UMUM Lanjutan d. Fitri Natriawan

PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2016 Dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING lanjutan j.

Aset Tetap Aset Tetap yang Tidak Digunakan dan Tersedia untuk Dijual Aset Tetap Dalam Konstruksi

k. Sewa Pembiayaan

l. Dana Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja

Dana Pensiun Imbalan Pasca Kerja Lainnya Perusahaan telah menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun PT ASDP Indonesia Ferry Persero. Manfaat pensiun ditentukan berdasarkan Ketentuan Perusahaan. Liabilitas imbalan pensiun dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan pensiun di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode Projected Unit Credit. Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan komprehensif lain pada periode dimana hal tersebut terjadi. Perusahaan juga mempunyai program imbalan pasca kerja lainnya, yang berupa program Tunjangan Hari Tua dan program Pengunduran Diri Uang Duka. Manfaat program tersebut ditentukan sesuai dengan Ketentuan Perusahaan yang berlaku. Liabilitas imbalan pasca kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan pasca kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode Projected Unit Credit . Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan komprehensif lain pada periode dimana hal tersebut terjadi. Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa, atau perjanjian yang mengandung sewa, didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan diakui dalam laporan laba ‐rugi komprehensif dengan basis yang mencerminkan suatu tingkat suku bunga periodik yang rugi komprehensif.konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Aset Tetap dalam Konstruksi merupakan aset tetap dan aset properti dalam pembangunan yang meliputi setiap biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan dapat diatribusikan langsung kepada masing-masing proyek yang bersangkutan. Termasuk dalam biaya perolehan proyek dalam pengembangan, jika ada adalah beban keuangan yang meliputi beban bunga, selisih kurs, dan beban pinjaman lainnya yang dapat diatribusikan langsung kepada proyek yang bersangkutan. Berdasarkan PSAK No. 30 Revisi 2011, pada awal masa sewa, aset sewaan dalam sewa pembiayaan diakui pada laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Liabilitas kepada lessor disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Aset tetap aset sewa pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewa pembiayaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Yang dimaksud dengan penjualannya harus sangat mungkin terjadi highly probable , bilamana, i dapat dipasarkan secara aktif upaya program aktif mencari pembeli pada harga yang pantas sesuai nilai wajar kininya; ii diprakirakan memenuhi ketentuan pengakuan penjualan kurang dari 1 satu tahun sejak tanggal reklasifikasi; iii mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan yang signifikan atau pembatalan atas rencana penjualan aset ini; serta iv kemungkinan persetujuan Pemegang Saham jika disyaratkan menurut Anggaran Dasar danatau perubahannya, sebagai bagian penilaian penjualan sangat mungkin terjadi. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan keuangan secara keseluruhan 14 PT ASDP INDONESIA FERRY PERSERO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2016 Dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING lanjutan m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

n. Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya BPYBDS

o. Pajak Penghasilan

Pendapatan jasa penyebrangan dikenakan pajak penghasilan final sebesar 1,2. Beban pajak final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terutang dengan jumlah yang dibebankan pada perhitungan laba rugi diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang Pajak Penghasilan Pasal 15. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak eriode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasillan final. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas, dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diskui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Baban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Perusahaan telah memanfaatkan program pengampunan pajak sesuai dengan Undang-undang tentang Pengampunan Pajak No. 11 Tahun 2016. Perusahaan mengakui dan mencatat tambahan aset dan liabilitas yang terkait dengan program pengampunan pajak tersebut sesuai dengan PSAK 70: “Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak Pendapatan dari jasa penyeberangan, jasa pelabuhan dan aneka usaha jasa diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan dari sewa ruangan diakui sesuai masa manfaatnya berdasarkan periode kontrak sewa tersebut, sedangkan beban diakui pada saat manfaatnya berdasarkan periode kontrak sewa tersebut, sedangkan beban diakui pada saat terjadinya. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan serta Perusahaan dan entitas anak yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajakpada masa datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak dan peraturan pajak yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Berdasarkan ketetapan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia, tentang Tata-Cara Pelaporan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat nomor PER- 10PB2007, tanggal 7 Maret 2007, ditetapkan bahwa Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya, sesuai dengan prinsip substansi mengungguli bentuk substance over formdalam Standar Akuntansi Pemerintah, maka Barang Milik Negara yang digunakan oleh BUMN diperlakukan sebagai unsur modal, dan dilaporkan dalam neraca sebagai ekuitas pemerintah pada BUMN dengan pengungkapan yang memadai. Ketetapan ini mulai berlaku tanggal 1 Januari 2007, namun oleh perusahaan perlakuannya impelementasinya minta dipercepat. Mulai Desember 2006 akun Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya dicatat sebagai Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan keuangan secara keseluruhan 15