Perkembangan dan Pengertian Tanah

145

BAB 5. TEKNIK PEMELIHARAAN TANAMAN HASIL PEMBENIHAN 5.1 Media Tumbuh

Tanah adalah tempat tumbuh tumbuhan di atas permukaan bumi. Di dalam tanah terdapat air, udara dan berbagai hara tumbuhan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Air yang beada dalam tanah sangat pentig untuk proses kimia, biologi dan fisika tanah. Sebagain air tanah terdapat dalam bentuk lapisan tipis yang dinamakan air kapiler. Air kapiler membentuk larutan tanah yang berfungsi seba-gai sumber unsur hata tumbuhan. Udara dalam tanah beasal dari udara atmosfir yang mengandung sekitar 21 Okigen, 78 nitrogen, dan 1 CO2 beserta gas lainnya. Semua gas tersebar dalam poripori tanah atau terlarut dalam tanah. Akar dan organisme tanah memerlukan oksigen untuk proses pernafasan respirasi. Oksigen dalam tanah digunakan oleh se-mua mahluk hidup dalam tanah, baik organisme maupun mikroor-ganisme, sehingga konsentrasi oksigen dalam tanah akan lebih rendah dibandingakan dengan oksigen di atas permukaan tanah atmosfir. Di dalam tanah terdapat nitrogen, fosfor, belerang, kalium, kalsium dan magnesium dalam jumlah yang relatif banyak unsur hara makro dan terdapat sedikit besi, mangan, boron, seng dan tembaga unsur hara mikro. Beberapa tumbuhan membutuhkan beberapa unsur lain seperti natrium, molibdenum, klor, flour, iod, silikon, strontium. Barium dan kobalt. Hara esensial penting sebagian besar terdapat dalam tanah. Nitogen merupakan unsur hra yang sangt penting bagi tumbuhan. Nitrogen merupakan ba-han baku untuk penyusunan protein dan asam amino tumbuhan. Nitoden diserap oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan amonium. Fosfor dibentuk pada tanah mineral dan berbagai senyawa organik. Fosfor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion fospat. Belerang ditemukan dalam tanah mineral. Belerang diserap oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. Kalium, kalsium dan magnesium merupakan logam. Pada saat ketiga logam tersebut di atas bereksi dengan air maka akan dibebaskan ion-ion kalium, kalsium dan magnesium.

a.Perkembangan dan Pengertian Tanah

Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan pemindah tanaman pangan nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini kesuburan tanah. Dengan berkembangnya areal perkotaan, terjadi benturan kepentingan antara kebutuhan lahan untuk sarana transportasi dan pendirian bangunan dengan kebutuhan lahan pertanian, yang seringkali menyebabkan tergusurnya lahan pertanian yang produktif semata-mata karena alasan finansial. Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi natural body yang berasal dari bebatuan natural material yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam natural force, sehingga membentuk regolit lapisan Di unduh dari : Bukupaket.com 146 berpartikel halus. Konsep ini dikembangkan oleh para Geologis pada akhir abad XIX. Hal-hal yang dipelajari adalah 1. Perbedaan-perbedaan berbagai jenis tanah dan dijumpainya suatu jenis tanah yang sama jika kondisinya relatif sama. 2. Masing- masing jenis tanah mempunyai morfologi yang khas sebagai konsekuensi keterpaduan pengaruh spesifik dari iklim, jasad hidup tanaman dan ternak, bahan induk, topografi dan umur tanah; dan 3. Tanah merupakan hasil evolusi alam yang bersifat dinamis sepanjang masa. Dinamika dan evolusi alam ini terhimpun dalam definisi bahwa tanah adalah bahan mineral yang tidak padat unconsolidated terletak di permukaan bumi, yang telah dan akan tetap mengalami perlakuan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor genetik dan lingkungan yang meliputi bahan induk, iklim termasuk kelembaban dan suhu, organisme makro dan mikro dan topografi pada suatu periode waktu tertentu. Satu penciri-beda utama adalah tanah ini secara fisik, kimiawi dan biologis, serta ciri-ciri lainnya umumnya berbeda dibanding bahan induknya, yang variasinya tergantung pada faktor- faktor pembentuk tanah tersebut. Pengertian ini disebut sebagai definisi pedologis pedo = gumpal tanah. Dalam definisi yang lain ilmu tanah adalah ilmu pengetahuan alam murni dalam hal: 1 asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam bidang kajian genesis tanah, dan 2 nama-nama, sistematik, sifat kemampuan dan penyebaran berbagai jenis tanah yang tercakup dalam bidang kajian Klasifikasi dan Pemetaan Tanah. Hasil kajian tanah secara pedologis ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan dasar dalam pemanfaatan masing- masing jenis tanah secara efisien dan rasional. Kajian Pedologi antara lain meliputi Agrogeologi, Fisika, Kimia dan Biologi Tanah, Morfologi dan Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, Ilmu Ukur Tanah, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Pemahaman tanah sebagai media tumbuh tanaman pertama kali dikemukakan oleh Dr. H.L. Jones dari Cornell University Inggris, yang mengkaji hubungan tanah pada tanaman tingkat tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian yang seekonomis mungkin. Kajian tanah dari aspek ini disebut edaphologi edaphos = bahan tanah subur, namun pada realitasnya kedua definisi selalu terintegrasi. Kajian Edaphologi ini antara lain meliputi Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah dan Bioteknologi Tanah, sedangkan yang merangkum kajian Pedologi dan Edaphologi sekaligus antara lain meliputi Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Tata Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan sebagai: Lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembang sistem perakaran penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain; dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota organisme yang berpartisipasiaktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif pemacu tumbuh, proteksi bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas Di unduh dari : Bukupaket.com 147 tanah untuk menghasilkan biomasa, baik tanaman pangan, obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. Atas dasar definisi ini maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama, yaitu sebagai 1. Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran yang mempunyai dua peran utama. 2. Penyokong tegak- tumbuhnya trubus bagian atas tetanaman. 3. sebagai penyerap zat- zat yang dibutuhkan tanaman. 4. Penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air, udara dan unsur-unsur hara. 5. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman yang berfungsi dalam menunjang aktivitasnya supaya berlangsung optimum, meliputi zat-zat aditif yang diproduksi oleh biota terutama mikroflora tanah seperti a. zat-zat pemacu tumbuh hormon, vitamin dan asam-asam organik khas. b. antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hamapenyakit tanaman di dalam tanah. c. senyawa-senyawa atau enzim yang berfungsi dalam penyediaan kebutuhan primer tersebut atau transformasi zat-zat toksik eksternal seperti pestisida dan limbah industri berbahaya; serta. d. Habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama dan penyakit tanaman. Fungsi-fungsi tanah yang sedemikian vitalnya dalam penyediaan bahan pangan, papan dan sandang bagi manusia juga bagi hewan ini membawa konsekuensi bahwa seorang ahli tanah tidak saja dituntut untuk berpengetahuan tentang: 1 tanah sebagai tempat tumbuh dan penyedia kebutuhan tanaman, tetapi juga harus memahami, 2 fungsi tanah sebagai pelindung tanaman dari serangan hama dan penyakit dan dampak negatif pestisida limbah industri berbahaya tersebut. Oleh karena itu, dalam buku ini dituturkan dalam kerangka pengertian fenomena ini.

b. Profil Tanah