Lingkungan Kehidupan Manusia
27
yang digunakan masih terbuat dari batu yang berbentuk lebih baik dan diasah hingga halus.
d. Zaman Logam Zaman logam disebut juga masa perunggu dan besi atau
masa perundagian. Pada zaman ini, manusia telah menetap dan mulai mengenal pembagian kerja berdasarkan keahlian
tertentu. Karena itu, kehidupan masyarakat pada zaman ini telah mengenal adanya pembagian status berdasarkan
jumlah kekayaan yang dimiliki. Manusia pada zaman ini juga telah mengenal peralatan yang terbuat dari logam tertentu
yang mudah didapat seperti perunggu dan besi.
3. Manusia Purba
Keberadaan dan kehidupan manusia purba dapat dilacak berdasarkan penemuan fosil-fosil tulang yang telah menjadi batu
dan benda-benda tertentu yang mereka gunakan sebagai perkakas. Di Indonesia, telah ditemukan beberapa fosil manusia
dari masa Pra-aksara. Berikut ini, akan dipelajari beberapa fosil manusia purba yang telah ditemukan di Indonesia.
a. Meganthropus Palaeojavanicus Pada tahun 1937, seorang ahli antropologi Belanda bernama
G.H.R. Von Koenigswald menemukan sebuah tulang rahang dan gigi manusia di daerah Sangiran, tepi Bengawan Solo.
Berdasarkan penelitian, rahang manusia tersebut berasal dari masa sekitar 2–3 juta tahun yang lalu. Tulang rahang yang
besar dan kuat menunjukkan bahwa pemilik rahang tersebut adalah seorang manusia bertubuh besar dan tegap.
Karena itu, fosil manusia ini dinamakan Meganthropus palaeojavanicus
yang berarti manusia besar dari zaman Batu di Jawa. Meganthropus palaeojavanicus adalah fosil manusia
tertua yang pernah ditemukan di Indonesia. b. Pithecanthropus Erectus
Sebelum Von Koenigswald menemukan Meganthropus palaeojavanicus,
seorang ahli antropologi lain yang bernama Eugene Dubois berhasil menemukan sebuah tengkorak di
Desa Trinil, tepi Bengawan Solo pada tahun 1891. Penelitian menunjukkan bahwa tengkorak tersebut berasal dari masa
sekitar 23 juta–30.000 tahun yang lalu. Fosil tersebut menunjukkan bahwa pemilik tengkorak tersebut berwajah
bulat mirip kera dan berjalan tegak. Karena itu, fosil manusia ini dinamakan Pithecanthropus erectus yang berarti menusia
kera yang berjalan tegak.
c. Pithecanthropus Soloensis Sebelum menemukan Meganthropus palaeojavanicus, pada
tahun 1931 Von Koenigswald juga berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan
Pithecanthropus erectus temuan Dubois. Fosil tersebut
kemudian diberi nama Pithecanthropus soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan di Sambungmacan
dan Sangiran.
Gambar 1.23 Fosil Meganthropus
Paleo Javanicus.
Sumber: Indonesian Heritage
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
28
d. Pithecanthropus Mojokertensis Setelah menemukan Meganthropus palaeojavanicus, di tahun
1937 Von Koenigswald kembali menemukan tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan Pithecanthropus erectus dan
Pithecanthropus soloensis,
namun dari ukurannya diperkirakan bahwa fosil yang ditemukan tersebut masih
anak-anak. Fosil tersebut kemudian diberi nama Pithecanthropus mojokertensis
yang artinya manusia kera dari Mojokerto.
e. Homo Soloensis Hampir bersamaan dengan penemuan Meganthropus
palaeojavanicus , Von Koenigswald menemukan pula sebuah
tengkorak manusia yang memiliki volume otak lebih besar dari manusia-manusia jenis Pithecanthropus. Struktur
tengkorak manusia ini tidak mirip dengan kera. Karena itu, fosil ini diberi nama Homo soloensis yang artinya manusia
dari Solo.
f. Homo Wajakensis Fosil tengkorak manusia yang mirip dengan penemuan Von
Koenigswald pernah pula ditemukan sebelumnya oleh seorang penambang batu marmer bernama B.D. Von
Rietschotten pada tahun 1889. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan diberi nama Homo wajakensis,
artinya manusia dari Wajak.
Selain berbagai macam fosil sisa-sisa kehidupan manusia, kehidupan pra-aksara di Indonesia dapat pula dilacak melalui
penemuan perkakas yang digunakan oleh manusia pada masa lalu tersebut. Di Indonesia, hingga kini masih sering ditemukan
perkakas-perkakas yang diperkirakan pernah digunakan oleh manusia purba. Berikut ini beberapa jenis alat dari masa pra-
aksara yang pernah ditemukan di Indonesia.
a. Kapak Genggam Kapak genggam diperkirakan merupakan alat yang
digunakan oleh manusia jenis Pithecanthropus untuk berburu. Struktur dan bentuk alat ini masih sangat sederhana
dan bagian yang tajam hanya terdapat di satu sisi saja. Kapak ini digunakan dengan cara digenggam. Alat ini pernah
ditemukan di Trunyan Bali, Awangbangkal Kalimantan Selatan, dan Kalianda Lampung.
b. Alat Serpih Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk,
memotong dan melubangi kulit binatang. Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan-
serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam. Alat ini pernah ditemukan di Sangiran dan Gombong Jawa
Tengah, serta Cabbenge Flores.
Tugas Mandiri
Bagaimana sistem kepercayaan manusia purba pada tahap
kehidupan berburu? Carilah sumber dan referensi lain
untuk menjawab pertanyaan di atas.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Lingkungan Kehidupan Manusia
29
c. Kapak Persegi Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan
digunakan oleh manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu. Alat ini terbuat dari batu berbentuk segi empat yang
kedua sisinya diasah halus. Pada salah satu sisi pangkal, ada bagian berlubang untuk tangkai. Sementara pangkal lainnya
adalah bagian yang tajam. Alat ini banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Nusa
Tenggara, hingga Sulawesi.
d. Kapak Lonjong Kapak lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong.
Pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu
yang telah diasah hingga halus. Kapak lonjong pernah ditemukan di Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
e. Menhir Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan
menhir digunakan sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah.
f. Dolmen Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan
digunakan sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.
g. Sarkofagus Sarkofagus adalah peti mati yang terbuat dari batu.
h. Arca Arca adalah batu yang dibentuk hingga menyerupai
makhluk hidup tertentu. i. Bejana Perunggu
Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip dengan gitar spanyol tanpa gagang. Alat
ini hanya ditemukan di dua tempat yaitu di Madura dan Sumatra.
j. Kapak Corong Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan
bentuk bagian atas mirip dengan corong. Alat ini pernah ditemukan di Jawa, Bali, Sulawesi, dan Papua.
3. Fosil dan Lapisan Tanah