155
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan
kulit bayi melekat pada kulit ibu, di mana mata bayi kira-kira setinggi puting susu ibu.
Keduanya diselimuti, dan sebaiknya bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsangnya, dan biarkan bayi mencari
puting susu sendiri. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga terhadap pentingnya IMD dan
ASI Eksklusif. 6. Ibu didukung dan dibantu mengenali
perilaku bayi sebelum menyusu. 7. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan
kulit ibu selama paling tidak satu jam. Bila menyusu dini terjadi sebelum satu jam, tetap
biarkan kulit ibu dan bayinya bersentuhan setidaknya selama satu jam.
8. Bila dalam satu jam menyusu dini belum terjadi, membantu ibu dengan mendekatkan
bayi ke puting susu ibu, tetapi jangan memasukkan puting susu ibu ke mulut bayi.
Berikan waktu lagi, sampai menyusu dini terjadi.
9. Setelah setidaknya kulit ibu dan kulit bayi melekat selama satu jam atau bayi telah
selesai menyusu dini, bayi baru boleh dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap,
dan diberi vitamin K. 10. Rawat Gabung Bayi: Ibu dan bayi dirawat
dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja, tanpa
minuman atau makanan lain. Jangan diberi dot atau empeng.
6.2 SOP Inisiasi Menyusu Dini pada operasi caesar
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi atau di kamar pemulihan.
2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai, dikeringkan secepatnya terutama kepala
tanpa menghilangkan vernix, kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat
diikat. 3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi, bayi dibedong,
dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit
serongmelintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari
puting sendiri. 6. Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
paling tidak selama satu jam. Bila menyusu awal selesai sebelum satu jam, tetap kontak kulit ibu-
bayi selama setidaknya satu jam. 7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting ibu tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi.
Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu melekat pada dada
ibu, 30 menit atau 1 jam lagi. 8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan
dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan
dari meja operasi ke ruang pulih dengan bayi tetap didadanya.
Lampiran A - Uraian Substansi
156
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan
mendoakan anaknya saat di kamar pulih. 10. RAWAT GABUNG: Ibu dan bayi dirawat dalam
satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam.Beirkan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
6.3 SOP Inisiasi Menyusu Dini pada bayi kembar
1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu dikamar bersalin.
2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya,
tanpa menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan kulit
bayi melekat kulit pada ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi
dapat diberi topi. 4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang
bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri. 5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua,
berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah
seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya, tanpa
menghilangkan vernix. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua ditengkurapkan di dada-perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu
berdampingan dengan saudaranya. Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi–bayi dapat diberi
topi. 8. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan
kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila menyusu awal terjadi sebelum satu jam, tetap
biarkan kulit ibu dan bayi bersentuhan sampai setidaknya satu jam.
9. Bila dalam satu jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke
putting ibu tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. Beri waktu 03 menit atau 1 jam lagi
kulit melekat pada kulit 10. RAWAT GABUNG BAYI : Ibu dan bayi dirawat
dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.
7. Penyusunan SOP Alur Layanan
SOP Alur Layanan adalah salah satu SOP yang sangat bermanfaat bagi staf Puskesmas maupun
pasien. SOP ini memberikan staf Puskesmas panduan terhadap jalan layanan, dan menyakinkan
bahwa tidak ada pasien yang dialurkan ke tempat yang salah pada waktu yang kurang tepat. Setelah
SOP disusun, Alur Layanan secara low chart
dapat dibuat. Alur Layanan ini biasanya ditempel di dinding danatau di pintu ruang terkait, misalnya Alur
157
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
Layanan Puskesmas dapat ditempel di atas loket atau di depan Puskesmas, dan Alur Layanan Ruang
KIA dapat ditempel di pintu ruang tersebut.
7.1 Langkah Penyusunan SOP Alur Layanan
Penyusunan SOP Alur Layanan dilakukan dengan mengacu pada langkah berikut:
1. Bersama Puskesmas dan masyarakat yang diwakilkan oleh MSF mengidentiikasi jenis
layanan yang berkaitan dengan pelayanan yang akan diberikan. Misal: untuk pelayanan
pemeriksaan kehamilan ANC, jenis layanan yang harus diberikan adalah 10 T.
2. Menentukan waktu pelayanan. Misal: Jadwal pelayanan pemeriksaan kehamilan setiap hari
adalah Senin – Jumat pukul 09.00 – 12.00 3. Menentukan perkiraan lama waktu yang
dibutuhkan untuk satu jenis pemeriksaan. Misal: Dalam proses pemeriksaan kehamilan:
• Wawancara : 5 menit
• Pemeriksaan isik : 10 menit • Konseling
: 10 menit • Total waktu
: 25 menit per pasien 4. Menentukan lokasi dan petugas pemberi
layanan. Misal: pemeriksaan kehamilan dilakukan di poli KIA, dilayani oleh bidan atau
dokter. 5. Menentukan persyaratan layanan. Misal: saat
pemeriksaan kehamilan pasien harus membawa buku KIA yang berwarna pink.
6. Menginformasikan biaya pelayanan atau Barang Habis Pakai PHB yang harus dibeli.
7.2 Format
Berupa gambar dan alur yang menunjukkan jenis layanan yang diberikan dengan
mencantumkan semua elemen di atas.
7.3 Teknik Penulisan
Agar masayarakat umum dapat mengerti, hindari penggunaan istilah medis. Contoh:
‘ANC‘ sebaiknya ditulis dengan ‘pemeriksaan kehamilan’.
8. Penerapan Standar Layanan dan SOP
Penerapan SOP dan Standar Layanan merupakan salah satu faktor kunci dalam manajemen mutu
layanan. Standar tersebut menyediakan informasi tentang cara melakukan suatu pekerjaan dengan
benar dan konsisten bagi tiap personil, sehingga memudahkan untuk meningkatkan kualitas hasil
akhir. Dengan dilaksanakannya pekerjaan sesuai SOP, maka dapat dipastikan bahwa kualitas hasil
pekerjaan akan sesuai dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Penerapan SOP hendaknya mengikuti langkah- langkah sebagai berikut:
1. Sosialisasi. Pimpinan menjelaskan kepada
seluruh staf pekerjaan apa saja yang sudah mempunyai SOP dan rencana penerapannya.