Context Set-Up Context set-up is a stage to define internal and external
168 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Rencana tindak lanjut risiko yang berada di luar kewenangan Vice President yang bersangkutan yang merencanakan
tindak lanjut risiko harus diusulkan kepada atasan yang terkait atau kepada Unit Kerja terkait yang membawahinya
untuk mendapatkan keputusan.
Pengambil keputusan yang terkait harus segera memutuskan tindak lanjut yang perlu dilakukan atas
risiko. Keputusan disampaikan kepada pengusul tindak lanjut.
Usulan rencana tindak lanjut Formulir f yang telah mendapat persetujuan harus segera dilaksanakan oleh
Unit Kerja terkait.
2 Daftar Risiko Formulir a beserta dokumen penunjang berupa Kertas Kerja Asesmen Risiko Formulir b, c dan d
dan Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko Formulir f yang juga memuat informasi mengenai status progress Rencana
Tindak Lanjut dari masing-masing risiko, beserta dokumen penunjang berupa Kertas Kerja Rencana Tindak-Lanjut
per Risiko Formulir e harus dikirimkan kepada Divisi yang menangani Enterprise Risk Management
3. Proses Penunjang a. Melakukan Kaji-Ulang Daftar Risiko
Masing-masing Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang termasuk SPI penyusun dan pemilik Daftar Risiko
secara berkala harus melakukan kaji-ulang Daftar Risiko yang disusunnya. Tujuan kaji-ulang adalah
untuk memutakhirkan Daftar Risiko sesuai dengan perkembangan. Kaji-ulang ini dilakukan dengan
melaksanakan asesmen ulang atas risiko.
Kaji-ulang Daftar Risiko secara berkala untuk masing- masing Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang dan Unit
Bisnis Khusus termasuk SPI harus dilakukan di dalam Rapat Penilaian Risiko:
a Secara berkala: Untuk Unit Penunjang Unit non Usaha Berdasarkan
KD.47HK.001ASDP-2012, pengiriman dokumen kaji-ulang risiko setiap 6 enam bulan sekali.
Untuk Unit Utama Unit Usaha Berdasarkan KD.47 HK.001ASDP-2012, pengiriman dokumen kaji-ulang
risiko setiap 3 tiga bulan sekali. Risk follow-up plan beyond the related Vice President
authority who planned the risk follow-up shall be proposed to realted supervisor or related Unit who
supervised the risks to take decision.
Related decision-maker shall decide necessary risk follow- up. The decision will be disseminated to the follow-up
proposer.
Follow-up plan Form f that had ben approved shall be executed immediately by related Unit.
The Risk List Form a altogether with supporting documents such as Risk Assessment Work Sheet Form
b, c and d and List of Risk Follow-Up Plan form f that also discloses information about Follow-Up pLan progress
status of every risk, altogether with supporting documents such as Follow-Up Plan Work Sheet Form e to be
delivered to Division that handles the Enterprise Risk Management.
Supporting Process a. Review Risk List in every Work Unit at Head Office,
Branch Office, including SPI Risk Owner and Risk List Owner periodically have to peform Review on the
prepared Risk List. Objective of the review is to update Risk List based on actual condition. The review is done
by doing risk assessment review.
Periodic Risk List Review for each Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit including SPI
have to be done in the Risk Assessment Meeting:
a Periodic: For Supporting Unit Non-Business Unit referring to
KD.47HK.001ASDP-2012,Risk review document delivery is every 6 six months.
For Main Unit Business Unit referring to KD.47HK.001 ASDP-2012, the risk review document delivery is
every 3 three0 months.
169 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
b Secara khusus: Bila sewaktu-waktu melihat adanya perubahan kondisi
yang signifikan yang dapat menyebabkan perubahan risiko maka Unit Kerja yang bersangkutan harus
melakukan kaji-ulang khusus di luar kaji-ulang berkala.
Kaji-ulang Daftar Risiko secara berkala untuk kegiatan investasiproyek dapat dilakukan dengan frekuensi sebagai
berikut: a. Untuk kegiatan investasi yang berjangka waktu lebih
dari 1 tahun kaji-ulang harus dilakukan 6 enam bulan sekali.
b. Untuk kegiatan investasi yang berjangka waktu 1 satu tahun kaji-ulang harus dilakukan setiap 3 tiga
bulan sekali. b. Melakukan Pemantauan.
Satuan Pengawasan Intern meminta Daftar Risiko kepada Divisi yang menangani Enterprise Risk Management untuk
kepentingan penyusunan Rencana Audit Tahunan dan Program Audit.
Satuan Pengawasan Intern harus melakukan pemantauan dengan menyelenggarakan audit berbasis risiko untuk
meyakini bahwa asesmen risiko dan tindak-lanjut atas risiko telah diterapkan secara efektif di seluruh Unit Kerja
Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus PT ASDP Indonesia Ferry Persero.
Yang dimaksud dengan audit berbasis risiko adalah audit yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Rencana audit disusun dengan memprioritaskan kegiatan obyek audit yang memiliki risiko Ekstrem,
Tinggi dan Menengah. b. Program audit untuk setiap kegiatan disusun terfokus
kepada risiko Ekstrem, Tinggi dan Moderat. Di dalam program audit, risiko ditempatkan sebagai sasaran
audit hal yang ingin diyakini melalui kegiatan audit bahwa risiko telah dikelola dengan baik.
Setiap tahun Satuan Pengawasan Intern harus melakukan evaluasi atas penyelenggaraan proses inti manajemen
risiko proses asesmen risiko dan tindak lanjut tanggapan perlakuan atas risiko di seluruh Unit Kerja Kantor Pusat,
Cabang dan Unit Bisnis Khusus untuk mengusulkan langkah-langkah peningkatan seperlunya.
b Incidental Anytime if any significant changing condition occured
that may cause risk changing, the respective Unit has to perform special review non-periodic review.
Periodic Risk List Review for investmentproject activity with frequency, as follows:
a. For investment activity with more than 1 year maturity, the review shall be done within every 6
six months. b. For investment activity with more than 1 one year
maturity, the review shall be done within every 3 three months.
b. Monitoring Internal Audit Unit requests the Risk List to Division that
handles Enterprise Risk Management for the preparation of Annual Audit Plan and Program.
The Internal Audit Unit shall perform monitoring by conducting risk-based audit to assure that the risk
assessment and follow-up have been implemented effectively in entire Working Unit at Head Office, Branch
Office and Special Business Unit of PT ASDP Indonesia Persero.
Risk Based-Audit is an audit that meets criteria, as follows: a. Audit plan is prepared by prioritizing activity audit
object with Extreme, High and Moderate Risk. b. Audit program for every activity will focus on Extreme,
High and Moderate Risk. In the audit program, the risk is treated as audit target aspect that is ensured
that risk-based audit has been well-managed.
In every year, the Internal Audit Unit has to evaluate implementation of risk management core process risk
assessment and follow-upresponse and risk treatment process in every Unit at Head Office, Branch Office and
Special Business Unit to propose necessary improvement plan.
170 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
c. Melakukan Komunikasi Divisi yang menangani Enterprise Risk Management secara
berkala harus melaporkan Rangkuman dari Kompilasi Hasil Kaji Ulang Daftar Risiko dan Rencana Tindak Lanjut
Risiko dari masing-masing Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang, Unit Bisnis Khusus dan melaporkan Kaji Ulang Daftar
Risiko Kegiatan InvestasiProyek kepada Direksi dan tembusannya disampaikan kepada Satuan Pengawasan
Intern. Frekuensi pelaporan berkala ERM mengikuti jangka waktu pelaporan hasil Kaji Ulang Daftar Risiko dari seluruh
Unit Kerja dan Pelaporan dari Kaji Ulang Daftar Risiko Kegiatan InvestasiProyek, serta harus melaporkan segera
jika sewaktu-waktu terjadi perubahan yang signifikan pengaruhnya terhadap perusahaan Khusus untuk Direksi,
risiko yang dilaporkan adalah risiko Ekstrem, Tinggi dan Menengah
Sewaktu-waktu bila diinstruksikan oleh Direksi, Divisi yang menangani Enterprise Risk Management melakukan
pengungkapan risiko kepada pemegang-kepentingan stakeholders
lainnya. Tembusan disampaikan kepada Satuan Pengawas Intern.
d. Melakukan Konsultasi Konsultasi dilakukan untuk membantu Unit Kerja Kantor
Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus terutama di dalam asesmen risiko. Konsultasi dilakukan kepada Divisi yang
menangani Enterprise Risk Management.
Konsultasi dapat dilakukan dengan memberi pelatihan- pelatihan yang diperlukan danatau menyebarluaskan
bahan-bahan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam asesmen risiko.
Untuk kondisi yang sangat khusus misalnya untuk memberi contoh Divisi yang menangani Enterprise Risk
Management dapat juga memberi konsultasi dengan
memberikan layanan sebagai fasilitator dalam Rapat Penilaian Risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan
Unit Bisnis Khusus. Di dalam Rapat Penilaian Risiko, fasilitator bertugas memandu dan menjadi narasumber
tentang ketentuan yang digunakan untuk asesmen risiko. Asesmen risiko dilakukan oleh peserta Rapat Penilaian
Risiko dan bukan dilakukan oleh fasilitator. c. Communication
Division that handles Enterprise Risk management report Summary of Risk List Review Compliation periodically
and Risk Follow-Up Plan by every Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit and report
the InvestmentProject Activity Risk List Review to the Board of Directors with copysent to the Internal Audit
Unit. Frequency of ERM periodic reporting follows the Risk List Review repoting time frame in all Business and
Reporting of InvestmentProject Activity Risk List Review and shall report immediately if any significant change
occured with impact to the Company, particularly to the Board of Directors, the reported risk includes Extreme,
High and Moderate Risk.
If instructured by the Board of Directors, incidentally, the Division that handles Enterprise Risk Managment performs
risk disclosure to other Stakeholders with copy sent to Internal Audit Unit.
d. Consulting The consulting is done to help the Working Unit at Head
Office, Branch Office and Special Business Unit, particularly in risk assessment process. The consulting is provided to
Division that handles Enterprise Risk Management.
Consulting may be also done by providing necessary trainings andor disseminating material to develop
knowledge and skill in the risk assessment process.
For very particular condition i.e. as an example, the Division that handles Enterprise Risk Management may
also provide consulting by providing services as facilitator in the Risk Assessment Meeting at Working Unit Head
Office, Branch office and Special Business Unit. In the Risk Assessment Meeting, the facilitator is in charge to guide
and act as sources regarding provisions applied in the risk assessment. The risk assessment is done by the Risk
Assessment Meeting aprticipants, not the facilitator.
