Pelaksanaan Tindakan Langkah-langkah Tindakan

47 mengidentifikasi perilaku anak yang memberikan petunjuk akan kurangnya minat belajar anak-anak jalanan di PSP. Perilaku tersebut antara lain: sering tidak menghadiri bimbingan belajar, terlambat datang ke kegiatan belajar baik di aula PSP maupun ke sekolah-sekolah tempat mereka belajar formal, anak kurang aktif mengikuti bimbingan belajar, sering mengobrol sendiri, bermain HP, mengganggu teman, sering keluar masuk ruangan kelas, dan kurang mendengarkan penjelasan dari pendamping atau sukarelawan. Beberapa perilaku di atas menunjukkan bahwa anak jalanan di PSP kurang memiliki minat belajar yang baik . c. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara di atas, peneliti merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan minat belajar anak jalanan dalam mengikuti kegiatan belajar. Alternatif tindakan tersebut berupa bimbingan belajar dengan topik-topik bimbingan belajar yang mengandung nilai-nilai yang membangun minat belajar. d. Menyusun rancangan pelaksanaan bimbingan belajar. Topik-topik bimbingan belajar yang mudah dipahami anak jalanan dan dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang terdiri atas beberapa siklus Hopkins, 1993. Setiap siklus terdiri atas 48 tahapan-tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau monitoring, dan refleksi. Tahap-tahap dalam penelitian tersebut membentuk spiral. Tindakan penelitian yang membentuk spiral tersebut dengan jelas digambarkan oleh Hopkins 1993 sebagai berikut. Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins Jika tidak ada peningkatan kualitas, peneliti harus melakukan tahapan- tahapan: mencari penyebab, merumuskan alternatif pemecahan, melakukan tindakan baru revisi dari tindakan I, mengobservasi hasil, menganalisis data, merefleksi, dan seterusnya sampai ditemukan peningkatan kualitas yang berarti signifikan. 49

3. Langkah-langkah Tindakan

a. Perencanaan 1 Peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk memperoleh data riil yang menjadi indikator rendahnya minat belajar anak-anak jalanan PSP. Dari wawancara diperoleh informasi bahwa minat belajar anak jalanan di PSP dalam mengikuti kegiatan belajar cukup rendah. Hasil wawancara tersebut diperkuat oleh observasi terhadap aktivitas belajar setiap hari yang menunjukkan bahwa rata-rata 10 anak jalanan dari 20 anak jalanan terlambat datang kegiatan belajar dilaksanakan di PSP. Anak jalanan kadang terlambat sekitar 10 menit setelah bimbingan belajar dimulai. Selain karena kurang berminat, ketidakhadiran dan keterlambatan tersebut diakibatkan oleh ketidakteraturan jadwal mereka antara belajar dan bekerja di jalanan. Kemudian, hampir 50 dari yang hadir, anak-anak mengobrol atau asyik dengan aktivitas lain, sehingga tidak sepenuhnya belajar. 2 Peneliti menentukan tindakan bimbingan belajar dengan topik dan metode bimbingan yang dapat meningkatkan minat belajar anak jalanan PSP. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian teori, dalam konteks pendidikan anak jalanan street education, perihal gambaran diri yang positif dan penanaman sikap belajar yang positif menjadi hal yang utama selalin pemberian bahan- bahan ajar. Karena itu, ada tiga topik yang dipilih peneliti yakni: 50 Aku Berharga dan Mempunyai Banyak Teman; Aku Bisa Mengatur Jadwal Belajarku dan Mengembangkan Kebiasaan Belajar yang Baik; Tekun dan Disiplin Belajar, Aku Bisa. Pemilihan topik-topik ini dilandasi oleh pemikiran bahwa kuat atau tidaknya minat belajar ditentukan pula oleh gambaran diri dari setiap dan lingkungan di sekitar anak-anak jalanan tersebut. Citra diri mereka yang positif walau dikenal sebagai “anak jalanan” dan dukungan dari teman- teman seperjuangan dapat membentuk dan meningkatkan kepercayaan diri mereka untuk belajar di sekolah dan memiliki cita-cita tinggi. Citra diri positif dan kepercayaan diri untuk belajar tersebut diwujudkan, ditingkatkan dan dipertahankan dengan berusaha mengatur jadwal belajar dan menghidupi kebiasaan- kebiasaan belajar yang baik. Akhirnya, dengan terus memiliki ketekunan dan kedisiplinan belajar, mereka memiliki keyakinan akan dapat meraih cita-cita mereka. 3 Mengingat minat belajar anak-anak jalanan PSP dalam pengamatan awal terlihat begitu rendah dan tindakan bimbingan belajar ini bertujuan meningkatkan minat belajar mereka, peneliti melaksanakan tiga kali pertemuan untuk setiap topik di atas agar dapat melihat perubahan minat yang nyata dari anak-anak jalanan. Dengan demikian, direncanakan ada tiga siklus tindakan dengan setiap siklus memiliki satu topik bimbingan belajar dan tiga kali pertemuan dengan durasi 1 x 35 menit per pertemuan. 51 b. Observasi observation atau pengamatan Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan tindakan. Peneliti juga sebagai pengamat observer melakukan pengamatan proses dengan mengamati respon anak jalanan terhadap layanan bimbingan belajar yang diberikan . Observasi proses juga dilakukan oleh mitra kolaboratif volunter sesuai dengan pedoman observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Aspek yang diobservasi adalah respon anak-anak jalanan yang terlihat dari perilaku yang menunjukkan minat yang tinggi pada layanan bimbingan belajar dan tidak berminat pada layanan bimbingan belajar. c. Refleksi reflection Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi. 1 Data yang hendak dikumpulkan berupa catatan perilaku dan jawaban anak-anak yang menunjukkan minat belajar yang kurang dan minat belajar yang tinggi. 2 Data tentang perilaku dikumpulkan dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan yang dipegang oleh peneliti dan mitra serta dokumentasi video dan foto. Instrumen lembar pengamatan disusun dengan format dua alternatif pilihan” “Ya” atau “Tidak”, di mana pemberian pilihan berdasarkan pada banyaknya anak yng menunjukkan perilaku positif atau negatif selama satu siklus Arikunto, 2011: 243. Data tentang jawaban 52 anak-anak jalanan PSP diperoleh dengan lembar wawancara terstruktur tentang proses tindakan dan kuesioner skala minat yang diisi oleh anak-anak. 3 Data-data tersebut kemudian dikalkulasi dan disimpulkan. Data observasi dihitung dengan membuat perbandingan antara skor total jumlah perilaku positif dengan total jumlah perilaku negatif dari masing-masing anak jalanan dan rata-rata seluruh kelas. Data wawancara dinalisis dengan membuat perbandingan antara kesan positif dengan kesan negatif. Selain itu, data wawancara juga berisi masukan anak-anak yang menjadi dasar perbaikan bagi perencanaan dan pelaksanaan bimbingan pada siklus berikutnya. 4 Setelah membuat kesimpulan, peneliti mendiskusikan temuan- temuan tersebut dengan volunter tentang minat anak jalanan dalam mengikuti bimbingan belajar, baik kekurangan maupun ketercapaian bimbingan dari tindakan yang dilakukan, selain itu juga peneliti melakukan pengolahan angket dan hasil wawancara sebagai pertimbangan perencanaan bimbingan pada siklus berikutnya.

4. Siklus-Siklus