Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
46
b. Sumber-Sumber Nilai Sosial Sumber-sumber nilai sosial yang ada di masyarakat
dibedakan menjadi dua, yaitu sumber intrinsik dan sumber ekstrinsik
. Sumber intrinsik adalah sumber nilai sosial yang berasal dari
dalam diri manusia itu sendiri yang berupa harkat dan martabat. Seseorang yang memiliki kepribadian baik, seperti
ramah, sopan, dan selalu berperilaku sesuai dengan norma- norma yang ada akan mempunyai nilai lebih apabila
dibandingkan yang berkepribadian tidak baik. Sumber ekstrinsik adalah sumber nilai sosial yang berasal
dari luar diri manusia yang biasanya bersifat kebendaan, seperti kepemilikan tanah, rumah, kendaraan, dan
sebagainya.
c. Ciri-Ciri Nilai Sosial Nilai sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1 Merupakan hasil interaksi sosial antarwarga masyarakat. 2 Memuaskan manusia dan mengambil bagian dalam
usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial. Nilai-nilai yang disetujui dan diterima oleh masyarakat menjadi
dasar bagi tindakan dan tingkah laku individu, baik secara pribadi maupun secara kelompok atau organisasi.
3 Membantu masyarakat agar dapat berfungsi dengan baik. 4 Terbentuk melalui proses belajar.
5 Merupakan sistem tradisi yang diturunkan secara turun temurun di antara anggota masyarakat.
6 Memengaruhi perkembangan emosi seseorang, baik fisik maupun mental.
7 Berkaitan dengan unsur lain melalui proses komunikasi, sehingga membentuk pola dan sistem nilai dalam
masyarakat. 8 Sistem-sistem nilai bervariasi antara satu kebudayaan
dengan kebudayaan lain sesuai dengan pola kebudayaan masing-masing.
9 Nilai dapat memberikan pengaruh yang berbeda, baik positif maupun negatif.
2. Norma Sosial
Norma norm adalah aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang disertai dengan sanksi atau
ancaman apabila tidak melakukannya. Apabila kamu cermati, norma memiliki sifat memaksa dan menekan seseorang untuk
mematuhinya. Misalnya, apabila kamu mengambil barang orang lain tanpa memberitahu mencuri, maka tindakanmu
jelas merupakan tindakan yang salah, dan kamu akan dijatuhi hukuman.
Tugas Mandiri
Perhatikan dengan saksama, nilai-nilai apakah yang ada di
lingkungan sekitarmu?
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kehidupan Sosial Manusia
47
Norma yang berlaku di masyarakat sifatnya mengikat dan berbeda-beda tingkatannya terhadap setiap warga atau anggota
masyarakat. Ada norma yang mengikat lemah dan ada pula norma yang mengikatnya kuat.
Berdasarkan daya pengikatnya, norma dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Cara Usage Jenis norma ini menunjuk pada suatu bentuk perbuatan
pribadi. Norma ini jelas terlihat pada hubungan antarindividu. Pelanggaran pada norma ini tidak
menimbulkan reaksi yang besar dari masyarakat, tetapi hanya berupa celaan.
Contoh:
1 Kebanyakan masyarakat tidak menyukai apabila ada seseorang yang sedang makan berdecap.
2 Tata cara makan kolak pisang biasanya menggunakan sendok, tetapi ada yang menggunakan tangan. Hal ini
dianggap melanggar norma. b. Kebiasaan Folkways
Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama. Norma ini dapat dilihat dengan kesukaan
individu melakukan kebiasaan tersebut. Hukuman bagi pelanggar norma ini hanya berupa teguran, cemoohan,
ejekan, dan menjauhkan diri dari si pelanggar. Jika pelanggaran norma masih kecil, mungkin dijewer telinganya,
dicubit, atau dimarahi. Contoh:
1 Mencium tangan orang tua pada waktu akan pergi. 2 Memberi salam pada waktu berjalan di hadapan orang
lain. 3 Antre pada waktu membeli karcis pertandingan sepak
bola. 4 Menghormati orang yang lebih tua.
c. Tata Kelakuan Mores Norma ini dipergunakan sebagai pengawasan baik langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat terhadap anggotanya. Tata kelakuan memberikan batasan-batasan
pada perilaku individu dan menjaga solidaritas kesetia- kawanan di antara anggota-anggota masyarakatnya.
Pelanggaran terhadap norma ini adalah sanksi berat. Perbedaan tata kelakuan akan ditemui pada berbagai daerah.
Hal ini terjadi karena tata kelakuan timbul dari pengalaman yang berbeda-beda dari masyarakat tersebut. Tata kelakuan
bisa bersifat paksaan, tetapi bisa juga bersifat sebagai larangan sehingga secara langsung dapat dijadikan sebagai alat di mana
anggota masyarakat harus menyesuaikan dengan tata kelakuan tersebut.
