Pergiliran Generasi TEKNIK PRODUKSI BENIH GENERATIF TANAMAN 4.1 Proses Pembentukan Biji Pada

90 Biji angiospermae merupakan suatu struktur yang kompleks dan jaringannya bermacam-macam. Biji angisperma tersusun dari kulit biji, endoperma dan embrio. Hal ini terjadi pada tanaman jagung, gandum, padi atau dari kulit biji dengan embrio saja. Gambar 4.8b. Perkecmbahan pada tanaman monokotil barley

c. Pergiliran Generasi

Pergiliran generasi merupakan kejadian dalam dua fase, atau generasi, dalam daur hidup organisme yang berkembang biak secara seksual. Salah satu dari generasi ini menghasilkan spora dan disebut dengan sporofit. Yang lain menghasilkan gamet dan disebut generasi gametofit. Kata generasi dipakai dalam hal ini untuk membedakan dari yang biasa dipakai, yang mengacu kepada selang waktu di antara kelahiran tetuanya dan kelahiran keturunannya. Pergiliran generasi ini bersesuaian dengan pergantian jumlah kromosom dalam kedua fase daur hidup tumbuhan. Bila dua gamet berpadu membentuk zigot maka stiap gamet akan memberikan sum-bangan seperangkat kromosom kepada sel telur yang dibuahi. Jadi dalam setiap gamet akan terdapat dua kali jumlah kromosom. Inti sel telur yang dibuahi mengalami proses mitosis sehingga setiap anak sel berisi setengah jumlah kromosom yang berasal dari sperma dan stengah jumlah kromosom yang berasal dari sel telur. Semua sel dari tumbuhan berasal dari pembelahan ulang sel telur yang dibuahi yang mengandung jumlah kromosom ganda 2n. Satu gamet dinyatakan sebagai n. Maka penggandaan jumlah kromosom dari sel telur yang dibuahi selalu disertai dengan reduksi dari jumlah kromosom pada tahap siklus hidupnya. Gamet mengandung jumlah kromosom yang sama dengan sel tubuh, yaitu 2n. Oleh sebab itu sel telur yang dibuahi dan sel-sel pada tumbuhan akan mengandung 4n kromosom. Generasi berikutnya akan terdiri dari 8n kromosom. Pada tumbuhan berbunga terjadi pengurangan jumlah kromosom. Proses ini disebut meiosis, yaitu pembelahan secara kolektif. Sebagai akibat dari meiosis adalah terbentuknya tetrad spora dengan setengah dari jumlah kromosom. Sel induk spora memiliki kromosom 2n; mikrospora dan megaspora memiliki kromosom sebanyak n. Semua struktur yang terjadi secara langsung pada mikrospora dan megaspora juga memiliki jumlah kromosom n. Batas antara kedua generasi, sporofit dan gametofit, ditentukan dengan terjadinya peristiwa meiosis dan pembuahan. Generasi sporofit memiliki kromosom 2n, gametofitnya n kromosom. Pergiliran generasi tidak hanya dijumpai pada tumbuhan Di unduh dari : Bukupaket.com 91 berbunga, tetapi umum dijumpai pada seluruh dunia tumbuhan. Generasi sporofit yang menghasilkan spora maupun gametofit yang menghasilkan gamet yang dicirikan dengan adanya pembuahan dan meiosis, pada tumbuhan berumah dua, sel tubuh 2n mengandung kromosom yang telibat dalam penentuan alat reproduksi seksual.

4.3. Penyerbukan polinasi