Sosialisasi Lintas Program, Lintas Sektoral dan Masyarakat Penyusunan PTP yang partisipatif dan pelaporan pelaksanaan kegiatan yang Kegiatan Tahap Monitoring Evaluasi

Lampiran A - Uraian Substansi 82 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 83 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 3 Pojok ASI untuk Mendukung ASI Eksklusif 3 Lampiran A - Uraian Substansi 84 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Pojok ASI untuk Mendukung ASI Eksklusif Deskripsi Modul Modul ini menguraikan tentang pendekatan yang digunakan KINERJA dalam pengadaan pojok ASI sebagai salah satu langkah penting dalam mendukung keberhasilan program IMD dan ASI Eksklusif. Penjabaran materi modul diawali dengan pemaparan tentang pentingnya pojok ASI, manfaat Pojok ASI, serta pengadaan Pojok ASI. Modul ini disusun dengan tujuan pembaca belajar model pendekatan Kinerja dalam pelaksanaan kegiatan Pojok ASI yang dapat diterapkan di puskesmas, instansi pemerintah, tempat kerja melalui praktek- praktek yang partisipatif, akuntabel, responsif, transparan dan inovatif. Sasaran Pengguna 1. Organisasi Mitra Pelaksana OMP 2. KonsultanPelatih 3. Fasilitator kesehatan 4. Staf Dinas Kesehatan 5. Staf instansi pemerintah lain 6. Kepala Puskesmas, bidan koordinator dan bidan desa 7. Masyarakat yang peduli kesehatan kader kesehatan, PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, asosiasi, paguyuban. Modul 3 Penjabaran materi modul diawali dengan pemaparan tentang pentingnya pojok ASI, ........ 85 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: 1. Memahami konsep pojok ASI dan realisasinya dengan program KINERJA-USAID 2. Memahami peran pojok ASI dalam menjaga ASI Eksklusif 3. Mampu mengembangkan pojok ASI 4. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pojok ASI. Pokok Bahasan 1. Latar Belakang Pojok ASI 2. Manfaat Pojok ASI 3. Penyediaan Pojok ASI 4. Monitoring Penerapan Pojok ASI. Metode Sesi pelatihan 1. Pemaparan materi 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Pemaparan hasil kerja kelompok Sesi Pendampingan 1. Sosialisasi materi. 2. Pembentukan kelompok kerja yang melibatkan puskesmas, dinas kesehatan dan instansilainya bersama MSF. Tujuan Pembelajaran Tujuan Umum Peserta mampu mendampingi Puskesmas, Dinas Kesehatan dan lembaga lainnya dalam pengembangan dan pelaksanaan pojok ASI sebagai dukungan terhadap hak anak dan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Tujuan Khusus Tujuan bagi peserta dalam Training of Trainers TOT: Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan. Setelah mengikuti TOT, peserta akan: 1. Mampu menjelaskan konsep Pojok ASI 2. Mampu menjelaskan peran penting pojok ASI dalam menjaga ibu memberikan ASI Eksklusif 3. Mampu mendampingi Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan lembaga lainnya dalam mengembangkan pojok ASI 4. Mampu mendampingi Dinas Kesehatan dan puskesmas dalam monitoring dan evaluasi penerapan pojok ASI. Tujuan bagi peserta dalam pelatihan instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan: Lampiran A - Uraian Substansi 86 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif 3. Mengembangkan pojok ASI. 4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pojok ASI. Alat dan bahan 1. LCD projector 2. Laptop 3. Flipchartkertas planometaplanwhiteboard 4. Alat tulis 5. Materi presentasi. Waktu Sesi pelatihan: Dua hari Hari I: Waktu Pokok Bahasan 1 x 45 menit Pembukaan Bina Suasana 1 x 45 menit Self-assessment: Deskripsi pelaksanaan pojok ASI saat ini 2 x 45 menit Penyajian materi: Pojok ASI Diskusi dan tanya jawab 3 x 45 menit Perencanaan pengadaan Pojok ASI Diskusi dan tanya jawab 1 x 45 menit Rencana tindak lanjut Penutupan Proses Fasilitasi Kegiatan Pelatihan a Pengantar 1. Fasilitator membuka sesi dengan menyampaikan peran penting pojok ASI. 2. Fasilitator menjelaskan desain kegiatan secara umum, yaitu akan diselenggarakan selama 1 hari, dengan alokasi waktu 8 x 45 menit.Pokok bahasan yang akan dibahas meliputi pentingnya pojok ASI, tujuan dan manfaat pojok ASI, serta penggunaan pojok ASI sebagai salah satu upaya untuk mewujudkanProgram KIA tentang pelaksanaan pojok ASI untuk semakin meningkatkan kemampuan peserta. 