Tangga Nada Slendro Sistem Tangga Nada Gamelan Jawa
240 cent; nada lu dan ma berjarak 240 cent; nada ma dan nem berjarak 240 cent; nada nem dan ji berjarak 240 cent. Masing-masing nada pun memiliki interval
yang lebih besar satu nada dibandingkan dengan nada kromatik musik barat, maka tidak mungkin dibunyikan pada piano atau organ.
Berikut ini adalah skala interval tangga nada slendro: Nada :
ji ro
lu ma
nem ji
Jarak cent : 240
240 240
240 240
Gambar 2.1: Tangga nada slendro
Kendati teori menyatakan bahwa setiap sekon memiliki besar interval yang sama, kenyataan membuktikan, bahwa terdapat berbagai jenis interval slendro.
Karl-Edmund Prier mengungkapkan, bahwa paling tidak ada dua macam slendro:
1. Tangga nada slendro misalnya dengan interval
Nada : ji
ro lu
ma nem
ji Jarak cent:
235 245
235 235
245
Gambar 2.2: Interval pertama tangga nada slendro
Ada interval yang lebih kecil, yaitu 235 cent; dan, ada interval yang lebih besar, yaitu 245 cent. Bunyinya pun mirip dengan sol-la-do-re-mi-sol.
2. Tangga nada slendro misalnya dengan interval
Nada : ji
ro lu
ma nem
ji Jarak cent:
245 235
235 245
235
Gambar 2.3: Interval kedua tangga nada slendro
Maka, bunyinya mirip dengan la-do-re-mi-sol-la. Tangga nada slendro memiliki tiga pathet. Pathet adalah suatu sistem yang
mengatur tugas-tugas nada di dalam suatu lagu. Ada nada yang berperan penyalur atas, maupun penyalur bawah
63
. Sistem pathet sama dengan sistem modal yang memuat modus-modus modi, yaitu dengan mengunakan nada tertentu sebagai
nada finalis atau tujuan. Tiga pathet tersebut adalah sebagai berikut:
1. Slendro pathet sanga, dengan nada finalis 5, bertangga nada: mo-nem-
ji-ro-lu-ma. Contoh: Mangga-mangga Sesarengan KA. 161, Mugi Gusti Kersaa Nampi KA. 210, Pralambang Kraton Swarga KA.
418, Kidung Para Suci KA. 445, dan Ing Dalu Punika KA. 450. 2.
Slendro pathet nem, dengan nada finalis 2, bertangga nada: ro-lu-mo- nem-ji-ro. Contoh: Suci KA. 222, Sembah Nuwun KA. 246.
3. Slendro pathet manyura, dengan nada finalis 6, bertangga nada: nem-
ji-ro-lu-ma-nem. Contoh: Paring Padhang KA. 197, Sembah Nuwun KA. 257, Mendah Kita Tanpa Panuwun KA. 391, O Tyas Dalem
Lir Samudra KA. 408. Sebetulnya masih ada dua pathet slendro, tetapi hanya ada tiga yang
terkenal. Dua pathet tersebut masing-masing bertonika nada 1 dan 3
64
.
63
M. Siswanto, Tuntunan Karawitan I, Pusat Musik Liturgi, Yogyakarta 2011, 26.
64
M. Siswanto, Tuntunan Karawitan I, 26-27.