103
2. Minat Belajar Anak Jalanan pada Siklus Pertama
Siklus pertama kegiatan bimbingan belajar di PSP diberikan dalam topik “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman.” Sebagaimana dijabarkan dalam kajian
teori tentang anak jalanan, dalam konteks pendidikan anak jalanan street children education, pembangunan kepercayaan diri self esteem dan gambaran diri yang
positif serta merasakan bahwa bersikap positif itu sangat menyenangkan dan bermanfaat, merupakan hal yang utama. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
anak-anak jalanan berada dalam kondisi rawan mengalami ancaman kekerasan yang dianggap sebagai “kultur jalanan” dan diberi stigma negatif oleh masyarakat
sehingga mereka cenderung bersikap anti-sosial. Ketika memberikan layanan bimbingan dengan topik tersebut, sekalipun
terlihat belum bersemangat, tetapi anak-anak SD-Besar terlihat mau mengikuti dan berpartisipasi dalam kegiatan. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari
hasil pengamatan, angket dan wawancara.
a. Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengolahan data dari lembar observasi siklus pertama selengkapnya terdapat pada lampiran diperoleh hasil sebagai berikut:
1 Persentase Skor Kelas
- Persentase total perilaku siswa yang menunjukkan sikap berminat pada
kegiatan bimbingan belajar dalam satu kelas mencapai angka 59. Jika dipersentase maka diperoleh: 5990 x 100 = 66. Berdasarkan
104
kategori kelas yang telah ditentukan untuk sikap berminat, persentase ini termasuk dalam kategori tinggi atau berminat belajar tinggi.
- Sebaliknya, persentase total perilaku siswa yang menunjukkan sikap
kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan belajar mencapai angka 38. Jika dipersentase maka diperoleh: 3890 x 100 = 42.
Berdasarkan kategori kelas yang telah ditentukan tentang sikap kurang berminat, angka tersebut termasuk dalam kategori berminat belajar
rendah. -
Kesimpulannya adalah: pada siklus pertama, berdasarkan indikator positif terlihat bahwa kategori perilaku siswa yang menunjukkan sikap
berminat pada kegiatan belajar tergolong tinggi. Sekalipun demikian, sisi sebaliknya data juga menunjukkan bahwa perilaku siswa yang
menunjukkan sikap kurang berminat terhadap kegiatan bimbingan belajar juga tergolong tinggi atau masih memiliki minat belajar yang
rendah. 2
Persentase Skor Subyek Berdasarkan perhitungan total skor masing-masing subyek diperoleh
hasil antara lain: -
Berdasarkan pengamatan terhadap perilaku positif, sebanyak satu orang siswa yakni Nisa K., mencapai skor 14 dari total skor 15. Jika
dipersentase hasilnya adalah: 1415 x 100 = 93. Berdasarkan kategori skor siswa, angka tersebut termasuk kategori sangat tinggi
atau memiliki minat belajar sangat tinggi. Sementara itu, skor terendah
105
dicapai oleh VN yakni angka 2 atau 13 dan termasuk dalam kategori memiliki minat belajar sangat rendah.
- Sebaliknya, hasil pengamatan perilaku negatif atau yang menunjukkan
sikap tidak berminat pada kegiatan bimbingan belajar menunjukkan bahwa dua orang siswa yakni RR dan VN termasuk dalam kategori
berminat belajar sangat rendah yakni mencapai angka 11 atau 73. -
Kesimpulan: hasil pengamatan pada siklus pertama terhadap masing- masing siswa menunjukkan bahwa kebanyakan siswa memiliki minat
yang tinggi terhadap kegiatan belajar. Sekalipun demikian, dua orang siswa masih memperlihatkan perilaku yang memiliki minat belajar
yang rendah. Siswa yang termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi dan berminat belajar rendah inilah yang akan menjadi subyek
yang akan diwawancarai peneliti. Secara singkat, perbandingan perilaku yang menunjukkan sikap berminat dan kurang berminat
belajar tampak pada grafik di bawah ini:
6 13
13 13
14
2 11
3 5
5 4
11
2 4
6 8
10 12
14 16
RR AN
BL PTR
NK VN
Grafik 2. Perbandingan Skor Minat Belajar Subyek Siklus I
Perilaku Berminat Perilaku kurang berminat
106
3 Kesimpulan Pengamatan Siklus Pertama
Jika dikaitkan antara persentase skor kelas dan skor subyek diperoleh gambaran bahwa dalam siklus pertama secara keseluruhan persentase
perilaku minat belajar siswa SD-Besar termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi. Tetapi bersamaan dengan data tersebut,
persentase perilaku yang menunjukkan kurang berminat juga berada pada level berminat belajar sangat rendah. Data yang berseberangan ini
dapat membingungkan jika tidak dilihat bersamaan dengan kategori skor setiap subyek yang memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan
skor yang sangat besar antara siswa yang berminat belajar tinggi yakni 93 dengan yang berminat belajar sangat rendah yakni “hanya” 13.
Untuk dapat memahami kesenjangan ini, peneliti akan memakai instrumen pengumpulan data yang kualitatif yakni wawancara dan
studi dokumentasi.
b. Hasil Angket Minat Belajar