3. Fasilitator melakukan bina suasana untuk mencairkan situasi, sebelum memulai pelatihan. Kegiatan yang bisa dilakukan misalnya: perkenalan, mapping harapan peserta dan permainan yang memotivasi. b Proses pelatihan 1. Fasilitator atau nara sumber menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Gunakan media pembelajaran yang sesuai untuk memudahkan penangkapan peserta. Bahan presentasi dapat menggunakan bahan yang tersedia dalam modul ini. Gunakan metode interaktif, dengan mengutamakan peran aktif dari seluruh peserta. Minta peserta untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengan topik yang tengah dibahas. 87 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif d Sesi-sesi Hari II: 1. Sesi I: Secara acak, minta perwakilan peserta untuk mereview materi yang telah dibahas di hari I. Lakukan review dalam suasana santai dengan menggunakan teknik permainan. 2. Sesi II: Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP teknis. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi hari sebelumnya, yaitu kegiatan penting yang belum ada SOP dari Kementerian Kesehatan, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP. Temuan yang belum sesuai dengan kaidah SOP akan menjadi masukan kepada Kementerian Kesehatan RI. 3. Sesi III: Sama seperti aktivitas pada sesi II, tetapi di sesi III ini adalah untuk SOP Layanan. Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP Layanan. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi hari sebelumnya, yaitu layanan penting yang belum ada SOP, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP. 4. Sesi IV: Nara sumber menyajikan materi tentang penerapan dan pemantauan SOP. Hal yang dijelaskan adalah langkah dalam menerapkan SOP mulai dari sosialisasi sampai dengan evaluasi dan revisi SOP. Aspek penting dalam fase penerapan SOP adalah pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Sehingga dalam sesi IV ini juga 2. Beri kesempatan kepada setiap peserta untuk mengajukan pertanyaan. Tawarkan dulu komentar atas pertanyaan peserta kepada peserta yang lain, agar suasana diskusi tidak hanya berjalan 1 arah. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi proses diskusi dan mengarahkan jika ada proses diskusi yang menyimpang. c Sesi-Sesi Hari 1. Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar 2. Sesi II: Melaksanakan self-assessment untuk mengetahui pelaksanaan pojok ASI saat ini. Aspek yang penting untuk digali adalah mengenai pelaksanaan pojok ASI yang sudah ada, serta peluang dan hambatan dalam pelaksanaannya. 3. Sesi III: Narasumber menyajikan materi tentang pojok ASI. Penyajian diawali dengan penjelasan mengenai pengertian, tujuan, dan manfaat kantong persalinan.Penting juga dibahas mengenai beberapa fakta yang ditemukan terkait pelaksanaan pojok ASI selama yang belum sepenuhnya sesuai, sehingga KINERJA memandang perlu dilakukan revitalisasi. Untuk itu penjelasan mengenai langkah pembuatan dan pemanfaatan pojok ASI menjadi bagian yang sangat penting. 4. Sesi IV: Minta peserta untuk diskusi tentang pengadaan pojok ASI dan barangnya di Puskesmas masing-masing. Lampiran A - Uraian Substansi 88 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif dibicarakan tentang instrumen pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Minta peserta untuk berlatih menyusun instrumen tersebut e Penutup Setelah semua sesi berakhir, susun rencana tindak lanjut pelatihan dengan melibatkan kontribusi aktif peserta. Rencana tindak lanjut yang dimaksud berupa uraian langkah konkrit yang akan dilakukan baik oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan pojok ASI di daerah setempat. Fasilitator menutup sesi dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi dan tanya jawab, serta menekankan kembali beberapa hal yang akan dilakukan sesuai dengan rencana tidak lanjut yang telah disusun. Uraian Substansi

