Pelaksanaan Tahap Monitoring Evalusi Pojok ASI ‘Bapak Peduli ASI’ di Kota Makassar, Sulawesi Selatan

109 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 111 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 5 5 Pengelolaan Pengaduan dan Janji Perbaikan Layanan Lampiran A - Uraian Substansi 112 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Pengelolaan Pengaduan dan Janji Perbaikan Layanan Deskripsi Modul Modul ini menguraikan tentang mekanisme Pengelolaan Pengaduan sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan publik. Penjabaran materi modul diawali dengan uraian tentang keterkaitan antara pegelolaan pengaduan dengan undang-undang pelayanan publik. Selanjutnya dijelaskan secara lebih rinci mengenai pentingnya pengaduan, mekanisme Pengelolaan Pengaduan, survei pengaduan, dan Janji Perbaikan Layanan. Sasaran Pengguna 1. Organisasi Mitra Pelaksana OMP 2. KonsultanPelatih 3. Fasilitator kesehatan 4. Staf Dinas Kesehatan 5. Kepala Puskesmas, bidan koordinator dan bidan desa 6. Masyarakat yang peduli kesehatan kader kesehatan, PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, asosiasi, paguyuban. Tujuan Pembelajaran Tujuan Umum Peserta mampu memahami dan menjelaskan tujuan dan manfaat beberapa jenis pengelolaan pengaduan, termasuk janji perbaikan layanan. Modul 5 ........ dijelaskan secara lebih rinci mengenai pentingnya pengaduan, mekanisme Pengelolaan Pengaduan, ........ 113 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 5. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan pengaduan dan janji perbaikan layanan. Pokok Bahasan 1. Pengelolaan Pengaduan: pengertian dan kaitannya dengan Undang-undang Pelayanan Publik 2. Mekanisme pengelolan pengaduan 3. Survei pengaduan 4. Janji Perbaikan Layanan. Metode Sesi pelatihan 1. Pemaparan materi 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Role play. Sesi pelaksanaan 1. Sosialisasi materi 2. Pembentukan kelompok kerja di Puskesmas Dinas Kesehatan 3. Diskusi kelompok terfokus dengan melibatkan lintas sektor dan para pemangku kepentingan. Tujuan Khusus Tujuan bagi peserta dalam Training of Trainers TOT: Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan. Setelah mengikuti TOT, peserta akan: 1. Mampu menjelaskan konsep pengelolaan pengaduan dan janji perbaikan layanan, termasuk relasinya dengan Program USAID-KINERJA 2. Mampu menjelaskan peran penting mekanisme pengelolaan pengaduan dalam menjaga kualitas pelayanan 3. Mampu mendampingi Puskesmas dalam membuat mekanisme pengelolaan pengaduan 4. Mampu mendampingi Puskesmas dalam monitoring dan evaluasi pengelolaan pengaduan dan janji perbaikan layanan. Tujuan bagi peserta dalam pelatihan instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan: Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: 1. Memahami konsep pengelolaan pengaduan dan realisasinya dengan program USAID-KINERJA 2. Memahami peran pengelolaan pengaduan dalam menjaga akuntabilitas dan kualitas pelayanan 3. Mampu membuat mekanisme pengelolaan pengaduan 4. Mampu menerapkan mekanisme pengelolaan pengaduan Lampiran A - Uraian Substansi 114 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Alat dan bahan 1. LCD Projector 2. Laptop 3. FlipchartKertas PlanoMetaplanwhite board 4. Alat tulis 5. Materi Presentasi Waktu Sesi pelatihan: Dua hari Hari I: Waktu Pokok Bahasan 1 x 45 menit Pembukaan Penjelasan singkat tentang Fokus Program KINERJA Bina Suasana Self-assessment: pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan saat ini 2 x 45 menit Pengelolaan Pengaduan: pengertian dan kaitannya dengan undang-undang pelayanan publik Diskusi dan tanya jawab 1 x 45 menit Mekanisme Pengelolaan Pengaduan: Survei Pengaduan Diskusi dan tanya jawab 3 x 45 menit Permainan Peran I: Lokakarya Pengelolaan Pengaduan Menyusun instrumen survei pengaduan Simulasi pelaksanaan survei pengaduan Proses Fasilitasi Kegiatan Pelatihan

