137
Substrate – Buffer : DIEAB : Diethanolamine Buffer.
x 100 ml diethanolamine C4H11NO2.
x 200 ml deinonized H2O x 24 ml 5 N Hcl
x buat suspensi dalam deionized H2O sampai mencapai volume
1000 ml. 6 Uji Tanaman Indikator
Pengujian dengan tanaman indikator digunakan terutama untuk
mendeteksi virus dan bakteri terbawa benih. Prinsip pengujiannya adalah
reaksi dari tanaman indikator terhadap ekstraksap dari biji yang
diinokulasikan pada tanaman indikator tersebut. Reaksi yang terjadi adalah
berupa gejala lokal pada daun tanaman indikator.
7 Uji dengan Teknologi Biomolekuler
Teknik biomolekuler sudah mulai digunakan dalam pengujian kesehatan
benih. Teknik biomo-lekuler yang diaplikasikan dalam pengujian
kesehatan benih adalah Polymerase chain reaction PCR. Teknik PCR
mempunyai tingkat ketelitian yang sangat tinggi dan dapat dilakukan
dalam waktu yang relatif singkat. Tetapi penggunaan teknik PCR untuk
pengujian rutin kesehatan benih masih terlalu mahal dalam hal bahan,
peralatan dan tenaga pelaksana.
4.9 Prosedur Memproduksi Benih Bersertifikat
Seorang penangkar benih bersertifikat perlu memiliki
pengetahuan yang cukup tentang cara memproduksi benih bermutu dan cara
menyimpan benih. Hal berikutnya adalah penguasaan pengolahan
benih, tanah, dan gudang penyimpanan, serta sikap jujur dan
bersedia selalu mematuhi peraturanketentuan perbenihan yang
berlaku.
Prosedur untuk mendapatkan sertifikat dimulai dari permohonan
sertifikasi, pengajuan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan lapang,
pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan, pengambilan sampel
benih, dan pengajuan pemasangan label sertifikat.
a. Permohonan sertifikasi
Untuk menghasilkan benih bersertifikat, dimulai dari pengajuan
permohonan sertifikasi kepada BPSB setempat yang dilakukan paling
lambat satu bulan sebelum tebar tanam dengan mengisi formulir.
Formulir isian mencakup tentang nama dan alamat pemohon
penangkar, letak areal, asal benih sumber, rencana penanaman, sejarah
lapangan, dan isolasi jarakwaktu yang dilakukan. Setelah diisi, formulir
diserahkan dengan dilampirkan label benih kelas dan benih sumber yang
akan digunakan dan denah situasi lapangan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
138
1 Permohonan pemeriksaan lapang pendahuluan
Penangkar menyampaikan pemberitahuan siap untuk diperiksa
lapang pendahuluan kepada BPSB setempat paling lambat 10 hari
sebelum tanam atau seminggu sebelum pemeriksaan lapang. Dalam
pemeriksaan ini, pengawas BPSB akan menguji kebenaran data
lapangan yang diajukan penangkar seperti dalam surat permohonan
sertifikasi. Jika data lapangan menunjukkan kesesuaian maka lahan
penangkaran tersebut telah syah dinyatakan sebagai lahan produksi
benih bersertifikat.
2 Permohonan pemeriksaan fase vegetatif
Pemeriksaan lapangan pertama dilakukan saat tanaman dalam fase
pertumbuhan vegetatif atau sekitar 30 hari setelah tanam. Pengajuan
permohonan pemeriksaan diajukan kepada BPSB paling lambat 7 hari
sebelum pemeriksaan, pemeriksaan akan dilakukan terhadap keberadaan
campuran varietas lain CVL. Nilai standar CVL berbeda untuk setiap
jenis tanaman dan kelas benih yang diproduksi. Semakin tinggi kelas
benih, semakin ketat standarnya.
Sebelum pengawas BPSB memeriksa, penangkar benih
sebaiknya melakukan roguing agar standar lapang benih bersertifikat
terpenuhi. Jika hasil pemeriksaan oleh pengawas BPSB menyatakan lulus,
lahan tersebut dapat diteruskan untuk proses sertifikasi selanjutnya. Jika
lahan dinyatakan tidak lulus maka penangkar diwajibkan melakukan
roguing ulang, dan selanjutnya mengajukan pemeriksaan ulangan.
Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan satu kali. Jika haisl
pemeriksaan ulang lahan dinyatakan tidak lulus, maka lahan tersebut gagal
untuk dijadikan areal produksi benih karena kemurniannya tidak dapat
dipertanggung-jawabkan, dan hanya diperbolehkan untuk produksi non
benih.
3 Permohonan pemeriksaan lapangan fase generatif
Pemeriksaan lapangan fase generatif hanya dilakukan bila telah
lulus pada tahapan pemeriksaan sebelumnya. Pengajuan permohonan
pemeriksaan lapangan fase generatif saat berbunga dilakukan satu
minggu sebelum pemeriksaan dilakukan. Dalam pemeriksaan ini juga
diamati keberadaan dari CVL dengan pengamatan pada organ reproduktif,
seperti warna dan bentuk bunga, serta saat pembungaan. Seperti pada
pengawasan lapangan fase vegetatif, penangkar benih diberi kesempatan
untuk melakukan pengawasan ulang jika hasil pemeriksaan dinyatakan
tidak lulus. Pemeriksaan ulang pun hanya diberikan satu kali.
4 Permohonan pemeriksaan fase menjelang panen
Pemeriksaan fase menjelang panen dilakukan bila telah lulus
pemeriksaan lapang sebelumnya. Pemeriksaan dilakukan satu pekan
sebelum panen menjelang masak fisiologis. Permohonan pemeriksaan
Di unduh dari : Bukupaket.com
139
diajukan satu minggu sebelum pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang
diperiksa pada pemeriksaan ini meliputi komponen buah dan benih,
seperti warna dan bentuk benih. Tidak seperti pada pemeriksaan
sebelumnya, pada pemeriksaan ini tidak dilakukan pemeriksaan ulang.
Artinya, jika lahan dinyatakan tidak lulus maka secara langsung benih
yang dihasilkan di lahan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai benih
bersertifikat.
5 ermohonan pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih
Selain benih, alat-alat panen dan pengolashan benih pun dilakukan
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa
peralatan yang digunakan dalam panen dan pengolahan benih tidak
membawa sumber kontaminan, seperti varietas lain. Pengajuan
pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih dilakukan paling
lambat satu minggu sebelum panen atau bersamaan dengan pemeriksaan
lapangan fase menjelang panen. Hal yang dilakukan pengawas BPSB
dalam pemeriksaan ini adalah menjalankan menghidupkan semua
alat pengolahan benih sehingga sisa- sisa kotoran dan benih dari proses
pengolahan benih sebelumnya dapat keluar dan alat dapat dibersihkan.
b. Pengawasan pengolahan benih