BEBAN USAHA Fitri Natriawan

PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2016 Dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

30. LIABILITAS KONTINJENSI Lanjutan 3

Ganti Rugi atas tanah diareal Pelabuhan Hunimua di Cabang Ambon a. b. c. Membuat permohonan penitipan ganti kerugian kepada Ketua Pengadilan Negeri Ambon. - Nilai tanah 46.560 M2 Rp6.452.280.000 - Nilai bangunan hotel 186 M2, rumah 45 M2 Rp322.600.000 - Nilai pohon kelapa 137 pohon Rp102.750.000 4 5 Penyelesaian Tanah di Padangbai Pada tanggal 25 Agustus 2016 Kejaksaan Negeri Masohi telah menerbitkan Legal Opinion LO, yang pada intinya PT. ASDP Indonesia Ferry Persero Cabang Ambon dapat melakukan pembayaran ganti rugi dengan cara konsinyasi di Pengadilan Negeri Ambon dengan mengambil langkah-langkah: Meminta Penilai untuk melakukan penilian terhadap objek tanah yang akan digantirugikan sebagai dasar untuk melakukan musyawarah nilai ganti kerugian. Melakukan musyawarah nilai ganti kerugian dengan dasar hasil penilaian dari Penilai dan membuat berita acara hasil musyawarah tersebut. Sebagai tindak lanjut Legal Opinion LO JPN Masohi telah ditunjuk KJPP Muhammad Adlan dan Rekan untuk menilai tanah dan aset diatasnya di Pelabuhan Penyeberangan Hunimua dengan hasil penilaian dengan total Rp6.851.000.000,- sudah pembulatan dengan rinsian sebagai berikut: Penyelesaian Tanah di Pelabuhan Lembar yang berhimpitan dengan PT Pelindo III Persero dan di klaim sebagai tanah milik PT Pelindo III Persero. Terkait dengan tanah seluas 16.007 m² berlokasi di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat yang belum bersertifikat dikarenakan PT Pelindo III Persero tidak bersedia menandatangani batas tanah dikarenakan menganggap tanah tersebut milik PT Pelindo III Persero, PT ASDP Indonesia Ferry Persero telah mengupayakan untuk melakukan pengurusan dan pembuatan sertifikat dengan berkoordinasi dengan BPN Lombok Barat dimana atas tanah tersebut, saat ini telah mendapatkan Sertifikat Hak Guna Bangunan No.75 seluas 7.980 m² yang diterbitkan tanggal 16 Juli 2012. Sebagai informasi, tanah tersebut bukan seluas 16.007 m². Terkait dengan tanah seluas kurang lebih 1.771 m² di Cabang Lembar Sertifikat HGB No.30 tanggal 12 Juli 1994, yang di klaim juga oleh PT Pelindo III Persero dengan Sertifikat Hak Pakai Nomor; 7 tanggal 25 April 1984, PT ASDP Indonesia Ferry Persero telah mengupayakan untuk meminta peninjauan kembali atas Sertifikat tanah tersebut kepada BPN Mataram, namun hasilnya belum ada. Untuk itu dalam waktu dekat Divisi Hukum akan bekerjasama dengan Divisi Aset dan Cabang Lembar untuk Berkoordinasi dengan BPN Mataram. Sehubungan dengan rencana perpanjangan jangka waktu sertifikat HGB No. 30 yang akan berakhir Bulan Juli 2014, Divisi Hukum bekerjasama dengan Divisi Aset dan Cabang Lembar telah berkoordinasi dengan BPN Mataram, namun sertifikat belum selesai karena BPN Mataram masih memprioritaskan sertifikat proyek nasional. Pada tanggal 7 Agustus 2014, BPN Mataram telah menyetujui perpanjangan sertifikat HGB No. 30 A.n. PT ASDP yang diajukan oleh PT ASDP Indonesia Ferry Persero, dan untuk perpanjangan sertifikat tersebut berakhir sampai dengan tahun 2034 dengan luas tanah yang masih sama yaitu 1.771 m². PT. ASDP Indonesia Ferry Persero telah mengusulkan kepada BPN setempat untuk melakukan pensertifikatan atas tanah pelabuhan tersebut, namun ada klaim dari masyarakat adat, sehingga sampai dengan saat ini BPN belum menyelesaikan pensertifikatan tanah tersebut dan diminta agar PT. ASDP Indonesia Ferry Persero menyelesaikan masalah tersebut dengan masyarakat adat. Pihak BPN juga menyarankan apabila masyarakat adat masih menghalang-halangi pensertifikatan tanah tersebut, disarankan agar pihak PT. ASDP Indonesia Ferry Persero berkoordinasi dengan Kepala Daerah Bupati Karang Asem untuk membantu menyelesaikannya. Pihak Camat, Polisi Sektor, Komando Daerah Militer setempat pada prinsipnya sudah memahami dan setuju untuk proses sertifikasi tanah Pelabuhan Padangbai milik PT. ASDP Indonesia Ferry Persero. Pada tanggal 13 sd 14 Agustus 2015 Divisi Hukum bersama dengan General Manger PT. ASDP Indonesia Ferry Persero Cabang Lembar melakukan koordinasi dengan BPN Karang Asem untuk proses lebih lanjut pensertifikasian tanah tersebut yang pada intinya BPN Karang Asem tetap meminta agar ASDP menyelesaiakn permasalahan dengan masyarakat adat Desa Pakraman Padangbai. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan keuangan secara keseluruhan 49 PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2016 Dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

