Context Set-Up Context set-up is a stage to define internal and external

168 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Rencana tindak lanjut risiko yang berada di luar kewenangan Vice President yang bersangkutan yang merencanakan tindak lanjut risiko harus diusulkan kepada atasan yang terkait atau kepada Unit Kerja terkait yang membawahinya untuk mendapatkan keputusan. Pengambil keputusan yang terkait harus segera memutuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan atas risiko. Keputusan disampaikan kepada pengusul tindak lanjut. Usulan rencana tindak lanjut Formulir f yang telah mendapat persetujuan harus segera dilaksanakan oleh Unit Kerja terkait. 2 Daftar Risiko Formulir a beserta dokumen penunjang berupa Kertas Kerja Asesmen Risiko Formulir b, c dan d dan Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko Formulir f yang juga memuat informasi mengenai status progress Rencana Tindak Lanjut dari masing-masing risiko, beserta dokumen penunjang berupa Kertas Kerja Rencana Tindak-Lanjut per Risiko Formulir e harus dikirimkan kepada Divisi yang menangani Enterprise Risk Management 3. Proses Penunjang a. Melakukan Kaji-Ulang Daftar Risiko Masing-masing Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang termasuk SPI penyusun dan pemilik Daftar Risiko secara berkala harus melakukan kaji-ulang Daftar Risiko yang disusunnya. Tujuan kaji-ulang adalah untuk memutakhirkan Daftar Risiko sesuai dengan perkembangan. Kaji-ulang ini dilakukan dengan melaksanakan asesmen ulang atas risiko. Kaji-ulang Daftar Risiko secara berkala untuk masing- masing Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus termasuk SPI harus dilakukan di dalam Rapat Penilaian Risiko: a Secara berkala: Untuk Unit Penunjang Unit non Usaha Berdasarkan KD.47HK.001ASDP-2012, pengiriman dokumen kaji-ulang risiko setiap 6 enam bulan sekali. Untuk Unit Utama Unit Usaha Berdasarkan KD.47 HK.001ASDP-2012, pengiriman dokumen kaji-ulang risiko setiap 3 tiga bulan sekali. Risk follow-up plan beyond the related Vice President authority who planned the risk follow-up shall be proposed to realted supervisor or related Unit who supervised the risks to take decision. Related decision-maker shall decide necessary risk follow- up. The decision will be disseminated to the follow-up proposer. Follow-up plan Form f that had ben approved shall be executed immediately by related Unit. The Risk List Form a altogether with supporting documents such as Risk Assessment Work Sheet Form b, c and d and List of Risk Follow-Up Plan form f that also discloses information about Follow-Up pLan progress status of every risk, altogether with supporting documents such as Follow-Up Plan Work Sheet Form e to be delivered to Division that handles the Enterprise Risk Management. Supporting Process a. Review Risk List in every Work Unit at Head Office, Branch Office, including SPI Risk Owner and Risk List Owner periodically have to peform Review on the prepared Risk List. Objective of the review is to update Risk List based on actual condition. The review is done by doing risk assessment review. Periodic Risk List Review for each Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit including SPI have to be done in the Risk Assessment Meeting: a Periodic: For Supporting Unit Non-Business Unit referring to KD.47HK.001ASDP-2012,Risk review document delivery is every 6 six months. For Main Unit Business Unit referring to KD.47HK.001 ASDP-2012, the risk review document delivery is every 3 three0 months. 169 PT ASDP Indonesia Ferry Persero b Secara khusus: Bila sewaktu-waktu melihat adanya perubahan kondisi yang signifikan yang dapat menyebabkan perubahan risiko maka Unit Kerja yang bersangkutan harus melakukan kaji-ulang khusus di luar kaji-ulang berkala. Kaji-ulang Daftar Risiko secara berkala untuk kegiatan investasiproyek dapat dilakukan dengan frekuensi sebagai berikut: a. Untuk kegiatan investasi yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun kaji-ulang harus dilakukan 6 enam bulan sekali. b. Untuk kegiatan investasi yang berjangka waktu 1 satu tahun kaji-ulang harus dilakukan setiap 3 tiga bulan sekali. b. Melakukan Pemantauan. Satuan Pengawasan Intern meminta Daftar Risiko kepada Divisi yang menangani Enterprise Risk Management untuk kepentingan penyusunan Rencana Audit Tahunan dan Program Audit. Satuan Pengawasan Intern harus melakukan pemantauan dengan menyelenggarakan audit berbasis risiko untuk meyakini bahwa asesmen risiko dan tindak-lanjut atas risiko telah diterapkan secara efektif di seluruh Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus PT ASDP Indonesia Ferry Persero. Yang dimaksud dengan audit berbasis risiko adalah audit yang memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Rencana audit disusun dengan memprioritaskan kegiatan obyek audit yang memiliki risiko Ekstrem, Tinggi dan Menengah. b. Program audit untuk setiap kegiatan disusun terfokus kepada risiko Ekstrem, Tinggi dan Moderat. Di dalam program audit, risiko ditempatkan sebagai sasaran audit hal yang ingin diyakini melalui kegiatan audit bahwa risiko telah dikelola dengan baik. Setiap tahun Satuan Pengawasan Intern harus melakukan evaluasi atas penyelenggaraan proses inti manajemen risiko proses asesmen risiko dan tindak lanjut tanggapan perlakuan atas risiko di seluruh Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus untuk mengusulkan langkah-langkah peningkatan seperlunya. b Incidental Anytime if any significant changing condition occured that may cause risk changing, the respective Unit has to perform special review non-periodic review. Periodic Risk List Review for investmentproject activity with frequency, as follows: a. For investment activity with more than 1 year maturity, the review shall be done within every 6 six months. b. For investment activity with more than 1 one year maturity, the review shall be done within every 3 three months. b. Monitoring Internal Audit Unit requests the Risk List to Division that handles Enterprise Risk Management for the preparation of Annual Audit Plan and Program. The Internal Audit Unit shall perform monitoring by conducting risk-based audit to assure that the risk assessment and follow-up have been implemented effectively in entire Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit of PT ASDP Indonesia Persero. Risk Based-Audit is an audit that meets criteria, as follows: a. Audit plan is prepared by prioritizing activity audit object with Extreme, High and Moderate Risk. b. Audit program for every activity will focus on Extreme, High and Moderate Risk. In the audit program, the risk is treated as audit target aspect that is ensured that risk-based audit has been well-managed. In every year, the Internal Audit Unit has to evaluate implementation of risk management core process risk assessment and follow-upresponse and risk treatment process in every Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit to propose necessary improvement plan. 170 Laporan Tahunan 2016 Annual Report c. Melakukan Komunikasi Divisi yang menangani Enterprise Risk Management secara berkala harus melaporkan Rangkuman dari Kompilasi Hasil Kaji Ulang Daftar Risiko dan Rencana Tindak Lanjut Risiko dari masing-masing Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang, Unit Bisnis Khusus dan melaporkan Kaji Ulang Daftar Risiko Kegiatan InvestasiProyek kepada Direksi dan tembusannya disampaikan kepada Satuan Pengawasan Intern. Frekuensi pelaporan berkala ERM mengikuti jangka waktu pelaporan hasil Kaji Ulang Daftar Risiko dari seluruh Unit Kerja dan Pelaporan dari Kaji Ulang Daftar Risiko Kegiatan InvestasiProyek, serta harus melaporkan segera jika sewaktu-waktu terjadi perubahan yang signifikan pengaruhnya terhadap perusahaan Khusus untuk Direksi, risiko yang dilaporkan adalah risiko Ekstrem, Tinggi dan Menengah Sewaktu-waktu bila diinstruksikan oleh Direksi, Divisi yang menangani Enterprise Risk Management melakukan pengungkapan risiko kepada pemegang-kepentingan stakeholders lainnya. Tembusan disampaikan kepada Satuan Pengawas Intern. d. Melakukan Konsultasi Konsultasi dilakukan untuk membantu Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus terutama di dalam asesmen risiko. Konsultasi dilakukan kepada Divisi yang menangani Enterprise Risk Management. Konsultasi dapat dilakukan dengan memberi pelatihan- pelatihan yang diperlukan danatau menyebarluaskan bahan-bahan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam asesmen risiko. Untuk kondisi yang sangat khusus misalnya untuk memberi contoh Divisi yang menangani Enterprise Risk Management dapat juga memberi konsultasi dengan memberikan layanan sebagai fasilitator dalam Rapat Penilaian Risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus. Di dalam Rapat Penilaian Risiko, fasilitator bertugas memandu dan menjadi narasumber tentang ketentuan yang digunakan untuk asesmen risiko. Asesmen risiko dilakukan oleh peserta Rapat Penilaian Risiko dan bukan dilakukan oleh fasilitator. c. Communication Division that handles Enterprise Risk management report Summary of Risk List Review Compliation periodically and Risk Follow-Up Plan by every Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit and report the InvestmentProject Activity Risk List Review to the Board of Directors with copysent to the Internal Audit Unit. Frequency of ERM periodic reporting follows the Risk List Review repoting time frame in all Business and Reporting of InvestmentProject Activity Risk List Review and shall report immediately if any significant change occured with impact to the Company, particularly to the Board of Directors, the reported risk includes Extreme, High and Moderate Risk. If instructured by the Board of Directors, incidentally, the Division that handles Enterprise Risk Managment performs risk disclosure to other Stakeholders with copy sent to Internal Audit Unit. d. Consulting The consulting is done to help the Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit, particularly in risk assessment process. The consulting is provided to Division that handles Enterprise Risk Management. Consulting may be also done by providing necessary trainings andor disseminating material to develop knowledge and skill in the risk assessment process. For very particular condition i.e. as an example, the Division that handles Enterprise Risk Management may also provide consulting by providing services as facilitator in the Risk Assessment Meeting at Working Unit Head Office, Branch office and Special Business Unit. In the Risk Assessment Meeting, the facilitator is in charge to guide and act as sources regarding provisions applied in the risk assessment. The risk assessment is done by the Risk Assessment Meeting aprticipants, not the facilitator. 171 PT ASDP Indonesia Ferry Persero e. Menyusun Dokumentasi Seluruh pelaksanaan kegiatan manajemen risiko harus didasarkan pada Pedoman Manajemen Risiko, prosedur dan dokumen lain yang terkait Pelaksanaan manajemen risiko harus didokumentasikan di dalam arsip tertulis. Arsip dari proses inti manajemen risiko proses asesmen risiko dan tindak lanjut tanggapan perlakuan atas risiko yang minimal harus dipelihara oleh Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus dan Divisi yang menangani Enterprise Risk Management adalah: a. Daftar Risiko. b. Kertas Kerja Asesmen Risiko. c. Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko. d. Kertas Kerja Rencana Tlndak-Lanjut Risiko. Arsip dari proses penunjang manajemen risikomelakukan kaji ulang risiko, pemantauan, komunikasi, konsultasi, dokumentasi yang minimal harus dipelihara adalah: a. Laporan Audit. Arsip ini disimpan oleh Satuan Pengawasan Intern. b. Laporan Konsultasi. Arsip ini disimpan oleh Divisi yang menangani Enterprise Risk Management. c. Bukti Komunikasi Pengungkapan Risiko kepada pihak lain. Arsip ini disimpan oleh Divisi yang menangani Enterprise Risk Management. Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Risiko 1. Pemegang akuntabilitas terhadap kinerja perusahaan, termasuk di dalamnya pengelolaan risiko adalah Direksi dan Dewan Komisaris. 2. Pengelolaan Risiko menjadi tanggung jawab seluruh Manajer dan Karyawan. 