value
ini merujuk pada gradasi warna dari putih skala 10 ke hitam skala 0, dan
Chroma didefinisikan sebagai gradasi kemurnian dari warna, atau derajat
pembeda adanya perubahan warna dari kelbu atau putih netral skala 0 ke
warna lainnya skala 19.
Dilapangan, ambil tanah secukupnya kira-kira 5 g cocokan
dengan warna yang ada di buku Munsell, misalnya warna tanah terletak
pada kartu Hue 2,5 YR, value 3 dan chroma 4, ditulis 2,5 YR ¾ berarti
warnanya dark reddish brown coklat kemerahan gelap.
5.3 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah yang penting bagi budidaya tanaman adalah derajat
keasaman atau pH tanah. Pada umumnya tanaman membutuhkan
kondisi lahan yang netral dengan pH sekitar 7,0. derajat keasaman tanah ini
akan lebih banyak berpengaruh pada fase pertumbuhan tanaman dan
perkembangan selanjutnya. Hal ini karena pH tanah berkaitan dengan
kemampuan tukar ion yang terjadi di dalam tanah yang pada akhirnya akan
menentukan ketersediaan unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Derajat kemasaman tanah yang tidak sesuai dengan syarat perkembangan
tanaman menakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu dan akhirnya akan
memberikan hasil yang tidak memuaskan. Derajat kemasaman tanah,
akan berpengaruh juga terhadap
kehidupan jasad renik atau mikro- organisme tanah yang berperan dalam
perombakan bahan organik menjadi unsur hara.
Seperti yang telah disebutkan di atas, aktivitas jasad renik dalam
perombakan bahan organik menjadi unsur hara sangat penting bagi
Di unduh dari : Bukupaket.com
163
tanaman. Ini merupakan salah satu sifat biologis tanah yang perlu diperhatikan
dalam memilih tanah untuk keperluan budidaya. Sifat biologis tanah akan
membantu tersedianya unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman,
membantu melarutkan unsur hara yang tidak dapat larut dalam air melalui
proses biologis. Jasad renik juga dapat membantu proses nitrifikasi, yaitu fiksasi
nitrogen dari udara menjadi senyawa nitrit dan kemudian menjadi senyawa
nitrat yang dapat dimanfaatkan oleh akan tanaman. Dengan demikian akan
menyuburkan tanah.
Tabel 5.5. Penggolongan tanah berdasarkan suhu. Beda temperatur musim panas – musim dingin
o
C Rerata temperatur tanah
tahunan
o
C 5
5 8
8 - 15 15 – 22
22 Frigid
Mesik Thermik
Hyperthermik Isofrigid
Isomesik Isothermik
Isohyperthermik
5.4 Teknik Pengolahan Tanah
Pengolahan lahan terdiri dari persiapan lahan, pengolahan tanah dan
pembuatan bedengan. Lahan untuk budidaya secara konvensional pada
umumnya terdiri dari tanah yang merupakan tempat tumbuh tanaman.
Oleh karena itu tanah yang akan ditanami harus dipersiapkan sebaik
mungkin sehingga tanaman bisa tumbuh dengan subur dan hasilnya memuaskan.
Sebelum melakukan pengolahan tanah hendaknya lahan dibersihkan
terlebih dahulu dari sisa-sisa tanaman yang ada, misalnya rerumputan dan
semak yang tumbuh pada lahan tersebut. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan pengolahan tanah.
Gambar 5.2 . Perkembangan kesuburan tanah Encarta, 2006
Di unduh dari : Bukupaket.com
164
Pembersihan lahan ini dapat dilakukan dengan pembabatan, dan pencabutan.
Semua bahan organik yang terkumpul diupayakan untuk diproses menjadi
kompos dengan menggunakan dekomposer bio-fertilizer dan antagonis
patogen tular tanah, sehingga diperoleh kompos siap pakai yang mengandung
mikroflora tanah yang berfungsi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan
berdampak positif untuk tanaman yang dibudidayakan.
Pada tanah basah seperti tanah sawah, pembersihan lahan dilakukan
dengan membabat atau membenamkan sisa tanaman ke dalam tanah yang
terendam air. Untuk mempercepat proses pengomposan pada tanah sawah
dapat ditambahkan bio-fertilizer dan dekomposer yang bersifat anaerob.
Pengolahan tanah merupakan kegiatan yang dilakukan agar tanah
menjadi gembur dan subur, agar tanaman bisa tumbuh dengan subur dan
memberikan banyak hasil. Pengolahan penggemburan tanah ini bisa dilakukan
dengan cangkul atau dengan bajak sedalam 20-30 cm.
Setelah kegiatan pengolah tanah, tahap berikutnya yang harus dikerjakan
adalah pembuatan bedengan. Fungsi bedengan adalah memudahkan
perawatan tanaman, pengaturan air, penanaman benih atau bibit tanaman.
Dengan adanya bedengan maka akan terbentuk saluran-saluran pembuangan air
yang sekaligus bisa digunakan sebagai jalan untuk mengamati atau merawat
tanaman. Bedengan biasanya dibuat dengan ukuran lebar 1-1,2 meter,
panjang 10-15 meter tergantung luas lahan, tinggi 15-20cm, dan jarak antara
bedengan 30-40 cm.
Pembuatan lubang tanam dan pemberian pupuk dasar. Pembuat-an
lubang tanam dilakukan dengan membuat lubang dan menggemburkan tanah
disekitar tanah tersebut. Lubang tanam ini dibuat dengan ukuran lebar 15-20 cm,
dalam 20-25 cm dan jarak antar lubang 60 x 70 cm atau 60 x 60 cm.
Gambar 5.3. Pengolahan tanah. A. Pengolahan tanah di lahan kering dengan menggunakan traktor. B. Pengolahan tanah
di lahan sawah dengan menggunakan hand tractor.
Setelah pembuatan lubang tanam sesegera mungkin diberi
pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar diupayakan berupa pupuk organik
kompospupuk kandang yang mengandung bio-fertilizer dan
antagonis. Penambahan kedua bahan tersebut dimaksudkan untuk melakukan
kegiatan preventif pencegahan agar tanaman terhindar dari serangan
Di unduh dari : Bukupaket.com
165
patogen penyebab penyakit dan menyiapkan beberapa unsur hara yang
tersedia bagi tanaman. Pada kalangan petani sering disebut sebagai
menyiapkan koki bio-fertlizer dan dokter tanaman bo-pestisida.
Gambar 5.4. Pembuatan bedengan dengan menggunakan
traktor
Setelah pembuatan lubang tanam sesegera mungkin diberi
pupuk dasar. Pemberian pupuk dasar diupayakan berupa pupuk organik
kompospupuk kandang yang mengandung bio-fertilizer dan
antagonis. Penambahan kedua bahan tersebut dimaksudkan untuk melakukan
kegiatan preventif pencegahan agar tanaman terhindar dari serangan
patogen penyebab penyakit dan menyiapkan beberapa unsur hara yang
tersedia bagi tanaman. Pada kalangan petani sering disebut sebagai
menyiapkan koki bio-fertlizer dan dokter tanaman bo-pestisida.
5.5 Teknik Penanaman