Ungkapan sesuai adat di- gunakan untuk menunjukkan
bahwa suatu tindakan dilakukan sesuai dengan nilai-nilai luhur
yang seharusnya dijaga, ditaati, dan dijunjung tinggi. Sebaliknya,
ungkapan tidak tahu adat adalah sebuah bentuk teguran
dan sanksi sosial yang keras kepada seseorang yang
dianggap telah berperilaku di luar batas kesopanan, tidak tahu cara
hidup bermasyarakat yang baik, atau bahkan tidak tahu mem-
bedakan yang benar dan yang salah.
Wawasan Sosial
Di unduh dari : Bukupaket.com
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP dan MTs Kelas VII
48
Contoh: Pasangan suami istri baru pada masyarakat Sunda biasanya
menumpang di rumah orang tua istri sebelum mereka memiliki rumah tinggal sendiri.
Contoh lain dari perbedaan tata kelakuan adalah suatu masyarakat mempunyai aturan-aturan yang tegas dalam hal
melarang pergaulan bebas antara pemuda dan pemudi, sementara pada masyarakat lainnya larangan tersebut tidak
tegas.
d. Adat Istiadat Customs Norma ini menunjuk pada kekuatan penyatuan setiap pola
perilaku masyarakat. Apabila ada anggota masyarakat yang terbukti melanggar aturan adat, maka akan mendapatkan
hukuman tergantung dari tata aturan yang berlaku pada masyarakat tersebut. Pelanggaran yang dilakukan akan
menghasilkan sanksi yang berat dibandingkan norma-norma lainnya. Misalnya dikucilkan atau diusir dari masyarakat
tersebut.
Selain pembagian jenis-jenis norma di atas, para ahli membagi norma menurut bidang-bidang kehidupan tertentu, yaitu
sebagai berikut.
a. Norma Agama Norma agama yaitu norma yang berasal dari Tuhan yang
dituangkan ke dalam ajaran agama atau suatu kepercayaan tertentu. Inti dari norma ini adalah agar manusia bertakwa
dan beriman, menjauhi segala larangan-Nya, dan menjalankan segala perintah-Nya.
Contoh norma agama yang bersifat larangan antara lain larangan berdusta, mencuri, memfitnah, berzina, dan
sebagainya. Jika larangan ini dilanggar sanksinya adalah dosa. Contoh norma agama yang bersifat perintah antara lain
berbuat baik pada sesama, jujur, adil, dan menjalankan ibadah. Norma agama berfungsi sebagai pedoman dan
pengatur manusia dalam menjalin hubungan yang baik antara manusia dengan Tuhan ataupun antarsesama
manusia.
b. Norma Kesusilaan Norma kesusilaan adalah norma yang bertujuan agar
manusia mempunyai hati yang bersih. Norma ini tumbuh dan berkembang dari budi pekerti manusia sendiri. Sanksi
terhadap pelanggaran norma ini berupa celaan dari masyarakat ataupun perasaan dari diri sendiri.
c. Norma Kesopanan Norma kesopanan adalah petunjuk hidup yang berasal dari
pergaulan segolongan manusia dalam suatu masyarakat dan mengatur bagaimana seseorang harus bertingkah laku dalam
kehidupan masyarakatnya.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kehidupan Sosial Manusia
49
Contohnya larangan meludah di sembarang tempat, anjuran untuk memberi dan menerima sesuatu dari orang lain
dengan menggunakan tangan kanan, dan lain-lain.
d. Norma Kelaziman Norma kelaziman adalah segala tindakan tertentu yang
dianggap baik, patut, sopan, dan seolah-olah sudah ada dalam kebiasaan sekelompok manusia atau masyarakat.
Contohnya masyarakat Indonesia makan dengan menggunakan sendok, atau masyarakat Jepang makan
dengan menggunakan sumpit.
e. Norma Hukum Laws Norma hukum merupakan jenis norma yang sanksinya
sangat jelas dan tegas. Norma hukum dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu norma tertulis hukum pidana dan
perdata, dan norma tidak tertulis hukum adat.
Norma yang berlaku dalam masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Umumnya tidak tertulis. b. Merupakan hasil dari kesepakatan masyarakat.
c. Warga masyarakat patuh. d. Apabila norma dilanggar, maka harus menerima
hukumannya. e. Norma sosial tidak bersifat statis, sehingga dapat mengalami
perubahan. Contoh:
Pemimpin masyarakat Baduy secara adat dan spiritual adalah seorang pu’un yang berkedudukan di wilayah Kajeroan yang
sering disebut Tangtu atau Baduy Dalam. Di sini terdapat tiga buah kampung yang penghuninya dianggap masih tetap
menjalankan pola hidup asli. Daerah Baduy Luar atau Panamping dipimpin oleh seorang kokolot. Selain Kajeroan dan Panamping,
sebenarnya ada pula wilayah orang Baduy yang dianggap setingkat di bawahnya, yaitu daerah yang disebut dangka.
Penghuni dangka dianggap sebagai orang yang sudah banyak meninggalkan ciri kehidupan Baduy dan sering melakukan
pelanggaran religi.
3. Fungsi Nilai dan Norma Sosial