81
susunan dalam lingkaran dengan bagian-bagiannya dalam jumlah kecil.
Peleburan bagian-bagian bunga dapat terjadi dengan berbagai cara,
yaitu petal membentuk tabung, karpel menjadi pistil majemuk, dan dinding
bakal buah melebur. Adanya peleburan bagian-bagian bunga
menunjukkan adanya perkembangan evousioner. Pengelompokan bunga
dapat berdasarkan kelengkapan bagian-bagian bunga, yaitu bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna mempunyai empat
organ bunga yang dapat dibedakan, yaitu sepal, petal, stamen dan pistil.
Bunga tidak sempurna bilamana salah satu organnya tidak ada,
kalaupun ada bentuknya rudimenter dan hanya dapat dikenali dengan
pemeriksaan cermat. Pada banyak tanaman, misalnya petal telah hilang,
dan sepalnya hanya berbentuk sisik, gigi, atau takik. Tumbuhan yang
bagian perianthnya menjadi amat kecil atau tidak menyolok. Contohnya
Gramineae, beberapa Acer, Quercus, dan Ulmus.
Reduksi dalam jumlah dapat pula didapati pada stamen dan pistil.
Bunga yang mempunyai keduanya dan berfungsi disebut biseksual. Jika
salah satu tidak ada atau tidak berfungsi, maka bunga tersebut
disnamakan bunga uniseksual. Jika hanya ada stamen, maka dinamakan
staminat atau bunga jantan; sebaliknya disebut pistilat atau bunga
betina jika hanya memiliki pistil tanpa stamen. Kedua macam bunga
uniseksual dapat dijumpai pada tanaman yang sama, seperti jagung,
kebanyakan begonia, waluh jepang, mentimun dan lain-lain.
4.2 Buah, Biji dan Perkembangan Biji
Setelah pembuahan, maka bakal buah bersama bijinya berkembang
menjadi buah. Dinding bakal buah matang yang disebut perikarp
menutupi biji tumbuhan bunga, oleh karena itu istilah ”angiospermae”
digunakan untuk menamai tanaman yang memiliki biji terttutup. Beberapa
jenis buah menjadi kerig apabila sudah matang; jenis lainnya
berdaging. Buah kering tersebut kemudian merekah, dan ada yang
tidak merekah pada waktu matang. Macam buah yang tidak merekah
umumnya berbiji tunggal dan berukuran kecil, sebagai contohnya
adalah bunga matahari dan jagung dimana buannya sering dinamakan
biji.
Proses pembuahan akan mempengaruhi biji secara langsung.
Selain itu proses tersebut juga akan mempengaruhi perkembangan
seluruh jaringan buah secara tidak langsung. Jika stigma tidak dibuahi
dan pembuahan tidak terjadi, setidaknya pada beberapa bakal biji,
maka bunga biasanya menjadi layu dan gugur tanpa perkembangan lebih
lanjut. Reaksi-reaksi ini tampaknya beruhungan dengan hormon tumbuh
atau auksin yang merupakan senyawa yang terkandung dalam
buah. Auksin biasanya dihasilkan oleh jaringan buah yang sedang
tumbuh dan rupanya bertanggung- jawab baik terhadap pertumbuhan
selanjutnya maupun terhadap
kemampuan untuk bersaing dengan bagian-bagian lainnya dalam tubuh
Di unduh dari : Bukupaket.com
82
tumbuhan dalam memperoleh makanan. Pertumbuhan berhenti
pada bunga matang dan untuk memulain perkembangan baru
diperlukan beberapa perangsang. Rang-sangan ini menjadi tersedia
dengan adanya penyerbukan dan pembuahan. Butir-butir serbuk sari
mengandung auksin, pertumbuhan tabung sari melalui tangkai kepala
putik mungkin menghasilkan lebih banyak auksin dan pembuah itu
merangsang sel untuk membelah diri dan menghasilkan auksin pada biji
muda. Auksin yang dihasilkan tersebut pada gilirannya akan
merangsang pembelahan sel secara terus menerus. Konsentrasi auksin
bertemabah beberapa kali setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan,
sehingga buah tumbuh dengan aktif dan meningkat hingga maksimal.
