132
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian dan beberapa usul-saran bagi pengelola PSP bersama sukarelawan dan bagi para peneliti yang
berniat meneliti topik yang sama.
A. Kesimpulan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan rendahnya minat belajar anak- anak jalanan PSP sebagaimana dialami dan diamati peneliti selama menjadi
sukarelawan di PSP. Berdasarkan data-data kualitatif dan kuantitatif sebelum pelaksanaan PTBK diketahui bahwa minat belajar anak jalanan cenderung rendah.
Untuk itu diperlukan pengembangan model layanan bimbingan belajar yang sesuai konteks anak jalanan usia SD-Besar, agar minat belajar anak-anak tersebut
semakin meningkat. 1.
Model layanan bimbingan belajar yang sesuai dengan konteks minat belajar anak jalanan harus dikembangkan sesuai dengan gagasan tentang pendidikan
anak jalanan street education. Layanan bimbingan belajar bagi anak jalanan memberi penekanan pada pembangunan kepercayaan diri dan peneguhan atas
pengalaman positif positive reinforcement dari aktivitas belajar. Topik-topik bimbingan belajar berkaitan dengan menghargai diri, membangun kebiasaan
belajar yang baik dan mengalami hasil belajar berkat ketekunan. Layanan bimbingan belajar dilakukan dengan pendekatan yang lebih reflektif dan
personal. Dengan kata lain, layanan bimbingan belajar bagi anak-anak jalanan 132
133
merupakan layanan bimbingan belajar yang bertujuan membangun gambaran diri positif, menghidupi kebiasaan belajar yang positif dan mengalami
kegiatan belajar sebagai kegiatan yang bernilai positif. 2.
Berdasarkan hasil perhitungan dan perbandingan data kualitatif dan kuantitatif dari pra penelitian, siklus pertama, siklus kedua dan siklus ketiga,
peneliti menyimpulkan bahwa model layanan bimbingan belajar yang dikembangkan dalam konteks anak-anak jalanan dapat meningkatkan minat
belajar anak jalanan kelompok siswa SD-Besar di PSP Yogyakarta.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat minat belajar anak jalanan di PSP yang tergabung dalam kelompok SD-Besar pada saat sebelum dan sesudah
layanan bimbingan belajar yang dirancang secara khusus sesuai konteks pendidikan anak jalanan. Dengan demikian, hasil penelitian sebagaimana
dipaparkan di atas hanya terbatas bagi siswa kelompok SD-Besar di PSP yang menjadi subyek penelitian. Sekalipun demikian, model layanan bimbingan yang
dikembangkan dapat menjadi model bagi layanan bimbingan belajar bagi kelompok anak jalanan pada kelompok usia lain di PSP maupun tempat lainnya.
C. Usul-Saran