171 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
e. Menyusun Dokumentasi Seluruh pelaksanaan kegiatan manajemen risiko harus
didasarkan pada Pedoman Manajemen Risiko, prosedur dan dokumen lain yang terkait
Pelaksanaan manajemen risiko harus didokumentasikan di dalam arsip tertulis.
Arsip dari proses inti manajemen risiko proses asesmen risiko dan tindak lanjut tanggapan perlakuan atas
risiko yang minimal harus dipelihara oleh Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus dan Divisi
yang menangani Enterprise Risk Management adalah:
a. Daftar Risiko. b. Kertas Kerja Asesmen Risiko.
c. Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko. d. Kertas Kerja Rencana Tlndak-Lanjut Risiko.
Arsip dari proses penunjang manajemen risikomelakukan kaji ulang risiko, pemantauan, komunikasi, konsultasi,
dokumentasi yang minimal harus dipelihara adalah: a. Laporan Audit. Arsip ini disimpan oleh Satuan
Pengawasan Intern. b. Laporan Konsultasi. Arsip ini disimpan oleh Divisi
yang menangani Enterprise Risk Management. c. Bukti Komunikasi Pengungkapan Risiko kepada
pihak lain. Arsip ini disimpan oleh Divisi yang menangani Enterprise Risk Management.
Tugas dan Tanggung Jawab Pengelolaan Risiko
1. Pemegang akuntabilitas terhadap kinerja perusahaan, termasuk di dalamnya pengelolaan risiko adalah
Direksi dan Dewan Komisaris. 2. Pengelolaan Risiko menjadi tanggung jawab seluruh
Manajer dan Karyawan. 3. Secara spesifik, tanggung jawab dalam pengelolaan
risiko adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris
Memberikan arahan dan evaluasi atas pedoman dan kebijakan MR yang ditetapkan Direksi.
Melakukan pemantauan dan evaluasi serta tindak lanjut terhadap pelaksanaan MR.
Memastikan keselarasan Visi, Misi dan tujuan perusahaan dengan mempertimbangkan risiko terkait.
e. Documentation Entire risk management activity shall refer to Risk
Management Policy, procedure and other related documents.
Risk management implementation shall be documented in written archive.
Archive in the risk management core process risk assessment process and risk treatment followupresponse
shall be maintained at least by Working Unit at Head Office, Branch Office and Special Business Unit and Division
that handles Enterprise Risk Management, as follows:
a. Risk List b. Risk Assessment Worksheet
c. Risk Follow-up List d. Risk Follow-Up Plan Worksheet
Archive from the risk management supporting process risk review, monitoring, communication, consulting,
documentation shall be maintained, at least: a. Audit Report. The archieve is documented by Internal
Audit Unit. b. Consultant Report. The archieve is documented by
Enterprise Risk Management. c. Risk Communication Disclosure evudent with other
parties. The archieve is documented by Division that handles Enterprise Risk Management.
Risk Management Duty and Responsibility
1. Holder of the accountability of Company’s performance including the risk management by Board of Directors
and Board of Commissioners. 2. Risk management is being responsibility of all Manager
and Employees. 3. Specifically, responsibility in risk management is as
follows: Board of Commissioners
Provide direction and evaluation on Risk Management manual and policy stipulated by the Board of Directors.
Risk Management monitoring, evaluation and follow- up.
Ensure alignment of Vision, Mission and objectives of the Company by considering related risk.
172 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Direksi Menetapkan organisasi Manajemen Risiko berikut
mekanisme kerjanya. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
manajemen risiko baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana kerja serta dana.
Menetapkan Pedoman Manajemen Risiko dan revisinya, serta menetapkan kriteria pengukuran risiko dan
menerapkan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan manajemen risiko.
Menetapkan Selera Risiko Risk Appetite dan Toleransi Risiko Risk Tolerance mulai Tingkat Unit Kerja, sampai
dengan Tingkat Direktorat dan Korporat. Memutuskan tindak-lanjut risiko khusus untuk tindak-
lanjut yang kewenangannya berada pada Direksi. Memantau dan melaporkan status dan profil risiko
secara berkala kepada Dewan Komisaris, serta melaporkan perubahan profil risiko yang dampaknya
signifikan terhadap perusahaan setiap saat diperlukan.
Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko di Direktoratnya.
Menugaskan Divisi yang menangani Enterprise Risk Management untuk mengungkapkan daftar risiko
kepada pemegang-kepentingan eksternal sesuai dengan yang disyaratkan di dalam prinsip Good
Corporate Governance.
Divisi ERM,Mutu dan GCG Menyusun dan merevisi Pedoman Manajemen Risiko
untuk diberlakukan di perusahaaan dengan persetujuan Direksi.
Mengumpulkan dan mengevaluasi Daftar Risiko dan Kertas Kerja Asesmen Risiko dari seluruh Unit Kerja
untuk dirangkum menjadi Daftar Risiko Tingkat Direktorat dan Korporat, kemudian dilaporkan kepada
Direksi secara berkala dan sewaktu-waktu bila terdapat perubahan yang signifikan.
Mengumpulkan Daftar Rencana Tindak Lanjut Risiko dan Kertas Kerja Rencana Tindak Lanjut Risiko dari
seluruh Unit Kerja, dan mengingatkan pihak yang terkait bila ada risiko yang pada waktunya belum
diberi tanggapan dan perlakuan.
Melaporkan kepada Direksi bila melihat Unit Kerja Kantor Pusat atau Cabang dan Unit Bisnis Khusus
yang belum melakukan tindak lanjut atas risiko-risiko yang mempunyai skala prioritas untuk segera
ditindaklanjuti. Board of Directors
Stipulate Risk Management organization altogether with the working mechanism.
Provide required resources for the risk management including human resources, facilities and euqipment
and funding resources. Stipulate Risk Management Policy and its revision,
andstipulate risk assessment criteria as well as other policies related with the risk management
implementation.
Stipulate Risk Appetite and Risk Tolerance starting from Working Unit level until Directorate and Corporate
Levels. Determine risk follow-up particularly for follow-up
with authority held by the Board of Directors. Supervise and report risk status and profile periodically
to the Board of Commissioners and report change in risk profile with significant impact to the Company,
if necessary.
Ignite and maintain risk-awareness culture in the Directorate.
Assign the Division that handles Enterprise Risk Management to disclose risk list to external stakeholders
as required in the Good Corporate Governance principle.
ERM, Quality and GCG Division Prepare and revise Risk Management Manual to be
implemented in the Company under approval from the Board of Directors.
Collect and evalaute Risk level and Risk Assessment Work Sheet from every Working Unit to be summarized
as Risk List at Directorate and Corpoarte Level, and reported to the Board of Directors periodically and
incidentally if any significant change occur.
Collect Risk List Follow-Up and Risk Follow-Up Plan Worksheet from every Working Unit and warn related
party if finding any risk that has not yet responded or treated.
Report to the Board of Directors if finding any Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special
Business Unit that had not yet conducting risk follow- up with priority scale to be immediately followed-up.
173 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Bila perlu, memberikan konsultasi terhadap Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus untuk
meningkatkan kemampuannya melakukan asesmen risiko.
Mengusulkan kepada Direksi untuk pengungkapan risiko yang perlu dilakukan kepada pemegang
kepentingan eksternal sesuai dengan yang disyaratkan di dalam prinsip Good Corporate Governance.
Mengevaluasi Sistem Manajemen Risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang dan Unit Bisnis Khusus, dan
melaporkannya ke Direksi. Membantu Direksi dalam menilai risiko atas strategi,
tujuan, sasaran perusahaan yang merupakan tanggung jawab Direksi.
Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko di Divisi yang menangani Enterprise Risk Management.
Unit Kerja Unit Kerja di Kantor Pusat , Cabang, Unit Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi
Melakukan asesmen risiko dengan menyelenggarakan Rapat Penilaian Risiko dan menyusun Daftar Risiko
masing-masing Unit Kerja. Menetapkan dan menyelesaikan tindak lanjut risiko
bila berada pada kewenangannya atau mengusulkan tindak lanjut risiko kepada atasan atau unit yang
berwenang, untuk mendapatkan keputusan.
Melakukan sosialisasi manajemen risiko secara terus- menerus kepada seluruh karyawan di masing-masing
Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi. Membangkitkan dan memelihara budaya sadar risiko
di masing-masing Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi.
Melakukan kaji-ulang Daftar Risiko masing-masing Unit Kerja dan Tim yang dibentuk Direksi.
Satuan Pengawasan Intern
Satuan Pengawas Intern SPI sebagai pengawas internal dalam Organisasi PT ASDP Indonesia Ferry Persero
memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam pengawasan penerapan manajemen risiko di PT ASDP
Indonesia Ferry Persero sebagai berikut:
a. Menggunakan profil risiko organisasi dan hasil asesmen risiko semua Unit Kerja di Kantor Pusat, Cabang, Unit
Bisnis Khusus dan Tim yang dibentuk Direksi PT ASDP Indonesia Ferry Persero sebagai input dalam
penyusunan rencana Program Kerja Audit Tahunan PKAT dan Audit Khusus.
If necessary, to provide consulting to Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business
Unitto improve risk assessment capability.
Propose to the Board of Directors to disclose risks that needs to be reproted to external stakeholders
as required in Good Corporate Governance principle.
Evalaute Risk Management System Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special Business
Unit and report to the Board of Directors. Help the Board of Directors in evalauting risk on the
Company’s strategy, obejctives, target as part of Board of Directors’ responsibility.
Ignite and maintain risk-awareness culture at Division that handles Enterprise Risk Management.
Working Unit Working Unit at Head Office, Branch Office, Special Business Unit and Team Established by the Board
of Directors Perform Risk Assessment by organizing Risk
Assessment Meeting and prepare Risk List at every Working Unit.
Stipulate and complete risk follow-up if under his her authority to propsoe risk follow-up to authorized
supervisor or unit, to grant approval.
Perform risk management socialization continuously to all employees in every Working Unit and Team
established by the Board of Directors. Ignite and maintain risk-awareness culture in every
Working Unit and Team established by the Board of Directors.
Perform Risk List Review in every Working Unit and Team established by the Board of Directors.
Internal Audit Unit
As internal auditor in the PT ASDP Indonesia Ferry Persero Organization, the Internal Audit Unit SPI has responsibility
and authority in monitoring risk management implementation at PT ASDP Indonesia Ferry Persero, as
follows:
a. Use organization risk profile and risk assessment report of all Working Unit at Working Unit at Head
Office or Baranch Office and Special Business Unit and Team established by Board of Directors of PT
ASDP Indonesia Ferry Persero as input in preparing Annual Audit PKAT and Special Audit Plans.