1. Pengantar

1. Fasilitator membuka sesi dengan menyampaikan pentingnya Pengelolaan Pengaduan masyarakat dalam rangka mewujudkan pelayanan puskesmas yang patisipatif, akuntabel, responsif, transparan dan inovatif, di mana hal ini merupakan cara untuk meningkatkan partisipasi pengguna layanan dalam perbaikan mutu layanan puskesmas. 2. Fasilitator menjelaskan desain kegiatan secara umum, yaitu akan diselenggarakan Hari II: Waktu Pokok Bahasan 1 x 45 menit Review materi hari I Permainan Peran II: Pengolahan Data dan Penyusunan Indeks Pengaduan Masyarakat IPM Analisis penyebab pengaduan Masyarakat dan penyusunan alternatif solusi 3 x 45 menit Janji Perbaikan Layanan Diskusi dan tanya jawab 2 x 45 menit Permainan peran III: Penyusunan Janji Perbaikan Layanan Penyusunan rekomendasi untuk advokasi di tingkat dinaskabupaten 1 x 45 menit Rencana Tindak Lanjut Survei Pengaduan Masyarakat Penutupan 115 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif menyampaikan pendapatnya terkait dengan topik yang tengah dibahas. 2. Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk mengajukan pertanyaan. Tawarkan dulu komentar atas pertanyaan peserta kepada peserta yang lain, agar suasana diskusi tidak hanya berjalan 1 arah. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi proses diskusi dan mengarahkan jika ada proses diskusi yang menyimpang. Rincian aktivitas per sesi adalah sebagai berikut:

3. Sesi-sesi Hari I:

1. Sesi I: Selain memberikan penjelasan

umum dan melakukan bina suasana seperti yang sudah dijelaskan dalam pengantar, fasilitator juga memfasilitasi peserta untuk melakukan self asessment. Self assessment dilakukan melalui diskusi untuk membahas pelaksanaan mekanisme Pengelolaan Pengaduan saat ini. Melalui self assessment ini diharapkan akan dapat menginventarisir kendala dan peluang yang ada terkait dengan pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan saat ini.

2. Sesi II: Nara sumber menyajikan materi

tentang Pengelolaan Pengaduan: pengertian dan kaitannya dengan Undang- undang pelayanan publik. Aspek penting yang harus dijelaskan adalah keterkaitan antara Pengelolaan Pengaduan dengan undang-undang pelayanan publik sebagai dasar hukum yang mengatur bagaimana sebaiknya organisasi pelayanan publik selama 2 hari, dengan alokasi waktu 8 x 45 menit per hari. Pada hari pertama dilakukan penyampaian materi tentang Pengelolaan Pengaduan: pengertian dan kaitannya dengan undang-undang pelayanan publik, serta mekanisme Pengelolaan Pengaduan, khususnya melalui survei pengaduan. Hari pertama ditutup dengan permainan peran pelaksanaan lokakarya pengaduan dan penyusunan instrumen pengaduan. Hari kedua peserta diminta melanjutkan permainan peran dengan simulasi pelaksanaan survei pengaduan dan dilanjutkan dengan penyusunan IPM dan perumusan alternatif solusi. Materi terakhir di hari kedua adalah tentang Janji Perbaikan Layanan. Pendekatan pelatihan disamping penjelasan dengan metode ceramah juga dilakukan permainan peran. 3. Fasilitator melakukan bina suasana untuk mencairkan situasi sebelum memulai pelatihan. Kegiatan yang bisa dilakukan misalnya: perkenalan, mapping harapan peserta dan permainan yang memotivasi.

2. Proses pelatihan

1. Fasilitator atau nara sumber menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Gunakan media pembelajaran yang sesuai untuk memudahkan penangkapan peserta. Bahan presentasi dapat menggunakan bahan yang tersedia dalam modul ini. Gunakan metode interaktif, dengan mengutamakan peran aktif dari seluruh peserta. Minta peserta untuk Lampiran A - Uraian Substansi 116 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif beroperasi. Hal inilah yang menjadi fokus KINERJA yaitu mewujudkan tata kelola organisasi yang baik good corporate governance.

3. Sesi III: Nara sumber menyajikan

materi tentang Mekanisme Pengelolaan Pengaduan, khususnya tentang survei pengaduan. Langkah dalam melakukan survei pengaduan dijelaskan secara rinci disertai contoh untuk memudahkan peserta nantinya saat melakukan permainan peran.

4. Sesi IV: Minta peserta untuk melakukan

permainan peran. Pada permainan peran pertama ini minta peserta untuk melakukan Pengelolaan Pengaduan. Untuk itu bagi peserta menjadi beberapa posisi sesuai setting yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil lokakarya, minta peserta untuk menyusun instrumen survei pengaduan. Permainan peran diakhiri dengan simulasi pelaksanaan survei pengaduan.