30. LIABILITAS KONTINJENSI Lanjutan 6

Sengketa tanah dengan Majidah dkk seluas 936 M2 di luar area Pelabuhan Peneyebangan Lembar 7 a b Dalam rapat dimaksud disepakati antara lain : - - c - Tanah PT. ASDP seluas 700 m² sebesar Rp787.000.000. - Tanah Pemprov Kalimantan Barat Seluas 350 m² sebesar Rp1.190.000.000. d - Pemprov Kalbar belum sepakat untuk melakukan tukar guling karena masih membutuhkan persetujuan dari DPRD Kalbar. - Pemprov Kalbar akan memberikan akses jalan kepada PT. ASDP dengan cara membongkar bangunan. - Pemprov Kalbar menawarkan PT. ASDP untuk membeli aset di Jalan Imam Bonjol. Telah dikeluarkan putusan Mhkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 4337 KPdt1998 tanggal 11 Pebruari 2000 antara Madijah dkk melawan Pemerintah RI cq. Departemen Perhubungan RI cq. Kepala Kantor Wilayah Perhubungan NTB Cq. Perum ASDP Lembar dimana dalam putusan tersebut dimenangkan oleh Perhubungan RI cq. Kepala Kantor Wilayah Perhubungan NTB Cq. Perum ASDP Lembar. Pada tahun 2009 telah dilakukan koordinasi dengan Camat Gerung dan Pengadilan Negeri Mataram untuk melakukan eksekusi, namun disarankan pelaksanaan eksekusi tersebut ditunda sesudah Pemilu tahun 2009. Tanah tersebut belum bersertifikat dan telah didirikan beberapa banguna rumah tinggal masyarakat tanpa izin dari PT. ASDP. PT. ASDP Cabang Lembar pada tanggal 26 Oktober 2016 telah menandatangani MOU dengan Kejaksaan Tinggi NTB dan permasalahan tanah ini telah dibicarakan secara lisan dengan Jaksa Pengacara Negara pada Kejaksaan Tinggi NTB, dan mereka siap membantu menyelesaikan permasalahan ini. Masalah Tanah PT. ASDP Indonesia Ferry Persero di Pontianak yang sebagian telah digunakan oleh Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat. Terkait dengan rencana tukar guling aset tanah PT ASDP Indonesia Ferry Persero di Pontianak seluas 700 m² yang terletak di Jl. Imam Bonjol Nomor 392 dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat yang difasilitasi BPKP Perwakilan Kalimantan Barat belum selesai, mengingat Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat belum bisa menyerahkan data-data tentang tanah yang akan ditukar gulingkan dengan tanah PT ASDP Indonesia Ferry Persero tersebut. Direksi Direktur SDM dan Umum telah bersurat kepada General Manager Cabang Pontianak Nomor : UM.20519ASDP-2015 perihal Penyelesaian Permasalahan Tanah Cabang Pontianak. Divisi Hukum bersama General Manager Cabang Pontianak telah melakukan pertemuan dengan pihak Pemprov Kalimantan Barat di Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat tanggal 28 April 2015 sesuai surat undangan rapat dari Pemprov Kalimantan Barat Sekda Nomor 0281058BPKAD-G tanggal 6 April 2015. Pihak Pemprov Kalimantan Barat akan menjawab secara tertulis Surat General Manager Cabang Pontianak nomor UM.2050101ASDP-PTK2015 tanggal 16 Februari 2015 dengan melampirkan dokumen pendukung terkait usul tukar guling tanah ASDP di Jalan Imam Bonjol seluas 700 m² dengan tanah milik Pemprov Kalimantan Barat seluas 513 m² di Jalan Sultan Abdurahman. Setelah surat dimaksud diterima Pihak ASDP, maka ASDP akan menindaklanjuti usulan Pemprov Kalimantan Barat dan membuat kajian kesetaraan obyek tukar guling sebagai dokumen pendukung untuk permohonan rekonmendasi tertulis Dekom dan persetujuan kepada RUPS. PT. ASDP telah menunjuk KJPP Toto Suhartono Rekan untuk melakukan apraisal terhadap harga tanah tersebut untuk ukar guking dan telahmenyerahkan Laporan Penilaian Aset dari KJPP Toto Suhartono Rekan No. File : V.PP.16.17.1442-2 tanggal 25 Agustus 2016 dan telah ditentukan nilai pasar sebagai berikut: Pada tanggal 1-2 Desember 2016 divisi Aset didampingi oleh divisi Akuntansi dan divisi Hukum telah melakukan pertemuan dengan Pemprov Kalbar diwakili oleh bagian Aset Pemprov Kalbar dengan hasil pembahasan sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan keuangan secara keseluruhan 50