77
para sukarelawan berkumpul untuk mengadakan laporan dan evaluasi seluruh kegiatan hari itu. Evaluasi diakhiri dengan hening sejenak untuk refleksi dan
mendoakan anak-anak dan warga binaan di PSP. Sesuai dengan desain PTBK dan jadwal dan alur aktivitas belajar di atas maka
kegiatan bimbingan belajar dilakukan bersama anak-anak peserta Kelas SD-Besar.
Selama penelitian, peneliti bekerja sama dengan kedua sukarelawan yakni Dewi Mustika Sihite dan Yohanes Arga Pribadi yang sekaligus menjadi
penanggungjawab kelas SD-Besar sejak Agustus 2014. Kedua mitra peneliti ini adalah mahasiswa semester VII ketujuh dari Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keduanya merupakan peserta program PBM Pendampingan Belajar Masyarakat yang merupakan salah satu
bentuk kegiatan dari program Kuliah Kerja Nyata KKN program studi Pendidikan Akuntansi.
B. Pelaksanaan Tindakan
Bagian ini mendeskripsikan pelaksanaan PTBK mulai dari persiapan melakukan tindakan layanan bimbingan hingga deskripsi pelaksanaan ketiga
siklus.
1. Sebelum Implementasi Tindakan
Sebelum melakukan layanan bimbingan belajar, peneliti meng-observasi suasana dan perilaku anak-anak selama mengikuti kegiatan belajar di PSP
khususnya para siswa SD-Besar kelas IV-VI SD. Observasi bertujuan
78
mengetahui kondisi terkini para subyek yang dapat dilihat sebagai kondisi awal pelaksanaan penelitian. Selain mengamati secara langsung, peneliti juga
mewawancarai pengelola PSP dan sukarelawan yang mendampingi Kelas SD- Besar serta meminta siswa mengisi angket minat belajar. Kegiatan observasi dan
wawancara dilakukan pada hari Senin, 20 Oktober 2014 dan pembagian angket minat belajar sebagai pre-test dilakukan pada hari Kamis, 23 Oktober 2014.
Pihak pengelola PSP yang diwawancarai adalah Fr. Lestanto, SJ selaku
koordinator. Menurutnya, saat ini jumlah peserta belajar khususnya di Kelompok SD-Besar tercatat 8 siswa tetapi yang aktif berjumlah 6 siswa Lih. Lampiran IV.1
Presensi. Sebenarnya peserta kelas SD-Besar berjumlah 10 siswa tetapi beberapa anak lelaki yang dahulu aktif belajar tertarik dengan grup Jathilan PSP kini tidak
aktif lagi tanpa alasan yang jelas. Oleh karena itu, dipastikan bahwa siswa yang menjadi subyek penelitian ini berjumlah 6 siswa. Ke-6 siswa ini berasal dari dua
SDN Kyai Mojo dan SDN Bumijo. Mereka adalah 1 siswa kelas 4, 1 siswa kelas 5 dan 4 siswa kelas 6. Secara rinci, nama anak-anak tersebut adalah:
Tabel 11. Siswa Kelompok SD-Besar
No. Nama Asal Jenjang Sekolah Formal
1. Savira Nur Fatimah Rara
SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo 2.
Afrianissa Mutiara Nur Islami Annisa SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo
3. Ganle Dinda Salma Bela Bela
SD Kelas 6 SDN Bumijo 4.
Putri Oktavia Us Putri SD Kelas 5 SDN Bumijo
5. Nisa K.
SD Kelas 4 SDN Kyai Mojo 6.
Adinda Octavina Fauzan Vina SD Kelas 6 SDN Kyai Mojo
Secara singkat, berdasarkan wawancara dengan Fr. Lestanto, SJ dan dua sukarelawan penanggungjawab kelompok SD-Besar yakni Dewi dan Arga, minat
79
belajar anak-anak kelompok SD-Besar tergolong masih rendah dan tampak dalam dua indikator. Pertama, seringkali motivasi mereka untuk mengikuti kegiatan
belajar di PSP pada hari Senin dan Kamis masih bergantung pada mood atau suasana batin mereka. Jika mereka suka, maka mereka hadir. Namun bila mereka
sedang memiliki masalah di rumah atau sedang malas, mereka tidak datang. Kedua, di kelas PSP, mereka memilih-milih materi pelajaran yang ingin mereka
pelajari sehingga kegiatan bimbingan belajar belum efektif menjadi kesempatan memperdalam semua materi pelajaran yang mereka peroleh di sekolah.
Selain temuan berdasarkan wawancara di atas, peneliti juga mengukur minat belajar para siswa SD-Besar dengan instrumen kuantitatif berupa lembar observasi
dan kuesioner angket minat belajar yang akan dipaparkan pada bagian analisis data. Berdasarkan informasi kondisi awal siswa dan landasan pemikiran tentang
pendidikan anak jalanan sebagaimana dipaparkan pada bagian sebelumnya, peneliti menyusun program dan mengimplementasikan layanan bimbingan dalam
tiga siklus.
2. Proses Implementasi Tindakan