1. Latar Belakang Pojok ASI

Pojok ASI dan ruang laktasi bertujuan untuk meningkatkan kesempatan ibu untuk menyusui bayi dengan aman, nyaman dan privasi. Kebanyakan ibu merasa kurang nyaman kalau ingin memberikan ASI kepada bayinya di tempat umum atau di depan orang lain. Pojok ASI adalah salah satu strategi untuk menghindari situasi ini, dan untuk mendukung dan membantu ibu yang menyusui. Di samping itu, keberadaan pojok ASI di tempat umum dapat lebih meningkatkan kesadaran ibu-ibu terhadap pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi. Sejak tahun 2010-an, telah muncul banyak fasilitas ASI di seluruh Indonesia. Ada ruang ASI di berbagai tempat umum, termasuk terminal bis, mal, bandar udara, dan stasiun kereta api. Mulai juga berada di pabrik dan kantor. Pemicu pengadaan lebih banyaktempat pemberian ASI adalah Peraturan Menteri Kesehatan RI No.15 Tahun 2013, tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui DanAtau Memerah Air Susu Ibu. Menurut Peraturan ini, setiap tempat kerja dan tempat umum harus mempunyai ruang ASI, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI Eksklusif. Ruang ASI dapat memberikan kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk memberikan ASI kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja. Keberadaan Peraturan ini berarti bahwa setiap Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes, Polindes, dan Posyandu juga harus mengadakan ruang atau pojok ASI agar ibu dapat menyusui bayi dengan benar, aman dan nyaman.

2. Manfaat Pojok ASI

Pengadaan pojok ASI di dalam Puskesmas dapat sangat bermanfaat untuk ibu dan bayi. Dengan adanya pojok ASI, cakupan ASI Eksklusif akan 89 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif meningkat tidak hanya karena ada tempat untuk ibu menyusui, tapi karena para ibu dapat lihat bahwa pemerintah maupun masyarakat mendukung upaya mereka untuk menyusui bayinya. Bukan hanya ibu yang datang ke Puskesmas untuk diperiksa yang akan menggunakan pojok ASI – dari penelitian KINERJA, sering ada staf Puskesmas yang juga menyusui bayinya di pojok tersebut. Ibu yang bekerja di luar rumah juga suka menggunakan pojok ASI di Puskesmas karena dianggap lebih nyaman, sehat dan enak dari pada tempat kerja mereka, di mana masih belum ada ruang ASI. Pojok ASI dan alat tersedia dapat berfungsi sebagai media praktek untuk sosialisasi, konseling atau penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu pasca bersalin, apalagi kepada ibu yang bermasalah menyusui bayinya. Pojok ASI dan alatnya juga dapat dipakai untuk demonstrasi pada ibu yang mengikuti kelas ibu hamil.

3. Penyediaan Pojok ASI

1. Belajar dan membahas Peraturan Bupati Walikota danatau Peraturan Daerah terhadap ASI Eksklusif, kalau ada. Jika tidak ada, bahas PP ASI dan Peraturan Menteri kesehatan. 2. Memutuskan apakah Puskesmas, Dinas kesehatan dan tempat lain mempunyai ruangan kosong untuk mengadakan pojok ASI. Kalau ada, ruangan tersebut dapat digunakan sebagai ruang ASI; kalau tidak ada, tempat lain harus ditemukan di dalam ruangan lain, seperti ruangan gizi di puskesmas. 3. Memutuskan barang apa yang dibutuhkan. Misalnya, tempat duduk, tempat tidur, wastafel, kulkas, botol penyimpan ASI, dispenser air panas, kipas angin, alat memerah ASI seperti pompa, alat sterilisasi botol ASI, tisu, dan air minum. 4. Memutuskan dana untuk mengadakan barang pojok ASI akan diambil dari sumber mana – dana APBD, DAK, BOK, atau sumber lain? 5. Mengadakan barang yang dibutuhkan dan meyiapkan ruang atau pojok ASI dengan baik. 6. Memutuskan siapa yang bertanggung jawab untuk pojok ASI dan apa tugasnya. Misalnya, untuk tambah stok tisu dan air minum secara rutin, dan untuk pastikan tidak ada barang yang rusak. 7. Melatih semua staf Puskesmas apalagi petugas loket untuk selalu memberitahu ibu yang membawa bayinya ke Puskesmas bahwa sudah ada pojok ASI yang dapat ibu gunakan kalau dia ingin menyusui. 8. Mengadakan poster atau spanduk di ruang umum seperti ruang tunggu atau di dekat loket yang menginformasikan ibu menyusui bahwa ada pojok ASI yang dapat digunakan kalau ada ibu yang ingin menyusui bayinya. 9. Memberi petunjuk yang jelas letak pojok ASI. 10. Mengisi berbagai informasi dalam pojok ASI sebagai informasi bagi ibu yang sedang menyusui. Lampiran A - Uraian Substansi 90 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif Panduan Pelaksanaan

1. Identiikasi potensi masalah

Pada fase ini perlu dilakukan identiikasi potensi masalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.