174 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
b. Melaporkan kepada Direksi bila melihat Unit Kerja Kantor Pusat atau Cabang, Unit Bisnis Khusus dan
Tim yang dibentuk Direksi yang belum melakukan tindak lanjut atas risiko-risiko yang mempunyai skala
prioritas untuk segera ditindaklanjuti.
c. Mengevaluasi dan memberi masukkan atas kecukupan dan efektivitas pengendalian internal
dan pelaksanaan Manajemen Risiko untuk melakukan mitigasi terkait.
d. Membuat prosedur untuk memastikan risiko dikaji dan dievaluasi secara berkala.
e. Mengevaluasi dan memberi masukan apakah strategi usaha dijalankan sesuai dengan kebijakan risiko.
f. Mengamati dan melaporkan dampak yang mungkin terjadi terhadap kondisi perusahaan sebagai akibat
dari suatu risiko. g. Mengevaluasi pelaksanaan proses asesmen risiko dan
tindak lanjut tanggapan perlakuan atas risiko di Unit Kerja Kantor Pusat, Cabang, Unit Bisnis Khusus
dan Tim yang dibentuk Direksi, serta melaporkannya ke Direksi.
Pendampingan Penyusunan Proil Risiko
Risk Assessment merupakan tahapan proses manajemen
risiko yang terdiri dari fase identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi risiko. PT ASDP Persero menggunakan
Buku Pedoman Manajemen Risiko PT ASDp Indonesia Ferry Persero sebagai pedoman dalam melaksanakan
Risk Assessment.
Divisi ERM,Mutu GCG merupakan unit yang memiliki tugas dan tangung jawab untuk melaksanakan konsultasi
dan pendampingan penyusunan Profil risiko Kantor Cabang dan Kantor Pusat PT ASDP Persero.
Berikut jadwal pelaksanaan pendampingan penyusunan Profile Risiko tahun 2016 melalui kunjungan ke cabang
dan atau rapat di kantor pusat:
No Tempat Kantor Cabang
Location Branch Office Waktu
Period 1
Surabaya 23-25 Februari 2016
February 23 – 25, 2016 2.
Bitung 29 Maret 17-1 April 2016
March 29 – April 1, 2016 3.
Sibolga 2-4 Maret 2016
March 2 – 4, 2016 4.
Pemuktahiran profil risiko monitoring mitigasi risiko dan evaluasi profil unit kerja kantor pusat. Update risk profile of risk mitigation monitoring and profile evaluation of head office work unit.
4 April 2016 April 4, 2016
b. Report to the Board of Directors if finding Working Unit at Head Office or Baranch Office and Special
Business Unit and Team established by Board of Directors who hot yet performed risk followed-up
with priority scale to be immediately followed-up.
c. Evaluate and provide recommendation on the internal control sufficiency and effectiveness and Risk
Management implementation to perform related risk mitigation.
d. Prepare procedure to ensure the risk has been reviewed and evaluated periodically.
e. Evaluate and provide recommendation whether the business strategy has been implemented based on
the risk policy. f. Examine and reprot potential impact to the Company’s
condition as the impact of particular risk. g. Evalaute risk assessment and risk follow-up process
implementation response treatment on risks at Working Unit at Head Office or Baranch Office and
Special Business Unit and team established by the Board of Directors and report to the Board of Directors.
Risk Proile Preparation Assistance
Risk Assessment is a stage of risk management process consisting of risk identification phase, risk analysis and
risk evaluation. PT ASDP Persero uses Risk Management Book of PT ASDp Indonesia Ferry Persero as a guide in
implementing Risk Assessment.
ERM, Quality GCG Division is a unit that has the duty and responsibility to carry out consultation and mentoring
the preparation of risk profile of Branch Office and Head Office of PT ASDP Persero.
Here is the schedule for the implementation of assistance for the preparation of the Risk Profile of 2016 through
visits to branches and or meetings at headquarters:
175 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Secara paralel unit kerja cabang dan unit kerja pusat melakukan komunikasi dan konsultasi dalam penyusunan
Profil Risiko dan monitoring mitigasi risiko menggunakan sarana media yang ada seperti Telpon dan Email.
Proil Risiko Peta Risiko Korporat Tahun 2016
Profil Risiko korporat disusun secara series dari unit kerja terkait di cabang hingga korporat, sehingga dalam
penerapannya diklasifikasikan ke dalam tanggung jawab cabang, Direktorat dan Korporat dengan
mempertimbangkankan kriteria risiko sebagai berikut:
Berdampak luas Bersifat strategis
Memiliki tingkat nilai eksposur risiko yang tinggi dan ekstrem
Peta Risiko Korporat Tahun 2016 sebagai berikut
Tingkat Eksposur Risiko:
Rendah R
Menengah M
Tinggi T
Ekstrim E
PETA RISIKO PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO
TINGKAT KORPORAT TAHUN 2016
asilitas
ernasi ystem
3,00; 4,00
1 2
3 4
1 2
3 4
5 PROBABILITAS
NO: 1, 4, 5 NO: 2, 3, 7
NO: 6
In parallel the branch work unit and the central work unit conduct communication and consultation in the
preparation of Risk Profile and risk mitigation monitoring using existing media facilities such as Telephone and
Email.
Risk Proile Corporate Risk Map 2016
The corporate risk profile is prepared in series from the branch-to-corporate related work units, so that its
application is classified into branch, Directorate and Corporate responsibilities by considering the following
risk criteria:
Broad impact Strategic
It has high and extreme risk exposure value Corporate Risk Map As of 2016 as follows
176 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
PERKARA HUKUM
Perkara Penting adalah permasalahan hukum yang dihadapi ASDP selama periode tahun laporan dan telah
diajukan melalui proses hukum baik melalui jalur Pengadilan ataupun Arbitrase. Sementara Nilai Perkara
merupakan nilai tuntutan ganti rugi yang diajukan kepada ASDP sebagai pihak tergugat atau nilai tuntutan ganti
rugi yang diajukan oleh ASDP sebagai pihak penggugat, baik kerugian materiil maupun imateriil.
Perkara Yang Dihadapi ASDP
Sengketa Pajak
Tidak terdapat Sengketa Pajak yang dihadapi ASDP sepanjang tahun 2016
Perkara di Entitas Anak
ASDP tidak memiliki Entitas Anak Perusahaan.
Perkara yang Melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi ASDP
Sepanjang tahun 2016 tidak ada perkara hukum yang melibatkan Dewan Komisaris dan Direksi ASDP.
Sanksi dari Regulator
Sepanjang tahun 2016, tidak terdapat sanksi dari regulator yang diberikan kepada ASDP.
PENYIMPANGAN INTERNAL
Selama tahun 2016 tidak ada penyimpangan yang bersifat kecurangan yang dilakukan oleh karyawan ASDP.
BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah suatu keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomi Perusahaan
dengan kepentingan ekonomi pribadi Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham. Selama tahun 2016
tidak ada transaksi yang memiliki benturan kepentingan di ASDP, setiap transaksi dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan selalu memperhatikan prinsip-prinsip GCG.
LITIGTION
Litigation refers to law case encountered by ASDP during the reporting period and had been processed under
legal mechanism both in Court and Arbitrary. However, Case Claim explains amount of claims charged to ASDP
as defendant or claim proposed by ASDP as prosecutor, either material and immaerail loss.
Cases Encountered by ASDP
Tax Dispute
There was no tax dispute encountred by ASDP throughout 2016.
Case of Subsidiaries
ASDP does not have any subsidairy.
Case Involving ASDP Board of Commissioners and Board of Directors
Throughout 2016, there was no legal case involving the ASDP Board of Commissioners and Board of Directors.
Sanksion Charged by The Regulator
Throughout 2016, there was no sanction charged by the Regulator to ASDP.
INTERNAL FRAUD
Throughout 2016, there was no internal fraud committed by employees of ASDP.
CONFLICT OF INTEREST
Conflict of Interest refers to any condition indicating conflict between the Company’s economic interest with
personal interest of the Board of Directors, Board of Commissioners and Shareholders. Throughout 2016,
there was no transaction with conflict of interest at ASDP, every transaction had been implemented in accordance
with the GCG principles.
177 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN POLITIK
ASDP tidak terlibat didalam kegiatan politik dan tidak memberikan donasi atau bantuan untuk kepentingan
politik. Sedangkan kepedulian terhadap masalah sosial merupakan bagian penting dari tugas dan tanggung
jawab ASDP kepada masyarakat. Uraian lebih lengkap terdapat pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
pada laporan ini.
CODE OF CONDUCT
Menjadikan GCG Sebagai Budaya
ASDP selalu berupaya menciptakan budaya Perusahaan yang menjunjung tinggi integritas. Pendekatan internalisasi
budaya dilakukan melalui intervensi pada ketiga aspek yaitu kepemimpinan, sistem dan karyawan. Dengan
pendekatan tersebut, budaya ASDP selain tertulis dalam kebijakan dan prosedur juga menjadi suatu disiplin soft
skills
yang dipraktikkan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
WHISTLEBLOWING SYSTEM
Sistem Pelaporan Pelanggaran Whistleblowing System adalah sistem yang mengelola pengaduanpenyingkapan
mengenai korupsi, Kecurangan fraud , pencurian, menyuap dan atau menerima suap, gratifikasi, Benturan
Kepentingan, pembocoran rahasia perusahaan, pelanggaran etika, penggelapan aset, penipuan,
pemerasan, tindakan melanggar hukum dan kebijakan prosedur perilaku melawan hukum, perbuatan tidak etis
tidak semestinya secara rahasia, anonim dan mandiri yang digunakan untuk mengoptimalkan peran serta
Insan ASDP dan pihak lainnya dalam mengungkapkan pelanggaran yang terjadi di lingkungan Perusahaan.
Hal ini sejalan dengan komitmen ASDP untuk terus menyempurnakan implementasi GCG, pelanggaran
terhadap implementasi GCG dan Code of Conduct harus dihindari oleh segenap Insan ASDP. ASDP telah memiliki
Pedoman WBS telah yang disahkan sesuai Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi nomor: 168 HK.002
ASDP-2016
FUND DONATION FOR SOCIAL AND POLITICAL ACTIVITIES
ASDP has neither been involved in any political actiivty nor provided assistance for political interest. Nevertheless,
awareness on social issue has become important part of ASDP’s duty and responsibility to the society. More
comprehensive explanation is presented in the Corporate Social Responsibility section.
CODE OF CONDUCTS
Developing GCG as Culture
ASDP is committed to create corporate culture with high integrity. Culture internalization approach is implemented
through intervention on three aspects of leadership, system and employees. Within this approach, besides
written in the policy and procedure, the ASDP culture also becomes a soft-skills implemented by the Board of
Commissioners, Board of Directors and employees in daily working activities.
