Ruang lingkup pemanfaatan dana BOK

77 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif sebagai pertanggungjawaban pengelolaan uang. Untuk melakukan penilaian keberhasilan pencapaian program dan laporan keuangan maka puskesmas dapat melakukan penilaian secara periodik yang dapat terintegrasi dengan rapat lokakarya mini di Puskesmas. Hasil penilaian berupa laporan secara periodik sesuai dengan format yang disepakati. Pelaporan BOK dari kabupatenkota dikirim ke sekretariat Kementerian Kesehatan dan ditembuskan ke sekretariat BOK Dinas Kesehatan Provinsi. Pencatatan dan pelaporan ini disusun mulai dari puskesmas, kabupatenkota dan provinsi. Pencatatan dan pelaporan yang dibuat dan dikirimkan adalah: 1. Pencatatan hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dan jaringannya dicatat dalam buku register yang sudah ada. 2. Pencatatan pemanfaatan dana BOK. Pencatatan pemanfaatan dana BOK dibuat dalam buku keuangan tersendiri, dilengkapi dengan bukti pengeluaran dan tanda terima dana oleh petugas yang melaksanakan kegiatan. 3. Pelaporan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.Hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas dan jaringannya direkapitulasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota menggunakan format SP2TPSP3. 4. Pelaporan keuangan BOK. Pelaoran keuangan di tingkat Puskesmas berupa laporan pencairan dan pemanfaatan dana BOK. 5. Laporan tahunan. Laporan tahunan BOK disusun oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota dan Dinas Kesehatan Provinsi setiap tahunnya. Adanya berbagai ketentuan tersebut dimaksudkan untuk menjamin adanya akuntabilitas dalam pemanfaatan dana BOK yang merupakan amanat undang-undang bagi kesehatan rakyat Indonesia. KINERJA mendorong akuntabilitas dan transparansi pemanfaatan dana BOK ini melalui intensiikasi peran MSF agar lebih terlibat aktif mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi. Panduan Pelaksanaan Sebelum proses pelatihan, fasilitator sudah mengerti bahwa tugas dan hasil yang ingin dicapai dari proses pelatihan ini adalah Tim mampu menyusun perencanaan puskesmas secara partisipatif untuk mendukung program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif yang meliputi: • Perencanaan kegiatan • Pengalokasian dana • Pelaksanaan kegiatan • Monitoring dan evaluasi kegiatan.

1. Tahap Persiapan

1.1 Pengkajian kondisi yang ada

Pengkajian kondisi dilakukan untuk mengidentiikasi potensi dan masalah yang Lampiran A - Uraian Substansi 78 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif terjadi pada proses perencanaan puskesmas dan manajemen BOK serta kapitasi dari Jaminan Kesehatan Nasional saat ini. Berikut ini contoh No Potensi masalah Ya Tidak 1 Apakah staf Puskesmas mendapat pelatihan dari Dinkes tentang proses penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas PTP? 2 Apakah petunjuk tehnis dalam penyusunan PTP cukup jelas? 3 Apakah masyarakat perwakilannya dilibatkan dalam penyusunan PTP? 4 Apakah penyusunan PTP menggunakan analisis data yang memadai? 5 Apakah tahapan penyusunan PTP sesuai dengan panduan? 6 Apakah PTP yang disusun didiseminasikan ke berbagai pihak yang membutuhkan? 7 ….. 8 .... 9 .... 10 ... b Pengkajian kondisi manajemen BOK No Potensi masalah Ya Tidak 1 Apakah staf Puskesmas mendapat pelatihan dari Dinkes tentang manajemen BOK? 2 Apakah petunjuk tehnis dalam penggunaan BOK cukup leksibel akomodatif? 3 Apakah masyarakat perwakilannya dilibatkan dalam perencanaan BOK? 4 Apakah hasil perencanaan dan laporan penggunaan BOK dapat diakses oleh masyarakat? 5 Apakah perencanaan BOK menggunakan analisis data yang memadai? 6 Apakah pencairan dana BOK rutin terjadi setiap 3 bulan sekali? 7 ….. 8 .... 9 .... 10 ... a Pengkajian kondisi perencanaan puskesmas format yang dapat digunakan untuk melakukan pengkajian kondisi yang ada. 79 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

1.2 Analisis masalah

Analisis masalah dilakukan dengan mengacu kepada hasil identiikasi potensi dan masalah. Proses ini dilakukan untuk mencari penyebab munculnya berbagai permasalahan tersebut. Berdasarkan jawaban ‘TIDAK’ pada tabel di atas, maka dicari akar masalahnya dengan pertanyaan mengapa.

1.3 Alternatif Pemecahan Masalah

• Alternatif pemecahan masalah disusun berdasarkan temuan akar masalah • Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan hendaknya dapat diterima oleh masyarakat dan puskesmas • Alternatif pemecahan yang ada, dibahas untuk memperoleh upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah dengan melibatkan sumber daya yang ada baik lintas programlintas sektor dan masyarakat multi aktor.

1.4 Penyusunan rencana kerja Plan of Action

• Tentukan prioritas pemecahan masalah dalam PTP dan manajemen BOK • Susun rencana kerjaaktiitas kegiatan sesuai dengan prioritas • Dalam Penyusunan PTP dan penyusunan rencana penggunaan BOK perlu memperhatikan alokasi untuk kegiatan Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif, yang relevan dengan Janji Perbaikan Layanan berdasarkan hasil survei pengaduan • Aspek good governance muncul secara jelas seperti unsur partisipasi, transparansi, akuntabilitas, responsifness, serta inovasi dan insentif.

2. Tahap pelaksanaan

2.1 Sosialisasi Lintas Program, Lintas Sektoral dan Masyarakat

Sosialisasi dilakukan secara berjenjang dari tingkat KecamatanPuskesmas dan Desa Kelurahan. • Tujuannya untuk menyamakan persepsi dan mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan kegiatan yang tersusun dalam PTP serta penggunaan BOK dan pengawasannya. • Sasarannya peserta adalah pemangku kepentingan di Kecamatan maupun Desa dari unsur pemerintahan kecamatan dan desa serta masyarakat sipil Toga, Toma, LSM, kader kesehatan, PKK, organisasi perempuan, anggota DPRD daerah pemilihan yang bersangkutan, dan pemerhati kesehatan lainnya. • Hasil yang diharapkan: adanya kesepakatan untuk berpartisipasi serta dukungan dari lintas program dan lintas sektoral kecamatan dan desa terkait rencana kegiatan dalam PTP. Apabila ada keterbatasan dukungan BOK maka puskesmas dapat menggali sumber pendanaan dan dukungan dari masyarakat dan sumber-sumber lainnya.