128
e. Permohonan pemeriksaan fase
menjelang panen Pemeriksaan fase menjelang
panen dilakukan bila telah lulus pemeriksaan lapang sebelumnya.
Pemeriksaan dilakukan satu pekan sebelum panen menjelang masak
fisiologis. Permohonan pemeriksaan diajukan satu minggu sebelum
pemeriksaan dilakukan. Hal-hal yang diperiksa pada pemeriksaan ini
meliputi komponen buah dan benih, seperti warna dan bentuk benih. Tidak
seperti pada pemeriksaan sebelumnya, pada pemeriksaan ini
tidak dilakukan pemeriksaan ulang. Artinya, jika lahan dinyatakan tidak
lulus maka secara langsung benih yang dihasilkan di lahan tersebut tidak
dapat dijadikan sebagai benih bersertifikat.
f. Permohonan pemeriksaan alat-
alat panen dan pengolahan benih
Selain benih, alat-alat panen dan pengolashan benih pun dilakukan
pemeriksaan. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa
peralatan yang digunakan dalam panen dan pengolahan benih tidak
membawa sumber kontaminan, seperti varietas lain. Pengajuan
pemeriksaan alat-alat panen dan pengolahan benih dilakukan paling
lambat satu minggu sebelum panen atau bersamaan dengan pemeriksaan
lapangan fase menjelang panen. Hal yang dilakukan pengawas BPSB
dalam pemeriksaan ini adalah menjalankan menghidupkan semua
alat pengolahan benih sehingga sisa- sisa kotoran dan benih dari proses
pengolahan benih sebelumnya dapat keluar dan alat dapat dibersihkan.
g. Pengawasan pengolahan benih
Pengawasan pengolahan benih tidak diajukan oleh penangkar benih,
tetapi merupakan peng-awasan langsung oleh petugas BPSB secara
periodik selama masa pengolahan benih dengan waktu yang tidak
diberitahukan kepada penangkar. Tujuan dari pengawasan ini adalah
memastikan bahwa selama dalam pengolahan tidak terjadi kecurangan-
kecurangan yang dilakukan penangkar, misalnya mencampurkan
benih yang lulus lapangan dengan benih kedaluwarsa atau benih tidak
lulus lapangan. Jika didapatkan penangkar yang melakukan
kecurangan maka proses sertifikasi dapat dihentikan.
h. Permohonan pengambilan contoh benih
Prosedur selanjutnya adalah permohonan pengambilan contoh
benih guna pengujian di laboratorium analisis mutu benih BPSB.
Pengambilan contoh benih oleh pengawas BPSB dilakukan setelah
pengolahan benih. Permohonan oleh penangkar dilakukan 1 minggu
sebelum pengawasan dilakukan. Sebelum dilakukan pengambilan
contoh benih, penangkar diwajibkan telah menempatkan dan mengemas
benih secara tepat. Benih telah dikemas dengan kemasan curah
belum dikemas dengan kemasan pemasaran dan dikelompokkan
Di unduh dari : Bukupaket.com
129
berdasarkan lot yang tepat, misalnya berdasarkan tanggal panen yang
sama dari varietas yang sama. Lot benih ditempatkan sedemikian rupa
sehingga setiap wadah benih berpeluang sama untuk diambil
contoh benihnya. Pengawas dapat membatalkan pengambilan contoh
benih jika diindikasikan adanya kelompok benih yang mencurigakan
atau susunan penempatan benih tidak memungkinkan semua wadah diambil
contoh benihnya.
i. Permohonan pengawasan
pemasangan label sertifikat Prosedur akhir dari proses
pembuatan benih bersertifikat adalah pengawasan pemasangan label
sertifikasi. Jika dalam pengujian laboratorium, benih penangkaran
dinyatakan lulus maka selanjutnya penangkar mengajukan pengawasan
pemasangan label sertifikat pada benih-benih yang akan dikemas
dengan ukuran tertentu sesuai kebutuhan pasar.
Dalam pengajuan ini, penangkar memohon nomor seri label
sertifikasi dengan mencantumkan jumlah segel seal dan label
sertifikasi yang diperlukan, nomor pengujian, nomor kelompok benih
yang bersangkutan, jenis, varietas, jumlah wadah, berat bersih tiap
wadah, nama dan alamat produsen. Adapun isi label akan meliputi hasil-
hasil pengujian laboratorium yang terdiri dari nilai kadar air benih,
kemurnian, daya tumbuh benih, sertak andungan kotoran dan campuran
varietas lain, selain identitas lain sesuai yang diajukan penangkar
benih.
j. Permohonan pelabelan ulang
Benih bersertifikat telah mendekati atau habis masa edarnya
dan akan diedarkan kembali harus dilakukan pengujian dan pelabelan
ulang. Produsen benih bersertifikat wajib mengajukan pengambilan
contoh benih, mengujikannya dan kemudian me-masang label ulangan
pada kemasan benihnya. Prosedur dan pe-laksanaan dari pelabelan
ulang sama seperti pada prosedur pengambilan contoh dan pengawasan
pemasangan label sebelumnya. Pengajuan pelabelan ulang dilakukan
satu bulan sebelum masa edar benih bersertifikat berakhir. Pada kemasan
benih, dicantumkan data analisis mutu benih terbaru dan dicantumkan pula
kode LU yang berarti Label Ulang.
Dormansi sekunder adalah dormansi yang disebabkan oleh tidak
tersedianya salah satu faktor yang berpengaruh bagi perkecambahan
tertentu. Meski sifat dormansi sangat berkaitan dengan sifat genetik, tetapi
dormansi benih terutama dormansi sekunder dapat pula disebabkan oleh
faktor lingkungan dan atau faktor pengelolaan dalam proses produksi,
pengolahan, dan penyimpanan benih. Kondisi iklim yang kering dan panas
sangat kondusif untuk menghasilkan benih yang berkulit keras hardseed.
Hubungan antara dormansi benih dan mutu benih terkair dengan mutu
daya simpan benih. Benih dorman akibat kekerasan kulit benih secara
umum diyakini memiliki daya simpan yang lebih panjang dibandingkan
Di unduh dari : Bukupaket.com
130
benih yang tidak memiliki sifat kulit benih keras. Namun demikian nilai
positif dormansi benih ini menuntut penanganan yang tepat saat benih
harus dikecambahkan karena dibutuhkan teknik pematahan
dormansi yang tepat pula.
4.8 Pengujian Kesehatan Benih