WHISTLE BLOWING SYSTEM WBS
Whistle Blowing System is a system to process report disclosure of Corruption, fraud, stealing, bribery and or
gratification, conflict of interest, corporate confidential leak, ethics violation, assets embezzlement, deception,
blackmail, actions against the law and procedural policy that is considered against the law, unethicaldisproper
action that is submitted in confidential, anonymous and autonomous ways to optimize role ASDP peope and
other parties to reveal any violation occurred in the Company.
This will be also in line with ASDP’s commitment to improve the GCG implementation, violation against the
GCG implementation and Code of Conducts shall be avoided by all ASDP People. ASDP has drafted WBS Policy
that is enacted under Board of Commissioners and Board of Directors Joint Decree No. 168.HK.002ASDP-2016.
178 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Nantinya, Whistleblowing System tersebut akan menerima setiap laporan yang masuk untuk dipelajari, diklasifikasikan
dan ditindaklanjuti melalui penyelidikan mendalam berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh. Keputusan
terhadap terbuktitidaknya pelaporan tersebut akan dibuat dan diambil berdasarkan pertimbangan akibat
tindakan, derajat kesengajaan dan motif tindakan.
PENGELOLA WHISTLEBLOWING SYSTEM
Pelaporan pelanggaran ditujukan melalui suatu mekanisme baku dan dikelola secara profesional olehDivisi ERM, Mutu
GCG sebagai Unit Pengelola Sistem Pengaduan Pelanggaran WBS sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor
168 HK.002ASDP-2016.
Ruang Lingkup, Media Pelaporan dan Sosialisasi Whistleblowing System
Ruang Lingkup Pelaporan adalah setiap indikasi adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Insan
ASDP yang terdapat di dalam Sistem Pelaporan Dugaan Pelanggaran PT ASDP Indonesia Ferry. Media pelaporan
dilakukan melalui surat, email dan aplikasi WBS dan dropbox
maupun disampaikan secara langsung kepada Sekretariat WBS. Sosialisasi Whistleblowing System dilakukan
oleh ASDP baik terhadap pihak internal maupun eksternal melalui website Perusahaan.
Alur Proses Pelaporan Pelanggaran
Setiap indikasi adanya pelanggaran pedoman perilaku maupun pelanggaran disiplin dapat disampaikan kepada
tim KP2DK di masing-masing wilayah kerja. Laporan atau pengaduan atas pelanggaran akan ditangani sebagai
berikut: 1. Memperlakukan setiap pengaduan baik dari sumber
internal maupun eksternal perusahaan sebagai “confidential”
atau “rahasia”. 2. Melindungi siapa saja yang memberikan laporan dan
pengaduan atas dugaan perilaku yang menyimpang. 3. Tindak lanjut dari pelaporan dan pengaduan terhadap
dugaan perilaku yang menyimpang adalah melakukan pemeriksaan untuk memastikan kebenaran dugaan
penyimpangan tersebut. 4. Pelaporan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan
oleh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris.
Going forward, Whistle Blowing System will also accept any incoming report to be examined, classified and
followed-up through in-depth investigation based on acquired facts. The decision upon the report provennot
will be taken and summarized based on consideration on the action, level of intention and modus operandi.
WHISTLE BLOWING SYSTEM MANAGER
The whistle blowing system is addressed under a standardized mechanism and managed professionally
by ERM, Quality GCG Division as the Whistle Blowing System WBS Manager Unit pursuant to Board of Directors
Decree No. 168 HK.002ASDP-2016.
Whistle Blowing System Scope, Reporting Channel and Socialization
Scope of the reporting covers every fraud indications committed by ASDP People as regulated in PT ASDP
Indonesia Ferry Persero Whistle Blowing System. The reporting channel is submitted via letter, mail and WBS
application or drop box or directly addressed to the WBS Secretariat. The Whistle Blowing System socialization is
done by ASDP both to internal and external parties using the Company’s website.
Whistle Blowing Process Scheme
Every indication of the code of conducts and discipline violation may be reported to KP2DK team in each
operational area. The violation report or reveal will be processed as follows:
1. Processing every report from internal and external sources as confidential.
2. Protect anyone who submitted violation report or disclosure.
3. Follow-up of the violation and fraud report and disclosure is to investigate the truth of the fraud
indication. 4. Reporting on the fraud indication committed by the
Board of Directors shall be reported to the Board of Commissioners.
179 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Perlindungan Terhadap Pelapor
ASDP menyediakan perlindungan kerahasiaan atas identitas pelapor, perlindungan atas tindakan balasan
dari terlapor, perlindungan dari pemecatan penurunan jabatan atau grade, penundaan kenaikan grade, tekanan
tindakan fisik, perlindungan catatan yang merugikan dalam file data pribadinya. Informasi mengenai tindak
lanjut yang sedang dilakukan informasi ini disampaikan secara rahasia kepada pelapor fasilitas saluran pelaporan
telepon, surat, email yang independen, bebas, dan rahasia bagi pelapor, agar terlaksana proses pelaporan
yang aman. Selain itu, ASDP juga berupaya untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor dengan tujuan memberikan
perlindungan kepada pelapor dan anggota keluarga atas tindakan balasan dari terlapor atau organisasi. ASDP
menjamin kerahasiaan pelapor kecuali: 1. Diperlukan dalam kaitan dengan laporan atau
penyidikan yang dilakukan oleh Pemerintah. 2. Sesuai dengan kepentingan Perusahaan dan tujuan
Pedoman Tata Kelola Perusahaan 3. Diperlukan dalam proses hukum
PRAKTIK BAD CORPORATE GOVERNANCE
ASDP memiliki komitmen kuat dalam penerapan GCG dan sedapat mungkin menghindari praktik-praktik bad
corporate governance . Terkait dengan praktik-praktik bad
corporate governance , dapat dilihat dari tabel berikut ini:
No Praktik Bad Corporate Governance
Praktik di ASDP
.
Practice at ASDP
1 Adanya laporan sebagai perusahaan yang mencemari
lingkungan
.
Reported as environment-pollutant Company. ASDP tidak pernah mendapatkan cappredikat sebagai perusahaan
pencemar lingkungan dari instansi manapun.
.
ASDP has never been titled as environment-pollutant Company from any organization.
2 Perkara penting yang sedang dihadapi oleh perusahaan,
entitas anak, anggota Direksi danatau anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang tidak diungkapkan
dalam Laporan Tahunan
.
Litigation involving the Company, subsidiary, currently serving Board of Directors andor Board of Commissioners
members is not disclosed in the Annual Report Seluruh perkara penting telah diungkapkan dalam Laporan Tahunan
ini
.
All of important cases had been disclosed in the Annual Report
3 Ketidakpatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan
.
Incompliance in taxation obligation ASDP telah memenuhi semua ketentuan terkait perpajakan
.
ASDP has compied with all taxations Law. 4
Ketidaksesuaian penyajian laporan keuangan dengan SAK
.
Incosistency of Financial Statements Presentation with SAK
ASDP telah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan SAK yang berlaku.
.
ASDP has presented Financial Statements in accordance with prevailing Financial Accounting Standards SAK
Protection to Whistleblower
ASDP protects the confidentiality of whistleblower identity, protection from adverse action, protection from
termination and grade demotion, protection from promotion delay, physical abuse, protection from any
adverse records in personal data file. Information about the information follow-up will be sent confidentially to
the whistle blower through independent, free and condential reporting channels phone, letter, email to
establish as convenience reporting process. Additionally, ASDP is also committed to protect confidentiality of the
whistleblower aiming to protect the whistle blowers and their families from any adverse action of the reported
party or organization. ASDP guarantess the whistle blower confidentiality, unless:
1. Required in relation with the report or investigation done by the Government.
2. According to the Company’s interest and Code of Corporate Goverannce objectives.
3. Required in the legal process.
BAD CORPORATE GOVERNANCE PRACTICE
ASDP has a strong commitment on GCG implementation and avoid bad corporate governance practices wherever
possible. Relaed with the bad corporate governance practice, the implementation is explained in table below:
180 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
RENCANA PENGEMBANGAN GCG TAHUN 2016
ASDP berkomitmen untuk terus melanjutkan implementasi GCG secara konsisten. Untuk tahun 2016, ASDP telah
menyiapkan berbagai program yang dilakukan sebagai berikut:
No Rencana
Waktu
1 Penyusunan WBS
Januari-Februari 2016 2
Penyusunan Aplikasi WBS Online September-November 2016
3 Pemuktahiran BM ,CoGC,CoC
November – Desember 4
Divisi Hukum sudah mengaplikasikan klausul sanksi yang berimbang antara mitra kerja dan PT ASDP
5 Divisi Hukum telah melakukan telaah terhadap peraturan perundangan yang
baru dan melakukan telaah atas tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan yang berlaku
GCG DEVELOPMENT PLAN 2016
ASDP is committed to continue the GCG implementation consistently. For 2016, ASDP has prepared various
programs, as follows:
181 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
182 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
183 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
LAPORAN SUMBER DAYA
MANUSIA
HUMAN RESOURCES REPORT
184 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
ASDP memandang sumber daya manusia SDM merupakan salah satu pemangku kepentingan sentral
sebagai ujung tombak dan penentu keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan visi dan melaksanakan
misinya. Kehadiran SDM terbaik yang profesional, berkompeten, berdedikasi dan berintegritas akan membuat
perusahaan memiliki dasar yang kuat untuk terus tumbuh dan berkembang mencapai tujuannya. Dengan memahami
kepentingan tersebut, maka ASDP telah menetapkan sistem pengelolaan SDM berbasis pada strategi dan
rencana bisnis Perusahaan, diantaranya Sistem Kinerja Berbasis Kompetensi yang terdiri dari Kamus Kompetensi
dan Kebutuhan Kompetensi Jabatan, Sistem Penilaian Kinerja, Pengembangan Kompetensi Karyawan Pembinaan
dan Pengembangan Karir Karyawan, Pembentukan Komite Appraisal, dan Sistem Remunerasi Karyawan. Melalui
pengelolaan SDM yang komprehensif tersebut, diharapkan akan terbentuk Insan ASDP yang mampu memberikan
hasil kerja yang maksimal untuk menjamin pertumbuhan ASDP dalam jangka panjang.
Pengelolaan SDM
Sebagai bentuk komitmen Perusahaan dalam pengelolaan SDM yang berkelanjutan, ASDP membentuk pengelola
SDM secara khusus dalam Struktur Organisasi Perusahaan. Secara fokus, unit kerja yang telah dibentuk bertujuan
untuk menciptakan SDM yang tangguh, kompeten, profesional, dan berintegritas tinggi guna mendukung
keberlanjutan bisnis Perusahaan.
