Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
228
Ternyata seiring berjalannya waktu Portugis ingkar janji. Sultan Khairun dibunuh, sehingga Portugis leluasa untuk kembali
melakukan monopoli di kawasan Maluku. Sultan Khairun yang wafat digantikan oleh putranya, Sultan
Baabullah. Sultan Baabullah yang marah atas kematian ayahnya, memimpin rakyatnya untuk menggempur benteng Portugis.
Portugis pun terdesak. Tawaran damai dan gencatan senjata dari Portugis tidak pernah digubris oleh Baabullah. Ia sudah tidak
percaya lagi pada bangsa Eropa mana pun. Akhirnya tahun 1575, Sultan Baabullah dan rakyat Ternate
berhasil mengusir Portugis untuk selamanya. Kemerdekaan tersebut tidak berlangsung lama. Beberapa waktu kemudian,
VOC datang dan menduduki Ambon. Sejak itu, perlahan-lahan kawasan Maluku dikuasai oleh VOC.
5. Kerajaan Demak
Sekitar tahun 1500, kekuasaan Majapahit sudah sangat lemah sekali. Kemudian dengan dukungan Walisanga, Raden Patah
mengambil alih tahta Majapahit dan memindahkan ibu kota kerajaan ke Demak. Sejak saat itu, maka kerajaan Demak resmi
berdiri dan Raden Patah dinobatkan menjadi Raja yang pertama dengan gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. Pemerintahan
Kerajaan Demak sangat didukung oleh Walisanga yang sebelumnya sangat mendambakan kepemimpinan Islam di
tanah Jawa. Sebagai sebuah kerajaan Islam, Kerajaan Demak berusaha untuk
membebaskan Malaka dari pendudukan Portugis. Pada tahun 1513, Raden Patah mengirim putranya yang bernama Pati Unus
untuk memimpin penyerangan ke Malaka. Namun, usaha tersebut gagal karena Portugis lebih unggul. Meski demikian,
karena keberaniannya menyerang Portugis di Utara, Pati Unus kemudian dijuluki Pangeran Sabrang Lor Pangeran yang
menyeberang ke Utara. Raden Patah meninggal tahun 1513 dan Pati Unus naik tahta
sebagai raja. Namun, Pati Unus hanya sempat memerintah selama tiga tahun. Setelah wafatnya Pati Unus, terjadi kemelut
di dalam kerajaan. Kedua adiknya, yakni Pangeran Trenggana dan Pangeran Sekar Seda Lepen saling berebut tahta. Peristiwa
tersebut berujung pada tewasnya Pangeran Sekar Seda Lepen oleh Pangeran Prawoto, putra Pangeran Trenggana.
Meninggalnya Pangeran Sekar Seda Lepen melapangkan jalan bagi Trenggana untuk menduduki tahta.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Kerajaan Demak berkembang pesat sebagai penyebar agama Islam di Nusantara.
Sebagai Sultan Kerajaan Demak, Trenggana memiliki pandangan yang sama dengan para pendahulunya yaitu demi
kepentingan Islam di Nusantara, Portugis harus diusir dari Malaka.
Tugas Mandiri
Bagaimana peran Demak dalam membendung ekspansi Portugis
di wilayah Indonesia? Faktor-faktor apa saja yang
mengakibatkan Demak mengalami keruntuhan dan apa pengaruh-
nya bagi keadaan di Jawa?
Di unduh dari : Bukupaket.com
Peradaban Masa Islam
229
Saat Trenggana sedang memikirkan cara menghadang Portugis, datang seorang pemuda gagah asal Persia yang menyatakan niat
dan kesanggupannya untuk membantu Demak mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Pemuda tersebut bernama Fadhillah Khan.
Trenggana meminta bantuan pada Sunan Gunung Jati di Cirebon untuk membantu Fadhillah Khan guna menyerang
Portugis. Pada tahun 1527, Fadhillah Khan pergi dengan memimpin pasukan gabungan yang terdiri atas tentara Kerajaan
Demak dan para santri murid Sunan Gunung Jati. Penyerangan tersebut berhasil. Bahkan, Fadhillah Khan mampu merebut
seluruh daerah pesisir utara Jawa Barat dari kerajaan Pajajaran. Sebagai hadiah, Trenggana memberikan wilayah pesisir utara
Jawa Barat tersebut pada Fadillah Khan. Karena keberhasilannya, Fadhillah Khan dijuluki Fatahillah, artinya penakluk yang
dikirim Allah. Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.
Trenggana wafat pada tahun 1546. Sepeninggalnya, kembali terjadi perebutan tahta antara anak-anak Trenggana dengan
anak-anak Sekar Seda Lepen yang sebelumnya dibunuh Prawoto. Perseteruan itu berujung pada tewasnya Prawoto di
tangan putra Sekar Seda Lepen, Pangeran Arya Penangsang. Maka Arya Penangsang pun naik tahta sebagai raja Demak.
Hampir semua bupati memberontak untuk menurunkan Arya Penangsang dari tahta. Pemberontakan tersebut dipimpin oleh
bupati Pajang yang bernama Jaka Tingkir. Bersama dengan penasihatnya yang bernama Ki Ageng Pamanahan, Jaka Tingkir
berhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang dalam peperangan. Perang berakhir dengan tewasnya Arya Penangsang
di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pamanahan yang juga senopati di Pajang. Setelah tewasnya Arya Penangsang, Jaka
Tingkir lalu mengambil alih kepemimpinan di Jawa dan memindahkan ibu kota ke Pajang. Dengan demikian,
berakhirlah riwayat Kerajaan Demak. Posisi dan peran-peran kuncinya digantikan oleh Kerajaan Pajang yang baru didirikan
oleh Jaka Tingkir. Sebagai penghargaan atas bantuan Ki Ageng Pamanahan dan Sutawijaya, Jaka Tingkir mengangkat
Sutawijaya sebagai bupati Mataram.
Gambar 8.17 Peta wilayah Kerajaan Demak di masa Trenggana.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
230
6. Kerajaan Pajang