Siklus Pertama Proses Implementasi Tindakan

79 belajar anak-anak kelompok SD-Besar tergolong masih rendah dan tampak dalam dua indikator. Pertama, seringkali motivasi mereka untuk mengikuti kegiatan belajar di PSP pada hari Senin dan Kamis masih bergantung pada mood atau suasana batin mereka. Jika mereka suka, maka mereka hadir. Namun bila mereka sedang memiliki masalah di rumah atau sedang malas, mereka tidak datang. Kedua, di kelas PSP, mereka memilih-milih materi pelajaran yang ingin mereka pelajari sehingga kegiatan bimbingan belajar belum efektif menjadi kesempatan memperdalam semua materi pelajaran yang mereka peroleh di sekolah. Selain temuan berdasarkan wawancara di atas, peneliti juga mengukur minat belajar para siswa SD-Besar dengan instrumen kuantitatif berupa lembar observasi dan kuesioner angket minat belajar yang akan dipaparkan pada bagian analisis data. Berdasarkan informasi kondisi awal siswa dan landasan pemikiran tentang pendidikan anak jalanan sebagaimana dipaparkan pada bagian sebelumnya, peneliti menyusun program dan mengimplementasikan layanan bimbingan dalam tiga siklus.

2. Proses Implementasi Tindakan

a. Siklus Pertama

Topik layanan bimbingan belajar pada siklus pertama adalah “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman.” Sebagaimana dijelaskan pada bab kedua, dalam konteks pendidikan anak jalanan, kegiatan belajar untuk membangun keterampilan hidup life skill bagi anak jalanan hendaknya didasarkan pada tujuan untuk mendapatkan kesadaran diri yang positif agar meningkatkan kepercayaan diri dan berkurangnya perilaku anti-sosial. Untuk 80 itu, kepada anak jalanan perlu diberikan peneguhan positif positive reinforcement yaitu mengalami bagaimana melakukan hal-hal positif dan mengalami konsekuensi atau hasil dari hal positif itu. Karena itu. tujuan layanan bimbingan belajar pada siklus pertama ini juga diarahkan untuk membangun kesadaran diri positif dalam diri siswa agar mereka memiliki kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal yang positif khususnya kegiatan belajar di sekolah formal. 1 Perencanaan Peneliti mempersiapkan satuan layanan bimbingan untuk meningkatkan minat belajar anak- anak PSP dengan topik “Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman” beserta aneka media yang diperlukan selama layanan bimbingan. Tujuan utama siklus pertama adalah agar para siswa memahami dan menghargai dirinya sebagai seseorang yang berguna sekarang dan di masa depan serta menyadari bahwa mereka juga memiliki banyak teman yang menghargai mereka dan harus mereka hargai. Pelayanan bimbingan dirancang secara interaktif dengan menggunakan film singkat dan lembar kerja siswa. Peneliti juga mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi, kuesioner dan lembar wawancara. Selain itu, disiapkan pula perlengkapan pendukung seperti laptop, loudspeaker,dan alat-alat untuk dokumentasi. 81 2 Tahap Pelaksanaan Tindakan a Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 27 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 1x35 menit. Tujuan pertemuan pertama ini adalah agar siswa berani menemukan dan menyebutkan kelebihan dan kekurangan serta potensi-potensi baik dalam dirinya lalu belajar menghargainya. Media bimbingan belajar yang dipakai adalah film singkat berjudul “Tony Melendez” dan lembar kerja siswa. Film singkat ini merupakan kisah nyata seorang pemuda Nicaragua yakni Jose Antonio Melendez yang tidak memiliki kedua lengan tetapi dapat bermain gitar dengan kedua kakinya sambil menyanyi. Ia bahkan mendapatkan kesempatan istimewa untuk bernyanyi dan bermain musik di depan Paus Yohanes Paulus II. Selain sebagai pemusik, Tony juga menjadi seorang motivator baik melalui karyanya maupun kisah hidupnya. Aktivitas layanan bimbingan dilaksanakan dengan urutan berikut. Pertama,doa pembukaan yang dipimpin oleh salah seorang siswa. Kedua, pembimbing menjelaskan tujuan bimbingan belajar dan materi bimbingan yakni bahwa sangat perlu agar kita menyadari gambaran diri masing-masing dan menghargai diri sendiri dalam kondisi apa pun. Ketiga, siswa diajak untuk menonton film singkat yang berkisah tentang Tony Melendez. Keempat, pembimbing mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperdalam ingatan pemahaman siswa atas film 82 lalu mempersilakan siswa menuliskan refleksi atas film singkat tersebut dan mengisi kelebihan maupun kelemahan diri sendiri pada lembar kerja siswa yang telah disiapkan oleh pembimbing. Hasil tanya-jawab dan menyimak lembar kerja siswa menunjukkan bahwa para siswa tertarik dan mengagumi kisah film dengan menanyakan bagaimana sang tokoh Tony Melendez bisa bermain gitar dengan cara demikian. Selain itu, ketertarikan tersebut tampak pula pada kenyataan bahwa semua siswa mengisi lembar kerja yang sudah disiapkan sesuai petunjuk peneliti. b Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari yang sama dengan pertemuan pertama, Senin, 27 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 35 menit. Tujuan kegiatan layanan bimbingan belajar pada pertemuan kedua ini masih melanjutkan tujuan pertemuan pertama yakni memberanikan para siswa menggambarkan kelebihan dan kekurangan diri. Sekalipun demikian, fokus pertemuan kedua ini lebih diarahkan agar siswa berani juga membagikan hasil refleksi atau hasil usaha