Penyimpanan Benih TEKNIK PRODUKSI BENIH GENERATIF TANAMAN 4.1 Proses Pembentukan Biji Pada

105 Alat pembersih benih modern berbasis mesin ada banyak tipe dan jenisnya. Alat pembersih yang paling banyak digunakan sebagai pembersih dasar utama adalah air scree cleaner. Alat tipe ini menggunakan kombinasi dari aliran udara dan saringan untuk memisahkan benih berdasarkan ukuran, berat jenis dan resistensi terhadap aliran udara. Air screen cleaner tipe kecil terdiri dari 2 saringan dengan 3-4 aspirator. Cara kerja alat ini terdiri dari tiga tahap, yakni 1 saringan atas scalping screen menahan benih dan benda yang berukuran besar, 2 aliran udara aspirating air memisahkan benih dari benda-benda yang ringan, 3 saringan bawah graded screen memilah dan menahan benih yang bersih. Alat pembersih benih lain yaitu spesific gravity separator untuk memilah benih berdasarkan berat jenisnya, diseparasi untuk memilah benih berdasarkan ukurannya, dan spiral separator untuk memilah benih berdasarkan bentuknya.

f. Penyimpanan Benih

Tujuan penyimpanan benih adalah mempertahankan daya hidup daya simpan benih selama mungkin. Dalam penyimpangan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya simpan benih dioptimalkan agar prosers kemun-duran dapat ditekan seminimum mungkin. 1 Faktor yang mempengaruhi daya simpan benih Faktor yang mempengaruhi daya simpan benih, secara umum dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu faktor benih, lingkungan fisik penyimpanan, dan faktor organisme hidup yang ada di dalam ruang simpan. Ketiga faktor tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung. a Faktor Benih Kondisi benih merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap daya simpannya. Tiap jenis atau varietas benih memiliki daya simpan tersendiri, sebagai contoh benih padi memiliki umur simpan yang lebih lama dibandingkan benih kedelai walaupun faktor lainnya sama. Kondisi benih tersebut dipengaruhi oleh: x faktor genetik, x faktor perlakuan sebelum benih disimpan, seperti kondisi lapangan selama pertanaman kesuburan lahan, tingkat hama dan penyakit, iklim; kondisi lingkungan selama benih dalam pemasakan, pemanenan; dan perlakuan pengolahan benih dari calon benih menjadi benih perontokan, pengeringan, 3 komposisi kimia benih, x struktur fisik benih, x dormansi dan benih keras, x tingkat kemasakan benih, x tingkat kerusakan benih, dan 8 kadar air benih. b Faktor lingkungan fisik ruang penyimpanan Faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi daya simpan benih di dalam penyimpanan yaitu Di unduh dari : Bukupaket.com 106 kelembapan, temperatur, dan komposisi gas di ruang simpan. Kelembaban ruang simpan akan berpengaruh terhadap kadar air benih dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme. Karena bersifat higroskopis, benih mudah menyerap atau melepaskan uap air tergantung kelembapan ruangan. Melindungi benih dari pengaruh kelembapan dengan cara menggunakan kemasan yang resisten atau kedap, menggunakan bahan penyerap kelembapan desikan, dan mengendalikan ruangan supaya tetap kering dengan alat dehumidifier penurun kelembapan. Suhu berpengaruh terhadap laju respirasi benih dan tingkat kadar air kesetimbangan benih. Semakin tinggi termperatur, semakin tinggi laju respirasi dan semakin tinggi kadar air kesetimbangan sehingga mempercepat kemunduran benih. Rumusan tentang pengaruh temperatur dan kadar air benih terhadap daya simpan benih yaitu sebagai berikut : 1. Jumlah angka kelembapan dalam dan temperatur dalam O F tidak boleh melampaui angka 100 untuk penyimpanan benih selama 3-10 tahun. Untuk penyimpanan benih 3 tahun, angka tersebut boleh sampai 120 dengan catatan tingkat kelembapan udara tidak melebihi 60 O f. 2. Daya hidup benih menjadi setengahnya jika temperatur dinaikkan 5 O c. Hal ini berlaku bila tempat penyimpanan dengan kelembapan 