3. Secara spesifik, tanggung jawab dalam pengelolaan risiko adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan kebijakan MR yang ditetapkan Direksi. Melakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap pelaksanaan MR. Memastikan keselarasan Visi, Misi dan tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan risiko terkait. e. Documentation Entire risk management activity shall refer to Risk Management Policy, procedure and other related documents. Risk management implementation shall be documented in written archive. Archive in the risk management core process risk assessment process and risk treatment followupresponse shall be maintained at least by Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit and Division that handles Enterprise Risk Management, as follows: a. Risk List b. Risk Assessment Worksheet c. Risk Follow-up List d. Risk Follow-Up Plan Worksheet Archive from the risk management supporting process risk review, monitoring, communication, consulting, documentation shall be maintained, at least: a. Audit Report. The archieve is documented by Internal Audit Unit. b. Consultant Report. The archieve is documented by Enterprise Risk Management. c. Risk Communication Disclosure evudent with other parties. The archieve is documented by Division that handles Enterprise Risk Management. Risk Management Duty and Responsibility 1. Holder of the accountability of Company’s performance including the risk management by Board of Directors and Board of Commissioners. 2. Risk management is being responsibility of all Manager and Employees. 3. Specifically, responsibility in risk management is as follows: Board of Commissioners Provide direction and evaluation on Risk Management manual and policy stipulated by the Board of Directors. Risk Management monitoring, evaluation and follow- up. Ensure alignment of Vision, Mission and objectives of the Company by considering related risk. 172 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Direksi Menetapkan organisasi Manajemen Risiko berikut mekanisme kerjanya. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk manajemen risiko baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kerja serta dana. Menetapkan Pedoman Manajemen Risiko dan revisinya, serta menetapkan kriteria pengukuran risiko dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan manajemen risiko. Menetapkan Selera Risiko Risk Appetite dan Toleransi Risiko Risk Tolerance mulai Tingkat Unit Kerja, sampai dengan Tingkat Direktorat dan Korporat. Memutuskan tindak-lanjut risiko khusus untuk tindak- lanjut yang kewenangannya berada pada Direksi. Memantau dan melaporkan status dan profil risiko secara berkala kepada Dewan Komisaris, serta melaporkan perubahan profil risiko yang dampaknya signifikan terhadap perusahaan setiap saat diperlukan. Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko di Direktoratnya. Menugaskan Divisi yang menangani Enterprise Risk Management untuk mengungkapkan daftar risiko kepada pemegang-kepentingan eksternal sesuai dengan yang disyaratkan di dalam prinsip Good Corporate Governance. Divisi ERM,Mutu dan GCG Menyusun dan merevisi Pedoman Manajemen Risiko untuk diberlakukan di perusahaaan dengan persetujuan Direksi. Mengumpulkan dan mengevaluasi Daftar Risiko dan Kertas Kerja Asesmen Risiko dari seluruh Unit Kerja untuk dirangkum menjadi Daftar Risiko Tingkat Direktorat dan Korporat, kemudian dilaporkan kepada Direksi secara berkala dan sewaktu-waktu bila terdapat perubahan yang signifikan. Mengumpulkan Daftar Rencana Tindak Lanjut Risiko dan Kertas Kerja Rencana Tindak Lanjut Risiko dari seluruh Unit Kerja, dan mengingatkan pihak yang terkait bila ada risiko yang pada waktunya belum diberi tanggapan dan perlakuan. Melaporkan kepada Direksi bila melihat Unit Kerja Kantor Pusat atau Cabang dan Unit Bisnis Khusus yang belum melakukan tindak lanjut atas risiko-risiko yang mempunyai skala prioritas untuk segera ditindaklanjuti. Board of Directors Stipulate Risk Management organization altogether with the working mechanism. Provide required resources for the risk management including human resources, facilities and euqipment and funding resources. Stipulate Risk Management Policy and its revision, andstipulate risk assessment criteria as well as other policies related with the risk management implementation. Stipulate Risk Appetite and Risk Tolerance starting from Working Unit level until Directorate and Corporate Levels. Determine risk follow-up particularly for follow-up with authority held by the Board of Directors. Supervise and report risk status and profile periodically to the Board of Commissioners and report change in risk profile with significant impact to the Company, if necessary. Ignite and maintain risk-awareness culture in the Directorate. Assign the Division that handles Enterprise Risk Management to disclose risk list to external stakeholders as required in the Good Corporate Governance principle. ERM, Quality and GCG Division Prepare and revise Risk Management Manual to be implemented in the Company under approval from the Board of Directors. Collect and evalaute Risk level and Risk Assessment Work Sheet from every Working Unit to be summarized as Risk List at Directorate and Corpoarte Level, and reported to the Board of Directors periodically and incidentally if any significant change occur. Collect Risk List Follow-Up and Risk Follow-Up Plan Worksheet from every Working Unit and warn related party if finding any risk that has not yet responded or treated. Report to the Board of Directors if finding any Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unit that had not yet conducting risk follow- up with priority scale to be immediately followed-up. 173 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Bila perlu, memberikan konsultasi terhadap Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus untuk meningkatkan kemampuannya melakukan asesmen risiko. Mengusulkan kepada Direksi untuk pengungkapan risiko yang perlu dilakukan kepada pemegang kepentingan eksternal sesuai dengan yang disyaratkan di dalam prinsip Good Corporate Governance. Mengevaluasi Sistem Manajemen Risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus, dan melaporkannya ke Direksi. Membantu Direksi dalam menilai risiko atas strategi, tujuan, sasaran perusahaan yang merupakan tanggung jawab Direksi. Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko di Divisi yang menangani Enterprise Risk Management. Unit Kerja Unit Kerja di Kantor Pusat , Cabang, Unit Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi Melakukan asesmen risiko dengan menyelenggarakan Rapat Penilaian Risiko dan menyusun Daftar Risiko masing-masing Unit Kerja. Menetapkan dan menyelesaikan tindak lanjut risiko bila berada pada kewenangannya atau mengusulkan tindak lanjut risiko kepada atasan atau unit yang berwenang, untuk mendapatkan keputusan. Melakukan sosialisasi manajemen risiko secara terus- menerus kepada seluruh karyawan di masing-masing Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi. Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko di masing-masing Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi. Melakukan kaji-ulang Daftar Risiko masing-masing Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi. Satuan Pengawasan Intern Satuan Pengawas Intern SPI sebagai pengawas internal dalam Organisasi PT ASDP Indonesia Ferry Persero memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam pengawasan penerapan manajemen risiko di PT ASDP Indonesia Ferry Persero sebagai berikut: a. Menggunakan profil risiko organisasi dan hasil asesmen risiko semua Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang, Unit Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi PT ASDP Indonesia Ferry Persero sebagai input dalam penyusunan rencana Program Kerja Audit Tahunan PKAT dan Audit Khusus. If necessary, to provide consulting to Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unitto improve risk assessment capability. Propose to the Board of Directors to disclose risks that needs to be reproted to external stakeholders as required in Good Corporate Governance principle. Evalaute Risk Management System Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unit and report to the Board of Directors. Help the Board of Directors in evalauting risk on the Company’s strategy, obejctives, target as part of Board of Directors’ responsibility. Ignite and maintain risk-awareness culture at Division that handles Enterprise Risk Management. Working Unit Working Unit at Head Office, Branch Office, Special Business Unit and Team Established by the Board of Directors Perform Risk Assessment by organizing Risk Assessment Meeting and prepare Risk List at every Working Unit. Stipulate and complete risk follow-up if under his her authority to propsoe risk follow-up to authorized supervisor or unit, to grant approval. Perform risk management socialization continuously to all employees in every Working Unit and Team established by the Board of Directors. Ignite and maintain risk-awareness culture in every Working Unit and Team established by the Board of Directors. Perform Risk List Review in every Working Unit and Team established by the Board of Directors. Internal Audit Unit As internal auditor in the PT ASDP Indonesia Ferry Persero Organization, the Internal Audit Unit SPI has responsibility and authority in monitoring risk management implementation at PT ASDP Indonesia Ferry Persero, as follows: a. Use organization risk profile and risk assessment report of all Working Unit at Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unit and Team established by Board of Directors of PT ASDP Indonesia Ferry Persero as input in preparing Annual Audit PKAT and Special Audit Plans. 174 Laporan Tahunan 2016 Annual Report b. Melaporkan kepada Direksi bila melihat Unit Kerja Kantor Pusat atau Cabang, Unit Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi yang belum melakukan tindak lanjut atas risiko-risiko yang mempunyai skala prioritas untuk segera ditindaklanjuti. c. Mengevaluasi dan memberi masukkan atas kecukupan dan efektivitas pengendalian internal dan pelaksanaan Manajemen Risiko untuk melakukan mitigasi terkait. d. Membuat prosedur untuk memastikan risiko dikaji dan dievaluasi secara berkala. e. Mengevaluasi dan memberi masukan apakah strategi usaha dijalankan sesuai dengan kebijakan risiko. f. Mengamati dan melaporkan dampak yang mungkin terjadi terhadap kondisi perusahaan sebagai akibat dari suatu risiko. g. Mengevaluasi pelaksanaan proses asesmen risiko dan tindak lanjut tanggapan perlakuan atas risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang, Unit Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi, serta melaporkannya ke Direksi. Pendampingan Penyusunan Proil Risiko Risk Assessment merupakan tahapan proses manajemen risiko yang terdiri dari fase identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi risiko. PT ASDP Persero menggunakan Buku Pedoman Manajemen Risiko PT ASDp Indonesia Ferry Persero sebagai pedoman dalam melaksanakan Risk Assessment. Divisi ERM,Mutu GCG merupakan unit yang memiliki tugas dan tangung jawab untuk melaksanakan konsultasi dan pendampingan penyusunan Profil risiko Kantor Cabang dan Kantor Pusat PT ASDP Persero. Berikut jadwal pelaksanaan pendampingan penyusunan Profile Risiko tahun 2016 melalui kunjungan ke cabang dan atau rapat di kantor pusat: No Tempat Kantor Cabang Location Branch Office Waktu Period 1 Surabaya 23-25 Februari 2016 February 23 – 25, 2016 2. Bitung 29 Maret 17-1 April 2016 March 29 – April 1, 2016 3. Sibolga 2-4 Maret 2016 March 2 – 4, 2016 4. Pemuktahiran profil risiko monitoring mitigasi risiko dan evaluasi profil unit kerja kantor pusat. Update risk profile of risk mitigation monitoring and profile evaluation of head office work unit. 4 April 2016 April 4, 2016 b. Report to the Board of Directors if finding Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unit and Team established by Board of Directors who hot yet performed risk followed-up with priority scale to be immediately followed-up. c. Evaluate and provide recommendation on the internal control sufficiency and effectiveness and Risk Management implementation to perform related risk