22
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
Analisis dan pembahasan oleh manajemen yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan laporan keuangan auditan Perseroan pada dan untuk tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2014,
2013 dan 2012. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 telah diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik “KAP” Purwantono, Suherman Surja, akuntan publik independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
A. UMUM
Perseroan didirikan dengan nama PT Indonesia Lease Corporation berdasarkan Akta Pendirian No. 41 tanggal 20 September 1972, dibuat di hadapan Frederik Alexander Tumbuan, S.H., Notaris
di Jakarta, yang telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.Y.A. 524425 tanggal 20 Nopember 1972 dan telah didaftarkan di Kantor
Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No.3116 tanggal 24 Nopember 1972, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.7 tanggal 23 Januari 1973, Tambahan No.56.
Perseroan mendapat Izin Usaha Perseroan Pembiayaan “PT Niaga Leasing” berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 187KMK.062001 tanggal 15 April 2001. Dengan
berlakunya keputusan Menteri Keuangan Tersebut, maka keputusan Menteri Keuangan Nomor Kep- 86DJMIII5.51975 tentang Pemberian Izin Usaha Lembaga Pembiayaan kepada “PT Indonesia
Lease Corporation” sebagaimana diperpanjang terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 053.KM.131898 dinyatakan tidak berlaku.
Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen dimana Perseroan mempunyai 48 kantor cabang yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Faktor perkembangan industri otomotif dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada daya beli, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga mengingat sebagian besar penjualan kendaraan
bermotor nasional dilakukan secara kredit. Industri otomotif di Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari industri pembiayaan kendaraan bermotor itu sendiri. Perkembangan industri
otomotif tentu akan berdampak secara langsung pada kondisi keuangan industri pembiayaan kendaraan bermotor, pada saat industri otomotif mengalami pertumbuhan maka akan berdampak
positif pada industri pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor dan berlaku sebaliknya. Dalam menghadapi hal tersebut, Perseroan menerapkan langkah-langkah seperti mempererat hubungan
dengan dealer dan menerapkan manajemen risiko mengikuti kondisi dari perkembangan industri otomotif.
Faktor pemasaran memegang peranan penting dalam industri pembiayaan dimana masing-masing Perseroan pembiayaan berupaya memperluas basis konsumen, meningkatkan pangsa pasar dan
menghadapi persaingan di masa mendatang, sehingga Perseroan selalu berusaha menciptakan aktivitas pemasaran yang dapat menarik konsumen, seperti melakukan promosi ke konsumen, dealer
dan penambahan jaringan usaha. Intensitas persaingan di dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor cukup tinggi, terutama dari
Perseroan pembiayaan yang memiliki afiliasi dengan ATPM dan yang memiliki afiliasi dengan Bank. Untuk menghadapi persaingan, Perseroan dengan konsisten menerapkan strategi dealer relationship
dan operational excellence untuk mendapatkan yang lebih efektif, biaya yang efisien dan sumber daya yang produktif sehingga dapat memberikan nilai terbaik bagi konsumen.
Sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian seperti nilai tukar dan tingkat suku bunga maka Perseroan menerapkan kebijakan tingkat bunga secara konsisten dengan menyesuaikan
tingkat bunga terhadap tingkat bunga pinjaman dan beban dana. Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perseroan saat ini, maka diharapkan dampak dari tingkat suku bunga adalah minimal.
Sedangkan langkah-langkah Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya adalah fokus kepada portofolio dengan tingkat pengembalian yang tinggi, menerapkan Manajemen Risiko,
komitmen untuk produktivitas dan efisiensi, menjaga hubungan yang kuat dan erat, perluasan
23 jaringan usaha, pengembangan teknologi informasi dan sumber daya manusia.
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan PSAK No. 50 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 Revisi 2006, ”Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”. Per tanggal 1 Januari 2008, Perseroan melakukan perubahan metode amortisasi untuk beban tangguhan dari metode garis lurus menjadi metode suku bunga efektif.
Perubahan ini dilakukan untuk pembiayaan baru yang diperoleh Perseroan sejak tanggal 1 Januari 2008 dan diterapkan secara prospektif, oleh karena manajemen Perseroan berpendapat bahwa
penyesuaian terhadap saldo laba awal periode dengan metode suku bunga efektif tidak dapat ditentukan secara akurat dan tidak praktis karena keadaan dari sistem akuntansinya. Oleh
karenanya, beban tangguhan yang berasal dari pembiayaan yang diperoleh sebelum tanggal 1 Januari 2008 tetap diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen, Perseroan senantiasa mengembangkan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi konsumen Perseroan dalam mengakses pembiayaan
dan melakukan proses pembayaran secara online melalui payment point. Selain itu, Perseroan juga memantau tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan Customer Satisfaction Index yang
dilakukan oleh pihak ketiga. Pada saat ini, Perseroan masih menggunakan metode pembiayaan yang sesuai dengan kondisi
pasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jika terjadi perubahan dalam metode pembiayaan, Perseroan akan melakukan penyesuaian atas perjanjian pembiayaan sehingga
Perseroan memastikan kepatuhan terhadap peraturan serta kebutuhan bisnis Perseroan. Strategi pemasaran yang dilakukan oleh Perseroan saat ini adalah mengembangkan pembiayaan sesuai
dengan Peraturan OJK No. 29POJK.052014, dimana Perseroan akan lebih fokus dalam mengembangkan pembiayaan multiguna.
Perseroan dihadapkan pada risiko tingkat bunga, dimana risiko tingkat bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan
dalam tingkat bunga pasar. Risiko yang dihadapi Perseroan sehubungan dengan perubahan tingkat bunga pasar. Perseroan mengelola risiko tingkat bunga dengan melakukan kontrak pertukaran mata
uang dan suku bunga dan diversifikasi sumber dana dengan mendapatkan pinjaman tingkat bunga tetap untuk meminimalkan mismatch dengan pembayaran.
Pada tahun 2014, Perseroan melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pembiayaan kendaraan motor roda empat bekas. Dalam melakukan diversifikasi usaha, Perseroan berusaha
meningkatkan segmen pasar dan memperluas jaringan konsumen dengan mempertimbangkan kebutuhan dari para konsumen Perseroan. Perseroan
Selain itu, faktor pengembangan produk baru juga memiliki peranan yang penting di dalam industri pembiayaan. Pengembangan produk baru seperti jenis pembiayaan baru dilakukan oleh Perseroan-
Perseroan pembiayaan untuk memperluas basis konsumen, mempertahankan pangsa pasar dan menghadapi persaingan di masa mendatang.Perseroan senantiasa berusaha untuk mengetahui
kebutuhan konsumennya dan mengembangkan produk-produk baru untuk menanggapi kebutuhan tersebut yang diharapkan dapat berdampak langsung pada hasil usaha Salah satu upaya untuk
mengetahui kebutuhan konsumen, Perseroan. menggunakan Customer Satisfaction Index yang dilakukan oleh pihak ketiga.
B. ANALISIS KINERJA KEUANGAN Laporan Laba Rugi Komprehensif