4. Sesi-sesi Hari II:

1. Sesi I: Secara acak, minta perwakilan

peserta untuk mereview materi yang telah dibahas di hari I. Lakukan review dalam suasana santai, jika diperlukan gunakan teknik permainan.

2. Sesi II: Minta peserta untuk kembali

melakukan permainan peran. Pada permainan peran kedua ini yang dilakukan adalah simulasi Pengolahan Data dan Penyusunan Indeks Pengaduan Masarakat dengan menggunakan data yang diperoleh dari pelaksanaan survei hari pertama. Berdasarkan temuan tersebut lakukan analisis penyebab pengaduan masyarakat dan penyusunan alternatif solusi.

3. Sesi III: Nara sumber menyajikan materi

tentang Janji Perbaikan Layanan dengan memperkaya materi dari Praktik Baik daerah lain. Hal yang dijelaskan adalah proses menyusun Janji Perbaikan Layanan serta penyusunan rekomendasi teknis untuk advokasi kepada pemerintah daerah atau pihak lain yang terkait.

4. Sesi IV: Minta peserta untuk melakukan

permainan peran kembali terkait dengan topik Janji Perbaikan Layanan. Lakukan simulasi proses menyusun Janji Perbaikan Layanan dan rekomendasi untuk advokasi di tingkat dinaskabupaten berdasarkan keluhan yang muncul dari permainan peran pertama dan kedua. c Penutup Fasilitator menutup sesi dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi dan tanya jawab, serta penjelasan rencana tidak lanjut. Fasilitator memastikan bahwa aspek governance seperti partisipasi, transparansi, akuntabilitas, responsifness serta inovasi muncul dalam rencana tindak lanjut. 117 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Uraian Substansi

1. Pengelolaan Pengaduan

Tuntutan masyarakat terkait tata kelola yang baik good governance semakin meningkat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dari semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat dan pengaruh globalisasi. Untuk mensikapi hal itu organisasi publik harus melakukan perubahan yang terarah dan mengarah pada terwujudnya suatu pemerintahan yang baik yang bermuara pada peningkatan pelayanan publik dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Metode Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat sebagaimana diatur dalam Permenpan 132009 adalah metode peningkatan kualitas pelayanan publik yang merupakan upaya bersama berbagai pihak yang terkait dengan penyelenggaraan dan penyediaan pelayanan dan para pengguna pelayanan untuk menciptakan pelayanan publik menjadi terintegrasi antara lingkungan pelayanan dengan proses penyediaan pelayanan publik. Pendekatan ini dimulai dengan Pengelolaan Pengaduan pengguna pelayanan sebagai dasar untuk merumuskan dan melaksanakan upaya nyata perbaikan. Dengan pendekatan ini, sejak dini dan dalam keseluruhan proses, pihak-pihak dilibatkan secara maksimal dalam penetapan standar pelayanan publik. Prinsip dasar dari pelayanan publik adalah: Transparan, daya tanggap, sederhana, mudah diakses, partisipatif, dan dapat dipercayai dan diandalkan. Banyak cara yang bisa dilakukan organisasi pelayanan kesehatan termasuk puskesmas untuk memperbaiki kinerjanya. Diantaranya adalah melalui janji perbaikan layanan citizen charter. Janji perbaikan layanan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan masyarakat, termasuk minat dan kepentingan politis yang peduli bahwa pemerintah menyediakan pelayanan dengan kualitas terbaik. Melalui Janji perbaikan layanan ini, masyarakat sebagai pengguna layanan berhak mendapatkan informasi sebelumnya tentang jenis-jenis pelayanan yang diberikan termasuk persyaratannya, prosedur pengaduan yang jelas serta penanganan yang adil. Berikut ini ditampilkan perbandingan antara manajemen pelayanan konvensional dengan manajemen pelayanan yang telah menerapkan kontrak layanan. Lampiran A - Uraian Substansi 118 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Manajemen Pelayanan Konvensional Citizen Charter • Dirumuskan sepihak oleh pemerintah dan bersifat tertutup, serta sebagai pedoman penyelenggara pelayanan. • Sebagai alat kontrol pemerintah. • Prosedur pelayanan yang cenderung mengatur kewajiban pengguna layanan, tetapi mengabaikan haknya. • Pelayanan publik menjadi urusan dan tanggung jawab pemerintah. • Dirumuskan sebagai sebuah kesepakatan bersama yang bersifat terbuka. • Sebagai instrumen publik untuk mengontrol jalannya penyelenggaraan pelayanan. • Mengatur hak dan kewajian pengguna layanan dan penyedia layanan secara seimbang. • Pelayanan publik menjadi urusan dan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan warga masyarakat. Sebagai upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam peningkatan pelayanan publik, sesuai Permenpan 132009, masyarakat mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan berbagai saran, masukan dan juga pengaduan terkait dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak penyedia layanan. Pihak penyedia layanan, yang dalam konteks ini adalah puskesmas, berkewajiban memberikan ruang kepada partisipasi masyarakat serta bersedia merespon berbagai pengaduan, saran dan masukan dari masyarakat serta bersama- sama menyusun suatu kesepakatan sebagai upaya peningkatan pelayanan yang disepakati bersama, baik dalam bentuk Janji Perbaikan Pelayanan yang didasarkan pada standar pelayanan yang ada. Pada modul ini, KINERJA akan fokus pada pendampingan Janji Perbaikan Pelayanan sebagai: 1 yang merupakan salah satu bentuk Pengelolaan Pengaduan yang didasarkan pada pelaksanaan survei pengaduan dan 2 bagian dari Janji Perbaikan Layanan Puskesmas. Untuk informasi yang lebih lengkap, KINERJA telah mengembangkan satu modul lengkap dan detail tentang Mekanisme Penanganan Pengaduan. Modul ini berisi survei pengaduan masyarakat dan advokasi untuk pengembangan Janji Perbaikan Layanan Puskesmas yang dapat dimonitoring pelaksanaannya oleh warga dan pengembangan rekomendasi teknis untuk pengaduan masyarakat yang penyelesaiannya harus melalui kebijakan dari SKPD kesehatandaerah yang akan disampaikan kepada dinas kesehatan.