mitigation. d. Prepare procedure to ensure the risk has been reviewed and evaluated periodically. e. Evaluate and provide recommendation whether the business strategy has been implemented based on the risk policy. f. Examine and reprot potential impact to the Company’s condition as the impact of particular risk. g. Evalaute risk assessment and risk follow-up process implementation response treatment on risks at Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business Unit and team established by the Board of Directors and report to the Board of Directors. Risk Proile Preparation Assistance Risk Assessment is a stage of risk management process consisting of risk identification phase, risk analysis and risk evaluation. PT ASDP Persero uses Risk Management Book of PT ASDp Indonesia Ferry Persero as a guide in implementing Risk Assessment. ERM, Quality GCG Division is a unit that has the duty and responsibility to carry out consultation and mentoring the preparation of risk profile of Branch Office and Head Office of PT ASDP Persero. Here is the schedule for the implementation of assistance for the preparation of the Risk Profile of 2016 through visits to branches and or meetings at headquarters: 175 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Secara paralel unit kerja cabang dan unit kerja pusat melakukan komunikasi dan konsultasi dalam penyusunan Profil Risiko dan monitoring mitigasi risiko menggunakan sarana media yang ada seperti Telpon dan Email. Proil Risiko Peta Risiko Korporat Tahun 2016 Profil Risiko korporat disusun secara series dari unit kerja terkait di cabang hingga korporat, sehingga dalam penerapannya diklasifikasikan ke dalam tanggung jawab cabang, Direktorat dan Korporat dengan mempertimbangkankan kriteria risiko sebagai berikut: Berdampak luas Bersifat strategis Memiliki tingkat nilai eksposur risiko yang tinggi dan ekstrem Peta Risiko Korporat Tahun 2016 sebagai berikut Tingkat Eksposur Risiko: Rendah R Menengah M Tinggi T Ekstrim E PETA RISIKO PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO TINGKAT KORPORAT TAHUN 2016 asilitas ernasi ystem 3,00; 4,00 1 2 3 4 1 2 3 4 5 PROBABILITAS NO: 1, 4, 5 NO: 2, 3, 7 NO: 6 In parallel the branch work unit and the central work unit conduct communication and consultation in the preparation of Risk Profile and risk mitigation monitoring using existing media facilities such as Telephone and Email. Risk Proile Corporate Risk Map 2016 The corporate risk profile is prepared in series from the branch-to-corporate related work units, so that its application is classified into branch, Directorate and Corporate responsibilities by considering the following risk criteria: Broad impact Strategic It has high and extreme risk exposure value Corporate Risk Map As of 2016 as follows 176 Laporan Tahunan 2016 Annual Report PERKARA HUKUM Perkara Penting adalah permasalahan hukum yang dihadapi ASDP selama periode tahun laporan dan telah diajukan melalui proses hukum baik melalui jalur Pengadilan ataupun Arbitrase. Sementara Nilai Perkara merupakan nilai tuntutan ganti rugi yang diajukan kepada ASDP sebagai pihak tergugat atau nilai tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh ASDP sebagai pihak penggugat, baik kerugian materiil maupun imateriil. Perkara Yang Dihadapi ASDP Sengketa Pajak Tidak terdapat Sengketa Pajak yang dihadapi ASDP sepanjang tahun 2016 Perkara di Entitas Anak ASDP tidak memiliki Entitas Anak Perusahaan. Perkara yang Melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi ASDP Sepanjang tahun 2016 tidak ada perkara hukum yang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi ASDP. Sanksi dari Regulator Sepanjang tahun 2016, tidak terdapat sanksi dari regulator yang diberikan kepada ASDP. PENYIMPANGAN INTERNAL Selama tahun 2016 tidak ada penyimpangan yang bersifat kecurangan yang dilakukan oleh karyawan ASDP. BENTURAN KEPENTINGAN Benturan kepentingan adalah suatu keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomi Perusahaan dengan kepentingan ekonomi pribadi Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Selama tahun 2016 tidak ada transaksi yang memiliki benturan kepentingan di ASDP, setiap transaksi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan selalu memperhatikan prinsip-prinsip GCG. LITIGTION Litigation refers to law case encountered by ASDP during the reporting period and had been processed under legal mechanism both in Court and Arbitrary. However, Case Claim explains amount of claims charged to ASDP as defendant or claim proposed by ASDP as prosecutor, either material and immaerail loss. Cases Encountered by ASDP Tax Dispute There was no tax dispute encountred by ASDP throughout 2016. Case of Subsidiaries ASDP does not have any subsidairy. Case Involving ASDP Board of Commissioners and Board of Directors Throughout 2016, there was no legal case involving the ASDP Board of Commissioners and Board of Directors. Sanksion Charged by The Regulator Throughout 2016, there was no sanction charged by the Regulator to ASDP. INTERNAL FRAUD Throughout 2016, there was no internal fraud committed by employees of ASDP. CONFLICT OF INTEREST Conflict of Interest refers to any condition indicating conflict between the Company’s economic interest with personal interest of the Board of Directors, Board of Commissioners and Shareholders. Throughout 2016, there was no transaction with conflict of interest at ASDP, every transaction had been implemented in accordance with the GCG principles. 177 PT ASDP Indonesia Ferry Persero PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN POLITIK ASDP tidak terlibat didalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi atau bantuan untuk kepentingan politik. Sedangkan kepedulian terhadap masalah sosial merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung jawab ASDP kepada masyarakat. Uraian lebih lengkap terdapat pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan pada laporan ini. CODE OF CONDUCT Menjadikan GCG Sebagai Budaya ASDP selalu berupaya menciptakan budaya Perusahaan yang menjunjung tinggi integritas. Pendekatan internalisasi budaya dilakukan melalui intervensi pada ketiga aspek yaitu kepemimpinan, sistem dan karyawan. Dengan pendekatan tersebut, budaya ASDP selain tertulis dalam kebijakan dan prosedur juga menjadi suatu disiplin soft skills yang dipraktikkan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. WHISTLEBLOWING SYSTEM Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System adalah sistem yang mengelola pengaduanpenyingkapan mengenai korupsi, Kecurangan fraud , pencurian, menyuap dan atau menerima suap, gratifikasi, Benturan Kepentingan, pembocoran rahasia perusahaan, pelanggaran etika, penggelapan aset, penipuan, pemerasan, tindakan melanggar hukum dan kebijakan prosedur perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis tidak semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta Insan ASDP dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perusahaan. Hal ini sejalan dengan komitmen ASDP untuk terus menyempurnakan implementasi GCG, pelanggaran terhadap implementasi GCG dan Code of Conduct harus dihindari oleh segenap Insan ASDP. ASDP telah memiliki Pedoman WBS telah yang disahkan sesuai Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi nomor: 168 HK.002 ASDP-2016 FUND DONATION FOR SOCIAL AND POLITICAL ACTIVITIES ASDP has neither been involved in any political actiivty nor provided assistance for political interest. Nevertheless, awareness on social issue has become important part of ASDP’s duty and responsibility to the society. More comprehensive explanation is presented in the Corporate Social Responsibility section. CODE OF CONDUCTS Developing GCG as Culture ASDP is committed to create corporate culture with high integrity. Culture internalization approach is implemented through intervention on three aspects of leadership, system and employees. Within this approach, besides written in the policy and procedure, the ASDP culture also becomes a soft-skills implemented by the Board of Commissioners, Board of Directors and employees in daily working activities. WHISTLE BLOWING SYSTEM WBS Whistle Blowing System is a system to process report disclosure of Corruption, fraud, stealing, bribery and or gratification, conflict of interest, corporate confidential leak, ethics violation, assets embezzlement, deception, blackmail, actions against the law and procedural policy that is considered against the law, unethicaldisproper action that is submitted in confidential, anonymous and autonomous ways to optimize role ASDP peope and other parties to reveal any violation occurred in the Company. This will be also in line with ASDP’s commitment to improve the GCG implementation, violation against the GCG implementation and Code of Conducts shall be avoided by all ASDP People. ASDP has drafted WBS Policy that is enacted under Board of Commissioners and Board of Directors Joint Decree No. 168.HK.002ASDP-2016. 178 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Nantinya, Whistleblowing System tersebut akan menerima setiap laporan yang masuk untuk dipelajari, diklasifikasikan dan ditindaklanjuti melalui penyelidikan mendalam berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh. Keputusan terhadap terbuktitidaknya pelaporan tersebut akan dibuat dan diambil berdasarkan pertimbangan akibat tindakan, derajat kesengajaan dan motif tindakan. PENGELOLA WHISTLEBLOWING SYSTEM Pelaporan pelanggaran ditujukan melalui suatu mekanisme baku dan dikelola secara profesional olehDivisi ERM, Mutu GCG sebagai Unit Pengelola Sistem Pengaduan Pelanggaran WBS sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor 168 HK.002ASDP-2016. Ruang Lingkup, Media Pelaporan dan Sosialisasi Whistleblowing System Ruang Lingkup Pelaporan adalah setiap indikasi adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Insan ASDP yang terdapat di dalam Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran PT ASDP Indonesia Ferry. Media pelaporan dilakukan melalui surat, email dan aplikasi WBS dan dropbox maupun disampaikan secara langsung kepada Sekretariat WBS. Sosialisasi Whistleblowing System dilakukan oleh ASDP baik terhadap pihak internal maupun eksternal melalui website Perusahaan. Alur Proses Pelaporan Pelanggaran Setiap indikasi adanya pelanggaran pedoman perilaku maupun pelanggaran disiplin dapat disampaikan kepada tim KP2DK di masing-masing wilayah kerja. Laporan atau pengaduan atas pelanggaran akan ditangani sebagai berikut: 1. Memperlakukan setiap pengaduan baik dari sumber internal maupun eksternal perusahaan sebagai “confidential” atau “rahasia”. 2. Melindungi siapa saja yang memberikan laporan dan pengaduan atas dugaan perilaku yang menyimpang. 3. Tindak lanjut dari pelaporan dan pengaduan terhadap dugaan perilaku yang menyimpang adalah melakukan pemeriksaan untuk memastikan kebenaran dugaan penyimpangan tersebut. 4. Pelaporan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris. Going forward, Whistle Blowing System will also accept any incoming report to be examined, classified and followed-up through in-depth investigation based on acquired facts. The decision upon the report provennot will be taken and summarized based on consideration on the action, level of intention and modus operandi. WHISTLE BLOWING SYSTEM MANAGER The whistle blowing system is addressed under a standardized mechanism and managed professionally by ERM, Quality GCG Division as the Whistle Blowing System WBS Manager Unit pursuant to Board of Directors Decree No. 168 HK.002ASDP-2016. Whistle Blowing System Scope, Reporting Channel and Socialization Scope of the reporting covers every fraud indications committed by ASDP People as regulated in PT ASDP Indonesia Ferry Persero Whistle Blowing System. The reporting channel is submitted via letter, mail and WBS application or drop box or directly addressed to the WBS Secretariat. The Whistle Blowing System socialization is done by ASDP both to internal and external parties using the Company’s website. Whistle Blowing Process Scheme Every indication of the code of conducts and discipline violation may be reported to KP2DK team in each operational area. The violation report or reveal will be processed as follows: 1. Processing every report from internal and external sources as confidential. 