2. Analisis masalah mengacu kepada hasil identiikasi potensi masalah

Dari jawaban tidak pada tabel di atas, maka dicari akar masalahnya dengan pertanyaan mengapa.

3. Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah dilakukan berdasarkan temuan akar masalah. • Alternatif pemecahan masalah yang diselesaikan dapat diterima oleh masyarakat dan Puskesmas • Alternatif pemecahan masalah yang memiliki dampak lebih efektif dan eisien dalam penggunaan kantong persalinan • Beberapa alternatif pemecahan yang ada, dibahas untuk memperoleh upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah dengan No Potensi masalah Ya Tidak 1 Apakah ada ruang yang cukup besar untuk mengadakan pojok ASI? 2 Apakah ada tempat di dalam ruangan lain yang dapat dijadikan pojok ASI? 3 Apakah ada cukup dana dari APDB, BOK, DAK, atau sumber lain untuk mengadakan pojok ASI? 4 Apakah semua staf memahami pentingnya ASI Eksklusif? 5 Apakah semua staf memahami pentingnya pojok ASI? 6 Apakah ada petugas yang mampu bertanggung jawab untuk pojok ASI dan keberlanjutannya? 7 ….. 8 .... 9 .... 10 ... melibatkan sumber daya yang ada baik lintas programlintas sektor dan masyarakatmulti aktor.

4. Penyusunan rencana kerja POA - Plan of Action

• Tentukan prioritas pemecahan masalah dalam pojok ASI. • Susun rencana kerja sesuai dengan alternative pemecahan masalah. • Menggali sumber dana yang diperlukan 91 www.kinerja.or.id Tata Kelola Inisiasi Menyusu Dini dan ASI Eksklusif • Memulai pengadaan pojok ASI • Dalam penyusunan rencana penggunaan pojok ASI harus melibatkan seluruh staf di KIA dan bidan desa.

5. Sosialisasi Pojok ASI kepada staf Puskesmas dan masyarakat

• Sosialisasi kepada staf Puskesmas bertujuan untuk menyamakan persepsi terkait pengadaan dan penggunaan pojok ASI di Puskesmas. Semuastaf harus menjadi sadar terhadap pojok ASI, dan harus siap untuk mengajak ibu menyusui untuk menggunakan tempat tersebut. • Sosialisasi ke masyarakat, apalagi para ibu hamil dan ibu pasca bersalin. Ini dapat dilakukan melalui kegiatan sosialisi dan promosi seperti kelas ibu hamil, dan juga melalui poster atau spanduk di ruang umum seperti ruang tunggu atau di dekat loket yang menginformasikan ibu menyusui bahwa ada pojok ASI yang dapat digunakan kalau ada ibu yang ingin menyusui bayinya.

6. Penggunaan dan Pengawasan Pojok ASI

• Ada petugas yang bertanggung jawab untuk pojok ASI. Petugas ini harus memastikan barang, alat, dan stok yang dibutuhkan oleh ibu menyusui selalu ada di dalam pojok ASI dan tidak rusak. • Petugas loket selalu menginformasikan ibu menyusui terhadap keberadaan pojok ASI. • Petugas bertanggung jawab untuk pojok ASI mencatat jumlah ibu yang menggunakan pojok ASI tiap minggu, dan merespon kepada saran dan pengaduan dari pengguna.

7. Tahap Monitoring Evalusi Pojok ASI

• Tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pojok ASI dan menilai apakah kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat, yang hasilnya merupakan input untuk langkah perbaikan dan perencanaan periode berikutnya. • Proses pemantauan dilaksanakan dan dilaporkan secara periodik triwulanan kepada Dinas Kesehatan dan masyarakat. • Dalam proses monitoring dengan melibatkan masyarakat. • Dalam evaluasi, perlu diperhatikan: ○ Apakah pojok ASI sudah digunakan sesuai rencana? ○ Bagaimana keterlibatan masyarakat? ○ Apakah ada kendala dan tantangan dalam pelaksanaan pojok ASI? ○ Bagaimana mencari jalan keluar dari kendala yang dihadapi? ○ Apakah ada kegiatan diluar rencana? Contoh Praktek Baik

1. Puskesmas Batua di Kota Makassar, Sulawesi Selatan

Pada bulan Desember 2012, Walikota Makassar menandatangani Peraturan Walikota Perwali no.48