Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII 196 Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu–Buddha di kawasan Indonesia berimbas pada corak pemerintahan. Kerajaan-kerajaan Hindu–Buddha berdiri dan mulai memainkan peranan dalam kehidupan masyarakat Indonesia ketika itu. Pada subbab ini, kita akan mempelajari beberapa kerajaan Hindu dan Buddha yang pernah ada di Indonesia.

1. Kerajaan Kutai

Keberadaan Kerajaan Kutai dapat terlacak dengan ditemukannya prasasti berupa tulisan dalam bahasa Sanskerta dengan huruf Pallawa yang dipahatkan pada tujuh monumen batu. Monumen batu tersebut dinamakan yupa, yang ditemukan di tepi hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan isi tulisan, yupa-yupa tersebut dibuat oleh para brahmana Hindu yang tinggal di Kutai sebagai tanda terima kasih pada seorang raja bernama Mulawarman yang telah menghadiahkan 20.000 ekor sapi pada mereka. Beberapa yupa lainnya kemudian mengisahkan bahwa Raja Mulawarman adalah putra Raja Aswawarman dan cucu dari Kudungga. Penemuan tujuh yupa yang menceritakan seorang raja Hindu membuktikan bahwa pada masa tersebut, pengaruh Hindu telah masuk dan kuat di Indonesia. Dengan penemuan tersebut, masyarakat Kutai pada masa itu pun sudah dapat dipastikan memeluk agama Hindu, karena rakyat biasanya mengikuti kepercayaan pemimpinnya. Sebagai masyarakat Hindu, sudah pasti masyarakat Kutai juga memberlakukan sistem kasta dalam kehidupan kemasyarakatan sehari-hari.

2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang pada zaman yang sama dengan Kerajaan Kutai, yakni pada abad ke-5 M. Keberadaan kerajaan ini dapat terlacak dengan ditemukannya tujuh buah prasasti. Lima di antara tujuh prasasti tersebut ditemukan di Bogor, yakni Prasasti Ciaruteun, Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Pasir Jambu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Muara Cianten. Sementara itu, Prasasti Tugu ditemukan di Cilincing, Jakarta, dan Prasasti Lebak ditemukan di Banten. a. Prasasti Tugu Prasasti terpanjang dan terpenting adalah Prasasti Tugu yang mengisahkan dilakukannya pembangunan saluran pengairan sepanjang 6.112 tombak sekitar 12 km atas perintah Raja Purnawarman. Saluran air tersebut kemudian diberi nama gomati. Pembangunan saluran tersebut dilaksanakan pada tahun ke-22 pemerintahan Raja Purnawarman dan dapat diselesaikan selama 21 hari. Selain saluran gomati, prasasti tersebut juga menceritakan tentang pembangunan saluran chandrabhaga. Gambar 7.13 Peta lokasi Kerajaan Kutai. Nama Taruma dihubungkan dengan nama Citarum, karena beberapa prasasti dari Kerajaan Tarumanegara ditemukan di sekitar Sungai Citarum di Jawa Barat. Wawasan Sosial

D. Pengaruh Hindu–Buddha terhadap