Bunga dan buah yang amat muda pada tanaman apel, jagung dan
beberapa jenis tanaman lain kurang bersaing untuk memperoleh makanan,
dan akan melanjutkan pertumbuhan jika bahan-bahan makanan tersedia
bebas dan mudah diperoleh.
Sebaliknya buah pada tanaman yang sama akan bersaing dengan ketat
dalam pengadaan makanan dari jarak beberapa puluh sentimeter. Maka
dianggap bahwa kemampuan bersaing ini didasarkan atas
pembentukan auksin oleh biji-biji yang sedang berkembang dan bagian-
bagian lain pada buah. Bunga kadang-kadang
mempunyai satu tangkai sumbu seperti pada tulip. Pada bunga
kelompok ini pembungaan disebut dengan infloresensi. Macam-macam
infloresensi pada suatu species, gunus atau famili berjalan secara
konstan sehingga dapat dijadikan cara untuk mengidentifikasi tumbuh-
tumbuhan. Contoh pembungaan infloresensi terjadi pada broikoli,
nenas, murbei nangka dan lain-lain.
Suatu proses pembungaan merupakan hasil evolusi. Beberapa
teori telah dikemukakan untuk menerangkan asal usul bunga dari
evolusinya. Menurut suatu teori, bunga adalah sumbu yang
termodifikais dan menyangga bagian- bagian hiasan bunga, stamen dan
karpel. Ruas-ruasnya tertekan pada sepal terbawah sehingga buku-buku
sangat berdekatan. Apabila bung mempunyai sepal dan petal
menyerupai daun, maka kemung- kinan besar bunga tersebut akan
steril. Pada angiospermae petal kemungkinan berasal dari perubahan
stamen yang menjadi petal karena hilanya jaringan reproduktif dan
membentuk seperti sepal. Stamen dan karpel kadang-kadang mirip
dengan daun. Pada kondisi ini keduanya dianggap homolog dengan
daun dan merupakan transformasi daun selama evolusi. Dengan
demikian karpel dan pistil sederhana ditafsirkan sebagai organ ber-bentuk
daun yang berubah dan terdapat sepanjang tulang daun tengah.
Bagian ujung karpel berubah menjadi stigma dan siap menerima
serbuk sari. Beberapa bunga mempunyai ciri khusus karena adanya
modifikasi organ-organ bunga. Biji merupakan struktur myang kompleks
yang terdiri dari embrio atau lembaga, kulit biji dan persediaan makan
cadangan. Dalam biji tumbuhan
Di unduh dari : Bukupaket.com
83
makanan disimpan dalam lembaga atau pada jaringan di sekelilingnya.
Bagian bunga yang esensial adalah pistil dan stamen yang secara
langsung terlibat dalam proses pembentukan biji
Gambar 4.3 . Beberapa jenis serbuk sari
Bila suatu kepala sari yang muda diperhatikan dengan cermat maka akan tampak empat cuping yang terdiri dari mikrosporangium. Cuping merupakan ruang
tanpa dinding yang dibatasi oleh jaringan steril kepala sari. Dua mikrosporangioum terletak pada dua sisi jaringan penopang yang dilalui satu berkas pembuluh. Irisan
melintang melalui anther kuncup bunga yang muda memperlihatkan adanya sekumpulan sel besar dalam setiap mikrosporangium atau sel induk mikrospora. Sel
induk mikrospora mengandung banyak sitoplasma dan nukleus besar. Sel tersebut meluas dalam masa perpanjangan kepala sari. Ketika pertama kali dibentuk sel induk
Di unduh dari : Bukupaket.com
84
mikrospora sangat padat tetapi kemudian harus memisahkan diri menjadi berbentuk bola
Semasa pertumbuhan anther nukleus setiap induk mikrospora membelah diri kemudian nukleus anak akan membelah lagi. Peristiwa ini merupakan proses
meiosis. Setelah dinding sel terbentuk maka terjadi empat sel yang disebut dengan mikrospora. Kumpulan mikrospora disebut tetrad. Mikrospora akan berkembang
menjadi butir serbuk sari.