2. Protect anyone who submitted violation report or disclosure. 3. Follow-up of the violation and fraud report and disclosure is to investigate the truth of the fraud indication. 4. Reporting on the fraud indication committed by the Board of Directors shall be reported to the Board of Commissioners. 179 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Perlindungan Terhadap Pelapor ASDP menyediakan perlindungan kerahasiaan atas identitas pelapor, perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor, perlindungan dari pemecatan penurunan jabatan atau grade, penundaan kenaikan grade, tekanan tindakan fisik, perlindungan catatan yang merugikan dalam file data pribadinya. Informasi mengenai tindak lanjut yang sedang dilakukan informasi ini disampaikan secara rahasia kepada pelapor fasilitas saluran pelaporan telepon, surat, email yang independen, bebas, dan rahasia bagi pelapor, agar terlaksana proses pelaporan yang aman. Selain itu, ASDP juga berupaya untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor dengan tujuan memberikan perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. ASDP menjamin kerahasiaan pelapor kecuali: 1. Diperlukan dalam kaitan dengan laporan atau penyidikan yang dilakukan oleh Pemerintah. 2. Sesuai dengan kepentingan Perusahaan dan tujuan Pedoman Tata Kelola Perusahaan 3. Diperlukan dalam proses hukum PRAKTIK BAD CORPORATE GOVERNANCE ASDP memiliki komitmen kuat dalam penerapan GCG dan sedapat mungkin menghindari praktik-praktik bad corporate governance . Terkait dengan praktik-praktik bad corporate governance , dapat dilihat dari tabel berikut ini: No Praktik Bad Corporate Governance Praktik di ASDP . Practice at ASDP 1 Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari lingkungan . Reported as environment-pollutant Company. ASDP tidak pernah mendapatkan cappredikat sebagai perusahaan pencemar lingkungan dari instansi manapun. . ASDP has never been titled as environment-pollutant Company from any organization. 2 Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan, entitas anak, anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan dalam Laporan Tahunan . Litigation involving the Company, subsidiary, currently serving Board of Directors andor Board of Commissioners members is not disclosed in the Annual Report Seluruh perkara penting telah diungkapkan dalam Laporan Tahunan ini . All of important cases had been disclosed in the Annual Report 3 Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan . Incompliance in taxation obligation ASDP telah memenuhi semua ketentuan terkait perpajakan . ASDP has compied with all taxations Law. 4 Ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan SAK . Incosistency of Financial Statements Presentation with SAK ASDP telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang berlaku. . ASDP has presented Financial Statements in accordance with prevailing Financial Accounting Standards SAK Protection to Whistleblower ASDP protects the confidentiality of whistleblower identity, protection from adverse action, protection from termination and grade demotion, protection from promotion delay, physical abuse, protection from any adverse records in personal data file. Information about the information follow-up will be sent confidentially to the whistle blower through independent, free and condential reporting channels phone, letter, email to establish as convenience reporting process. Additionally, ASDP is also committed to protect confidentiality of the whistleblower aiming to protect the whistle blowers and their families from any adverse action of the reported party or organization. ASDP guarantess the whistle blower confidentiality, unless: 1. Required in relation with the report or investigation done by the Government. 2. According to the Company’s interest and Code of Corporate Goverannce objectives. 3. Required in the legal process. BAD CORPORATE GOVERNANCE PRACTICE ASDP has a strong commitment on GCG implementation and avoid bad corporate governance practices wherever possible. Relaed with the bad corporate governance practice, the implementation is explained in table below: 180 Laporan Tahunan 2016 Annual Report RENCANA PENGEMBANGAN GCG TAHUN 2016 ASDP berkomitmen untuk terus melanjutkan implementasi GCG secara konsisten. Untuk tahun 2016, ASDP telah menyiapkan berbagai program yang dilakukan sebagai berikut: No Rencana Waktu 1 Penyusunan WBS Januari-Februari 2016 2 Penyusunan Aplikasi WBS Online September-November 2016 3 Pemuktahiran BM ,CoGC,CoC November – Desember 4 Divisi Hukum sudah mengaplikasikan klausul sanksi yang berimbang antara mitra kerja dan PT ASDP 5 Divisi Hukum telah melakukan telaah terhadap peraturan perundangan yang baru dan melakukan telaah atas tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan yang berlaku GCG DEVELOPMENT PLAN 2016 ASDP is committed to continue the GCG implementation consistently. For 2016, ASDP has prepared various programs, as follows: 181 PT ASDP Indonesia Ferry Persero 182 Laporan Tahunan 2016 Annual Report 183 PT ASDP Indonesia Ferry Persero LAPORAN SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCES REPORT 184 Laporan Tahunan 2016 Annual Report ASDP memandang sumber daya manusia SDM merupakan salah satu pemangku kepentingan sentral sebagai ujung tombak dan penentu keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan visi dan melaksanakan misinya. Kehadiran SDM terbaik yang profesional, berkompeten, berdedikasi dan berintegritas akan membuat perusahaan memiliki dasar yang kuat untuk terus tumbuh dan berkembang mencapai tujuannya. Dengan memahami kepentingan tersebut, maka ASDP telah menetapkan sistem pengelolaan SDM berbasis pada strategi dan rencana bisnis Perusahaan, diantaranya Sistem Kinerja Berbasis Kompetensi yang terdiri dari Kamus Kompetensi dan Kebutuhan Kompetensi Jabatan, Sistem Penilaian Kinerja, Pengembangan Kompetensi Karyawan Pembinaan dan Pengembangan Karir Karyawan, Pembentukan Komite Appraisal, dan Sistem Remunerasi Karyawan. Melalui pengelolaan SDM yang komprehensif tersebut, diharapkan akan terbentuk Insan ASDP yang mampu memberikan hasil kerja yang maksimal untuk menjamin pertumbuhan ASDP dalam jangka panjang. Pengelolaan SDM Sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam pengelolaan SDM yang berkelanjutan, ASDP membentuk pengelola SDM secara khusus dalam Struktur Organisasi Perusahaan. Secara fokus, unit kerja yang telah dibentuk bertujuan untuk menciptakan SDM yang tangguh, kompeten, profesional, dan berintegritas tinggi guna mendukung keberlanjutan bisnis Perusahaan. Tugas Pokok Divisi Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan fungsinya Divisi SDM mengelola kegiatan Sumber Daya Manusia yang meliputi kesisteman, pengembangan SDM darat dan laut, Pendidikan Pelatihan Diklat, administrasi dan kesejahteraan karyawan, serta hubungan industrial sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM. ASDP treats Human Resources HR as one of primary stakeholders, front-liner and determinant factor of the Company’s success in achieving its vision and exercising its mission. Availability of excellent, professional, competent, dedicated and integrity personnel will build firm foundation for the Company to continue growing and evolving in pursuing its objectives. By understanding this condition, ASDP had implemented HR management system based on the Company’s business strategy and plan, including Competency-Based Performance System comprising of Competency Dictionary and Position Competency Profile, Performance Assessment System, Employee Competency Development, Employee Career Management and Development, Establishment of Appraisal Committee and Employee Remuneration System. Through a comprehensive HR management, development of ASDP people is expected to give optimum outcome to ensure ASDP’s long-term growth. Human Resources Management As manifestation of the Company’s commitment on sustainable Human Resources management, ASDP has established HR manager autonomously in the Company’s organization structure. Based on its focus, the established working unit aims to develop reliable, competent, professional and high-integrity personnel to support the Company’s business sustainability. In carrying out its function, the HR Division manages Human Resources activity including system, ground and off-shore personnel development, Education Training program, employee administration and benefit, as well as industrial relation in compliance with Human Resources HR management principles. Dengan pertumbuhan jumlah karyawan yang terus meningkat tiap tahunnya, ASDP memiliki komitmen untuk terus melakukan pengembangan perusahaan kualitas kinerja operasi. Melalui manajemen SDM yang berkualitas akan membentuk SDM yang produktif, profesional, dan berkemampuan dalam merealisasikan visi dan misi perusahaan. As increasing number of employees, ASDP is committed to continue the Company’s development in terms of operational performance quality. Through excellent HR management, the system is expected to develop productive, professional and competent people to achieve the Company’s vision and mission. 185 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Realization of ASDP Human Resources Division Working Program in 2016 is as follows: Working Program of the HR Division had been implemnted in 2016 in line with the corporate strategy, as follows: a. Revision to HR system formulation concept from CBHRM towards Human Capital that encouraged several adjustments of the working program in 2016. Based on the Human Capital Roadmap, Human Capital system devleopment was done based on priority scale, as follows: 1. Function and role mapping aiming to clarify duty and responsibility of each working unit. 2. Soft and hard-competencies formulation. 3. KPI cascading until D-2 Level Executives 2 Level below the Board of Directors 4. Improvement of employee information system or known as Human Capital Information System. b. Improve competency of ground and off-shore personnel through Education and Training program. c. In 2016, there Company formulated Joint Working Agreement PKB for 2016 – 2018 period, and agreed that the Workers Union is under mediation and negotiation process by January 2017. d. HCIS application development ha dbeen completed in December 2016. e. Assessment activity was done for D-1 Executives for the preparation of SOE Board of Directors fulfillment using the competency requirement stipulated by the Ministry of SOE, however, the D-2 and D-3 Executives assessment is planned in 2017. f. Ground personnel recruitment program in 2016. Program kerja dan Realisasi Divisi Sumber Daya Manusia ASDP selama tahun 2016: Program kerja Divisi SDM yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 selaras dengan program strategi perusahaan, yakni sebagai berikut: a. Perubahan konsep penyusunan sistem SDM dari CBHRM ke arah Human Capital, sehingga dilakukan penyesuaian program kerja tahun 2016. Berdasarkan roadmap Human Capital tersebut, dilaksanakan pembangunan kesisteman Human Capital berdasarkan skala prioritas antara lain: 1 Melakukan pemetaan fungsi dan peran yang bertujuan memperjelas tugas dan tanggungjawab masing-masing unit kerja. 2 Penyusunan soft dan hard competency 3 Cascading KPI sampai D-2 Pejabat Dua tingkat di bawah Direksi 4 Melaksanakan perbaikan sistem informasi kepegawaian yang disebut Human Capital Information System. b. Peningkatan kemampuan karyawan darat maupun laut melalui program Pendidikan dan Pelatihan c. Pada tahun 2016 terdapat program penyusunan Perjanjian Kerja Bersama PKB untuk peride 2016 – 2018, telah disepakati dengan Serikat Pekerja melalui proses mediasi serta negosiasi pada januari 2017. d. Pembangunan aplikasi HCIS telah selesai dilaksanakan pada Desember 2016. e. Kegiatan Assesment dilakukan untuk Pejabat D-1 untuk persiapan pemenuhan Direksi BUMN dengan menggunakan kompetensi yang disyaratkan oleh Kementerian BUMN sedangkan untuk assesment pejabat D-2 dan D-3 pelaksanaan direncanakan tahun 2017. f. Program rekrutmen karyawan darat pada tahun 2016. 