Tugas Pokok Divisi Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan fungsinya Divisi SDM mengelola kegiatan Sumber Daya Manusia yang meliputi kesisteman,
pengembangan SDM darat dan laut, Pendidikan Pelatihan Diklat, administrasi dan kesejahteraan karyawan, serta
hubungan industrial sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan Sumber Daya Manusia SDM.
ASDP treats Human Resources HR as one of primary stakeholders, front-liner and determinant factor of the
Company’s success in achieving its vision and exercising its mission. Availability of excellent, professional, competent,
dedicated and integrity personnel will build firm foundation for the Company to continue growing and evolving in
pursuing its objectives. By understanding this condition, ASDP had implemented HR management system based
on the Company’s business strategy and plan, including Competency-Based Performance System comprising of
Competency Dictionary and Position Competency Profile, Performance Assessment System, Employee Competency
Development, Employee Career Management and Development, Establishment of Appraisal Committee
and Employee Remuneration System. Through a comprehensive HR management, development of ASDP
people is expected to give optimum outcome to ensure ASDP’s long-term growth.
Human Resources Management
As manifestation of the Company’s commitment on sustainable Human Resources management, ASDP has
established HR manager autonomously in the Company’s organization structure. Based on its focus, the established
working unit aims to develop reliable, competent, professional and high-integrity personnel to support the
Company’s business sustainability.
In carrying out its function, the HR Division manages Human Resources activity including system, ground and
off-shore personnel development, Education Training program, employee administration and benefit, as well
as industrial relation in compliance with Human Resources HR management principles.
Dengan pertumbuhan jumlah karyawan yang terus meningkat tiap tahunnya, ASDP memiliki komitmen untuk terus melakukan pengembangan perusahaan kualitas kinerja operasi. Melalui manajemen SDM
yang berkualitas akan membentuk SDM yang produktif, profesional, dan berkemampuan dalam merealisasikan visi dan misi perusahaan.
As increasing number of employees, ASDP is committed to continue the Company’s development in terms of operational performance quality. Through excellent HR management, the system is expected to develop productive,
professional and competent people to achieve the Company’s vision and mission.
185 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Realization of ASDP Human Resources Division Working Program in 2016 is as follows:
Working Program of the HR Division had been implemnted in 2016 in line with the corporate strategy, as follows:
a. Revision to HR system formulation concept from CBHRM towards Human Capital that encouraged
several adjustments of the working program in 2016. Based on the Human Capital Roadmap, Human Capital
system devleopment was done based on priority scale, as follows:
1. Function and role mapping aiming to clarify duty
and responsibility of each working unit. 2. Soft and hard-competencies formulation.
3. KPI cascading until D-2 Level Executives 2 Level below the Board of Directors
4. Improvement of employee information system or known as Human Capital Information System.
b. Improve competency of ground and off-shore personnel through Education and Training program.
c. In 2016, there Company formulated Joint Working Agreement PKB for 2016 – 2018 period, and agreed
that the Workers Union is under mediation and negotiation process by January 2017.
d. HCIS application development ha dbeen completed in December 2016.
e. Assessment activity was done for D-1 Executives for the preparation of SOE Board of Directors fulfillment
using the competency requirement stipulated by the Ministry of SOE, however, the D-2 and D-3 Executives
assessment is planned in 2017.
f. Ground personnel recruitment program in 2016. Program kerja dan Realisasi Divisi Sumber Daya Manusia
ASDP selama tahun 2016: Program kerja Divisi SDM yang telah dilaksanakan pada
tahun 2016 selaras dengan program strategi perusahaan, yakni sebagai berikut:
a. Perubahan konsep penyusunan sistem SDM dari
CBHRM ke arah Human Capital, sehingga dilakukan penyesuaian program kerja tahun 2016. Berdasarkan
roadmap Human Capital tersebut, dilaksanakan
pembangunan kesisteman Human Capital berdasarkan skala prioritas antara lain:
1 Melakukan pemetaan fungsi dan peran yang bertujuan memperjelas tugas dan tanggungjawab
masing-masing unit kerja. 2 Penyusunan soft dan hard competency
3 Cascading KPI sampai D-2 Pejabat Dua tingkat di bawah Direksi
4 Melaksanakan perbaikan sistem informasi kepegawaian yang disebut Human Capital
Information System. b. Peningkatan kemampuan karyawan darat maupun
laut melalui program Pendidikan dan Pelatihan c. Pada tahun 2016 terdapat program penyusunan
Perjanjian Kerja Bersama PKB untuk peride 2016 – 2018, telah disepakati dengan Serikat Pekerja melalui
proses mediasi serta negosiasi pada januari 2017.
d. Pembangunan aplikasi HCIS telah selesai dilaksanakan pada Desember 2016.
e. Kegiatan Assesment
dilakukan untuk Pejabat D-1 untuk persiapan pemenuhan Direksi BUMN dengan
menggunakan kompetensi yang disyaratkan oleh Kementerian BUMN sedangkan untuk assesment
pejabat D-2 dan D-3 pelaksanaan direncanakan tahun 2017.
f. Program rekrutmen karyawan darat pada tahun 2016.
186 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Employee Recruitment
ASDP has implemented fairness and equality principles in recruitment process without any discrimination. The
employee recruitment and selection mechanism had been adjusted with the competency mapping of every
job requirement in every expected position.
The recruitment process also involves third party and carried out through the fulfillment of administrative
aspects, attitude test, psyhcological test, medical check- up and interview session. After declared passed the
selection, the employee candidates will participate in new employees orientation program based on individual
job field.
In 2016, the employees recruitment program considered that Human Resources Division had re-evaluated man
power planning in every unit based on the job description. However, the Ssailor recruiment to fulfill the sailor
reqirement in relation with new vessels adjustement and to be assigned in the vacant position.
Recruitment in 2015 recorded 218 employees, comprising of 14 ground personnel and 204 off-shore personnel.
Employee composition in 2016 is explained below:
Rekrutmen SDM
ASDP menerapkan prinsip kesetaraan dan kesempatan yang sama dalam proses rekrutmen tanpa adanya unsur
diskriminasi. Mekanisme penerimaan dan seleksi karyawan telah disesuaikan dengan kebutuhan pemetaan
kompetensi dari persyaratan jabatan tiap posisi yang dibutuhkan.
Proses rekrutmen ini melibatkan pihak ketiga dan dilakukan melalui pemenuhan aspek administrasi, attitude test,
psikotes, tes kesehatan, dan wawancara. Setelah dinyatakan lulus seleksi, para calon karyawan tersebut mengikuti
program pembekalan karyawan baru sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.
Program rekrutmen karyawan darat pada tahun 2016 adalah dengan pertimbangan bahwa Divisi SDM melakukan
evaluasi ulang kebutuhan karyawan di masing-masing unit kerja berdasarkan uraian pekerjaan. Sedangkan
rekrutmen Pelaut perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pelaut sebagai pemenuhan kapal baru dan mengisi
kekosongan formasi.
Adapun rekrutmen pada tahun 2016 adalah sebanyak 218 orang dengan rincian karyawan darat sebanyak 14
orang dan karyawan laut sebanyak 204 orang. Komposisi karyawan perusahaan pada tahun 2016, adalah sebagai
berikut:
SUMBER DAYA MANUSIA
No Uraian
RKAP REALISASI
TAHUN 2016 TAHUN 2016
1 2
2:1 Karyawan Darat
1 Doktor
1 1
100 2
Master 28
28 100
3 Sarjana
290 269
93 4
Diploma 132
62 47
5 SMU
1242 1176
95 6
SLTP 47
46 98
7 SD
24 24
100 Jumlah Karyawan Darat
1764 1606
91
187 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Employee Turnover Ratio
In 2016, PT ASDP Indonesia Ferry Persero recorded 3 employee turnover ratio as the consequence of 80
employees entering retirement period, 6 employees resigned, 12 employees were terminated due to discipline
violation and 12 passed-away employees. Detail information of ASDP employee turnover in 2016 is as
follows:
Employee Turnover Table
SUMBER DAYA MANUSIA
No Uraian
RKAP REALISASI
TAHUN 2016 TAHUN 2016
Karyawan Laut 1
ANT I 2
3 150
2 ANT II
21 16
76 3
ANT III 132
130 98
4 ANT IV
310 280
90 5
ANT V 172
188 109
6 PRE III
1 1
100 7
ORU 3
1 33
8 ANT D
970 874
90 9
ATT I 4
6 150
10 ATT II
19 19
100 11
ATT III 75
98 131
12 ATT IV
334 296
89 13
ATT V 179
169 94
14 ATT D
583 524
90 Jumlah Karyawan Laut
2805 2605
93 Total
4569 4211
92
Tingkat Perputaran Karyawan Turnover
Pada tahun 2016, tingkat perputaran karyawan turnover PT ASDP Indonesia Ferry Persero mencapai 3, yang
disebabkan oleh 85 orang karyawan yang memasuki masa pensiun, 6 orang karyawan yang mengundurkan
diri, 12 orang karyawan yang diberhentikan karena pelanggaran disiplin, dan 12 orang karyawan yang
meninggal dunia. Berikut rincian tingkat turnover karyawan ASDP pada tahun 2016:
Tabel Perputaran Karyawan
Deskripsi 2015
2016 Penambahan karyawan
Pengurangan karyawan
Pensiun 85
Pengunduran diri 6
Pemberhentian dengan tidak hormat 12
Lain-lain Meninggal Dunia 12
Tingkat Perputaran karyawan Turnover
.
.... 3
188 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Employee Competency Development Program
To ensure the Company’s business sustainability, and to deal with fiercer business competition, ASDP strives to
develop employee’s competency, skill and expertise, particularly to improve performance and productivity to
the Company generally. ASDP had organized employee training and education program adjusted with the job
requirement and corporate business planning.
Ground and off-shore personnel’s competency development through Education and Training, as follows:
Ground Personnel
Education and training program for ground personnel still encountered issues starting from Human Resources
developmetn system, training curriculum and syllabus, training requirement matrix for every position, and training
infrastructure, where the implementation of training and education program had not leading towards the fulfillment
of individual competency development.
Stipulation of position competency standard and individual development systemtalent management.
Functional leader competency development in understanding individual development area in every
working unit.
Throughout 2016, based on type of trainings, total participants involved in the trainings was dominated by
Management level with 321 participants 70 and Technical of 85 participants 19, followed by Corporate
Values with 40 participatns 9, meanwhile, relationship training was participated by 9 participants 2 and the
lowest participation was Leadership training with 4 particpatns 1, and personal effectiveness with 2
paticipants.
Program Pengembangan Kompetensi SDM
Dalam rangka menjamin kelangsungan bisnis Perusahaan yang berkesinambungan serta persaingan bisnis yang
semakin kompetitif, ASDP senantiasa berupaya meningkatkan kompetensi, keterampilan dan keahlian
karyawan pada khususnya serta meningkatkan kinerja dan produktivitas untuk Perusahaan pada umumnya.
