18
Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
www.kinerja.or.id
Dinas Kesehatan kabupatenkota program KIA dan Bina Kesehatan Masyarakat mendukung sosialisasi IMD dan ASI Eksklusif, dan menyediakan dana pendamping serta narasumber untuk lokakarya, penguatan
keterampilan bidan puskesmas dalam pendampingan dan konseling IMD dan ASI Eksklusif, serta melakukan kampanye dan promosi ke masyarakat untuk membangun kesadaran, partisipasi dan kepedulian masyarakat.
Unsur di atas kemudian berevolusi berubah bentuk menjadi MSF yang berfungsi sebagai motivator, advokator, dan fasilitator bagi Masyarakat. SKPD sektor terkait, Pemerintah Daerah, dan DPRD. MSF
kemudian menjadi tim penyusunan draft peraturan bupatiwalikota sampai konsultasi publik, dan monitoring pelaksanaan peraturan tersebut. MSF juga menjadi fasilitator dan motivator ASI Eksklusif. Lintas sektor,
universitas, dan pemerintah daerah sudah menjadi bagian dari MSF. DPRD berperan dalam memonitor pelaksanaan program KINERJA, dibeberapa kabupatenkota DPRD menjadi
anggota atau ketua MSF, sebagai advokator internal DPRD dan pihak eksekutif kepala daerah dan panitia anggaran untuk memperlancar persetujuan anggaran yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan IMD dan
ASI Eksklusif. Pada daerah dimana bupatiwalikota mempunyai komitmen yang lebih tinggi dari DPRD, justru peran mereka melakukan advocacy anggaran kepada DPRD seperti di Kabupaten Sambas dan Probolinggo,
serta Kota Makassar dan Singkawang.
2. Pelaksanaan Rencana Kerja
Program dukungan IMD dan ASI Eksklusif dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
• Persamaan persepsi dan membangun komitmen para pihak
LPSS mendampingi OMP melakukan inisiasi dan sosialisasi kepada para pihak tentang IMD dan ASI Eksklusif. Proses ini merupakan tahap penting yang bertujuan untuk membangun pemahaman, persepsi,
dan kepedulian bersama untuk membangun komitmen awal dalam pelaksanaan program.
• Pembentukan dan peningkatan kapasitas MSF
LPSS bersama OMP memfasilitasi beberapa pertemuan untuk pembentukan MSF dan peningkatan kapasitas MSF untuk mulai memotivasi masyarakat terkait IMD dan ASI Eksklusif. Pertemuan ini bertujuan
untuk peningkatan pemahaman MSF tentang pentingnya program IMD dan ASI Eksklusif bagi masyarakat.
• Berbagi pengalaman dan pemecahan masalah
Penguatan MSF dilakukan dengan pertemuan berkala untuk berbagi pengalaman di masyarakat dan mencari pemecahan masalah bersama terhadap temuan dan persoalan di lapangan. Dilanjutkan dengan
membuat rencana aksi untuk mendukung pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif.
19
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif
• Advokasi
MSF didampingi OMP mengintegrasikan perencanaan MSF ke dinas kesehatan dan puskesmas, bertujuan untuk terjaminnya keberlanjutan program. Strategi advokasi dengan kunjungan ke unit layanan
Puskesmas untuk berdiskusi dengan manajemen puskesmas. Dengan pendampingan intensif dari Dinas Kesehatan, MSF melakukan advokasi kepada pemerintah
daerah untuk ketersediaan peraturan daerah dan anggaran pendukung dalam menjalankan peraturan tersebut.
• Pelembagaan MSF
Beberapa daerah seperti Bengkayang dan Simeulue memilih untuk melegalkan MSF menjadi berbadan hukum. Pilihan ini kemudian memberikan kekuatan hukum bagi MSF dalam mendorong terlaksananya
program IMD dan ASI Eksklusif.
Proses Perubahan dan Manfaat
Perubahan nyata dukungan KINERJA paket IMD dan ASI Eksklusif dapat dilihat di beberapa daerah seperti di Kota Makassar, Kota Singkawang, Kabupaten Sambas, Kota Probolinggo dan Kabupaten Probolinggo, selain
juga terjadi secara merata di daerah dampingan KINERJA lainnya. Indikator perubahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
• Dari sisi pemerintah daerah: Tersedianya Peraturan BupatiWalikota tentang IMD dan ASI Eksklusif
sebagai payung hukum, dan dukungan dana APBD untuk melakukan replikasi ke puskesmas di wilayahnya dengan jumlah yang bervariasi di masing-masing daerah. Hasil ini dapat dilihat setelah satu tahun
pendampingan.
• Dari sisi supply: Cakupan IMD dan ASI Eksklusif meningkat tajam setelah enam bulan pendampingan;
jumlah dan keterampilan petugas puskesmas yang dilatih IMD dan Konselor ASI sesuai standar nasional meningkat dalam 1 tahun pendampingan; inisiasi ruang laktasi sesuai standar nasional di puskesmas yang
ramai pengunjung dalam 1 tahun pendampingan; Dinas Kesehatan dan puskesmas dampingan di daerah ini menolaktidak lagi bekerjasama dengan susu formula bayi; dan tersedianya tenaga kesehatan lokal
yang mampu menjadi pelatih IMD dan Konselor ASI Eksklusif di 4 provinsi mitra dan 5 kabupatenkota tersebut di atas.