Indikator Sikap Tanggung Jawab

20 lebih luas yaitu menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar. Menurut Nur Isjoni, 2009: 27, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Pembelajaran kooperatif tidak hanya menekankan pada keberhasilan dalam akademiknya, namun juga menekankan pada keterampilan sosial siswa. Hal ini sejalan dengan Roger ddk Miftahul Huda, 2011: 29 mengemukakan bahwa, “Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajaran yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota- anggota yang lain.” Slavin Isjoni, 2009:17 berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya. Guru berperan mendorong aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini sejalan dengan Agus Suprijono 2009: 54 yang mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja 21 kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana kegiatan belajar secara berkelompok atau dalam satu tim, bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademik. Siswa bekerja sama dalam mengerjakan sesuatu maupun memecahkan suatu masalah dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif ini tidak hanya bertujuan untuk keberhasilan pembelajaran yang bersifat akademik saja, namun juga mengintegrasikan nilai-nilai sosial. Guru tetap berperan dalam mendorong dan membimbing aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif.

2. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Ibrahim Abdul Majid, 2013: 176 mengemukakan ciri atau karakteristik dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a. siswa bekerja dalam kelompok untuk menuntaskan materi belajar b. kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi, sedang, dan rendah heterogen c. apabila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda d. penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu Menurut Bennet Isjoni 2009: 60yang mengemukakan ciri- ciri dari pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a. Setiap anggota memiliki peran b. Terjalin hubungan interaksi langsung antara siswa 22 c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya d. Guru membantu mengembangkan keterampilan- keterampilan personalnya e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan Wina Sanjaya 2006: 245-246, terdapat karakteristik dalam model pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a. Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Semua anggota tim harus saing membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. setiap kelompok bersifat heterogen. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberi pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif Dalam model pembelajaran kooperatif, terdapat manajemen kooperatif yang mempunyai empat fungsi pokok yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Fungsi pelaksanaan menunjukkan menunjukkan bahwa pembelaajaran kooperatif harus sesuai dengan perencanaan. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY(TS-TS) DAN SNOWBALL THROWINGTERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Ke

0 2 19

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL Pengaruh Strategi Pembelajaran Two Stay Two Stray (Ts-Ts) dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar S

0 4 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray (Ts-Ts) Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII B SMP N

0 0 14

HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IV SEBELUM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)

0 0 156

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA PESERTA DIDIK YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DENGAN TIPE

0 0 209

PENGARUH PENANAMAN KARAKTER KERJA SAMA, KERJA KERAS, DAN TANGGUNG JAWAB PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUMBANG TAHUN AJARAN 20122013

0 0 13