186 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Employee Recruitment ASDP has implemented fairness and equality principles in recruitment process without any discrimination. The employee recruitment and selection mechanism had been adjusted with the competency mapping of every job requirement in every expected position. The recruitment process also involves third party and carried out through the fulfillment of administrative aspects, attitude test, psyhcological test, medical check- up and interview session. After declared passed the selection, the employee candidates will participate in new employees orientation program based on individual job field. In 2016, the employees recruitment program considered that Human Resources Division had re-evaluated man power planning in every unit based on the job description. However, the Ssailor recruiment to fulfill the sailor reqirement in relation with new vessels adjustement and to be assigned in the vacant position. Recruitment in 2015 recorded 218 employees, comprising of 14 ground personnel and 204 off-shore personnel. Employee composition in 2016 is explained below: Rekrutmen SDM ASDP menerapkan prinsip kesetaraan dan kesempatan yang sama dalam proses rekrutmen tanpa adanya unsur diskriminasi. Mekanisme penerimaan dan seleksi karyawan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemetaan kompetensi dari persyaratan jabatan tiap posisi yang dibutuhkan. Proses rekrutmen ini melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test, psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Setelah dinyatakan lulus seleksi, para calon karyawan tersebut mengikuti program pembekalan karyawan baru sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing. Program rekrutmen karyawan darat pada tahun 2016 adalah dengan pertimbangan bahwa Divisi SDM melakukan evaluasi ulang kebutuhan karyawan di masing-masing unit kerja berdasarkan uraian pekerjaan. Sedangkan rekrutmen Pelaut perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelaut sebagai pemenuhan kapal baru dan mengisi kekosongan formasi. Adapun rekrutmen pada tahun 2016 adalah sebanyak 218 orang dengan rincian karyawan darat sebanyak 14 orang dan karyawan laut sebanyak 204 orang. Komposisi karyawan perusahaan pada tahun 2016, adalah sebagai berikut: SUMBER DAYA MANUSIA No Uraian RKAP REALISASI TAHUN 2016 TAHUN 2016 1 2 2:1 Karyawan Darat 1 Doktor 1 1 100 2 Master 28 28 100 3 Sarjana 290 269 93 4 Diploma 132 62 47 5 SMU 1242 1176 95 6 SLTP 47 46 98 7 SD 24 24 100 Jumlah Karyawan Darat 1764 1606 91 187 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Employee Turnover Ratio In 2016, PT ASDP Indonesia Ferry Persero recorded 3 employee turnover ratio as the consequence of 80 employees entering retirement period, 6 employees resigned, 12 employees were terminated due to discipline violation and 12 passed-away employees. Detail information of ASDP employee turnover in 2016 is as follows: Employee Turnover Table SUMBER DAYA MANUSIA No Uraian RKAP REALISASI TAHUN 2016 TAHUN 2016 Karyawan Laut 1 ANT I 2 3 150 2 ANT II 21 16 76 3 ANT III 132 130 98 4 ANT IV 310 280 90 5 ANT V 172 188 109 6 PRE III 1 1 100 7 ORU 3 1 33 8 ANT D 970 874 90 9 ATT I 4 6 150 10 ATT II 19 19 100 11 ATT III 75 98 131 12 ATT IV 334 296 89 13 ATT V 179 169 94 14 ATT D 583 524 90 Jumlah Karyawan Laut 2805 2605 93 Total 4569 4211 92 Tingkat Perputaran Karyawan Turnover Pada tahun 2016, tingkat perputaran karyawan turnover PT ASDP Indonesia Ferry Persero mencapai 3, yang disebabkan oleh 85 orang karyawan yang memasuki masa pensiun, 6 orang karyawan yang mengundurkan diri, 12 orang karyawan yang diberhentikan karena pelanggaran disiplin, dan 12 orang karyawan yang meninggal dunia. Berikut rincian tingkat turnover karyawan ASDP pada tahun 2016: Tabel Perputaran Karyawan Deskripsi 2015 2016 Penambahan karyawan Pengurangan karyawan Pensiun 85 Pengunduran diri 6 Pemberhentian dengan tidak hormat 12 Lain-lain Meninggal Dunia 12 Tingkat Perputaran karyawan Turnover . .... 3 188 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Employee Competency Development Program To ensure the Company’s business sustainability, and to deal with fiercer business competition, ASDP strives to develop employee’s competency, skill and expertise, particularly to improve performance and productivity to the Company generally. ASDP had organized employee training and education program adjusted with the job requirement and corporate business planning. Ground and off-shore personnel’s competency development through Education and Training, as follows: Ground Personnel Education and training program for ground personnel still encountered issues starting from Human Resources developmetn system, training curriculum and syllabus, training requirement matrix for every position, and training infrastructure, where the implementation of training and education program had not leading towards the fulfillment of individual competency development. Stipulation of position competency standard and individual development systemtalent management. Functional leader competency development in understanding individual development area in every working unit. Throughout 2016, based on type of trainings, total participants involved in the trainings was dominated by Management level with 321 participants 70 and Technical of 85 participants 19, followed by Corporate Values with 40 participatns 9, meanwhile, relationship training was participated by 9 participants 2 and the lowest participation was Leadership training with 4 particpatns 1, and personal effectiveness with 2 paticipants. Program Pengembangan Kompetensi SDM Dalam rangka menjamin kelangsungan bisnis Perusahaan yang berkesinambungan serta persaingan bisnis yang semakin kompetitif, ASDP senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi, keterampilan dan keahlian karyawan pada khususnya serta meningkatkan kinerja dan produktivitas untuk Perusahaan pada umumnya. ASDPI telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan jabatan dan perencanaan bisnis Perusahaan. Peningkatan kemampuan karyawan darat maupun laut melalui program Pendidikan dan Pelatihan, yakni: Karyawan Darat Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan darat masih ada kendala yang dihadapi, mulai dari sistem pengembangan SDM, kurikulum dan silabus diklat, matrik kebutuhan training masing-masing jabatan, dan infrastruktur pelatihan, sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan belum mengarah pada kebutuhan pengembangan kompetensi masing-masing individu. Berdasarkan kendala di atas, solusi yang akan segera dilaksanakan adalah: Penetapan standar kompetensi jabatan dan sistem pengembangan individutalent management. Peningkatan kompetensi pimpinan fungsi dalam memahami area pengembangan individu di unit kerjanya. Dari perspektif jenis pelatihan, jumlah peserta yang telah melaksanakan pelatihan pada tahun 2016 lebih banyak pada gugus Manajemen yaitu sebesar 321 orang 70, dan Teknikal sebesar 85 orang 19, serta diikuti Tata Nilai sebesar 40 orang 9, sedangkan relationship 9 orang 2, dan yang terendah adalah Leadership 4 orang 1 dan personal effectiveness 2 orang. 189 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Training Participants Leadership 4 1 Management 321 70 Personal effectiveness 2 Relations 9 2 Corporate Values 40 9 Technical 85 18 TOTAL 461 100 Of-Shore Personnel Education and training scheme for off-shore personnel is regulated clearly in STCW 1978 amendment 2010 and KM 70 of 2013. Realization of off-shore training and education program is as follows: 2016 becomes the last year of STCW 1978 amendment 2010 implementation preparation. As of December 31, 2016, every sailor shall have Certificate of Competency COC and Certificate of Proficiency COC that are complied with STCW 1978 amendment 2010 requirement, as also affirmed under Minister of Transportation Regulation No. PM 70 of 2013. The program realization in 2016 is as follows: - Upgrading Program has been conducted for 24 employees, Upgrading DP-IV at BP2IP Barombong. The upgrading program had not been prior budgeted, however, considering the Upgrading Program as special government scholarship program for training and education budget, the Company used this facility selectively with 6 Nautical and 18 Technical participants. - Realization of Updating Training and Education in 2016 achieved 81 or 1,013 participants from 1,257 participants targeted. The target achievement below the expectation was due to either the numbers of ship crews participated in the Updating autonomously or had been resigned. However, overall Ship Crews had participated in the Updating as requirement of STCW 1978 amendment 2010 implementation, and reached 99.9. GUSUS PELATIHAN PESERTA Leadership 4 1 Manajemen 321 70 Personal efectivenes 2 Relations 9 2 Tata Nilai 40 9 Teknikal 85 18 TOTAL 461 100 Karyawan laut, Pola pendidikan dan pelatihan untuk karyawan laut telah diatur jelas dalam STCW 1978 amandemen 2010 dan KM 70 tahun 2013, Berikut disampaikan realisasi program Diklat Laut: Pada tahun 2016 merupakan tahun terakhir persiapan pemberlakuan STCW 1978 amandemen 2010. Per tanggal 31 Desember 2016, setiap pelaut wajib memiliki sertifikat Certificate of Competence COC dan Certificate of Proficiency COP yang sesuai dengan persyaratan STCW 1978 amandemen 2010, dan hal tersebut ditegaskan pula dalam Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 70 tahun 2013. Adapun realisasi program dimaksud pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: - Program Upgrading terealisasi sejumlah 24 orang Upgrading DP-IV di BP2IP Barombong. Program upgrading ini tidak dianggarkan sebelumnya, namun mengingat Program Upgrading ini merupakan program beasiswa pemerintah khusus untuk biaya diklat, maka perusahaan memanfaatkan fasilitas tersebut secara selektif dengan jumlah peserta Nautika 6 orang dan peserta Teknika 18 orang. - Realisasi Diklat Updating tahun 2016 terealisasi peserta sebesar 81 atau 1013 orang dari rencana sebanyak 1257 orang. Tidak tercapainya target tersebut karena adanya awak kapal yang melaksanakan Updating mandiri dan berhenti sebagai karyawan. Namun demikian secara keseluruhan Awak Kapal yang telah mengikuti updating sebagai persyaratan pemberlakuan STCW 1978 amandemen 2010, mencapai 99,9. 190 Laporan Tahunan 2016 Annual Report - Realization of participants realization revalidation achieved 54. Low revalidation realization was due to the administrative requirement process and certificate printing quota from BP1IP Tangerang and BP2IP Barombong as certification agencies. - GMDSS training realization of 47 participants. The mandatory certifications for all sailor by COC level is tabulated below: - Realisasi Revalidasi realisasi peserta sebesar 54. Kecilnya realisasi Revalidasi tersebut karena prosedur proses administrasi persyaratan dan kuota pencetakan sertifikat dari lembaga penyelenggara di BP2IP Tangerang dan BP2IP Barombong - Realisasi diklat GMDSS sebanyak 47 orang. Adapun sertifikat yang wajib dipenuhi oleh setiap Pelaut berdasarkan level COC adalah sebagai berikut: NO COC COP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 ANT. I BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA RS AS BRM ECDIS IMDG GMDSS 2 ANT. II BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA RS AS BRM ECDIS IMDG GMDSS 3 ANT. III BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA RS AS BRM ECDIS IMDG GMDSS 4 ANT. IV BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA RS AS BRM ECDIS 5 ANT. V BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA RS AS BRM 6 ANT. D BST SCRB AFF CMT CMHB SAT ABLE. D 7 FORM. D BST SCRB AFF CMT CMHB SAT Form. D 8 ATT. I BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA ERM 9 ATT. II BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA ERM 10 ATT. III BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA ERM 11 ATT. IV BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA ERM 12 ATT. V BST SCRB AFF CMT CMHB SAT SSO MC MFA ERM 13 ATT. D BST SCRB AFF CMT CMHB SAT ABLE. E 14 FORM. E BST SCRB AFF CMT CMHB SAT Form. E Keterangan: Form. D Forming As Rating Deck MFA Medical First Aid Form. E Forming As Rating Engine SSO Ship Security Officer ABLE. D Able As Rating Deck RS Radar Simulator ABLE. E Able As