Perubahan mikrospora menjadi butir serbuk sari disebabkan oleh pembelahan inti mikrospora. Anak inti berpisah dan bersama dengan sitoplasma membentuk dua sel
yang berdekatan, atau terkadang dipisahkan oleh membran yang tipis. Salah satu sel ini adalah sel tabung yang merupakan sel. Sedangkan sel lainnya yang berukuran
lebih besar disebut sel generatif. Pada beberapa species sel generatif terbelah membentuk sel gamet jantan sebelum seruk sari ditumpahkan. Dengan demikian
ada dua macam serbuk sari dalam tumbuhan berbunga. Serbuk sari pertama hanya berisi tabung dan nukleus generatif yang bersamaan dengan kesiapan serbuk sari
yang ditumpahkan. Serbuk sari yang kedua berisi nukleus tabung dan dua nukleus jantan. Dinding mikrospora menjadi dinding serbuk sari dan berubah menjadi tebal
dengan permukaan luar ditutupi duri atau ciri khas lainnya.
Peristiwa yang terjadi di dalam bakal biji bersamaan dengan pembentukan sperma. Langkah-langkah ini mengarah kepada pembentukan gamet betina atau sel
telur. Bakal biji adalah bentuk permulaan dari biji di daerah plasenta pada dinding bakal buah. Perkembang-biakan ini terdiri dari suatu lapisan yang tebalnya sampai
beberapa sel dan dinamakan nucelus. Penebalan khusus ini menutupi satu sel induk magaspora. Pada tumbuhan berbiji yang tumbuhan tingkat rendah yang mempunyai
dua jenis spora akan menyimpan sel induk megaspora di dalam megasporangium. Proses ini hanya terdapat pada tumbuhan angiospermae. Pada tumbuhan biji
tertutup pada umumnya nucelus dianggap sebagai dinding megasporangium.
Sebagai akibat pertumbuhan nucelus dan basal akan segera diangkap pada integumen, kemudian akan tumbuh dan mengelilingi mikrofil. Bakan biji dapat lurus
tetapi pada kebanyakan tumbuhan bunga bakal biji itu menjadi terbalik degan lubang mikrofilnya mengarah ke bagian plasenta dan tangkainya melebur ke integumen. Sel
induk megaspora akan membelah dua dan membentuk emepat megaspora. Hanya satu diantara empat megaspora dan biasanya megaspora yang paling jauh dari
mikrofil akan paling dekat dengan suplai makanan.
Kantung embrio adalah satu megaspora yag besar dan hidup secara terus menerus. Selama perkembangan kantung embrio, inti megaspora terbagi menjadi
tiga proses mitosis sehingga menjadi delapan inti yang secara genetis identik. Makanan dan minuman diserap melalui tangkai bakal biji dan kantungnya membesar
bersamaan dengan nucelus dan integumen. Empat diantara kedelapan inti tersebut berada di ujung mikrofil kantung embrio. Sedangkan empat lainnya di ujung yang
berlawanan. Satu nukeus, inti kutub akan berpindah dari kelomppok megaspora ke arah tengah kemudian dikelilingi membran tipis, sehingga selama proses ini akan
menyebabkan inti tertinggal. Ketiga sel di ujung mikrofil adalah sel telur. Sedangkan dua sel yang berdekatan akan mengelilingi sel telur dan disebut sebagai sinergit.
Di unduh dari : Bukupaket.com
85
a. Pembuahan