Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif

11 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif OMP bersama MSF juga melakukan promosi IMD dan ASI Eksklusif untuk membangun pemahaman dan kesadaran kritis masyarakat, sehingga mereka mau dan berani untuk meminta pelayanan dan penyuluhan IMD dan ASI Eksklusif serta menolak berbagai bentuk promosi susu formula kepada petugas kesehatan bidan saat persalinan. Munculnya peran aktif kelompok akar rumput, dan meningkatkan perspektif gender melalui kelompok Bapak serta Remaja Peduli ASI Eksklusif. Untuk meningkatkan cakupan IMD dan ASI Eksklusif untuk mencapai SPM, KINERJA telah mendukung pembuatan Peraturan BupatiWalikota tentang IMD dan ASI Eksklusif, menginisiasi tersedianya ruang laktasi di fasilitas kesehatan, tempat kerja, dan fasilitas umum sesuai SOP, dan meningkatkan kemitraan dengan lintas sektor, kelompok masyarakat berdasarkan kesetaraan gender, dan media lokal untuk secara kreatif, inovatif, dan simultan mengkampanyekan pentingnya IMD dan ASI Eksklusif kepada semua pihak. Keunikan prinsip KINERJA tersebut layak menjadi “hikmah pembelajaran” yang cost effective hemat biaya dan bermanfaat karena berkontribusi nyata meningkatkan cakupan IMD dan ASI Eksklusif di banyak puskesmas dampingan KINERJA, serta untuk dapat direplikasikan di wilayah lain di Indonesia dengan dukungan berbagai alat dan bahan dalam modul ini. 12 Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif www.kinerja.or.id Situasi yang Dihadapi di Daerah Meskipun kebijakan pemerintah nasional melalui dukungan APBN dan daerah melalui APBD, serta dukungan lembaga internasional, telah menjadikan program ASI Eksklusif sebagai program prioritas sejak beberapa tahun yang lalu, baru 33,6 bayi di Indonesia yang beruntung mendapat ASI Eksklusif Susenas, 2010. Bahkan Survei Demograi dan Kesehatan Indonesia SDKI menunjukkan tren ini menurun. Beberapa penelitian membuktikan bahwa pemberi layanan fasilitas kesehatan justru melemahkan upaya peningkatan ASI Eksklusif. Hasil Rapid Assessment 2010 1 dan Kinerja USAID 2012, ditemukan masih banyak rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, serta bidan praktik menerima sponsor susu formula dan membagikan hadiah berupa sampel susu formula, tas kit, kalender, ballpoint, blok note, poster, bahkan umrah dan haji. Dari pendampingan KINERJA terungkap bahwa IMD dan ASI Eksklusif sudah menjadi prioritas program Kesehatan Ibu dan Anak KIA di 19 kabupatenkota dampingan, namun tidak dibarengi oleh anggaran, aturan yang memberi sanksi kepada petugas yang mempromosikan susu formula, dan budaya organisasi yang tidak mendukung ASI Eksklusif, sehingga cakupan IMD dan ASI Eksklusif tetap rendah bahkan cenderung menurun sesuai konteks di atas. Temuan KINERJA berikutnya, fungsi pemerintah daerah dalam monitoring dan pengawasan pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif, serta larangan susu formula di pelayanan kesehatan dan masyarakat masih lemah. Pemerintah belum terlibat dalam mendorong partisipasi aktif pihak swasta dan masyarakat. Kondisi tersebut

BAB 2 PENGALAMAN KINERJA DALAM

TATA KELOLA INISIASI MENYUSU DINI DAN ASI EKSKLUSIF 1 Hasil Rapid Assessment 2010, http:www.promkes.depkes.go.idindex.phpberita-dan-kegiatan37-pekan-asi- sedunia-2012 13 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif menyebabkan rendahnya komitmen petugas kesehatan menjalankan program karena menganggap IMD dan ASI Eksklusif adalah program pemerintah pusat. Hasil assesment USAID-KINERJA untuk supply side sisi pemberi pelayanan tingkat dinas kesehatan dan puskesmas ke bawah ditemukan: 1 rendahnya anggaran yang mendukung program ASI Eksklusif; 2 bervariasinya komitmen, pemahaman dan keterampilan petugas tentang standar pelayanan IMD dan ASI Eksklusif; 3 terbatasnya waktu dan sarana petugas untuk memberikan konseling dan bimbingan kepada penerima layanan; 3 gencarnya promosi susu formula oleh petugas kesehatan di layanan kesehatan; 4 ketersediaan dan fasilitas ruang laktasi di pelayanan kesehatan terlebih di fasilitas umum belum memadai; dan 5 pendampingan dan pengawasan pada tingkat puskesmas ke bawah jauh dari optimal. Temuan Kinerja tahun 2012, masyarakat tidak menerapkan ASI Eksklusif pada dasarnya karena kurang mengerti manfaat IMD dan ASI Eksklusif. Masih kentalnya budaya memberikan makanan selain ASI segera setelah bayi lahir misalnya madu supaya bayi kuat; persepsi yang keliru tentang bayi menangis pasti karena lapar, dan ASI saja tidak cukup dan harus dibantu dengan susu formula atau makanan lembek; masih banyaknya masyarakat membuang kolostrom 2 susu pertama karena dianggap basirusak; kecenderungan beralih ke susu formula karena dianggap modern dan tidak membuat payudara jatuh; serta malu membuka aurat payudara di depan umum. Tantangan terbesar yang ditemui USAID-KINERJA di lapangan adalah rendahnya pengetahuan, keterlibatan, dan pengawasan masyarakat dalam mendukung IMD dan ASI Eksklusif. Tokoh masyarakat, para suami, perempuan yang tidak sedang hamil dan remaja tidak menjadi sasaran penerima informasi tentang manfaat IMD dan ASI Eksklusif, menyebabkan rendahnya dukungan mereka. Padahal keputusan pemberian makanan tambahan bagi bayi banyak dipengaruhi oleh orang yang dituakan dalam keluarga. Sejalan dengan pernyataan Menteri Kesehatan 2012 3 , hanya sekitar 60 masyarakat yang mengetahui informasi tentang ASI. Meskipun dalam PPNo 33Tahun 2012 tertuang masyarakat secara perorangan, berkelompok, maupun organisasi harus mendukung keberhasilan program ASI Eksklusif. 2 Kolostrom adalah air susu yang berwarna kekuningan dan kental yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan beberapa hari setelah kelahiran bayi, kolostrum sangat penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat pertahanan tubuh. 3 Hasil Rapid Assessment 2010, http:www.promkes.depkes.go.idindex.phpberita-dan-kegiatan37-pekan-asi- sedunia-2012