menggambarkan potensi diri kepada teman-teman mereka. Para siswa dibagikan kembali lembar tentang gambaran diri yang telah diisi pada pertemuan pertama. Selanjutnya, pembimbing menyampaikan penjelasan bahwa kesadaran akan kelebihan dan kekurangan kita dapat membantu kita untuk mengembangkan diri dengan belajar. Sekalipun demikian, kesadaran itu akan semakin 83 berguna jika dibagikan kepada teman-teman agar dapat saling mendukung. Setelah itu, para siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi sharing dengan membacakan hasil refleksi mereka tentang gambaran diri sebagaimana yang telah mereka tuliskan tersebut. Hasilnya, semua peserta bersedia bahkan tampak bersemangat untuk membacakan apa yang sudah mereka tuliskan. c Pertemuan Ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 30 Oktober 2014 dengan alokasi waktu 35 menit dan sisa waktu yang ada digunakan untuk wawancara dengan beberapa siswa. Tujuan pokok pertemuan ketiga ini adalah menyadarkan para siswa akan pentingnya kehadiran teman-teman sebagai pendukung dalam aktivitas belajar mereka. Apapun kondisi mereka, sikap saling mendukung dapat membuat mereka sukses. Materi utama bimbingan adalah sebuah film singkat berjudul “Aku Bisa” yang disusun berdasarkan kisah nyata yang menggambarkan masa kecil Forest yang tidak bisa berjalan normal karena lemah kakinya dan harus disangga dengan plat penyangga. Tetapi berkat dorongan temannya, ia dapat berlari kencang hingga plat penyangga tersebut lepas ketika ia berlari. Pertama-tama, layanan bimbingan belajar diawali dengan doa pembukaan oleh salah seorang siswa. Kedua, pembimbing menyampaikan materi bimbingan dengan menjelaskan bahwa setelah 84 kita menemukan gambaran diri masing-masing, kita membutuhkan orang lain di sekitar kita untuk mengembangkan diri. Orang-orang tersebut adalah teman-teman. Dengan memiliki banyak teman dan saling mendukung, kita dapat meraih cita-cita kita. Ketiga, pembimbing memutarkan fil m “Aku Bisa”. Keempat, pembimbing meminta siswa menuliskan harapan dan niat terhadap teman-teman dan niat diri sendiri untuk mendukung teman-teman dengan pertanyaan panduan: Apa yang kuharapkan teman-teman lakukan untukku? Apa yang hendak kulakukan untuk mendukung kegiatan belajar teman- temanku? Kelima, pembimbing meminta masing-masing siswa membacakan harapan dan niatnya tersebut. Para siswa terkesan dengan film singkat yang ditonton dengan melontarkan pujian dan pertanyaan. Para siswa juga mengisi lembar kerja siswa dengan lengkap. Siswa juga dengan sukarela, bersemangat dan bersuara lantang membacakan harapan mereka dari teman-teman, dan apa yang hendak mereka lakukan untuk mendukung teman-teman mereka. 3 Tahap Monitoring Setelah ketiga pertemuan untuk siklus pertama, dilakukan monitoring atau observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti sebanyak dua kali untuk mencatat responsi anak jalanan terhadap kegiatan belajar yang ada yakni pada hari Senin, 3 November dan Kamis, 6 November 2014. 85 Pada kedua hari tersebut, kegiatan belajar dipandu oleh sukarelawan PBM, Dewi dan Arka. Hasil observasi menunjukkan bahwa secara umum, para siswa dapat mengikuti kegiatan bimbingan belajar yang diberikan dengan menonton kedua film singkat yang ditayangkan, mendiskusikan isi pesannya bersama pembimbing serta mengisi lembar kerja maupun membacakan. Sekalipun demikian, jika dicermati secara perorangan melalui indikator perilaku yang menunjukkan berminat dan tidak berminat pada lembar observasi terlampir, maka diperoleh gambaran bahwa masih banyak siswa yang menunjukkan perilaku kurang berminat. Secara khusus, para siswa kurang fokus karena masih sering bercanda selama kegiatan bimbingan belajar. 4 Tahap Refleksi Setelah observasi kedua, peneliti dan mitra kolaborasi yakni Dewi dan Arka berdiskusi untuk menganalisis dan mengevaluasi tindakan bimbingan yang sudah dilaksanakan pada ketiga pertemuan dalam siklus pertama. Dari hasil pengamatan, ditemukan bahwa anak-anak memiliki minat belajar tetapi mereka masih sangat sulit dalam hal keseriusan, menjaga fokus dan ketenangan selama bimbingan belajar. Berkaitan dengan media bimbingan, anak-anak tampak memperhatikan jika menonton film serta menyukai pembelajaran yang interaktif baik dengan pendamping maupun dengan teman. Untuk itu, diputuskan agar berusaha selalu menggunakan video singkat sebagai ilustrasi dan berusaha membuat kegiatan bimbingan 86 belajar yang lebih interaktif seperti dengan diskusi kelompok. Selain itu, menurut masukan dari kedua sukarelawan tersebut yang sudah beberapa bulan mendampingi SD-Besar, berkaitan dengan fokus, anak-anak tersebut harus diperingatkan dengan suara yang tegas. Peneliti dan sukarelawan juga menyimpulkan bahwa dari lembar kerja yang mereka isi, para siswa menunjukkan bahwa mereka memiliki gambaran diri yang positif dan bersedia membuka diri kepada teman- temannya. Sekalipun demikian, terlihat juga bahwa mereka memiliki perasaan rendah diri dan memiliki cukup banyak perilaku yang kurang baik terutama dalam relasi dengan orang tua dan teman-temannya seperti tidak mau diperintah serta sering mengganggu temannya saat belajar. Berdasarkan penemuan ini maka peneliti merencanakan untuk melanjutkan layanan bimbingan belajar dengan berfokus pada topik aktivitas belajar.

b. Siklus Kedua