2. Pengelolaan Pengaduan

Pengaduan atau keluhan adalah pernyataan ketidakpuasan, apapun bentuknya tertulis maupun lisan, tentang pelayanan, tindakan danatau kekurangan tindakan yang dilakukan oleh instansi penyedia pelayanan atau para personilnya yang mempengaruhi atau dirasakan oleh para pengguna pelayanan tersebut. 119 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Pengaduan masyarakat terhadap kinerja pelayanan sangat bermanfaat sebagai ”pintu masuk” peningkatan kualitas pelayanan. Para pengguna pelayanan lebih mudah menyatakan keluhan, pengaduan, atau ketidakpuasan daripada menyatakankan saran, rekomendasi atau kepuasan terhadap kinerja pelayanan. Pengaduan pengguna pelayanan publik biasanya lebih bermotif tanggungjawab dibanding sekedar penyampaian kritik dan saran. Keterlibatan langsung dan berulang- ulang melalui interaksi antara penyedia layanan dan pengguna layanan adalah alasan yang kuat mengapa mereka merasa bertanggungjawab untuk memperbaiki layanan publik. Penyelenggara dan pelaksana pelayanan publik tidak perlu merasa khawatir dan enggan untuk menghadapi atau menerima pengaduan. Itulah sebabnya dalam metode ini pengaduan justru dihimpun melalui curah pendapat dalam lokakarya Pengelolaan Pengaduan dan survei pengaduan, dan tidak hanya ditunggu dengan menyediakan kotak pengaduan.

3. Tahapan Pengelolaan Pengaduan

Sebagai bentuk konkrit dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, Permenpan 132009 menjelaskan empat tahap kegiatan untuk melakukan Pengelolaan Pengaduan, yaitu seperti berikut:

3.2 Survei pengaduan

Daftar pengaduan yang telah disusun dalam kuesioner dalam langkah Pengelolaan Pengaduan merupakan input untuk melakukan survei pengaduan masyarakat. Survei pengaduan ini sekaligus memperkuat peran masyarakat dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil yang dicapai dalam langkah ini yakni tersusunnya lembar indeks pengaduan masyarakat yang didokumentasi dalam matriks IPM Indeks Pengaduan Masyarakat

3.3 Lokakarya Analisis Masalah Penyebab

Pengaduan Indeks pengaduan yang dihasilkan memberi masukan yang sistematis tentang indikasi tingkat pengaduan tertinggi sampai yang terendah. Untuk kebutuhan tindakan perbaikan, pelaksanaan lokakarya analisis masalah penyebab pengaduan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sebab masalah dari setiap item pengaduan. Langkah ini juga menghasilkan rumusan informasi jalan keluar solusi atas setiap penyebab masalah pengaduan yang muncul, baik solusi yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Solusi permasalahan yang bersifat internal didokumentasi dalam Janji Perbaikan Pelayanan, sedangkan solusi eksternal didokumentasi dalam Rekomendasi Perbaikan Pelayanan yang seharusnya disampaikan