Penutup Program USAID-KINERJA REKOMENDASI UNTUK REPLIKASI

Lampiran A - Uraian Substansi 50 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Gambar 1. Intervensi Hemat Biaya Untuk Menekan Kematian Anak Gambar 2. Jenis Intervensi Kesehatan Anak yang Cost Efektif Sumber: Dr. Utami Rusli, dikutip dari Edmund K, Lancet 2003. 51 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa IMD dan ASI eksklusif dapat menekan kematian yang cukup besar dari berbagai jenis intervensi. Berbagai upaya penurunan kematian bayi, seperti pemberian ASI Eksklusif di negara-negara berkembang ternyata mampu menurunkan secara tajam angka kematian bayi dengan menurunkan penyakit diare dan infeksi lainnya. IMD juga dapat mengurangi 22 kematian bayi dengan mencegah penyakit diare dan penyakit infeksi lainnya. Menurut RISKESDAS 2010, angka ASI Eksklusif hanya mencapai 15,3 sedangkan angka IMD mencapai 29,3. Indonesia menghadapi cukup banyak tantangan di bidang ini, termasuk minimnya promosi IMD dan ASI Eksklusif di semua tingkatan; budaya yang sering memberikan makanan tambahan sejak dini; promosi susu formula bayi oleh petugas kesehatan; dan kurangnya fasilitas pojok laktasi bagi ibu yang menyusui di tempat-tempat umum dan tempat kerja. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan tentang ASI Eksklusi yaitu PP 332012 tentang Air Susu Ibu. Namun, jauh sebelumnya, kebijakan pemberian ASI Eksklusif telah diatur dalam Permenkes 450MENKESSKVI2004 tentang ASI Eksklusif, Peraturan Bersama Menteri Negera Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Meneg PP dan PA, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Mennakertrans, dan Menteri Kesehatan No: 48MEN.PPXII2008, Per27 MENXII2008 dan 1177MENKESPBXII2008 mengenai pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja, namun dalam pelaksanaan belum berjalan dengan semestinya. Proyek KINERJA mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk mencapai MDG 4 melalui perbaikan tata kelola IMD dan ASI Eksklusif. Strategi peningkatan cakupan Persalinan Aman dibahas dalam panduan pendampingan lain. Dalam upaya peningkatan pelayanan publik sektor kesehatan ini mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal SPM kesehatan sebagai ukuran kinerja utama dalam pelaksanaan pelayanan sektor kesehatan. IMD dan ASI Eksklusif belum terakomodasi dalam SPM tetapi beberapa penanggulangan penyakit menular dalam SPM terutama untuk anak sangat erat dengan IMD dan ASI Eksklusif. Perencanaan pencapaian SPM kesehatan secara khusus dibahas dalam laporan KINERJA yang lain. Program KINERJA utama memberi bantuan kepada 19 kabupatenkota yang tersebar dari 4 provinsi yaitu aceh 5 kabupatenkota, Jawa Timur 5 kabupatenkota, Kalimantan Barat 5 kabupaten kota, dan Sulawesi Selatan 4 kabupatenkota. Berdasarkan tinjauan teori dan konsultasi kabupaten kota maka disusunlah beberapa kegiatan yaitu: • Penguatan Kebijakan PA, IMD dan ASI Eksklusif; • Penguatan Partisipasi Masyarakat: Multi- stakeholder Forum yang mampu melakukan monitoring, mediasi, dan advokasi; • Peningkatan Manajemen Puskesmas: – Manajemen organisasi perencanaan dan penganggaran APBD, BOK yang