ASDPI telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan karyawan yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan jabatan dan perencanaan bisnis Perusahaan.
Peningkatan kemampuan karyawan darat maupun laut melalui program Pendidikan dan Pelatihan, yakni:
Karyawan Darat
Pendidikan dan pelatihan untuk karyawan darat masih ada kendala yang dihadapi, mulai dari sistem
pengembangan SDM, kurikulum dan silabus diklat, matrik kebutuhan training masing-masing jabatan, dan
infrastruktur pelatihan, sehingga pelaksanaan pendidikan dan pelatihan belum mengarah pada kebutuhan
pengembangan kompetensi masing-masing individu. Berdasarkan kendala di atas, solusi yang akan segera
dilaksanakan adalah:
Penetapan standar kompetensi jabatan dan sistem pengembangan individutalent management.
Peningkatan kompetensi pimpinan fungsi dalam memahami area pengembangan individu di unit
kerjanya.
Dari perspektif jenis pelatihan, jumlah peserta yang telah melaksanakan pelatihan pada tahun 2016 lebih banyak
pada gugus Manajemen yaitu sebesar 321 orang 70, dan Teknikal sebesar 85 orang 19, serta diikuti Tata
Nilai sebesar 40 orang 9, sedangkan relationship 9 orang 2, dan yang terendah adalah Leadership 4 orang
1 dan personal effectiveness 2 orang.
189 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Training Participants
Leadership 4
1 Management
321 70
Personal effectiveness 2
Relations 9
2 Corporate Values
40 9
Technical 85
18
TOTAL 461
100
Of-Shore Personnel
Education and training scheme for off-shore personnel is regulated clearly in STCW 1978 amendment 2010 and
KM 70 of 2013.
Realization of off-shore training and education program is as follows:
2016 becomes the last year of STCW 1978 amendment 2010 implementation preparation. As of December 31,
2016, every sailor shall have Certificate of Competency COC and Certificate of Proficiency COC that are complied
with STCW 1978 amendment 2010 requirement, as also affirmed under Minister of Transportation Regulation No.
PM 70 of 2013. The program realization in 2016 is as follows:
- Upgrading Program has been conducted for 24 employees, Upgrading DP-IV at BP2IP Barombong.
The upgrading program had not been prior budgeted, however, considering the Upgrading Program as
special government scholarship program for training and education budget, the Company used this facility
selectively with 6 Nautical and 18 Technical participants.
- Realization of Updating Training and Education in 2016 achieved 81 or 1,013 participants from 1,257
participants targeted. The target achievement below the expectation was due
to either the numbers of ship crews participated in the Updating autonomously or had been resigned. However,
overall Ship Crews had participated in the Updating as requirement of STCW 1978 amendment 2010
implementation, and reached 99.9.
GUSUS PELATIHAN PESERTA
Leadership 4
1 Manajemen
321 70
Personal efectivenes 2
Relations 9
2 Tata Nilai
40 9
Teknikal 85
18
TOTAL 461
100
Karyawan laut,
Pola pendidikan dan pelatihan untuk karyawan laut telah diatur jelas dalam STCW 1978 amandemen 2010 dan KM
70 tahun 2013, Berikut disampaikan realisasi program Diklat Laut:
Pada tahun 2016 merupakan tahun terakhir persiapan pemberlakuan STCW
1978 amandemen 2010. Per tanggal 31 Desember 2016, setiap pelaut wajib memiliki sertifikat Certificate of
Competence COC dan Certificate of Proficiency COP
yang sesuai dengan persyaratan STCW 1978 amandemen 2010, dan hal tersebut ditegaskan pula dalam Peraturan
Menteri Perhubungan nomor PM 70 tahun 2013. Adapun realisasi program dimaksud pada tahun
2016 adalah sebagai berikut:
- Program Upgrading
terealisasi sejumlah 24 orang Upgrading
DP-IV di BP2IP Barombong. Program upgrading
ini tidak dianggarkan sebelumnya, namun mengingat Program Upgrading ini merupakan program
beasiswa pemerintah khusus untuk biaya diklat, maka perusahaan memanfaatkan fasilitas tersebut secara
selektif dengan jumlah peserta Nautika 6 orang dan peserta Teknika 18 orang.
- Realisasi Diklat Updating tahun 2016 terealisasi peserta sebesar 81 atau
1013 orang dari rencana sebanyak 1257 orang. Tidak tercapainya target tersebut karena adanya awak kapal
yang melaksanakan Updating mandiri dan berhenti sebagai karyawan. Namun demikian secara keseluruhan
Awak Kapal yang telah mengikuti updating sebagai persyaratan pemberlakuan STCW 1978 amandemen
2010, mencapai 99,9.
190 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
- Realization of participants realization revalidation achieved 54. Low revalidation realization was due
to the administrative requirement process and certificate printing quota from BP1IP Tangerang and
BP2IP Barombong as certification agencies.
- GMDSS training realization of 47 participants. The mandatory certifications for all sailor by COC level is
tabulated below: - Realisasi Revalidasi realisasi peserta sebesar 54.
Kecilnya realisasi Revalidasi tersebut karena prosedur proses administrasi persyaratan dan kuota pencetakan
sertifikat dari lembaga penyelenggara di BP2IP Tangerang dan BP2IP Barombong
- Realisasi diklat GMDSS sebanyak 47 orang. Adapun sertifikat yang wajib dipenuhi oleh setiap Pelaut
berdasarkan level COC adalah sebagai berikut:
NO COC
COP 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
1 ANT. I
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA RS
AS BRM
ECDIS IMDG
GMDSS 2
ANT. II BST
SCRB AFF
CMT CMHB
SAT SSO
MC MFA
RS AS
BRM ECDIS
IMDG GMDSS
3 ANT. III
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA RS
AS BRM
ECDIS IMDG
GMDSS 4
ANT. IV BST
SCRB AFF
CMT CMHB
SAT SSO
MC MFA
RS AS
BRM ECDIS
5 ANT. V
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA RS
AS BRM
6 ANT. D
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
ABLE. D 7
FORM. D BST
SCRB AFF
CMT CMHB
SAT Form. D
8 ATT. I
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA ERM
9 ATT. II
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA ERM
10 ATT. III
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA ERM
11 ATT. IV
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA ERM
12 ATT. V
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
SSO MC
MFA ERM
13 ATT. D
BST SCRB
AFF CMT
CMHB SAT
ABLE. E 14
FORM. E BST
SCRB AFF
CMT CMHB
SAT Form. E
Keterangan: Form. D
Forming As Rating Deck MFA
Medical First Aid Form. E
Forming As Rating Engine SSO
Ship Security Officer ABLE. D
Able As Rating Deck RS
Radar Simulator ABLE. E
Able As Rating Engine AS
ARPA Simulator BST
Basic Safety Training GMDSS
Global Maritim Distress and Safety System
SCRB Survival Craft and Rescue Boat
MC Medical Care
AFF Advance Fire Fighting
BRM Bridge Resources Management
CMT Crowd Management
ERM Engine Room Resources Management
CMHB Crisis Management and Human Behaviour
ECDIS Electronic Chart Display and
Information System SAT
Security Awerennes Training IMDG
International Dangerous Good Maritim
191 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
PT ASDP Indonesia Ferry Persero off-shore personnel recruitment for 2016 is as follows:
Information about off-shore personnel who have been participated in Updating based on COC is as follows:
Employee Career Path Management
One of sustainable ASDP employee mangement and development program is through performance assessment
and training, and includes employee career path projection. ASDP realizes that good career development management
is not only important for succession planning but also for the Company’s manpower planning, also as one of
employee retention plan. Therefore, ASDP has formulated career path proejction to be pursued by the employees
during their working period in the Company.
Besides considering performance assessment result, the career development through mutation rotation and
mutation also concerns other three main aspects, including the Company’s requirement, working
competency and experience. According to Human Resources Management basic policy, ASDP adapted
fairness principle in setting the employees mutation without discriminating ethnicity, religioun, race, group,
gender or physical condition. For certain job level, ASDP also considers leadership criteria and other criteria based
on the job profile that requires wisdom and accurace in decision-making process.
Adapun pemenuhan sertifikasi karyawan laut PT ASDP Indonesia Ferry Persero tahun 2016 sebagai berikut:
Berikut disampaikan jumlah karyawan laut yang telah melaksanakan Updating berdasarkan COC, antara lain:
Manajemen Jenjang Karir Karyawan
Salah satu program keberlanjutan pengelolaan dan pengembangan karyawan ASDP setelah melalui penilaian
kinerja dan pelatihan, adalah proyeksi jenjang karir karyawan. ASDP menyadari bahwa manajemen
pengembangan karir yang baik tidak hanya penting bagi perencanaan suksesi dan manpower planning Perusahaan,
namun juga sebagai salah satu upaya retensi karyawan. Untuk itu, ASDP telah menyusun proyeksi jenjang jabatan
yang akan dilalui oleh karyawan selama masa jabatannya di Perusahaan.
Selain mempertimbangkan hasil penilaian kinerja, pengembangan karir melalui mutasi promosi dan rotasi
juga mempertimbangkan tiga hal utama lainnya, yakni kebutuhan Perusahaan, kompetensi dan pengalaman
kerja. Sesuai dengan kebijakan dasar dalam pengelolaan SDM, ASDP menerapkan asas kesetaraan dalam
menetapkan mutasi karyawan tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin atau kondisi fisik.
Pada level jabatan tertentu, ASDP juga mempertimbangkan kriteria kepemimpinan dan beberapa kriteria lain yang
sesuai dengan kebutuhan jabatan yang memerlukan kebijakan dalam mempertimbangkan sesuatu dan
ketepatan dalam pengambilan keputusan.
