106
3 Kesimpulan Pengamatan Siklus Pertama
Jika dikaitkan antara persentase skor kelas dan skor subyek diperoleh gambaran bahwa dalam siklus pertama secara keseluruhan persentase
perilaku minat belajar siswa SD-Besar termasuk dalam kategori berminat belajar tinggi. Tetapi bersamaan dengan data tersebut,
persentase perilaku yang menunjukkan kurang berminat juga berada pada level berminat belajar sangat rendah. Data yang berseberangan ini
dapat membingungkan jika tidak dilihat bersamaan dengan kategori skor setiap subyek yang memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan
skor yang sangat besar antara siswa yang berminat belajar tinggi yakni 93 dengan yang berminat belajar sangat rendah yakni “hanya” 13.
Untuk dapat memahami kesenjangan ini, peneliti akan memakai instrumen pengumpulan data yang kualitatif yakni wawancara dan
studi dokumentasi.
b. Hasil Angket Minat Belajar
Analisis data yang digunakan atas hasil angket pada kondisi awal dan setiap siklus analisis adalah analisis frekuensi dalam statistik deskriptif
dengan fokus pada skor subyek. Rincian perhitungan terdapat pada bagian lampiran. Hasil analisis frekuensi dalam statistik deskripsi terhadap angket
minat belajar pada siklus pertama adalah sebagai berikut: 1
Tabel frekuensi dari angket minat belajar siklus pertama ini menunjukkan bahwa pencapaian skor minat belajar para siswa
107
terbentang dari nilai minimum 69 hingga nilai maksimal 87. Berdasarkan Kategori Skor Subyek yang telah ditentukan, terdapat 3
siswa atau 50 siswa termasuk dalam kategori memiliki minat belajar tinggi, dan 3 siswa atau 50 termasuk dalam kategori siswa dengan
minat belajar sangat tinggi. Selain itu, rata-rata pencapaian skor kelas pada siklus ini adalah 79 atau jika dipersentase menjadi 79.
Berdasarkan kategori skor kelas yang telah diketahui, angka ini menunjukkan bahwa minat belajar siswa SD-Besar di PSP termasuk
dalam kategori tinggi atau berminat belajar tinggi. Rincian perolehan skor minat belajar dari angket minat belajar anak jalanan pada siklus
pertama ini ditunjukkan pada tabel frekuensi di bawah ini:
Tabel 13. Statistik Minat Belajar Siklus I
Statistik Deskriptif Tabel Frekuensi
N Mini
mum Maxi
mum Mean
Std. De-
via- tion
Valid Fre-
quency Per-
cent Valid
Per- cent
Cum- ulative
Per- cent
6 69.0
87.0 79.0
6.9 69
1 16.7
16.7 16.7
73 1
16.7 16.7
33.3 78
1 16.7
16.7 50.0
83 1
16.7 16.7
66.7 84
1 16.7
16.7 83.3
87 1
16.7 16.7
100.0
2 Jika dibandingkan dengan kondisi awal, terdapat perubahan menuju
angka lebih tinggi. Nilai minimum pada kondisi awal adalah 65 sedangkan siklus satu adalah 69 bertambah 4 angka dan nilai
maksimum kondisi awal adalah 80 dan siklus pertama 87 bertambah 7 angka. Selain itu, berdasarkan kategori skor subyek, pada kondisi awal,
108
masih terdapat 2 siswa atau 33,3 siswa yang termasuk dalam kategori siswa dengan minat belajar sedang. Sementara itu, pada siklus pertama,
tidak ada lagi siswa yang masuk dalam kategori berminat belajar sedang.
3 Kesimpulan: berdasarkan hasil perbandingan skala minat siklus pertama
dengan skala minat kondisi awal diperoleh gambaran bahwa terdapat peningkatan minat belajar anak jalanan di PSP dengan layanan
bimbingan belajar pada sisklus pertama ini.
c. Hasil Wawancara