Rating Engine AS ARPA Simulator BST Basic Safety Training GMDSS Global Maritim Distress and Safety System SCRB Survival Craft and Rescue Boat MC Medical Care AFF Advance Fire Fighting BRM Bridge Resources Management CMT Crowd Management ERM Engine Room Resources Management CMHB Crisis Management and Human Behaviour ECDIS Electronic Chart Display and Information System SAT Security Awerennes Training IMDG International Dangerous Good Maritim 191 PT ASDP Indonesia Ferry Persero PT ASDP Indonesia Ferry Persero off-shore personnel recruitment for 2016 is as follows: Information about off-shore personnel who have been participated in Updating based on COC is as follows: Employee Career Path Management One of sustainable ASDP employee mangement and development program is through performance assessment and training, and includes employee career path projection. ASDP realizes that good career development management is not only important for succession planning but also for the Company’s manpower planning, also as one of employee retention plan. Therefore, ASDP has formulated career path proejction to be pursued by the employees during their working period in the Company. Besides considering performance assessment result, the career development through mutation rotation and mutation also concerns other three main aspects, including the Company’s requirement, working competency and experience. According to Human Resources Management basic policy, ASDP adapted fairness principle in setting the employees mutation without discriminating ethnicity, religioun, race, group, gender or physical condition. For certain job level, ASDP also considers leadership criteria and other criteria based on the job profile that requires wisdom and accurace in decision-making process. Adapun pemenuhan sertifikasi karyawan laut PT ASDP Indonesia Ferry Persero tahun 2016 sebagai berikut: Berikut disampaikan jumlah karyawan laut yang telah melaksanakan Updating berdasarkan COC, antara lain: Manajemen Jenjang Karir Karyawan Salah satu program keberlanjutan pengelolaan dan pengembangan karyawan ASDP setelah melalui penilaian kinerja dan pelatihan, adalah proyeksi jenjang karir karyawan. ASDP menyadari bahwa manajemen pengembangan karir yang baik tidak hanya penting bagi perencanaan suksesi dan manpower planning Perusahaan, namun juga sebagai salah satu upaya retensi karyawan. Untuk itu, ASDP telah menyusun proyeksi jenjang jabatan yang akan dilalui oleh karyawan selama masa jabatannya di Perusahaan. Selain mempertimbangkan hasil penilaian kinerja, pengembangan karir melalui mutasi promosi dan rotasi juga mempertimbangkan tiga hal utama lainnya, yakni kebutuhan Perusahaan, kompetensi dan pengalaman kerja. Sesuai dengan kebijakan dasar dalam pengelolaan SDM, ASDP menerapkan asas kesetaraan dalam menetapkan mutasi karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin atau kondisi fisik. Pada level jabatan tertentu, ASDP juga mempertimbangkan kriteria kepemimpinan dan beberapa kriteria lain yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang memerlukan kebijakan dalam mempertimbangkan sesuatu dan ketepatan dalam pengambilan keputusan. 192 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Throughout 2016, there are rotated mutated, promoted and demoted ground and off-shore personnel. There were 23 mutated employees in 2016 with detail as follows: Ground Personnel Mutation 2016 Rotation 87 employees Promotion 91 employees Demotion 19 employees Off-Shore Personnel Mutation 2016 Rotation 454 employees Promotion 307 employees Demotion 0 employee Employee Remuneration and Welfare To increase performance motivation and design higher achievement challenge in providing best contribution to the Company, as well as to recruit potential employee candidate, and retain competent talents as well as improve welfare of the employees, ASDP has implemented fair and competitive remuneration system if compared with peer industries. The remuneration structure in ASDP is designed to provide employees compensation based on their competency and job weight. Sepanjang tahun 2016, terdapat beberapa Karyawan yang mengalami perputaran mutasi, Promosi, Demosi baik Karyawan darat maupun Karyawan Laut. Adapun jumlah Karyawan mutasi pada Tahun 2016 sebanyak 23 dengan rincian sebagai berikut: Karyawan Darat Mutasi 2016 Rotasi 87 orang Promosi 91 orang Demosi 19 orang Karyawan Laut Mutasi 2016 Rotasi 454 orang Promosi 307 orang Demosi 0 orang Remunerasi dan Kesejahteraan SDM Dalam rangka meningkatkan motivasi kinerja, semakin tertantang untuk berprestasi dalam memberikan kontribusi terbaik bagi Perusahaan, untuk menarik calon karyawan potensial, dan mempertahankan karyawan kompeten sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai, ASDP menerapkan sistem remunerasi yang setara dan kompetitif dengan industri sejenis. Struktur pemberian remunerasi ASDP dirancang untuk memberikan kompensasi kepada karyawan sesuai dengan kompetensi dan bobot jabatannya. 193 PT ASDP Indonesia Ferry Persero The remuneration paid to ASDP employees includes basic salary, achievement bonus and other allowances and facilities, among others: Early Year Allowance13th Salary Early year allowance is paid in every March of current year as arranged in the Budget Plan and was given to build and maintain working loyalty and motivation for the Company’s performance achievement. Education Allowance The education allowance is provided for all employees and paid in every June as one of rewards from the Company to all employees given as education fee allowance. Production Incentives Objective of the incentives distribution in the Company, particularly in production process, is to increase employee’s working productivity by motivatingstimulating the employees to deliver better performance for increasing the Company’s profitability. Religious Day Allowance THR To comply with Government’s Regulation on religious day allowance, the Company provides religious day allowance to all employees, Board of Directors and Board of Commissioners with remuneration component by 1 month fixed salaryincome as competency wage added with position and mobile allowance. End Year Allowance16th Salary The end year allowance is provided by the Company as appreciation to all employees amidst the possibility of Company’s revenue target achievement below the target that aims to increase individual and group working productivity. Remunerasi yang diberikan kepada pegawai ASDP diantaranya gaji pokok, insentif prestasi serta berbagai tunjangan dan fasilitas, diantaranya: Tunjangan Awal tahun Gaji XIII. Tunjangan awal tahun diberikan pada bulan maret tahun berjalan yang telah di programkan pada Rencana Kerja Anggaran hal ini dilakukan dalam rangka untuk membangun dan memelihara loyalitas dan motivasi kerja untuk pencapaian kinerja Perusahaan. Tunjangan Pendidikan Tunjangan kesejahteraan ini diberikan kepada seluruh karyawan pada bulan Juni, hal ini merupakan suatu penghargaan yang diberikan oleh Perusahaan kepada seluruh karyawan dalalm bentuk bantuan biaya pendidikan. Bonus jasa Produksi Tujuan dari pelaksanaan bonus di perusahaan khususnya dalam kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan dengan jalan mendorong merangsang agar karyawan dapat bekerja lebih baik untuk meningkatkan profitabilitas Perusahaan. Tunjangan Hari Raya THR Dalam rangka mematuhi Peraturan Pemerintah tentang pemberian tunjangan hari raya, Perusahaan memberikan tunjangan hari raya kepada seluruh Karyawan perusahaan, Direksi, dan Dewan Komisaris, dengan komponen penerimaan adalah 1 kali upahpenghasilan tetap berupa gaji kompetensi ditambah tunjangan jabatan dan mobilitas. Tunjangan Akhir Tahun Gaji XVI. Tunjangan akhir tahun diberikan perusahaan sebagai bentuk apresiasi terhadap seluruh Karyawan Perusahaan di tengah potensi tidak tercapainya target pendapatan Perusahaan, hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan produktivitas kerja individu maupun kelompok. 194 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Additionally, ASDP also provides employee retirement program aiming to ensure sustainability of the employee’s income after the retirement period. The Company currently has 2 two retirement insurance programs, as follows: Deined-Beneit Reirement Program PPMP Fixed-Benefit Pension Program refers to pension program with defined benefit as stipulated in Pension Fund Regulation or other pension programs that is not considerd as Fixed-Contribution Pension Program. The contribution is result of cost requirement estimation to realize the pension benefit based on acturaial calculation with possibility of fluctuative amount. The fixed-benefit pension program is paternalistic or fully or most of the risks were backed by the employer including investment risk. The Company currently participates its employees in 2 two agenciesinstitutions that manage fixed-benefit pension fund, among others: a. ASDP Pension Funds ASDP Pension Funds refers to employer pension funds with benefits regulated under Pension Fund Policy No. KD.127PA.303ASDP-2012 where the contribution is regulated by 19.8 of basic competency pension salary as of December 17, 2012 stipulated PDP and will be appraised by 5 annually starting from january. Membership of the ASDM Pension Fund covers employees who were inaugurated before January 1, 2009. b. BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan is a social insurance provider appointed as workers pension insurance provider pursuant to Government Regulation No. 45 of 2015 see pension insurance program point 6 letter a. Membership of pension insurance program with BPJS Ketenagakerjaan covers all employees of the Company. Selain itu, ASDP juga menyelenggarakan program pensiun karyawan, hal ini bertujuan untuk menjamin kesinambungan penghasilan Karyawan setelah purnabakti. Saat ini Perusahaan memiliki 2 dua program jaminan pensiun, antara lain: Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran Pasti. Iuran merupakan hasil estimasi kebutuhan biaya untuk merealisasikan manfaat pensiun berdasarkan perhitungan aktuaris dan bisa saja nilainya berfluktuasi. Program pensiun manfaat pasti sifatnya paternalistic atau pemberi kerja menanggung semua atau sebagian besar risiko termasuk risiko investasi. Saat ini perusahaan mengikutsertakan karyawan perusahaan pada 2 dua lembagainstansi yang mengelola dana pensiun manfaat pasti, antara lain: a. Dana Pensiun ASDP. Dana Pensiun ASDP adalah dana pensiun pemberi kerja yang manfaatnya diatur dalam peraturan dana pensiun nomor KD.127PA.303ASDP-2012 dimana iuran ditetapkan sebesar 19.8 dari penghasilan dasar pensiun gaji kompetensi per tanggal 17 Desember 2012 PDP ditetapkan dan mengalami kenaikan sebesar 5 setiap tahunnya dimulai dari bulan Januari. Kepesertaan Dana Pensiun ASDP adalah karyawan yang diangkat sebelum 1 Januari 2009. b. BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan adalah badan penyelenggara jaminan sosial yang ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan pensiun tenaga kerja sesuai Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2015 lihat program jaminan pensiun pada angka 6 butir a.. Kepesertaan program jaminan pensiun di BPJS Ketenagakerjaan adalah seluruh karyawan perusahaan. 