192 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Throughout 2016, there are rotated mutated, promoted and demoted ground and off-shore personnel. There
were 23 mutated employees in 2016 with detail as follows:
Ground Personnel
Mutation 2016
Rotation 87 employees
Promotion 91 employees
Demotion 19 employees
Off-Shore Personnel
Mutation 2016
Rotation 454 employees
Promotion 307 employees
Demotion 0 employee
Employee Remuneration and Welfare
To increase performance motivation and design higher achievement challenge in providing best contribution
to the Company, as well as to recruit potential employee candidate, and retain competent talents as well as improve
welfare of the employees, ASDP has implemented fair and competitive remuneration system if compared with
peer industries. The remuneration structure in ASDP is designed to provide employees compensation based
on their competency and job weight. Sepanjang tahun 2016, terdapat beberapa Karyawan
yang mengalami perputaran mutasi, Promosi, Demosi baik Karyawan darat maupun Karyawan Laut. Adapun
jumlah Karyawan mutasi pada Tahun 2016 sebanyak 23 dengan rincian sebagai berikut:
Karyawan Darat
Mutasi 2016
Rotasi 87 orang
Promosi 91 orang
Demosi 19 orang
Karyawan Laut
Mutasi 2016
Rotasi 454 orang
Promosi 307 orang
Demosi 0 orang
Remunerasi dan Kesejahteraan SDM
Dalam rangka meningkatkan motivasi kinerja, semakin tertantang untuk berprestasi dalam memberikan kontribusi
terbaik bagi Perusahaan, untuk menarik calon karyawan potensial, dan mempertahankan karyawan kompeten
sekaligus meningkatkan kesejahteraan pegawai, ASDP menerapkan sistem remunerasi yang setara dan kompetitif
dengan industri sejenis. Struktur pemberian remunerasi ASDP dirancang untuk memberikan kompensasi kepada
karyawan sesuai dengan kompetensi dan bobot jabatannya.
193 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
The remuneration paid to ASDP employees includes basic salary, achievement bonus and other allowances
and facilities, among others:
Early Year Allowance13th Salary
Early year allowance is paid in every March of current year as arranged in the Budget Plan and was given to
build and maintain working loyalty and motivation for the Company’s performance achievement.
Education Allowance
The education allowance is provided for all employees and paid in every June as one of rewards from the Company
to all employees given as education fee allowance.
Production Incentives
Objective of the incentives distribution in the Company, particularly in production process, is to increase employee’s
working productivity by motivatingstimulating the employees to deliver better performance for increasing
the Company’s profitability.
Religious Day Allowance THR
To comply with Government’s Regulation on religious day allowance, the Company provides religious day
allowance to all employees, Board of Directors and Board of Commissioners with remuneration component by 1
month fixed salaryincome as competency wage added with position and mobile allowance.
End Year Allowance16th Salary
The end year allowance is provided by the Company as appreciation to all employees amidst the possibility of
Company’s revenue target achievement below the target that aims to increase individual and group working
productivity. Remunerasi yang diberikan kepada pegawai ASDP
diantaranya gaji pokok, insentif prestasi serta berbagai tunjangan dan fasilitas, diantaranya:
Tunjangan Awal tahun Gaji XIII.
Tunjangan awal tahun diberikan pada bulan maret tahun berjalan yang telah di programkan pada Rencana Kerja
Anggaran hal ini dilakukan dalam rangka untuk membangun dan memelihara loyalitas dan motivasi kerja
untuk pencapaian kinerja Perusahaan.
Tunjangan Pendidikan
Tunjangan kesejahteraan ini diberikan kepada seluruh karyawan pada bulan Juni, hal ini merupakan suatu
penghargaan yang diberikan oleh Perusahaan kepada seluruh karyawan dalalm bentuk bantuan biaya pendidikan.
Bonus jasa Produksi
Tujuan dari pelaksanaan bonus di perusahaan khususnya dalam kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan
produkstivitas kerja karyawan dengan jalan mendorong merangsang agar karyawan dapat bekerja lebih baik
untuk meningkatkan profitabilitas Perusahaan.
Tunjangan Hari Raya THR
Dalam rangka mematuhi Peraturan Pemerintah tentang pemberian tunjangan hari raya, Perusahaan memberikan
tunjangan hari raya kepada seluruh Karyawan perusahaan, Direksi, dan Dewan Komisaris, dengan komponen
penerimaan adalah 1 kali upahpenghasilan tetap berupa gaji kompetensi ditambah tunjangan jabatan dan mobilitas.
Tunjangan Akhir Tahun Gaji XVI.
Tunjangan akhir tahun diberikan perusahaan sebagai bentuk apresiasi terhadap seluruh Karyawan Perusahaan
di tengah potensi tidak tercapainya target pendapatan Perusahaan, hal ini bertujuan agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja individu maupun kelompok.
194 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Additionally, ASDP also provides employee retirement program aiming to ensure sustainability of the employee’s
income after the retirement period. The Company currently has 2 two retirement insurance programs, as follows:
Deined-Beneit Reirement Program PPMP
Fixed-Benefit Pension Program refers to pension program with defined benefit as stipulated in Pension Fund
Regulation or other pension programs that is not considerd as Fixed-Contribution Pension Program. The contribution
is result of cost requirement estimation to realize the pension benefit based on acturaial calculation with
possibility of fluctuative amount. The fixed-benefit pension program is paternalistic or fully or most of the risks were
backed by the employer including investment risk. The Company currently participates its employees in 2 two
agenciesinstitutions that manage fixed-benefit pension fund, among others:
a. ASDP Pension Funds ASDP Pension Funds refers to employer pension
funds with benefits regulated under Pension Fund Policy No. KD.127PA.303ASDP-2012 where the
contribution is regulated by 19.8 of basic competency pension salary as of December 17, 2012 stipulated
PDP and will be appraised by 5 annually starting from january. Membership of the ASDM Pension Fund
covers employees who were inaugurated before January 1, 2009.
b. BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan is a social insurance provider
appointed as workers pension insurance provider pursuant to Government Regulation No. 45 of 2015
see pension insurance program point 6 letter a. Membership of pension insurance program with BPJS
Ketenagakerjaan covers all employees of the Company. Selain itu, ASDP juga menyelenggarakan program pensiun
karyawan, hal ini bertujuan untuk menjamin kesinambungan penghasilan Karyawan setelah purnabakti. Saat ini
Perusahaan memiliki 2 dua program jaminan pensiun, antara lain:
Program Pensiun Manfaat Pasti PPMP
Program Pensiun Manfaat Pasti adalah program pensiun yang manfaatnya ditetapkan dalam Peraturan Dana
Pensiun atau program pensiun lain yang bukan merupakan Program Pensiun Iuran Pasti. Iuran merupakan hasil
estimasi kebutuhan biaya untuk merealisasikan manfaat pensiun berdasarkan perhitungan aktuaris dan bisa saja
nilainya berfluktuasi. Program pensiun manfaat pasti sifatnya paternalistic atau pemberi kerja menanggung
semua atau sebagian besar risiko termasuk risiko investasi. Saat ini perusahaan mengikutsertakan karyawan
perusahaan pada 2 dua lembagainstansi yang mengelola dana pensiun manfaat pasti, antara lain:
a. Dana Pensiun ASDP. Dana Pensiun ASDP adalah dana pensiun pemberi
kerja yang manfaatnya diatur dalam peraturan dana pensiun nomor KD.127PA.303ASDP-2012 dimana
iuran ditetapkan sebesar 19.8 dari penghasilan dasar pensiun gaji kompetensi per tanggal 17 Desember
2012 PDP ditetapkan dan mengalami kenaikan sebesar 5 setiap tahunnya dimulai dari bulan Januari.
Kepesertaan Dana Pensiun ASDP adalah karyawan yang diangkat sebelum 1 Januari 2009.
b. BPJS Ketenagakerjaan BPJS Ketenagakerjaan adalah badan penyelenggara
jaminan sosial yang ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan pensiun tenaga kerja sesuai
Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 2015 lihat program jaminan pensiun pada angka 6 butir a..
Kepesertaan program jaminan pensiun di BPJS Ketenagakerjaan adalah seluruh karyawan perusahaan.
195 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Deined-Contribution Pension Program PPIP
Defined-contribution pension program – PPIP or known as defined-contribution in English refers as pension
benefit that is acquired according to accumulated contribution and investment yield. According to Financial
Service Authority OJK, Defined-Contribution Pension Program refers to pension program with defined-
contribution as stipulated in Pension Fund Policy and entire contribution and its development yield are booked
in each Participant’s account as the Pension Benefit. Defined-contribution pension program is regulated under
Board of Directors Decree No. KD.209PA.303ASDP-2012 regarding Defined-Contribution Pension Program PPIP
where the participants particpated in the programs including employees who are inaugurated as of January
1, 2009 with contribution amount is equal with defined- benefit pension that is 19.8 of basic competency pension
salary as per December 17, 2012 stipulated PDP and will be appraised 5 annually starting from January.
However, for the new employees, the competency level that is stipulated includes competency level during the
appointment as employee candidate. Currently, the Pension Program is managed by BRI Financial Institution
Pension Fund under partnership agreement No. Sperj.135 HK.201ASDP-2013 regarding managment of defined-
contribution pension insurance program for employees.
Program Pensiun Iuran Pasti PPIP
Program pensiun iuran pasti – PPIP atau dalam bahasa Inggrisnya disebut defined contribution adalah manfaat
pensiun yang didapatkan tergantung pada akumulasi iuran dan hasil investasi. Menurut Otoritas Jasa Keuangan
OJK Program Pensiun Iuran Pasti adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun
dan seluruh iuran serta hasil pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing Peserta sebagai Manfaat
Pensiun. Program pensiun iuran pasti diatur pada Keputusan Direksi Nomor KD.209PA.303ASDP-2012
tentang Program Pensiun Iuran Pasti PPIP dimana peserta yang mengikuti program tersebut adalah karyawan yang
diangkat per 1 Januari 2009 dengan besaran iuran disamakan dengan program pensiun manfaat pasti yaitu
sebesar 19.8 dari penghasilan dasar pensiun gaji kompetensi per tanggal 17 Desember 2012 PDP
ditetapkan dan mengalami kenaikan sebesar 5 setiap tahunnya dimulai dari bulan Januari. Sedangkan untuk
karyawan baru golongan kompetensi yang ditetapkan adalah golongan kompetensi pada saat karyawan diangkat
menjadi calon karyawan perusahaan. Dan saat ini pengelolaan program pensiun dimaksud adalah Dana
Pensiun Lembaga Keuangan BRI melalui perjanjian kerjasama nomor Sperj.135HK.201ASDP-2013 tentang
pengelolaan program jaminan pensiun iuran pasti bagi karyawan perusahaan.
196 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Proil SDM ASDP
Jumlah pegawai ASDP hingga akhir tahun 2016 tercatat sejumlah 4.211 personel, jumlah tersebut meningkat
102 dibandingkan tahun 2015 yaitu sebanyak 4.122 personel.