20-70 dan temperatur 0-50 O C. 3. Daya hidup benih menjadi setengahnya jika kadar air benih ditingkatkan 1 untuk kisaran benih berkadar air 5-14. Gas yang berpengaruh terhadap daya simpan benih di penyimpanan antara lain oksigen O 2 , karbon dioksida CO 2 , dan nitrogen N 2 . Semakin tinggi kadar O 2 di ruang penyimpanan, daya hidup benih akan semakin turun. Meningkatnya kadar CO 2 dapat meningkatkan daya simpan benih bawang merah. Nitrogen dapat mempercepat kemunduran benih bawang merah dan sawi. c Jasad hidup di ruang penyimpanan Jasad hidup yang terdapat di ruang penyimpanan benih umumnya terdiri dari cendawan, bakteri, virus, serangga, tungau, tikus, dan burung. Kerusakan yang diakibat-kan oleh jasad hidup ini umumnya secara fisik, misalnya benih berlubang atau rusak. Selain itu, adanya jasad hidup juga akan menyebabkan kondisi lingkungan kurang baik, seperti lingkungan menjadi lebih lembap dan kurang bersih yang pada akhirnya juga mempercepat kemunduran benih. Pengendalian jasad hidup tersebut dapat dilakukan dengan sanitasi atau fumigasi, yakni menutup seluruh benih dengan terpal lalu memberinya bahan fumigan seperti fostoxin. d Cara penyimpanan benih Secara umum, penyimpanan benih dilakukan dengan dua sistem, yakni penyimpanan terbuka dan penyimpanan terkendali. Sistem penyimpanan terbuka berarti tidak ada perlakuan terhadap kondisi lingkungan ruang penyimpanan. Daya simpan benih tergantung padak ondisi daerah Di unduh dari : Bukupaket.com 107 penyimpanan. Di daerah dengan iklim yang lembap dan temperatur tinggi, daya simpan benih akan cepat menurun. Di daerah dengan iklim kering dan dingin, benih bisa tahan lama disimpan. Pada sistem penyimpanan ini, biasanya benih dikemas dengan wadah yang tidak kedap, seperti kain blacu, karung goni, kertas semen, dan bahan porus lain. Ssitem penyimpanan ini hanya cocok untuk benih yang disimpan dalam jangka pendek 3 bulan. Pada sistem penyimpanan benih terkendali, lingkungan ruang penyimpanan dikontrol atau dikendalikan sedemikian rupa sehingga daya hidup benih dapat dipertahankan sesuai dengan keinginan lama yang diinginkan. Ada empat cara penyimpanan benih dengan suhu dan kelembaban terkendali, yaitu penyimpanan secara dingin, penyimpanan secara kering, penyimpanan kering dan dingin, serta penyimpanan beku. Pada penyimpanan dingin, temperatur ruangan diatur agar tetap dingin dengan menggunakan AC Air condition. Dalam sistem ini, benih diekmas dengan wadah yang relatif rapat, seperti kantong plastik, dan benih dapat diperta-hankan sampai beberapa tahun, tergantung pada tingkat kadar airnya. Pada penyimpanan kering, kelembapan ruang simpan dipertahankan rendah dengan menggunakan alat pengering ruangan dehumidifier. Benih bisa disimpan dalam wadah sarang lalu ditempatkan di ruang ini. Selama perubahan temperatur ruang simpan tidak terlampau tinggi, benih bisa disimpan sampai beberapa tahun. Penyimpanan kering dapat juga dilakukan dengan penggunaan bahan pengemas yang rapat, seperti kantong plastik, botol atau kaleng yang tertutup rapat. Kombinasi penyimpanan kering dan dingin, kelembapan maupun temperatur ruang simpan di kontrol dengan alat atau dengan cara pengemasan seperti pada kedua penyimpanan di atas. Ruang simpan diberi AC, dehumidifier, dan benih dikemas dengan kemasan yang kedap. Sistem penyimpanan kering dan dingin merupakan sistem penyimpanan terbaik yang mampu memperta-hankan daya simpan benih hingga 10 tahun. Pada penyimpanan beku, temperatur dibuat sangat rendah antara -20 o C hingga 5 o C, kelembapan ruang 30, dan digunakan kemasan benih yang rapat kedap. Penyimpanan ini mampu mempertahankan benih bertahun- tahun, bahkan sampai 100 tahun. Sistem penyimpanan ini biasanya digunakan untuk penyimpanan koleksi benih penting yang dijadikan sebagai bahan pemuliaan tanaman plasma nutfah.

4.5 Mutu Benih