195 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Deined-Contribution Pension Program PPIP Defined-contribution pension program – PPIP or known as defined-contribution in English refers as pension benefit that is acquired according to accumulated contribution and investment yield. According to Financial Service Authority OJK, Defined-Contribution Pension Program refers to pension program with defined- contribution as stipulated in Pension Fund Policy and entire contribution and its development yield are booked in each Participant’s account as the Pension Benefit. Defined-contribution pension program is regulated under Board of Directors Decree No. KD.209PA.303ASDP-2012 regarding Defined-Contribution Pension Program PPIP where the participants particpated in the programs including employees who are inaugurated as of January 1, 2009 with contribution amount is equal with defined- benefit pension that is 19.8 of basic competency pension salary as per December 17, 2012 stipulated PDP and will be appraised 5 annually starting from January. However, for the new employees, the competency level that is stipulated includes competency level during the appointment as employee candidate. Currently, the Pension Program is managed by BRI Financial Institution Pension Fund under partnership agreement No. Sperj.135 HK.201ASDP-2013 regarding managment of defined- contribution pension insurance program for employees. Program Pensiun Iuran Pasti PPIP Program pensiun iuran pasti – PPIP atau dalam bahasa Inggrisnya disebut defined contribution adalah manfaat pensiun yang didapatkan tergantung pada akumulasi iuran dan hasil investasi. Menurut Otoritas Jasa Keuangan OJK Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing Peserta sebagai Manfaat Pensiun. Program pensiun iuran pasti diatur pada Keputusan Direksi Nomor KD.209PA.303ASDP-2012 tentang Program Pensiun Iuran Pasti PPIP dimana peserta yang mengikuti program tersebut adalah karyawan yang diangkat per 1 Januari 2009 dengan besaran iuran disamakan dengan program pensiun manfaat pasti yaitu sebesar 19.8 dari penghasilan dasar pensiun gaji kompetensi per tanggal 17 Desember 2012 PDP ditetapkan dan mengalami kenaikan sebesar 5 setiap tahunnya dimulai dari bulan Januari. Sedangkan untuk karyawan baru golongan kompetensi yang ditetapkan adalah golongan kompetensi pada saat karyawan diangkat menjadi calon karyawan perusahaan. Dan saat ini pengelolaan program pensiun dimaksud adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI melalui perjanjian kerjasama nomor Sperj.135HK.201ASDP-2013 tentang pengelolaan program jaminan pensiun iuran pasti bagi karyawan perusahaan. 196 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Proil SDM ASDP Jumlah pegawai ASDP hingga akhir tahun 2016 tercatat sejumlah 4.211 personel, jumlah tersebut meningkat 102 dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 4.122 personel. Berikut rincian jumlah dan komposisi personel pegawai ASDP selama tiga tahun terakhir: Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin Employee Demography by Gender 3925 197 2015 2016 L P 4021 190 Berdasarkan jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah 2015 2016 2015 2016 Laki-laki 3925 4021 95,22 95,49 Perempuan 197 190 4,78 4,51 Jumlah 4122 4211 100,00 100,00 197 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Employee Demography by Education 2015 2016 1 28 260 67 1224 52 26 S3 S2 S1 D3 SMA SMP SD 1 28 269 62 1176 46 24 Pendidikan Karyawan Darat Tingkat Pendidikan Jumlah 2015 2016 2015 2016 S3 1 1 0,06 0,06 S2 28 28 1,69 1,69 S1 260 269 15,68 15,68 D3 67 62 4,04 4,04 SMA 1224 1176 73,82 73,82 SMP 52 46 3,14 3,14 SD 26 24 1,57 1,57 Jumlah 1658 1606 100,00 100,00 198 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Karyawan Laut Jumlah 2015 2016 2015 2016 ANT. I 2 3 0,08 0,08 ANT. II 21 16 0,85 0,85 ANT. III 118 130 4,79 4,79 ANT. IV 288 280 11,69 11,69 ANT. V 170 188 6,90 6,90 ANT. D 825 874 33,48 33,48 ATT. I 4 6 0,16 0,16 ATT. II 19 19 0,77 0,77 ATT. III 76 98 3,08 3,08 ATT. IV 273 296 11,08 11,08 ATT. V 179 169 7,26 7,26 ATT. D 485 524 19,68 19,68 ORU 3 1 0,12 0,12 PRE. II 1 1 0,04 0,04 Jumlah Karyawan Laut 2464 2605 100 100 2 21 118 288 170 825 4 19 76 273 179 485 3 1 ANT. I ANT. II ANT. III ANT. IV ANT. V ANT. D ATT. I ATT. II ATT. III ATT. IV ATT. V ATT. D ORU PRE. II 3 16 130 280 188 874 6 19 98 296 169 524 1 1 2015 2016 199 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jabatan JABATAN JUMLAH 2015 2016 2015 2016 Struktural 366 377 22,06 22,06 Fungsional 91 95 5,49 5,49 Staf 1202 1135 72,45 72,45 Jumlah 1659 1607 100,00 100,00 349 738 647 1275 674 439 16 sd 24 25 sd 30 31 sd 35 36 sd 45 46 sd 50 50 344 798 635 1216 729 489 2015 2016 Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Usia Employee Demography by Age Group 200 Laporan Tahunan 2016 Annual Report Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jabatan Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Kelas Jabatan Tahun 2015 Jabatan Jml Jabatan Jml Kepala 1 Nakhoda 136 Vice President 19 Mualim I 138 General Manager 28 Mualim II 132 Inspektur 4 Mualim III 122 Auditor 10 Mualim IV 26 Manager 146 Marconist 3 Shore Base Maintenance Junior 5 Electricient 2 Shore Base Maintenance Senior 1 Serang 89 Sekretaris Direktur Utama 1 Juru Mudi 387 Sekretaris Direktur 6 Kelasi 291 Assistant Manager 21 Juru Masak 103 Supervisor 125 KKMMasinis I 137 Pengendali Dokumen 29 Masinis II 140 Penanggung Jawab IT 4 Masinis III 141 Assistant Supervisor 26 Masinis IV 91 Kasir 31 Mandor Mesin 114 Staf 1202 Juru Minyak 411 Total 1659 Total 2463 Darat Laut 1 19 28 4 10 146 5 1 1 6 21 125 29 4 26 31 1202 136 138 132 122 26 3 2 89 387 291 103 137 140 141 91 114 411 Darat Laut Tahun 2016 Jabatan Jml Jabatan Jml Kepala 1 Nakhoda 142 Vice President 21 Mualim I 136 General Manager 29 Mualim II 137 Inspektur 4 Mualim III 122 Auditor 13 Mualim IV 25 Manager 147 Marconist 2 Shore Base Maintenance Junior 6 Electricient 2 Shore Base Maintenance Senior 1 Serang 90 Sekretaris Direktur Utama 1 Juru Mudi 408 Sekretaris Direktur 7 Kelasi 330 Assistant Manager 22 Juru Masak 102 Supervisor 136 KKMMasinis I 142 Pengendali Dokumen 29 Masinis II 148 Penanggung Jawab IT 4 Masinis III 149 Assistant Supervisor 21 Masinis IV 111 Kasir 30 Mandor Mesin 124 Staf 1135 Juru Minyak 434 Total 1607 Total 2604 Darat Laut 1 21 29 4 13 147 6 1 1 7 22 136 29 4 21 30 1135 Darat 142 136 137 122 25 2 2 90 408 330 102 142 148 149 111 124 434 Laut 201 PT ASDP Indonesia Ferry Persero TATA KELOLA PENGADAAN BARANG DAN JASA Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik GCG dalam proses pengadaan akan menjadi mudah apabila didukung oleh seluruh komponen yang terlibat dalam proses pengadaan baik Divisi Pengadaan, Unit Kerja terkait dan Penyedia. Semua pihak haruslah bersama memahami dan serentak mengimplementasikan semua etika dan prinsip-prinsip pengadaan efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel yang telah terkandung dalam pasal-pasal kebijakan pengadaan Barang dan Jasa Perseroan Kebijakan pengadaan barangJasa a. Pengadaan BarangJasa yang diperlukan untuk kegiatan Perusahaan secara efektif dan efisien dengan mengacu kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan iklim persaingan yang sehat, tertib dan terkendali, dengan cara meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa. b. Pengadaan BarangJasa yang diatur dalam Keputusan Direksi ini adalah pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa dengan menggunakan dana yang berasal dari internal Perusahaan baik dalam jenis mata uang Rupiah maupun mata uang asing. c. Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa yang menggunakan dana langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah APBN APBD baik sebagian maupun seluruhnya dilaksanakan dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang berlaku beserta seluruh perubahannya. d. Dalam pengadaan bersama atau join procurement, ketentuan tata cara Pengadaan BarangJasa akan dilakukan berdasarkan kesepakatan Para Pihak yang bekerjasama. e. Pengadaan BarangJasa yang dananya berasal dari pinjaman kredit dari Lembaga Keuangan Bank atau Lembaga Keuangan Non Bank atau, pemberian hibah, maka tata cara pengadaan mengacu kepada ketentuan yang berlaku di Perusahaan, kecuali dipersyaratkan lain oleh pemberi pinjaman atau hibah. f. Pengadaan BarangJasa dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku dan dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten, profesional, mandiri, dan bertanggung jawab serta dilaksanakan dengan cara manual atau elektronik procurement. PROCUREMENT GOVERNANCE Implementation of Good Corporate Governance GCG principles in the procurement process will be easier if supported by all components involved in the procurement process including the Procurement Division, related Unit and Suppliers. All parties shall understand and implement all procurement ethics and principles efficient, effective, transparent, open, competitive, fair and accountable simultaneously as disclosed in provisions of the Procurement policy. Procurement Policy a. Effective and efficient procurement is needed for activity of the Company by referring to Good Corporate Governance principles with fair, order and controlled business climate to improve transparency in the procurement process. b. The procurement regulated under this Board of Directors Decree refers to the procurement process using internal budget in Rupiah and foreign currency. c. Implementation of procurement process using State Regional Revenue APBNAPBD Budget either partly or fully, is carried out by referring to prevailing Presidential Regulation on Procurement altogether with all amendments. d. In the joint procurement, provisions of the Procurement procedure will be implemented based on agreement of the cooperated parties. e. Procurement with funds acquired from Bank or Non- Bank Financial Institution Loans credit or grants, the procurement procedure refers to prevailing Law in the Company unless required otherwise by the creditor or grant provider. f. Procurement that is implemented based on prevailing law and executed by competent, professional, independent and responsible personnel both using manual or electronic procurement. 202 Laporan Tahunan 2016 Annual Report g. Procurement that is implemented by Procurement Unit or Branch Procurement Committee considers the conditions, as follows: 1. Based on the Company’s needs, on time, fair price, comply with accountable technical requirement and specification. 2. Business transaction which the implementation is delay due to violation and fraud indication that brings loss to the Company in accordance with the prevailing Law. 3. To simplify policy and procedure to drive faster decision-making in the procurement process. 4. Referring to Budget Plan RKAP as ratified by the GMS; 5. To comply with prevailing Law and regulation as well as procedure and to avoid Corruption, Collustion and Nepotism KKN; 6. To consider quality and economics financial aspects. 7. To prioritize use of domestic product, national design and engineering as well as job opportunity expansion for small enterprise as long the quality, price and objectives are accountable. 8. To give domestic production use preference by complying with the prevailing Law; 9. To prioritize SOE andor SOE’s subsidiaries synergy as long the procurement is not including products of the SOE andor SOE’s subsidiaries and the quality, price and objectives shall be accountable. g. Pengadaan BarangJasa yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Pengadaan BarangJasa atau Panitia Pengadaan BarangJasa Cabang didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: 1. Sesuai dengan kebutuhan Perusahaan, tepat waktu, harga wajar, memenuhi persyaratan dan s p e s i f i k a s i t e k n i s y a n g d a p a t dipertanggungjawabkan; 2. Transaksi bisnis dapat ditunda pelaksanaannya apabila adanya unsur penyimpangan atau kecurangan yang menimbulkan kerugian Perusahaan, sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku. 3. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara dalam rangka untuk mempercepat proses pengambilan keputusan dalam Pengadaan BarangJasa; 4. Mengacu kepada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKAP yang telah disahkan oleh RUPS; 5. Mentaati ketentuan hukum dan perundang- undangan serta prosedur yang berlaku, dan menghindari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN; 6. Mempertimbangkan aspek kualitas dan aspek finansial ekonomi; 7. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional, serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil, sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggungjawabkan; 8. Memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 9. Mengutamakan sinergi antar BUMN danatau Anak Perusahaan BUMN sepanjang barang dan atau jasa tersebut merupakan hasil produksi BUMN danatau Anak Perusahaan BUMN yang bersangkutan, dan sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat dipertanggung jawabkan. 203 PT ASDP Indonesia Ferry Persero Procurement Organization Structure Procurement Basic Principle Procurement process refers to the principles, as follows:

a. Efficient, Procurement shall aim to achieve optimum

and best result in fast process using minimum budget and resources and not solely considering the lowest price;

b. Effective, Procurement shall meet the stipulated

requirement and bring greatest benefit based on the set target;

c. Competitive, Procurement shall be transparent for

the suppliers who meet the requirement with fair competition among the suppliers by complying with particular requirementcriteria based on obvious and transparent regulation and procedure.

d. Transparent, entire procurement policy and

information including every requirement;

e. Equal and fair, provide fair treatment to all Supplier

candidates; Struktur organisasi pengelola barangjasa Prinsif dasar pengadaan barangjasa Pengadaan BarangJasa mengacu pada prinsip-prinsip berikut:

a. Efisien, Pengadaan BarangJasa harus diusahakan

untuk mendapatkan hasil yang optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada harga terendah;

b. Efektif, Pengadaan BarangJasa harus sesuai dengan

kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

c. Kompetitif, Pengadaan BarangJasa harus terbuka

bagi Penyedia BarangJasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara Penyedia BarangJasa yang setara dan memenuhi syaratkriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;

d. Transparan, semua ketentuan dan informasi mengenai

Pengadaan BarangJasa, termasuk segala syarat yang ditetapkan;

e. Adil dan wajar, memberikan perlakuan yang sama

bagi semua calon Penyedia BarangJasa; 204 Laporan Tahunan 2016 Annual Report

f. Accountable, has meet the target and accountable

to avoid abuse and fraud potential. Simplify and accelerate decision-making in the procurement process to avoid and reduce greater loss andor loss opportunity of the Company. Procurement Ethics All Executives and related parties in the procurement process shall comply with the procurement ethics, as follows: a. Perform the duties in order, responsibility and accountable for the smooth and accuracy procurement target achievement; b. Work professionally by upholding honesty, independency and protect confidential information; c. Not influence each other directly and indirectly that leads to unfair competition, decreasing quality of the procurement process and result; d. Being responsible in every decision taken based on each authority; e. Prevent conflict of interests among parties who are involved directly and indirectly in the Procurement process; f. Prevent financial leak and the Company’s loss; g. Not abusing authority and conducting joint activity to generate personal, group or other parties’ interests that will bring loss to the Company directly and indirectly. h. Not receiving gift, reward or other gratification rom anybody who are acknowledged or indicated related with the procurement process. If during the procurement process, any price mark-up or fictive project, fake identity of the procurement or procurement productsservices below the specification indication is found, the procurement may be suspended.

f. Accountable, harus mencapai sasaran dan dapat

dipertanggungjawabkan sehingga menjauhkan dari potensi penyalahgunaan dan penyimpangan; Menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dalam Pengadaan BarangJasa untuk mencegah dan mengurangi kerugian danatau loss oportunity yang lebih besar bagi Perusahaan. Etika pengadaan barangjasa Para Pejabat dan seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa harus mematuhi etika Pengadaan BarangJasa yaitu: a. Melaksanakan tugas secara tertib, penuh rasa tanggung jawab dan mengedepankan pertanggungjawaban demi kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan BarangJasa; b. Bekerja secara profesional dengan menjunjung tinggi kejujuran, kemandirian dan menjaga informasi yang bersifat rahasia; c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, yang mengakibatkan persaingan yang tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan dan hasil pekerjaan; d. Bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kewenangannya; e. Mencegah terjadinya pertentangan kepentingan conflict of interest pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan BarangJasa; f. Mencegah terjadinya kebocoran keuangan dan kerugian Perusahaan; g. Tidak menyalahgunakan wewenang dan melakukan kegiatan bersama dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Perusahaan; h. Tidak menerima hadiah, imbalan atau berupa apa saja dari siapapun yang diketahui atau patut dapat diduga berkaitan dengan Pengadaan BarangJasa. Apabila dalam proses pengadaan barangjasa ditemukan adanya indikasi manipulasi harga mark up, atau proyek fiktif, atau pemalsuan identitas pada penyedia barang jasa, dan atau barangjasa di bawah spesifikasi, maka pengadaan barangjasa ditunda pelaksanaannya.