Berikut rincian jumlah dan komposisi personel pegawai ASDP selama tiga tahun terakhir:
Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Employee Demography by Gender
3925 197
2015 2016
L P
4021 190
Berdasarkan jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah 2015
2016 2015
2016
Laki-laki 3925
4021 95,22
95,49 Perempuan
197 190
4,78 4,51
Jumlah 4122
4211 100,00
100,00
197 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jenjang Pendidikan Employee Demography by Education
2015 2016
1 28
260 67
1224 52
26 S3
S2 S1
D3 SMA
SMP SD
1 28
269 62
1176 46
24
Pendidikan Karyawan Darat Tingkat Pendidikan
Jumlah 2015
2016 2015
2016 S3
1 1
0,06 0,06
S2 28
28 1,69
1,69 S1
260 269
15,68 15,68
D3 67
62 4,04
4,04 SMA
1224 1176
73,82 73,82
SMP 52
46 3,14
3,14 SD
26 24
1,57 1,57
Jumlah 1658
1606 100,00
100,00
198 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Karyawan Laut Jumlah
2015 2016
2015 2016
ANT. I 2
3 0,08
0,08 ANT. II
21 16
0,85 0,85
ANT. III 118
130 4,79
4,79 ANT. IV
288 280
11,69 11,69
ANT. V 170
188 6,90
6,90 ANT. D
825 874
33,48 33,48
ATT. I 4
6 0,16
0,16 ATT. II
19 19
0,77 0,77
ATT. III 76
98 3,08
3,08 ATT. IV
273 296
11,08 11,08
ATT. V 179
169 7,26
7,26 ATT. D
485 524
19,68 19,68
ORU 3
1 0,12
0,12 PRE. II
1 1
0,04 0,04
Jumlah Karyawan Laut 2464
2605 100
100
2 21
118 288
170
825 4
19 76
273 179
485 3
1
ANT. I ANT. II
ANT. III ANT. IV
ANT. V ANT. D
ATT. I ATT. II
ATT. III ATT. IV
ATT. V ATT. D
ORU PRE. II
3 16
130 280
188
874 6
19 98
296 169
524 1
1
2015 2016
199 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jabatan JABATAN
JUMLAH 2015
2016 2015
2016 Struktural
366 377
22,06 22,06
Fungsional 91
95 5,49
5,49 Staf
1202 1135
72,45 72,45
Jumlah 1659
1607 100,00
100,00
349 738
647 1275
674 439
16 sd 24 25 sd 30
31 sd 35 36 sd 45
46 sd 50 50
344 798
635 1216
729 489
2015 2016
Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Usia Employee Demography by Age Group
200 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Jabatan Jumlah dan Komposisi Personel Pegawai Berdasarkan Kelas Jabatan
Tahun 2015 Jabatan
Jml Jabatan
Jml
Kepala 1 Nakhoda
136 Vice President
19 Mualim I 138
General Manager 28 Mualim II
132 Inspektur
4 Mualim III 122
Auditor 10 Mualim IV
26 Manager
146 Marconist 3
Shore Base Maintenance Junior 5 Electricient
2 Shore Base Maintenance Senior
1 Serang 89
Sekretaris Direktur Utama 1 Juru Mudi
387 Sekretaris Direktur
6 Kelasi 291
Assistant Manager 21 Juru Masak
103 Supervisor
125 KKMMasinis I 137
Pengendali Dokumen 29 Masinis II
140 Penanggung Jawab IT
4 Masinis III 141
Assistant Supervisor 26 Masinis IV
91 Kasir
31 Mandor Mesin 114
Staf 1202 Juru Minyak
411
Total 1659
Total 2463
Darat Laut
1 19 28
4 10
146 5
1 1
6 21
125 29
4 26
31 1202
136 138
132 122
26 3
2 89
387 291
103 137
140 141
91 114
411
Darat
Laut
Tahun 2016 Jabatan
Jml Jabatan
Jml
Kepala 1 Nakhoda
142 Vice President
21 Mualim I 136
General Manager 29 Mualim II
137 Inspektur
4 Mualim III 122
Auditor 13 Mualim IV
25 Manager
147 Marconist 2
Shore Base Maintenance Junior 6 Electricient
2 Shore Base Maintenance Senior
1 Serang 90
Sekretaris Direktur Utama 1 Juru Mudi
408 Sekretaris Direktur
7 Kelasi 330
Assistant Manager 22 Juru Masak
102 Supervisor
136 KKMMasinis I 142
Pengendali Dokumen 29 Masinis II
148 Penanggung Jawab IT
4 Masinis III 149
Assistant Supervisor 21 Masinis IV
111 Kasir
30 Mandor Mesin 124
Staf 1135 Juru Minyak
434
Total 1607
Total 2604
Darat Laut
1 21 29 4
13 147
6 1
1 7
22 136
29 4
21 30
1135
Darat
142 136
137 122
25 2
2 90
408 330
102 142
148 149
111 124
434
Laut
201 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
TATA KELOLA PENGADAAN BARANG DAN JASA
Penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik GCG dalam proses pengadaan akan menjadi mudah
apabila didukung oleh seluruh komponen yang terlibat dalam proses pengadaan baik Divisi Pengadaan, Unit
Kerja terkait dan Penyedia. Semua pihak haruslah bersama memahami dan serentak mengimplementasikan semua
etika dan prinsip-prinsip pengadaan efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntabel yang
telah terkandung dalam pasal-pasal kebijakan pengadaan Barang dan Jasa Perseroan
Kebijakan pengadaan barangJasa
a. Pengadaan BarangJasa yang diperlukan untuk kegiatan Perusahaan secara efektif dan efisien dengan mengacu
kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance dengan iklim persaingan yang sehat, tertib dan
terkendali, dengan cara meningkatkan transparansi dalam pelaksanaan Pengadaan BarangJasa.
b. Pengadaan BarangJasa yang diatur dalam Keputusan Direksi ini adalah pelaksanaan Pengadaan Barang
Jasa dengan menggunakan dana yang berasal dari internal Perusahaan baik dalam jenis mata uang
Rupiah maupun mata uang asing.
c. Pelaksanaan Pengadaan BarangJasa yang menggunakan dana langsung dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah APBN APBD baik sebagian maupun seluruhnya dilaksanakan
dengan berpedoman kepada Peraturan Presiden tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah yang
berlaku beserta seluruh perubahannya.
d. Dalam pengadaan bersama atau join procurement, ketentuan tata cara Pengadaan BarangJasa akan
dilakukan berdasarkan kesepakatan Para Pihak yang bekerjasama.
e. Pengadaan BarangJasa yang dananya berasal dari pinjaman kredit dari Lembaga Keuangan Bank atau
Lembaga Keuangan Non Bank atau, pemberian hibah, maka tata cara pengadaan mengacu kepada
ketentuan yang berlaku di Perusahaan, kecuali dipersyaratkan lain oleh pemberi pinjaman atau hibah.
f. Pengadaan BarangJasa dilaksanakan berdasarkan peraturan yang berlaku dan dilakukan oleh sumber
daya manusia yang kompeten, profesional, mandiri, dan bertanggung jawab serta dilaksanakan dengan
cara manual atau elektronik procurement.
PROCUREMENT GOVERNANCE
Implementation of Good Corporate Governance GCG principles in the procurement process will be easier if
supported by all components involved in the procurement process including the Procurement Division, related Unit
and Suppliers. All parties shall understand and implement all procurement ethics and principles efficient, effective,
transparent, open, competitive, fair and accountable simultaneously as disclosed in provisions of the
Procurement policy.
Procurement Policy
a. Effective and efficient procurement is needed for activity of the Company by referring to Good Corporate
Governance principles with fair, order and controlled business climate to improve transparency in the
procurement process.
b. The procurement regulated under this Board of Directors Decree refers to the procurement process
using internal budget in Rupiah and foreign currency.
c. Implementation of procurement process using State Regional Revenue APBNAPBD Budget either partly
or fully, is carried out by referring to prevailing Presidential Regulation on Procurement altogether
with all amendments.
d. In the joint procurement, provisions of the Procurement procedure will be implemented based on agreement
of the cooperated parties. e. Procurement with funds acquired from Bank or Non-
Bank Financial Institution Loans credit or grants, the procurement procedure refers to prevailing Law in
the Company unless required otherwise by the creditor or grant provider.
f. Procurement that is implemented based on prevailing law and executed by competent, professional,
independent and responsible personnel both using manual or electronic procurement.
202 Laporan Tahunan
2016 Annual Report
g. Procurement that is implemented by Procurement Unit or Branch Procurement Committee considers
the conditions, as follows: 1. Based on the Company’s needs, on time, fair price,
comply with accountable technical requirement and specification.
2. Business transaction which the implementation is delay due to violation and fraud indication that
brings loss to the Company in accordance with the prevailing Law.
3. To simplify policy and procedure to drive faster decision-making in the procurement process.
4. Referring to Budget Plan RKAP as ratified by the GMS;
5. To comply with prevailing Law and regulation as well as procedure and to avoid Corruption,
Collustion and Nepotism KKN; 6. To consider quality and economics financial
aspects. 7. To prioritize use of domestic product, national
design and engineering as well as job opportunity expansion for small enterprise as long the quality,
price and objectives are accountable.
8. To give domestic production use preference by complying with the prevailing Law;
9. To prioritize SOE andor SOE’s subsidiaries synergy as long the procurement is not including products
of the SOE andor SOE’s subsidiaries and the quality, price and objectives shall be accountable.
g. Pengadaan BarangJasa yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Pengadaan BarangJasa atau Panitia Pengadaan
BarangJasa Cabang didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan Perusahaan, tepat
waktu, harga wajar, memenuhi persyaratan dan s p e s i f i k a s i t e k n i s y a n g d a p a t
dipertanggungjawabkan; 2. Transaksi bisnis dapat ditunda pelaksanaannya
apabila adanya unsur penyimpangan atau kecurangan yang menimbulkan kerugian
Perusahaan, sesuai ketentuan perundang- undangan yang berlaku.
3. Menyederhanakan ketentuan dan tata cara dalam rangka untuk mempercepat proses pengambilan
keputusan dalam Pengadaan BarangJasa; 4. Mengacu kepada Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan RKAP yang telah disahkan oleh RUPS; 5. Mentaati ketentuan hukum dan perundang-
undangan serta prosedur yang berlaku, dan menghindari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme KKN;
6. Mempertimbangkan aspek kualitas dan aspek finansial ekonomi;
7. Mengutamakan penggunaan produksi dalam negeri, rancang bangun dan perekayasaan nasional,
serta perluasan kesempatan bagi usaha kecil, sepanjang kualitas, harga, dan tujuannya dapat
dipertanggungjawabkan;
8. Memberikan preferensi penggunaan produksi dalam negeri dengan tetap mengindahkan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku; 9. Mengutamakan sinergi antar BUMN danatau
Anak Perusahaan BUMN sepanjang barang dan atau jasa tersebut merupakan hasil produksi BUMN
danatau Anak Perusahaan BUMN yang bersangkutan, dan sepanjang kualitas, harga, dan
tujuannya dapat dipertanggung jawabkan.
203 PT ASDP Indonesia Ferry Persero
Procurement Organization Structure
Procurement Basic Principle
Procurement process refers to the principles, as follows: